• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dibangun untuk menunjukkan hubungan pengaruh antara masing-masing variabel dalam suatu penelitian. Adapun kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan dibawah ini :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1 Kerangka Konsep (Sebelum Uji Faktor)

Penelitian ini dilakukan terhadap harga saham karena harga saham menjadi salah satu kebutuhan yang sangat mendasar dalam kebutuhan pengambilan keputusan untuk berinvestasi. Informasi tersebut dapat mengurangi

Current Ratio (CR)X1

Return on Equity (ROE) X2 Dividen Payout Ratio (DPR)X3

Harga Saham(Y) Earning Per Share (EPS) X4

Debt to Equity Ratio (DER) X5 Net profit Margin (NPM) X6

Ukuran Perusahaan X8 Pertumbuhan Penjualan X7

ketidakpastian dan resiko yang mungkin terjadi, sehingga keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh para investor.

Pada kerangka konsep ini akan dijelaskan mengenai pengaruh antara variabel independen terhadap dependen dengan uraian sebagai berikut :

a. Pengaruh Current Ratio terhadap Harga Saham

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial yang segera harus dipenuhi. Sementara itu keuntungan yang besar belum menunjukkan untuk membayar, karena tidak menunjukkan jumlah yang benar- benar tersedia dalam jangka pendek. Current ratio yang tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka pendek dalam arti setiap saat perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban financial jangka pendeknya. Akan tetapi current ratio yang tinggi akan berpengaruh negatif terhadap kemampuan memperoleh laba (rentabilitas), karena sebagian modal kerja tidak berputar atau mengalami pengangguran. Semakin besar current ratio yang dimiliki perusahaan dapat meningkatkan harga saham karena menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama modal kerja.

b. Pengaruh Return on Equity Ratio (ROE) terhadapHarga Saham

Return on Equity merupakan rasio yang dikenal dengan rentabilitas modal sendiri, yaitu rasio pajak antara laba bersih pajak terhadap modal sendiri yang berasal dari setoran pemilik, laba ditahan dan cadangan lain yang dikumpulkan

perusahaan. Semakin tinggi Return on Equity maka akan meningkatkan harga saham, sebaliknya jika Return on Equity rendah akan menurunkan harga saham.

c. Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap harga saham

Dividend Payout Ratio adalah rasio yang berkaitan dengan jumlah dividen yang dibagikan terhadap laba setelah pajak perusahaan yang menghasilkan presentase pembayaran laba kepada pemegang Return on Assets. Jika semakin banyak dividen yang dibayarkan maka akan mengakibatkan Dividend Payout Ratio akan meningkat, dengan meningkatnya dividen maka akan meningkatnya harga saham perusahaan.

d. Pengaruh Earning Per Share (EPS)terhadapHarga Saham

Earning Per Share merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Para calon pemegang saham tertarik dengan EPS yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan. Earning Per Share yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada pemegang saham. Sedangkan Earning Per Share yang rendah menunjukkan perusahaan gagal memberikan keuntungan yang diharapkan oleh pemegang saham. Dengan demikian Earning Per Share yang tinggi akan diminati oleh investor, sehingga harga saham akan meningkat.

e. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadapHarga Saham

Rasio debt to equity ratio (DER) digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini diukur dengan cara membandingkan antara debts terhadap total equity. Semakin tinggi DER menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan semakin berat. Tentunya hal ini akan mengurangi hak pemegang saham (dalam bentuk dividen), hal ini menyebabkan berkurangnya minat investor terhadap saham perusahaan karena tingkat pengembaliannya semakin kecil. Apabila DER suatu perusahaan semakin tinggi, para investor akan menghindari saham perusahaan tersebut, akibatnya permintaan akan saham tersebut menjadi turun dan mengakibatkan harga saham turun.

f. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadapHarga Saham

Net Profit Margin (NPM) menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Semakin besar NPM, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba. Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko dan dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Net Profit Margin (NPM) perusahaan yang meningkat akan menyebabkan harga saham meningkat pula.

g. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadapHarga Saham

Pertumbuhan penjualan yaitu selisih antara nilai penjualan akhir dan nilai penjualan awal dibagi dengan nilai penjualan awal, pertumbuhan penjualan merupakan komponen untuk menilai prospek perusahaan pada masa yang akan datang dan dalam manajemen keuangan diukur berdasarkan perubahan total penjualan perusahaan. Pertumbuhan penjulaan yang tinggi akan meningkatkan harga saham, karena pertumbuhan penjulaan yang tinggi berarti mencerminkan pendapatan dalam suatu peusahaan meningkat. Sebaliknya jika pertumbuhan penjualan rendah dapat mencerminkan pendapatan dalam suatu perusahaan menurun.

h. Pengaruh UkuranPerusahaan TerhadapHarga Saham

Perusahaan besar akan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya dan dapat mengakses ke pasar modal dengan lebih mudah jika dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan yang dapat dengan mudah mengakses ke pasar modal maka perusahaan tersebut akan mampu mendapatkan dana dalam waktu yang relatif cepat. Oleh karena itu, besar kecilnya suatu perusahaan dapat mempengaruhi harga saham sebuah perusahaan. Makin besar ukuran perusahaan maka harga saham perusahaan semakin tinggi, sebaliknya jika ukuran perusahaan kecil maka harga saham semakin rendah.

Namun, dalam penelitian ini dilakukan uji faktor dimana uji faktor ini menggunakan KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) yang bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang telah terambil berpengaruh terhadap variabel dependen yang cukup untuk difaktorkan. Jika hasil diatas 0.500 berarti

sudah memenuhi syarat. Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis faktor dapat diteruskan.

Kerangka konsep yang memperlihatkan pengaruh dalam penelitian ini setelah dilakukan uji faktor dapat dilihat dalam skema di bawah ini:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.2 Kerangka Konsep (Sesudah Uji Faktor)

Setelah dilakukan uji faktor adapun variabel yang berpengaruh terhadap harga saham adalah current ratio, return on equity, debt to equity ratio, net profit margin dengan dividend per share sebagai variabel moderating. Kerangka konsep ini akan dijelaskan mengenai hubungan antara variabel moderating terhadap variabel dependen dengan uraian sebagai berikut:

Pengaruh DPSSebagai Variabel Moderating TerhadapHarga Saham

Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban mempengaruhi jumlah dividen yang akan dibayarkan. Apabila perusahaan mencari dana dari modal sendiri maka kemungkinan investor baru akan masuk dan

Current Ratio (CR)X1

Return on Equity (ROE) X2

Harga Saham(Y) Debt to Equity Ratio (DER) X3

Net profit Margin (NPM) X4

mengurangi kekuasaan pemilik lama dalam mengendalikan perusahaan. Karena dividen yang stabil dapat memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Semakin besar DPS diharapkan harga saham semakin meningkat. DPS dapat memperlemah maupun memperkuat hubungan antar variabel independen sebagai variabel moderating.

Dokumen terkait