• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.4. Kerangka Konsep

Dalam penelitian ini akan dijelaskan dengan menggunakan beberapa konsep teori. Suatu teori pada hakikatnya merupakan hubungan antara dua fakta atau lebih, atau pengaturan fakta menurut cara – cara tertentu. Konsep teori yang akan diuraikan pada penelitian ini adalah teori koordinasi pemerintahan, teori prinsip transparansi, serta faktor – faktor yang

A. Fahrul Islam : Analisis Tentang Tugas Dan Fungsi Bappeda Dan Statistik Kabupaten Bone (Studi Tentang Pelaksanaan Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah), 2012 Prog. Kerjasama Ilmu Pemerintahan, FISIP UNHAS

mempengaruhi pelaksanaan tugas dan fungsi koordinasi Bappeda dan Statistik Kabupaten Bone.

Koordinasi merupakan suatu usaha penyesuaian bagian-bagian yang berbeda, agar kegiatan daripada bagian-bagian itu selesai pada waktunya, sehingga masing-masing dapat memberikan sumbangan usahanya secara maksimal, agar memperoleh hasil secara keseluruhan. Koordinasi terhadap sejumlah bagian-bagian yang besar pada setiap usaha yang luas dari pada organisasi demikian pentingnya sehingga beberapa kalangan menempatkannya di dalam pusat analisis. Koordinasi yang efektif adalah suatu keharusan untuk mencapai administrasi/manajemen yang baik dan merupakan tanggungjawab yang langsung dari pimpinan. Koordinasi dan kepemimpinan tidak bisa dipisahkan satu sama lain oleh karena itu satu sama lain saling mempengaruhi. Kepemimpinan yang efektif akan menjamin koordinasi yang baik sebab pemimpin berperan sebagai koordinator.

Dengan memandang koordinasi melalui proses manajemen, adapun yang menjadi indikatornya, yaitu :

1. Informasi, komunikasi, dan teknologi informasi 2. Kesadaran pentingnya koordinasi

3. Kompetensi partisipan 4. Kesepakatan dan komitmen

A. Fahrul Islam : Analisis Tentang Tugas Dan Fungsi Bappeda Dan Statistik Kabupaten Bone (Studi Tentang Pelaksanaan Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah), 2012 Prog. Kerjasama Ilmu Pemerintahan, FISIP UNHAS

6. Insentif koordinasi

7. Feedback sebagai masukan – balik ke dalam proses koordinasi selanjutnya.

Koordinasi merupakan sebuah proses yang meliputi beberapa langkah. Sebagai proses, input koordinasi adalah saling memberi informasi tentang hal tertentu melalui pola komunikasi. Sumber informasi (sender) menyampaikan berita tertentu kepada masyarakat umum atau unit kerja lainnya (receiver). Unit kerja yang berkepentingan, bisa langsung menyesuaikan diri dengan informasi itu, atau memberikan feedback kepada sender atau masyarakat.

Koordinasi yang hanya sekedar koordinasi antar unit kerja pemerintah adalah merupakan koordinasi birokrasi. Koordinasi seperti ini berbeda jauh dengan koordinasi pemerintahan. Di kalangan organisasi privat terdapat koordinasi eksternal (antarkorporat) di samping koordinasi internal (antar kegiatan atau unit kerja di dalam sebuah korporat atau group). Di kalangan pemerintahan terdapat juga hal seperti itu, yaitu koordinasi eksternal (antarnegara atau interstatal) dan koordinasi internal antar pemerintah dengan yang diperintah.

Dalam proses perencanaan pembangunan daerah, koordinasi diperlukan oleh badan perencana dengan instansi – instansi pemerintahan,

A. Fahrul Islam : Analisis Tentang Tugas Dan Fungsi Bappeda Dan Statistik Kabupaten Bone (Studi Tentang Pelaksanaan Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah), 2012 Prog. Kerjasama Ilmu Pemerintahan, FISIP UNHAS

masyarakat, dan LSM dengan mengacu kepada prinsip keterbukaan atau transparansi.

Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan proses pembuatan dan pelaksanaannya serta hasil-hasil yang dicapai. Transparansi merujuk pada ketersediaan informasi pada masyarakat umum dan kejelasan (clarity) tentang peraturan, undang-undang, dan keputusan pemerintah.

Adapun yang menjadi indikatornya :

a. akses pada informasi yang akurat dan tepat waktu (accurate & timely). Data tersebut harus bebas didapat dan siap tersedia (freely & readily available)

b. aturan dan prosedur yang “simple, straightforward and easy to apply” untuk mengurangi perbedaan dalam interpretasi.

Pemerintahan yang transparan, maka akan memudahkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam memberikan masukan terhadap pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan.

Tugas perencanaan pembangunan dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh kemampuan perencanaan dari pemerintah setempat. Menurut pendapat Warcik (1997) yang dikutip oleh Syukur Abdullah beberapa indikator yang digunakan dalam pelaksanaan penilaian kerja aparat

A. Fahrul Islam : Analisis Tentang Tugas Dan Fungsi Bappeda Dan Statistik Kabupaten Bone (Studi Tentang Pelaksanaan Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah), 2012 Prog. Kerjasama Ilmu Pemerintahan, FISIP UNHAS

perencana di daerah dan juga sebagai faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas dan fungsi BAPPEDA, yaitu :

1. kemampuan staf perencana berupa sejauh mana pendidikan dan latihan yang diperoleh menyangkut teknik – teknik perencanaan, pengumpulan data dan metode analisis yang dibutuhkan dalam perencanaan.

2. Kemampuan untuk memelihara dan menumbuhkan motivasi dari staf perencana af dalam secara efektif dan kemampuan untuk menjalin hubungan yang efektif dengan unit – unit organisasi lain yang mempunyai kaitan dengan kegiatan perencanaan.

3. Tersedianya sarana dan pengolahan data elektronis dan kemampuan staf dalam mengoperasikan peralatan tersebut.

4. Mutu informasi yang dibutuhkan bahwa keahlian penelitian tidak dapat bermanfaat secara efektif bila bahan baku perencanaan yaitu data dan informasi tidak tersedia dan tidak mudah diperoleh.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi koordinasi Bappeda dan Statistik Kabupaten Bone ada dua faktor yang sangat berpengaruh dalam proses perencanaan pembangunan daerah, yaitu :

a. Faktor Pendukung

Faktor pendukung merupakan segala faktor yang ada di dalamnya turut membantu proses koordinasi perencanaan pembangunan daerah dengan instansi – instansi pemerintahan, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya. Adapun yang menjadi faktor pendukung pelaksanaan fungsi koordinasi, yaitu:

1. Tingkat pendidikan aparat perencana 2. Kepemimpinan Kepala Bappeda 3. Kebijakan peraturan daerah

A. Fahrul Islam : Analisis Tentang Tugas Dan Fungsi Bappeda Dan Statistik Kabupaten Bone (Studi Tentang Pelaksanaan Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah), 2012 Prog. Kerjasama Ilmu Pemerintahan, FISIP UNHAS

b. Faktor Penghambat

Faktor penghambat merupakan segala faktor yang ada di dalamnya turut menghambat proses perencanaan pembangunan daerah dengan instansi – instansi pemerintahan, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan sebagainya. Adapun yang menjadi faktor penghambat pelaksanaan fungsi koordinasi, yaitu :

1. Kurangnya pemahaman antar SKPD

2. Rendahnya keterampilan dan pengalaman aparat 3. Sarana dan Prasarana

Uraian tersebut di atas, merupakan kerangka konseptual yang menjadi landasan teori yang akan digunakan dalam penelitian ini. Kerangka tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

A. Fahrul Islam : Analisis Tentang Tugas Dan Fungsi Bappeda Dan Statistik Kabupaten Bone (Studi Tentang Pelaksanaan Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah), 2012 Prog. Kerjasama Ilmu Pemerintahan, FISIP UNHAS

KERANGKA KONSEPTUAL

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual BAPPEDA

Kabupaten Bone

Fungsi Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Bone :

1. Pelaksanaan rapat koordinasi 2. Pemberian informasi dan laporan 3. Kesepakatan dan komitmen

4. Hubungan kerja Bappeda dengan dinas :

a. Dinas Pendidikan

b. Dinas Pariwisata & Kebudayaan c. Dinas Pendapatan Daerah d. Dinas PU dan SDA

Prinsip Transparansi

Prinsip Transparansi :

a. Keterbukaan memberikan informasi perencanaan, baik rencana

pembangunan daerah, rencana kerja daerah, maupun anggaran.

b. Adanya penyebaran informasi dalam kegiatan pembanguan daerah.

Faktor – Faktor Yang Berpengaruh : a. Faktor pendukung:

1 Tingkat pendidikan aparat perencana 2 Kepemimpinan Kepala Bappeda 3 Kebijakan peraturan daerah

b. Faktor penghambat :

1. Kurangnya pemahaman SKPD

2. Rendahnya keterampilan teknologi dan informasi 3. Sarana dan Prasarana

A. Fahrul Islam : Analisis Tentang Tugas Dan Fungsi Bappeda Dan Statistik Kabupaten Bone (Studi Tentang Pelaksanaan Koordinasi Perencanaan Pembangunan Daerah), 2012 Prog. Kerjasama Ilmu Pemerintahan, FISIP UNHAS

Dokumen terkait