BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kerangka Konsep
- Behaviour Dukungan keluarga Kecemasan menghadapi persalinan
B. Hipotesa Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan kerangka konsep penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian sebagai berikut:
1.Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan menghadapi
persalinan di Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun 2010.
2. Ada hubungan antara dukungan keluarga dan tingkat kecemasan ibu primipara
C. Definisi Operasional. Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional
Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Penguk uran Kecemasan Perasaaan terancam dan stressfull, yang dimanifestasikan pada perubahan pola tidur, makan dan tanda-tanda vital. Wawancara dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur respon kecemasan. Kuesioner A 1 0 = Tidak cemas ( 20 - 40) 1 = Cemas ringan ( 41- 60) 2 = Cemas Sedang (61-80) 3 = Cemas Berat (81- 100) Ordinal Dukungan keluarga Dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga terdekat yang Wawancara dengan menggunakan kuesioner Kuesioner A 2 0 = dukungan baik (37- 48) ordinal
berupa dukungan emosional, penghargaan, instrumental informative dan network support mempunyai peranan sebagai contoh/model, penguatan tingkah laku, dorongan semangat, dan pengaruh orang berarti. 1 = cukup dukungan ( 25-36) 2 = kurang dukungan (12-24)
Interpersonal Hubungan interaksi dengan lingkungan yang dipengaruhi konsep diri, kematangan kepibadian, serta trauma kehilangan. Wawancara dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner A 3 0= baik (37-48) 1= cukup (25- 36) 2= kurang (12-24) Ordinal
Behaviour Perilaku yang
dibentuk sejak dini dipengaruhi trauma kegagalan, pembelajaran kejadian, dan konflik. Wawancara dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner A 4 0= baik (37-48) 1= cukup (25-36) 2= kurang (12-24) Ordinal
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Peneliti menggunakan rancangan penelitian metode cross sectional (potong lintang), karena pada penelitian ini variabel independen, dependen serta confounding akan diamati pada waktu (periode) yang sama. Rancangan penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan dan hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan setelah dikontrol dengan interpersonal dan behaviour. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah ibu primiara trimester III dan melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Pamulang. Jumlah populasi dalam penelitian ini 52 orang (berdasarkan data ibu primipara trimester II bulan Maret).
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2008:91). Sampel dari penelitian ini diambil dari populasi ibu primipara trimester III yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Poliklinik Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Pamulang. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:
a. Ibu Hamil trimester III
b. Ibu yang melakukan ANC di Puskesmas Pamulang (namanya tercantum di KIA bulan Maret).
c. Ibu yang akan melahirkan anak pertama.
Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus uji hipotesis beda dua proporsi, tetapi peneliti menggunakan Total Sampling yaitu menggunakan populasi sebagai sampel, karena jumlah populasi yang kecil.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2008:72). Pada penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah Total Sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan seluruh jumlah populasi digunakan sebagai sampel, sebanyak 52 orang.
C. Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini dilakukan di Poliklinik Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Pamulang bulan Juni-Juli 2010.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh seorang mahasiswa Ilmu Keperawatan. Pengumpulan data dilakukan dengan dua, yang pertama peneliti mendatangi rumah responden berdasar alamat yang tertera dan cara kedua mlakukan di Puskesmas Pamulang yaitu saat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan.
Sebelumnya peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu, kemudian peneliti memberitahu maksud dan tujuan pengumpulan data, serta memberi informed consent
untuk meminta persetujuan klien dijadikan responden penelitian.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah memberikan kuesioner dengan beberapa pilihan jawaban, yang harus dijawab oleh responden dengan lengkap dan jujur sesuai dengan yang dialami oleh responden. Selama pengisian kuesioner, responden didampingi oleh peneliti, sehingga bila ada butir pernyataan yang tidak jelas dapat ditanyakan langsung pada peneliti.
Sebelum kuesioner dikumpulkan, peneliti memeriksa kembali jawaban untuk setiap pernyataan agar tidak ada yang ketinggalan dan sesuai dengan petunjuk pengisian. Pengumpulan data pada penelitian ini untuk tingkat kecemasan menggunakan kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS). Selain ZSAS, peneliti juga menggunakan instrumen dukungan keluarga, interpersonal dan behaviour. Untuk mengetahui dukungan keluarga, interpersonal dan behaviour yang dimiliki oleh ibu primipara.
E. Instrumen Penelitian
Peneliti menggunakan 4 instrumen dalam penelitian ini, yakni :
1. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS) dengan menggunakan kuesioner yang berisi daftar pernyataan untuk mengukur tingkat kecemasan pada ibu primipara menghadapi persalinan. Instrumen ini terdiri dari 20 butir pernyataan dengan karakteristik kecemasan meliputi 5 sikap dan 15 gejala somatik, dan digolongkan ke dalam empat
tingkatan cemas yaitu tidak ada kecemasan, cemas ringan, cemas sedang, dan cemas berat.. Responden memilih satu dari lima pilihan jawaban yang ada pada kuesioner dengan menggunakan Skala Likert, dimana digunakan skoring atau nilai jawaban sebagai berikut:
Tabel 4.1 Skala Kecemasan Alternatif
Jawaban
Skor Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif
Selalu 5 1 Sering 4 2 Kadang 3 3 Jarang 2 4 Tidak Pernah 1 5 (Sumber: Nursalam, 2003)
Jawaban berupa data ordinal, diperiksa dan digolongkan dalam rentang tingkat kecemasan berupa data interval dengan kategori tidak cemas, cemas ringan, cemas sedang, dan cemas berat.
Keterangan:
P = Panjang kelas interval
Rentang = Nilai skor terbesar dikurangi nilai skor terkecil
Banyak kelas = Jumlah kategori kelas yang diinginkan, dalam hal ini ada empat, yaitu tidak cemas, cemas ringan, cemas sedang, dan cemas berat.
Sehingga dari rumus diatas diperoleh panjang kelas interval sebagai berikut: Nilai 20 – 40 : tidak cemas
Nilai 41 – 60 : cemas ringan Nilai 61 – 80 : cemas sedang Nilai 81 – 100 : cemas berat
2. Instrumen yang kedua adalah Dukungan keluarga , dengan menggunakan kuesioner yang berisi daftar pernyataan untuk mengukur dukungan keluarga yang dimiliki ibu primipara dan mempegaruhi kecemasan. Pada instrumen berisikan dukungan emosional, penghargaan, instrumental, informatif dan network support
mempunyai peranan sebagai contoh/model, penguatan tingkah laku, dorongan semangat, dan pengaruh orang berarti. Instrumen ini terdiri dari 12 pernyataan, 3 pertanyaan mengenai contoh/model, 3 pertanyaan mengenai penguatan tingkah laku, 3 pertanyaan mengenai dorongan semangat, 3 pertanyaan mengenai pengaruh orang berarti dan digolongkan ke dalam tiga tingkatan dukungan keluarga yaitu kurang dukungan, dukungan baik. Responden memilih satu dari empat pilihan jawaban yang ada pada kuesioner dengan menggunakan Skala
Tabel 4.2 Skala Dukungan Keluarga Alternatif
Jawaban
Skor Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif Sering 4 1 Kadang-kadang 3 2 Jarang 2 3 Tidak Pernah 1 4 (Sumber: Nursalam, 2003)
Jawaban berupa data ordinal, diperiksa dan digolongkan dalam rentang kurang dukungan, dukungan cukup dan dukungan baik. Skor pada instrumen ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
Nilai 12 - 24 : kurang dukungan Nilai 25 – 36 : cukup dukungan
Nilai 37–48 : dukungan baik
3. Instrumen yang ketiga adalah interpersonal, dengan menggunakan kuesioner yang berisi daftar pernyataan untuk mengukur interpersonal yang dimiliki ibu primipara dan mempengaruhi kecemasan. Pada instrumen ini terdiri dari 12 pernyataan, 6 pertanyaan mengenai konsep diri, 2 pertanyaan mengenai kematangan kepribadian, 4 pertanyaan mengenai trauma kehilangan.
4. Instrumen yang keempat adalah behaviour, dengan menggunakan kuesioner yang berisi daftar pernyataan untuk mengukur behaviour yang dimiliki ibu primiara dan
mempengaruhi kecemasan. Pada instrumen ini terdiri dari 12 pernyataan, 4 pertanyaan mengenai trauma kegagalan, 4 pertanyaan mengenai trauma kejadian, 4 pertanyaan mengenai konflik. Skor dan penilaian yang diberikan pada instrumen ini sama seperti pada instrumen dukungan keluarga.
E.Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas tiap pertanyaan. Uji coba ini dilakukan sebelum penelitian dengan menyebarkan instrumen berupa kuesioner, yang diuji cobakan kepada responden yang bukan merupakan anggota sampel penelitian. Uji coba instrumen dukungan keluarga, interpersonal, dan behaviour dilakukan di Puskesmas Ciputat dengan jumlah sampel 15 orang.
1.Uji Validitas
Azwar (2001) mengemukakan bahwa validitas berasal dari kata “validity” yang mempuyai arti ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur/instrumen dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrumen dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut. Hagul (Singarimbun dan Syofian Effendi, 1989) menjelaskan bahwa validitas instrumen menunjukan kualitas dari keseluruhan proses pengumpulan data dalam suatu penelitian. Uji validitas instrumen yang dilakukan dengan menggunakan uji validitas konstrak. Uji validitas konstrak yaitu menyusun indikator pengukuran operasional berdasarkan kerangka teori konsep yang akan diukur. Secara sederhana dapat dikemukan, bahwa validitas konstrak dari sebuah instrumen ditentukan dengan jalan
mengkorelasikan antara skor masing-masing item dengan total skor masingmasing item. Jika r-hitung lebih besar dari r-tabel pada taraf kepercayaan tertentu, berarti instrumen tersebut memenuhi kriteria validitas. Taraf kepercayaan yang digunakan dalan uji validitas item pada penelitian ini adalah 95% dengan jumlah responden 15 (N=15). Item-item yang memiliki nilai r hitung > r tabel (0,501) itu item yang digunakan dalam penelitian.
2.Uji Reliabilitas
Azwar (2001) mengatakan bahwa reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata
reliability yang artinya keterpercayaan, keterandalan, konsistensi dan sebagainya. Hasil pengukuran dapat dipercaya bila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur tidak berubah. Reliabilitas instrumen adalah hasil pengukuran yang dapat dipercaya. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan metode alpha Cronbach diukur berdasarkan skala alpha Cronbach 0 sampai 1. Jika skala itu itu dikelompok ke dalam lima kelas dengan rentang yang sama, maka ukuran alpha dapat diinterprestasikan sebagai berikut :
a. Nilai alpha Cronbach 0,00 s.d. 0,20, berarti kurang reliabel b. Nilai alpha Cronbach 0,21 s.d. 0,40, berarti agak reliabel c. Nilai alpha Cronbach 0,42 s.d. 0,60, berarti cukup reliabel d. Nilai alpha Cronbach 0,61 s.d. 0,80, berarti reliabel e. Nilai alpha Cronbach 0,81 s.d. 1,00, berarti sangat reliabel
F. Pengolahan Data
1. Editing
Pada tahap ini peneliti mengecek kembali data-data yang sudah ada, terutama mengenai kelengkapan data yang dikumpulkan melalui kuesioner.
2. Coding
Suatu model untuk mengkonversikan data yang dikumpulkan selama penelitian ke dalam simbol yang cocok untuk keperluan analisis, biasanya disebut dengan coding. Misalnya dilihat dari dukungan keluarga, diberi coding yaitu 0 = dukungan baik, 1 = cukup dukungan, 2= kurang dukungan.
3. Entry data
Pada tahap ini peneliti memasukkan data yang telah dikelompokkan ke dalam master tabel atau data base komputer, kemudian dibuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi. Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar, data sudah dikoding, maka langkah selanjutnya adalah memproses data untuk dianalisis. Proses pengolahan data dilakukan dengan cara memindahkan data dari kuesioner ke paket program komputer pengolahan data statistic.
4. Cleaning data
Tahap ini merupakan proses memeriksa kembali data-data yang telah dimasukkan untuk melihat ada atau tidak adanya kesalahan terutama kesesuaian pengkodean yang dilakukan. Kesalahan mungkin terjadi pada saat meng-entry data ke komputer. Apabila terjadi kesalahan, maka data tersebut akan segera diperbaiki sehingga sesuai dengan hasil pengumpulan data yang dilakukan.
G. Analisa Data
Menurut Arikunto (2002), analisa data merupakan pengolahan data terhadap data yang sudah terkumpul dengan menggunakan rumus atau aturan yang sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang dipergunakan sehingga memperoleh suatu kesimpulan.
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan secara deskriptif yang berfungsi untuk meringkas, mengklasifikasikan, dan menyajikan data. Data ditampilkan dengan tabel frekuensi mengenai kecemasan, dukungan keluarga, interpersonal dan behavior pada ibu primipara.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen
dengan dependen, variabel confounding dengan dependen. Dukungan keluarga, dengan kecemasan, interpersonal dengan kecemasan dan behavior dengan kecemasan. Teknik analisa yang digunakan adalah analisa Multinomial Logistic
dengan menggunakan α = 5 %. Jika p value ≤ 0,05 berarti hasil perhitungan statistik menunjukkan ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, atau variabel confounding dengan variabel dependen dan jika p value > 0,05 berarti hasil perhitungan statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel .
3. Analisa Multivariat
Analisa Multivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan dependen dikontrol dengan variable confounding. Teknik analisa yang digunakan adalah analisa regresi logistic ganda. Langkah dalam pemodelan variabel confounding adalah :
a. Pemilihan Variabel
Dari analisa bivariat, akan diketahui variable - variabel yang akan menjadi kandidat untuk dimasukkan ke dalam analisi multivariate. Variable yang akan dimasukkan ke dalam analisis multivariat memiliki nilai P < 0,25. Semua variabel yang telah memenuhi syarat dimasukkan dalam Big Model. Model ini, dinamakan Hierarchically Well Formulated Model (HWF Model) atau model yang paling lengkap.
b. Menilai Interaksi
Untuk menentukan apakah suatu factor risiko mempunyai efek interaksi, dapat diuji dengan melakukan fitting pada model dengan menyertakan variable interaksi. Suatu factor risiko mempunyai efek interaksi bila interaksi tersebut bermakna secara statistik. Uji statistic yang dilakukan dengan membandingkan
likelihood ratio test yaitu membandingkan nilai likelihood tanpa variable interaksi dengan nilai likelihood dengan variable interaksi. Variable interaksi dianggap bermakna dan dimasukkan ke dalam model bila hasil analisi mendapatkan nilai P ≤ 0,05.
Dilakukan dengan cara mengeluarkan variabel dimulai dengan variabel yang mempunyai nilai P paling besar (P > 0,05). Setiap pengeluaran satu variabel dilihat efeknya terhadap OR. Apabila OR >10% maka berarti variabel tersebut merupakan variabel confounding. Bila itu variabel confounding maka variabel tersebut diikutsertakan dalam analisa selanjutnya.
d. Menyinpulkan dan menilai OR
Setelah mengantrol variabel interaksi dan confounding maka diharapkan dapat dihasilkan hasil model parsimonious, model yang sahih dan presisi yang baik tapi juga sederhanan. Model ini tidak hanya mengikutsertakan faktor yang penting tapi juga sederhana. Efek pajanan dinilai berdasarkan nilai OR.
H. Etika Penelitian
Merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain: (Hidayat, 2008:82)
1. Informed consent
Diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuannya adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian.
2. Anonimity (tanpa nama)
Nama responden tidak dicantumkan pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tersusun yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Puskesmas Pamulang 1. Letak Wilayah
UPTD Puskesmas Pamulang berada di sebelah timur Kabupaten Tangerang berbatasan dengan Kabupaten Bogor di sebelah selatan, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat, dan disebelah barat dengan Kecamatan Serpong, wilayah kerja UPTD Puskesmas Pamulang terdiri dari dataran rendah.
UPTD Puskesmas Pamulang terletak diwilayah Kecamatan Pamulang dan mempunyai luas wilayah 2788.718 ha, dengan batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Kecamatan Ciputat
b. Sebelah Barat : Kecamatan Serpong dan Kecamatan Setu c. Sebelah Timur : Kota Administratif Depok
d. Sebelah Selatan : Kecamatan Ciputat Timur dan Kabupaten Bogor. 2. Visi, Misi, dan Motto Puskesmas Pamulang
a. Visi
Puskesmas Pamulang mempunyai visi yaitu: terwujudnya Puskesmas Pamulang dengan pelayanan kesehatan yang bermutu, menyeluruh dan terpadu.
b. Misi
1) Memberikan pelayanan prima di semua sektor. 2) Pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar.
3) Pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga. 4) Meningkatkan kemitraan dengan berbagai sektor. c. Motto
Motto Puskesmas Pamulang adalah “Berhasil Prima (Bersih, Harmonis, Silahturahmi, dan Pelayanan Prima)”.
2. Program Puskesmas
Adapun Program yang terdapat di Puskesmas Pamulang yaitu: program kesehatan dasar, pengembangan wajib, dan pengembangan pilihan.
a. Pengembangan kesehatan dasar meliputi: 1) Promosi kesehatan
2) Penyehatan lingkungan 3) Kesehatan ibu dan anak 4) Keluarga berencana 5) Perbaikan gizi
6) Pencegahan penyakit menular 7) Pengobatan
b. Pengembangan wajib meliputi: 1) Lansia
2) Usaha Kesehatan Sekolah 3) Anti NAPZA
c. Pengembangan pilihan meliputi: 1) Laboratorium
2) UKGMD 3) DUKM/DUKS 4.Tenaga Kerja a. Ketenagaan
1) Dokter Umum : 4 orang 2) Dokter Gigi : 3 orang
3) Bidan : 16 orang
4) Perawat : 10 orang
5) Perawat Gigi : 1 orang 6) Pelaksana Gizi : 1 orang 7) Analisa Kesehatan : 2 orang 8) Asisten Apoteker : 1 orang
9) Pekarya/TU : 6 orang B. Analisa Univariat
1. Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan
Dari hasil penelitian bahwa tingkat cemas tertinggi adalah cemas sedang sebanyak 19,2%, kemudian cemas ringan 65,4 % dan tidak cemas 15.4%. Sedangkan tidak ada ibu yang mengalami cemas berat atau 0%, jadi kategori cemas dikelompokkan menjadi 3, berdasar tabel 5.1 :
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden di Puskesmas Pamulang tahun 2010
Kecemasan Jumlah Persentase
Tidak Cemas 8 15,4
Cemas Ringan 34 65,4
Cemas Sedang 10 19,2
Total 52 100
2. Dukungan Keluarga
Pada kuesioner, terdapat 5 macam dukungan yang terdiri dari, penghargaan, emosional, instrumental, informasi, dan network support.
Dukungan Baik Cukup Kurang
Penghargaan 5% 65% 30%
Emosional 12% 70% 28%
Instrumental 23% 64% 13%
Informasi 15% 79% 6%
Network Support 10% 69% 21%
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dukungan keluarga baik sebanyak 3.9 %, cukup 78.8 %, dan kurang 17.3 %. Di bawah ini:
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Responden di Puskesmas Pamulang tahun 2010
Dukungan keluarga Jumlah Persentase
Baik 2 3.9
Cukup 41 78.8
Kurang 9 17.3
Total 52 100
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga dengan Tingkat kecemasan Responden di Puskesmas Pamulang tahun 2010
Tabel 5.3 menunjukkan distribusi frekuensi dukungan tingkat kecemasan di Poliklinik Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Pamulang 2010.
Tidak Cemas Cemas Ringan Cemas Sedang Jumlah Dukungan
keluarga N % N % N % N %
Baik 1 50 1 50 0 0 2 100
Cukup 7 17.1 31 75.6 3 7.3 41 100
3. Interpersonal
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Interpersonal di Puskesmas Pamulang 2010 dari tabel diperoleh hasil bahwa interpersonal baik sebanyak 37 (71.2%), cukup 15 (28.8%) dan kurang 0 (0%) dikelompokkan menjadi dua, yaitu baik dan cukup berdasarkan tabel 5.4 berikut ini:
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Interpersonal Responden di Puskesmas Pamulang tahun 2010
Interpersonal Jumlah Persentase
Baik 37 71.2
Cukup 15 28.8
Total 52 100
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Interpersonal dengan Tingkat Kecemasan Responden di Puskesmas Pamulang tahun 2010
Tidak Cemas Cemas Ringan Cemas Sedang Jumlah Interpers
onal N % N % % N N %
Baik 7 18.9 28 75.7 5.4 2 37 100
Tabel 5.5 menunjukkan distribusi frekuensi interpersonal tingkat kecemasan di Puskesmas Pamulang 2010. Diperoleh interpersonal baik yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 4.8%, ringan 71.4%, dan tidak cemas 23.8%. Sedangkan Interpersonal cukup yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 29%, ringan 61.3%, dan tidak cemas 9.7%.
4. Behaviour
Dari hasil penelitian bahwa menunjukkan distribusi frekuensi tingkat behavior
ibu primipara di Puskesmas Pamulang tahun 2010. Diperoleh hasil bahwa Behaviour
baik sebanyak 39 (75%,), cukup 13 (25%) dan kurang 0 (0%), kemudian dikategorikan dalam tabel 5.6 dibawah ini:
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Behaviour Responden di Puskesmas Pamulang tahun 2010
Behavior Jumlah Persentase
Baik 39 75
Cukup 13 25
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Behaviour dengan Tingkat Kecemasan Responden di Puskesmas Pamulang tahun 2010
Tabel 5.7 menunjukkan distribusi frekuensi interpersonal tingkat kecemasan di Puskesmas Pamulang 2010.
C. Analisa Bivariat
Berdasarkan kerangka konsep, analisa bivariat menguji hubungan satu per satu antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel bebas adalah dukungan keluarga, interpersonal dan behaviour. Uji bivariat ini menggunakan uji Multinomial Logistic Regression dengan menggunakan α = 5 %, untuk melihat adanya hubungan antara 2 variabel dengan mengetahui nilai P value dan nilai Odds Ratio (OR).
1. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kecemasan
Distribusi frekuensi hubungan antara dukungan keluarga dan kecemasanibu primipara di Puskesmas Pamulang tahun 2010 diperoleh hasil yang disajikan dalam bentuk tabel 5.8 berikut ini :
Tidak Cemas Cemas Ringan Cemas Sedang Behaviour
N % N % N %
Baik 5 12.8 28 71.8 6 15.4
Tabel 5.8
Distribusi Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kecemasan Responden di Puskesmas Pamulang tahun 2010
P value 0.001, yang berarti <0.05, jadi Ho ditolak.
Kesimpulan : Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan.
OR 4 berarti : Perbandingan terjadinya tidak cemas dibanding cemas ringan adalah Ibu Primipara yang mempunyai dukungan cukup beresiko mengalami cemas ringan sebesar 4 kali dibanding Ibu Primipara yang mempunyai dukungan baik.
OR 3 berarti : Perbandingan terjadinya tidak cemas dibanding cemas sedang adalah Ibu Primipara yang mempunyai dukungan cukup beresiko mengalami cemas sedang sebesar 3 kali dibanding Ibu Primipara yang mempunyai dukungan baik.
Tidak Cemas Cemas Ringan Cemas Sedang Dukungan keluarga N % N % N % OR 95 % CI Nilai p Baik 1 50 1 50 0 0 Cukup 7 17.1 31 75.6 3 7.3 Kurang 0 0 2 22.2 7 77.8 4 3 2 7 0.0001
OR 2 berarti : Perbandingan terjadinya tidak cemas dibanding cemas ringan adalah Ibu Primipara yang mempunyai dukungan kurang beresiko mengalami cemas ringan sebesar 2 kali dibanding Ibu Primipara yang mempunyai dukungan baik.
OR 7 berarti : Perbandingan terjadinya tidak cemas dibanding cemas sedang adalah Ibu Primipara yang mempunyai dukungan kurang beresiko mengalami cemas sedang sebesar 7 kali dibanding Ibu Primipara yang mempunyai dukungan baik.
2. Hubungan Interpersonal dengan Kecemasan
Distribusi frekuensi hubungan kecemasan dengan interpersonal ibu primipara di Puskesmas Pamulang tahun 2010 diperoleh hasil yang disajikan dalam bentuk tabel 5.9 berikut ini
Tabel 5.9
Distribusi Hubungan Interpersonal dengan Kecemasan Responden di Puskesmas Pamulang tahun 2010
P value 0.041, yang berarti p<0.05, jadi Ho ditolak.
Kesimpulan : Ada hubungan antara Interpersonal dengan kecemasan. Tidak Cemas Cemas Ringan Cemas
Sedang Interperso nal N % N % N % OR 95 % CI Nilai p Baik 7 18.9 28 75.7 2 5.4 Cukup 1 6.7 6 40 8 53.3 6.67 0.36 0.001
OR 6.67 berarti : Perbandingan terjadinya tidak cemas dibanding cemas ringan adalah Ibu Primipara yang mempunyai interpersonal cukup beresiko mengalami cemas ringan sebesar 6.67 kali dibanding Ibu Primipara yang mempunyai interpersonal baik.
OR 0.36 berarti : Perbandingan terjadinya tidak cemas dibanding cemas sedang adalah Ibu Primipara yang mempunyai Interpersonal yang cukup beresiko mengalami cemas sedang sebesar 0.36 kali dibanding Ibu Primipara yang mempunyai Interpersonal baik. 3. Hubungan Behaviour dengan Kecemasan
Distribusi frekuensi hubungan kecemasan dengan behaviour ibu primipara di Puskesmas Pamulang tahun 2010 diperoleh hasil yang disajikan dalam bentuk tabel 5.10 berikut ini:
Tabel 5.10
Distribusi Kecemasan Hubungan Behaviour Kecemasan Responden di Puskesmas Pamulang tahun 2010