• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Kerangka Teori dan Konsep 1 Kerangka Teor

2. Kerangka Konsep

Selanjutnya, untuk menghindari kesalahan dalam memaknai konsep-konsep yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka berikut akan diberikan definisi operasional dari konsep-konsep yang dipergunakan :

1. Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen;34

2. Hak-hak dasar yang dimiliki konsumen dan wajib dihormati oleh pelaku usaha, yang terdiri dari35

34

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. :

a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;

b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;

c. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;

d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;

e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa, perlindungan konsumen secara patut;

f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;

g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;

i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

35

3. Kepastian Hukum adalah perlindungan justiciable dari tindakan sewenang- wenang, yang berarti seseorang akan dapat mendapatkan sesuatu yang diharapkan dalam keadaan tertentu;36

4. Perbuatan Melawan Hukum adalah perbuatan yang bertentangan dengan hukum. Hukum bukan saja berupa ketentuan-ketentuan undang-undang, tetapi juga aturan-aturan hukum tidak tertulis, yang harus ditaati dalam hidup bermasyarakat. Kerugian yang ditimbulkan harus disebabkan karena perbuatan yang melawan hukum, antara lain : kerugian-kerugian dan perbuatan harus ada hubungan langsung; kerugian disebabkan karena kesalahan pembuat. Kesalahan adalah apabila pada pelaku ada kesengajaan atau kealpaan (kelalaian); 37

5. Industri Elektronik Rumah Tangga adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang yang menghasilkan, atau mendistribusikan atau memasarkan atau menjual peralatan elektronik kebutuhan rumah tangga yang dihasilkan dari pelaku usaha dalam maupun luar negeri;38

6. Peralatan Elektronik Rumah Tangga adalah alat elektronik untuk kebutuhan rumah tangga yang digunakan sehari-hari, seperti : Setrika Listrik, Televisi, Radio, Komputer, Laptop, Kipas Angin, dan lain sebagainya. Peralatan 36

Marwan Effendy, Op.cit., hal. 33. 37

Perbuatan Melawan Hukum (onrechtmatige daad) diatur dalam Pasal 1365 KUH.Perdata. Menyatakan bahwa : “Tiap perbuatan melanggar hukum yang menimbulkan kerugian pada orang lain, mewajibkan pembuat yang bersalah untuk mengganti kerugian”.

38

Pasal 1 angka 2, Undang-Undang No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, menyatakan bahwa : “Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri”.

elektronik rumah tangga yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Kipas Angin merk “SiJempol”;

7. Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional;39

8. Sertifikat Produk Pengguna Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT-SNI) adalah dokumen yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LS-Pro) kepada pelaku usaha yang mampu memproduksi suatu produk sesuai dengan persyaratan SNI;40

9. Pedoman Standar Nasional (PSN) adalah ketentuan cara penulisan SNI yang disertai contoh penulisan dan lampiran dimaksudkan untuk menjamin bahwa SNI yang disusun memenuhi struktur dan format tampilan yang seragam dan konsisten;41

10.Badan Standardisasi Nasional (BSN) adalah suatu Lembaga Pemerintah Non- Departemen (LPND) dengan tugas pokok mengembangkan dan membina kegiatan standardisasi di Indonesia. Badan ini menggantikan fungsi dari Dewan Standardisasi Nasional (DSN);42

39

Pasal 1 angka 3 Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional. 40

Pasal 1 angka 11 Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional, menyatakan bahwa : “Sertifikat adalah jaminan tertulis yang diberikan oleh lembaga/laboratorium yang telah diakreditasi untuk menyatakan bahwa barang, jasa, proses, sistem atau personel telah memenuhi standar yang dipersyaratkan.

41

Badan Standardisasi Nasional, Pedoman Standar Nasional 08:2007, (Jakarta : Badan Standardisasi Nasional, 2007), hal. 1.

42

Keputusan Presiden No. 166 Tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non-Departemen. Dalam melaksanakan tugasnya BSN berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional. Badan ini menetapkan SNI yang digunakan sebagai standar teknis di Indonesia.

11.Penyidik Pegawai Negeri Sipil – Perlindungan Konsumen (PPNS-PK) adalah penyidik pegawai negeri sipil yang diberikan kewenangan oleh Undang- Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen untuk melakukan penyidikan;43

12.PT. Neo National adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia berdasarkan Anggaran Dasar PT. Neo National No. 39 tanggal 31 Oktober 2005 yang dibuat dihadapan Binsar Simanjuntak, Sarjana Hukum, Notaris di Medan, dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia No. C-31652 HT.01.01.TH.2005 tertanggal 29 November 2005 tentang Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas, sebagaimana telah diubah dengan Anggaran Dasar Perubahan PT. Neo National No. 68 tanggal 16 September 2008 yang dibuat dihadapan Lie Na Rimbawan, Sarjana Hukum, Notaris di Meda, dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia No. AHU-10092.AH.01.02.Tahun 2009 tertanggal 31 Maret 2009 tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan;

13.Kipas Angin merk “SiJempol” adalah salah satu produk hasil produksi PT. Neo National yang sudah didaftarkan ke Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia RI Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual berdasarkan Surat Permohonan Pendaftaran Merek tertanggal 22 September 2010 dengan Nomor Agenda D00 3010 033959;

43

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.