• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 15

3.1. Kerangka Konsep Penelitian 15

Gambar 1. Kerangka Konsep

3.2 Definisi Operasional

Adapun defenisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh para remaja tentang jerawat

(mulai dari pengertian, jenis, faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya jerawat, pencegahan jerawat, dan penatalaksanaan jerawat). Pengukuran tingkat pengetahuan remaja mengenai jerawat dilakukan berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dengan jumlah pertanyaan sebanyak 10 pertanyaan. Bila jawaban responden benar akan diberi nilai 1, jika jawaban salah diberi nilai 0. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sistem skoring dengan memakai skala menurut Pratomo (1966) sebagai berikut:

a. Baik, apabila jawaban responden benar lebih dari 75% dari nilai tertinggi.

b. Sedang, apabila jawaban responden benar antara 40% sampai 75% dari nilai tertinggi.

c. Kurang, apabila jawaban responden benar kurang dari 40% dari nilai tertinggi.

Pengetahuan

Jerawat Sikap

Dengan demikian, penilaian terhadap pengetahuan responden berdasarkan sistem skoring, yaitu:

a. Skor 8-10 : baik b. Skor 7-4 : sedang c. Skor 0-3 : buruk

b) Menurut Rahayuningsih (dalam Psikologi Umum 2 2008) sikap secara sederhana didefinisikan sebagai ekspresi sederhana dari bagaimana kita suka atau tidak suka terhadap beberapa hal. Sikap merupakan reaksi atau respons siswa/i terhadap jerawat.    Pengukuran sikap remaja terhadap jerawat dilakukan berdasarkan jawaban yang diberikan oleh responden. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dengan jumlah pernyataan sebanyak 10 pernyataan. Pada pernyataan positif, apabila responden sangat setuju atau setuju akan diberi nilai 4 atau 3, jika kurang setuju atau tidak setuju diberi nilai 2 atau 1. Pada pernyataan negatif, apabila responden sangat setuju atau setuju akan diberi nilai 1 atau 2, jika kurang setuju atau tidak setuju diberi nilai 3 atau 4. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sistem skoring dengan memakai skala menurut Arikunto Pratomo (1966) sebagai berikut:

a. Baik, apabila jawaban responden benar lebih dari 75% dari nilai tertinggi.

b. Sedang, apabila jawaban responden benar antara 40% sampai 75% dari nilai tertinggi.

c. Kurang, apabila jawaban responden benar kurang dari 40% dari nilai tertinggi.

Dengan demikian, penilaian terhadap sikap responden berdasarkan sistem skoring, yaitu:

a. Skor 31-40 : baik b. Skor 30-16: sedang c. Skor < 16 : buruk

c) Siswa adalah seluruh murid yang berada pada kelas X, XI, XII.

d) Umur adalah usia responden, pada penelitian ini umur responden adalah 14-18 tahun (golongan remaja).

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif, yang bertujuan menggambarkan fenomena yang ditemukan dalam hal ini adalah tingkat pengetahuan dan sikap siswa SMA Negeri 5 Medan terhadap jerawat.  Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana data dikumpulkan pada satu waktu tertentu.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Medan, Provinsi Sumatera Utara. Alasan mengapa peneliti memilih lokasi ini adalah karena tersedianya sarana untuk melakukan penelitian di tempat tersebut. Selain itu menurut hasil survei awal yang dilakukan peneliti, SMA Negeri 5 Medan ternyata sangat jarang mendapat penyuluhan kesehatan dibidang perkembangan remaja.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 11 bulan, dimulai sejak peneliti menentukan judul, menulis proposal hingga seminar hasil penelitian sejak bulan Februari 2010 hingga Desember 2010.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa/i SMA Negeri 5 Medan, dengan jumlah seluruh siswa/i 1257 orang.

4.3.2. Sampel Penelitian.

Sampel penelitian ini adalah sebagian dari siswa/i SMA Negeri 5 Medan. Perkiraan besar sampel minimal pada penelitian ini diambil berdasarkan rumus populasi terbatas (Wahyuni) di bawah ini,

n =

 

N

d Z

p

p p Z N     1 . 1 1 . 2 2 2 2 1 2 1 Keterangan:

n = Besar sampel minimum

Z21-α/2 = Nilai distribusi normal baku pada α tertentu yaitu 1,960. N = Jumlah di populasi yaitu 1257 orang.

p = Harga proporsi di populasi.

d = Kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir yaitu sebesar 0,1.

n = 1257.(1,96)2.0,5(1-0,5) (1257-1)0,12+(1,96)2.(1-0,5) n = 83 orang.

Berdasarkan rumus di atas, jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 83 orang, di genapkan menjadi 90 orang. 

Teknik pengambilan data menggunakan teknik stratified random sampling. Sampel tersebut kemudian didistribusikan merata pada siswa/i SMA Negeri 5 Medan tersebut:

a. Siswa SMA kelas X : 1/3 × 90 = 30 orang. b. Siswa SMA kelas XI : 1/3 × 90 = 30 orang. c. Siswa SMA kelas XII : 1/3 × 90 = 30 orang.

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Data primer adalah data-data yang didapatkan oleh peneliti yang berasal dari sampel penelitian. Pengumpulan data ini telah dilakukan dengan menggunakan metode angket dan instrumen yang digunakan adalah kuisioner.

4.4.2. Data Sekunder.

Data sekunder adalah data yang telah peneliti dapatkan dari pihak sekolah SMA Negeri 5 Medan, yang berhubungan dengan jumlah siswa/i SMA Negeri 5 Medan.

4.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan teknik Validitas Isi (Content validity). Kuesioner telah dinyatakan valid berdasarkan spesialisasi disiplin ilmu kedokteran yang bersangkutan dengan ruang lingkup penelitian.

Oleh karena itu, kuesioner tersebut dapat digunakan sebagai alat ukur pada penelitian dengan judul tersebut di atas.

4.5. Metode Analisis Data.

Data dari setiap responden telah dimasukkan ke dalam komputer oleh peneliti. Analisis data yang diperoleh telah dilakukan dengan statistik deskriptif dengan menggunakan program komputer yaitu SPSS for windows 17.0.

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Pelenitian ini di lakukan di SMA Negeri 5 yang terletak di Jalan Pelajar No. 17 Telp. 061-7360664 Medan 20217.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini responden yang terpilih sebanyak 90 siswa yang terdiri dari 30 siswa kelas satu (X), 30 siswa kelas dua (XI) dan 30 siswa kelas tiga (XII). Dari keseluruhan responden gambaran karakteristik responden yang diamati meliputi usia dan jenis kelamin.

5.1.2.1. Usia

Data lengkap bila ditinjau dari segi usia dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia

Usia Jumlah % 14 13 14.4 15 26 28.9 16 27 30 17 20 22.2 18 4 4.4 Jumlah 90 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa kelompok terbesar pada usia 16 tahun yaitu sebanyak 30%, dan terendah pada kelompok usia 18 tahun yaitu sebesar 4.4%.

5.1.2.2. Jenis Kelamin

Data lengkap bila didistribusikan berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah %

Laki-laki 43 47.8

Perempuan 47 52.2

Jumlah 90 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa kelompok terbesar adalah pada kelompok perempuan yaitu sebesar 52.2% dan terendah pada kelompok laki-laki yaitu sebesar 47.8%.

5.1.3. Hasil Analisis Data

Data lengkap distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel pengetahuan

Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan/pernyataan yang paling banyak dijawab dengan benar adalah pada pertanyaan golongan usia yang paling sering mengalami jerawat yaitu sebesar 100%. Sedangkan yang paling menjawab salah adalah pada pertanyaan/pernyataan mengenai faktor keturunan sebagai faktor resiko penderita jerawat yaitu sebesar 75,6%.

No. Pertanyaan/Pernyataan Jawaban Responden

Benar Salah f % f %

1. Pengertian jerawat 43 47.8 47 52.2

2. Jenis-jenis jerawat 24 27.7 66 73.3

3. Golongan usia yang dapat mengalami

jerawat

90 100 0 0

4. Tempat predileksi jerawat 89 98.9 1 1.1

5. Faktor resiko menderita jerawat 52 57.8 38 42.2

6. Komedo dan fleck 51 56.7 39 43.3

7. Faktor keturunan sebagai factor resiko 22 24.4 68 75.6

8. Jenis obat luar untuk jerawat 66 73.3 24 26.7

9. Cara mencegah timbulnya jerawat 62 68.9 28 31.3

Berdasarkan hasil uji tersebut maka tingkat pengetahuan seputar jerawat dapat dikategorikan pada tabel 5.4.

Tabel 5.4. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan

Pengetahuan F %

Baik 10 11.1

Sedang/Cukup 78 86.7

Buruk 2 2.2

Total 90 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan dengan kategori sedang atau cukup memiliki persentase paling besar yaitu 86.7%, tingkat pengetahuan yang dikategorikan buruk sebanyak 2.2%, dan tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik sebanyak 11,1%.

Data lengkap distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden pada variabel sikap dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5. Distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel sikap

No. Pernyataan

Jawaban Responden

Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju

f % F % f % f %

1. Jerawat dapat terjadi pada semua remaja tanpa terkecuali.

4 4.4 20 22.2 43 47.8 23 25.6

2. Penderita jerawat adalah orang yang biasa menggunakan kosmetik.

12 13.3 40 44.4 31 34.4 7 7.8

3. Jangan makan coklat dan kacang karena itu dapat menyebabkan

jerawat.

4. Stres tidak dapat mempengaruhi timbulnya jerawat.

5 5.6 22 24.4 33 36.7 30 33.3

5. Jerawat dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang.

18 20 25 27.8 38 42.4 5 10

6. Mereka yang berjerawat perlu pergi ke klinik dokter kulit.

8 8.9 39 43.3 38 42.2 5 5.6

7. Mereka yang berjerawat tidak perlu menghindari panas dan kelembaban karena tidak ada pengaruh.

1 1.1 30 33.3 29 32.2 30 33.3

8. Keluarga dan lingkungan sekitar tidak perlu memberi informasi kepada remaja mengenai jerawat.

2 2.2 7 7.8 33 36.7 48 53.3

9. Memperbanyak olah raga dapat mencegah jerawat.

6 6.7 24 26.7 46 51.1 14 15.6

10. Jerawat dapat sembuh bila dipencet.

1 1.1 4 4.4 21 23.3 64 71.1

Berdasarkan hasil uji tersebut maka sikap terhadap jerawat dapat dikategorikan pada tabel 5.6.

Tabel 5.6.Distribusi frekuensi sikap

Sikap F %

Baik 17 18.9

Sedang/Cukup 73 81.1

Buruk 0 0

Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa sikap yang dikategorikan cukup memiliki persentase yang paling besar yaitu 81.1%. Kemudian diikuti kategori baik sebesar 18.9%, kategori buruk sebesar 0%.

Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan berdasarkan usia

Dari tabel 5.7 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden paling banyak berada pada kategori cukup dengan populasi terbanyak adalah populasi yang berusia 15 tahun. Kategori tingkat pengetahuan responden yang paling sedikit berada pada kategori buruk dengan jumlah 1 orang pada masing-masing populasi berusia 14 tahun dan 16 tahun.

Usia

Tingkat Pengetahuan Total Baik Cukup Buruk

F % F % f % f % 14 1 10 11 14.1 1 50 13 14.4 15 2 20 24 30.8 0 0 26 28.9 16 4 40 22 28.2 1 50 27 30 17 2 20 18 23.1 0 0 20 22.2 18 1 10 3 3.8 0 0 4 4.4 Total 10 100 78 100 2 100 90 100

Data lengkap distribusi hasil uji tingkat pengetahuan tentang jerawat berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.8.

Tabel 5.8. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan

berdasarkan jenis kelamin

Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden laki-laki paling banyak berada dalam kategori cukup sebanyak 38 responden. Tidak ada satupun responden laki-laki yang berada dalam kategori buruk pada tingkat pengetahuannya. Sedangkan responden perempuan paling banyak berada dalam kategori cukup sebanyak 40 responden dan terdapat 2 orang di antara seluruh responden perempuan dalam kategori tingkat pengetahuan buruk.

Jenis kelamin

Tingkat Pengetahuan Total Baik Cukup Buruk

F % f % F % f %

Laki-laki 5 50 38 48.7 0 0 43 47.8

Perempuan 5 50 40 51.3 2 100 47 52.2

Distribusi frekuensi hasil uji sikap berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.9.

Tabel 5.9. Distribusi frekuensi sikap berdasarkan usia

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa sikap responden pada seluruh kategori usia berada dalam kategori cukup. Pada usia 14 tahun, 1 responden berada dalam kategori baik, sedangkan pada usia 15 tahun, 6 responden berada dalam kategori baik. Pada usia 16 tahun, 3 responden berada dalam kategori baik, kemudian pada usia 17 tahun, 5 responden berada dalam kategori baik. Sedangkan pada usia 18 tahun masing-masing 2 responden berada dalam kategori baik dan cukup. Dari tabel tersebut, dapat dilihat juga bahwa sikap dengan kategori baik hanya dimiliki oleh 17 responden darii 90 responden, secara persentasi responden yang berasal dari golongan usia 17 tahun memiliki sikap yang lebih baik dari golongan usia lain.

Usia (tahun)

Sikap Total Baik Cukup Buruk

f % f % F % f % 14 1 5.9 12 16.4 0 0 13 14.4 15 6 35.3 20 27.4 0 0 26 28.9 16 3 17.6 24 32.9 0 0 27 30 17 5 29.4 15 20.5 0 0 20 22.2 18 2 11.8 2 2.7 0 0 4 4.4 Total 17 100 73 100 0 0 90 100

Distribusi frekuensi hasil uji sikap berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.10.

Tabel 5.10. Distribusi frekuensi sikap berdasarkan jenis kelamin

Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden laki-laki paling banyak berada dalam kategori cukup. Tidak ada satupun responden laki-laki yang berada dalam kategori sikap yang buruk. Sedangkan responden perempuan paling banyak berada dalam kategori cukup.

Data lengkap distribusi frekuensi hasil uji sikap berdasarkan tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.11.

Tabel 5.11. Distribusi frekuensi sikap berdasarkan tingkat pengetahuan

Sikap Total Baik Cukup f % F % f % Tingkat Pengetahuan Baik 4 23.5 6 8.2 10 11.1 Cukup 13 76.5 65 89.0 78 86.7 Buruk 0 0 2 2.7 2 2.2 Total 17 100 73 100 90 100 Jenis kelamin Sikap Total Baik Cukup Buruk

f % f % F % f %

Laki-laki 8 47.1 35 47.9 0 0 43 47.8

Perempuan 9 52.9 38 52.1 0 0 47 52.2

Dari tabel 5.11 terlihat bahwa pada tingkat pengetahuan cukup dan buruk memiliki sikap yang dikategorikan cukup. Hal yang sama juga terlihat pada tingkat pengetahuan baik dan cukup.

5.2. Pembahasan

5..2.1. Tingkat Pengetahuan

Dari hasil analisis data, dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan siswa/i SMA Negeri 5 Medan mengenai jerawat paling banyak berada dalam kategori cukup. Penelitian yang dilakukan oleh Andi (2009) menunjukkan siswa/i SMA Santo Thomas 1 Medan mengenai jerawat paling banyak berada dalam kategori kurang. Dari hasil tersebut, peneliti berasumsi bahwa terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan dan sikap seseorang.

Pada tabel distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan usia (Tabel 5.7), dapat dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari tingkat pengetahuan responden berdasarkan rentang usia. Tingkat pengetahuan responden paling banyak berada pada kategori cukup dengan populasi terbanyak adalah populasi yang berusia lebih dari 15 tahun. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Al-Hoqail (2003), yang menyatakan bahwa pengetahuan remaja mengenai jerawat tidak berbeda bila dilihat dari segi usia. Al-Hoqail juga menyatakan bahwa kemampuan mengakses informasi dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan.

Dari tabel 5.3 terlihat bahwa pertanyaan/pernyataan pada kuesioner yang paling banyak dijawab dengan benar adalah pertanyaan mengenai usia tersering munculnya jerawat. Hal ini menunjukkan bahwa para responden telah mengetahui bahwa usia remaja merupakan usia yang paling rentan terhadap munculnya jerawat, hal ini sesuai dengan pernyataan Litt (dalam Nelson 1999) respon kulit sebagai suatu ciri kelamin sekunder selama masa pubertas, menggambarkan peningkatan kadar androgen dengan bertambahnya ukuran dan sekresi folikel sebasea dan sekresi kelenjar apokrin, manifestasi yang paling sering di jumpai adalah timbulnya jerawat. Sedangkan pertanyaan/pernyataan yang paling banyak

dijawab salah adalah pertanyaan mengenai faktor keturunan sebagai faktor resiko munculnya jerawat. Hal ini menunjukkan masih kurangnya pengetahuan responden mengenai faktor keturunan sebagai salah satu faktor resiko munculnya jerawat.

5.2.2. Sikap

Dari hasil analisis data dapat dilihat bahwa tingkat sikap siswa/i SMA Negeri 5 Medan mengenai jerawat berada dalam kategori cukup. Hal ini mungkin di sebabkan kurangnya kepedulian remaja terhadap kebersihan pribadi.

Dari data distribusi frekuensi sikap berdasarkan usia (Tabel 5.9) terlihat bahwa seiring dengan pertambahan usia maka sikap responden terhadap jerawat tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Pada tabel distribusi frekuensi sikap berdasarkan jenis kelamin (Tabel 5.10) dapat dilihat bahwa mayoritas responden pada masing-masing jenis kelamin memiliki sikap yang dikategorikan cukup terhadap jerawat. Namun bila kita membandingkan dari persentase jumlah responden termasuk dalam kategori tersebut, responden perempuan menunjukkan sikap yang lebih baik daripada responden laki-laki.

Menurut Ruswan (2001), jenis kelamin menentukan kualitas pengetahuan pada perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Hal ini disebabkan perempuan memiliki kesadaran yang lebih tinggi untuk mencari informasi dan mencari pelayanan kesehatan dalam menangani masalah jerawat. Dari pernyataan tersebut, peneliti berasumsi bahwa dengan kualitas pengetahuan yang baik, maka akan timbul sikap yang baik terhadap jerawat.

Dari data distribusi frekuensi sikap berdasarkan tingkat pengetahuan (Tabel 5.11) dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat pengetahuan yang tergolong cukup dan kurang memiliki sikap yang dikategorikan cukup terhadap jerawat. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan bahwa pengetahuan akan suatu objek atau stimulus memegang peranan penting dalam penentuan sikap (Notoatmodjo, 2007).

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a) Tingkat pengetahuan remaja SMA Negeri 5 Medan mengenai jerawat sebanyak 10 orang (11.1%) dikategorikan baik, 78 orang (86.7%) dikategorikan cukup dan 2 orang dikategorikan buruk (2.2%)

b) Sikap remaja SMA Negeri 5 Medan terhadap jerawat sebanyak 17 orang (18.9%) dikategorikan baik, dan 73 orang (81.1%) dikategorikan cukup. c) Sebagai hasil keseluruhan dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

tingkat pengetahuan dan sikap siswa SMA Negeri 5 Medan terhadap jerawat cukup memadai.

6.2. Saran

a) Untuk pihak sekolah agar dapat memperhatikan masalah ini karena masalah ini sangat penting . Pihak sekolah dapat bekerja sama dengan pihak pelayanan kesehatan dan instansi terkait untuk menyelenggarakan penyuluhan di sekolah tersebut yang mencakup penyuluhan mengenai kebersihan pribadi.

b) Bagi pihak orang tua agar dapat memberikan informasi mengenai kebersihan pribadi, khususnya kebersihan wajah kepada anak-anaknya. Upaya ini berguna untuk mencegah timbulnya jerawat sehingga para remaja akan terhindar dari masalah psikikologis yang diakibatkan oleh jerawat itu sendiri.

c) Bagi responden atau remaja agar dapat memperhatikan kebersihan pribadi dan mencari informasi yang tepat dalam upaya mencegah dan menangani jerawat secara tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Abramovits, W., & Gonzalez-Serva, A. 2000. Sebum, Cosmetics, and Skin Care. Dermatologic Clinics, 18(4): 617-620.

Andy, 2009, Pengetahuan dan Sikap Remaja SMA Santo Thomas 1 Medan

Terhadap Jerawat. Available from http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14281/1/09E02906.pdf

[Accessed at 3 November 2010]

Ayer, J, Burrows, N, 2006. Acne: More Than Skin Deep. Dalam: Postgrad Med J

2006. 82:500-506. Diperoleh dari:

http://pmj.bmj.com/content/82/970/500.abstract [Diakses pada tanggal 15 April 2010]

Darmstadt, L. Gary, Al Lane. 1999. Akne. Dalam: Wahab, Samik., ed. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Vol. 3. Jakarta: EGC, 2319-2323.

Goodman, G., 1999. Acne and Acne Scarring Why We Should Treat?. Dalam: The Medical Journal of Australia, 171: 62-63.

Goodman, G. 2006a. Managing Acne Vulgaris Effectively. Dalam: Australian Family

Physician Vol. 35. Victoria: Monash University, 705-708. Diperoleh dari : http://www.racgp.org.au/afp/200609/20060906goodman.pdf [Diakses pada

tanggal 15 April 2010]

Goodman, G. 2006b. Acne Natural History, Fact and Mith. Dalam: Australian Family Physician Vol. 35. Victoria: Monash University, 613-616. Diperoleh dari: http://www.racgp.org.au/afp/200608/20060805goodman.pdf [Diakses pada tanggal 15 April 2010]

Graham, B. Brown. Burns, T. 2005. Lecture Notes Dermatology. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E. B. 1990. Developmental psychology: a lifespan approach. Boston: McGraw-Hill.

Litt, I. F. 1999. Masalah Masalah Kesehatan Khusus selama Masa Remaja.

Dalam: Wahab, Samik., ed. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Vol. 1. Jakarta:

EGC, 669-693.

Monks, F.J., Knoers, A. M. P., Haditono, S. R. 1991. Psikologi perkembangan : Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogya: Gajah Mada University Press.

Needlman, R. D.,1999. Pertumbuhan dan Perkembangan. Dalam: Wahab, Samik., ed. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Vol. 1. Jakarta: EGC, 72-78.

Newman, W.A. D, 2002. Dorland’s Ilustrated Medical Dicionary 29th ed. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Cetakan Pertama. Jakarta: Rineka Cipta, 133-145.

Wahyuni, A.S. Statistika Kedokteran (Disertai Aplikasi dengan SPSS). Medan: Bamboedoea Communication, 108-122.

Wasitaatmadja, S.M., 2001. Masalah Jerawat pada Remaja. Dalam: Tjokronegoro,

A., Utama, H., ed. Pengobatan Mutakhir Dermatologi pada Anak dan Remaja.

Jakarta: FK-UI, 70–77.

Wasitaatmadja., 2007. Akne, Erupsi Akneiformis, Rosasea, Rinofima. Dalam: Djuanda, Adhi, ed. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, ed.5. Jakarta: FK-UI, 253–263.

Plewig, Kliegman., 1975. Akne, Erupsi Akneiformis, Rosasea, Rinofima. Dalam: Djuanda, Adhi, ed. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, ed.5. Jakarta: FK-UI, 256.

Pindha, S., 2004. Akne Vulgaris. Dalam: Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Sagung Seto, Jakarta: 107-117.

Pratiwi, Rinni Yudhi. 2009. Kesehatan Remaja di Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diperoleh dari:

http://www.idai.or.id/remaja/artikel.asp?q=20104710112  [Diakses pada tanggal 20 April 2010].

Ruswan, Aryani S., 2001. Penatalaksanaan Akne pada Remaja. Dalam:

Tjokronegoro, A., Utama, H., ed. Pengobatan Mutakhir Dermatologi pada Anak

dan Remaja. Jakarta: FK-UI, 78–80.

Remaja dan Permasalahannya. 2004. Diperoleh dari: http://www.bkkbn.go.id/bqweb/ceria/html [Diakses pada tanggal 16 april 2010]

Soetjiningsih. 2004. Pertumbuhan Somatik Pada Remaja. Dalam: Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Sagung Seto, Jakarta:12.

Thiboutot, DM. 2008. Overview of acne and its treatment. Cutis. 81:3–7. Diperoleh dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18338651 [Diakses pada tanggal 18 April 2010 ].

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ririn Gurriannisha Tempat/Tgl. Lahir : Medan, 17 Agustus 1989 Agama : Islam

Alamat : Jalan Pimpinan Gg. Sabar No. 3 Medan Jumlah Bersaudara : 1 orang

Riwayat Pendidikan :

1. Sekolah Dasar Negeri 042 Bukit Raya Pekanbaru 1995-2001 2. SLTP Negeri 5 Pekanbaru 2001-2004 3. SMA Negeri 1 Pekanbaru 2004-2007 Riwayat Pelatihan :

1. Diklat SCORE BEM PEMA FK USU 2007 2. Latihan Kader 1 HMI Cabang Medan tahun 2008

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Saya Ririn Gurriannisha, mahasiswa yang sedang menjalani program pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul “Pengetahuan dan Sikap Siswa SMA Negeri 5 Medan Terhadap Jerawat”. Saya mengikutsertakan saudara/i dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap siswa SMA Negeri 5 Medan mengenai jerawat.

Partisipasi saudara/i dalam penelitian ini bersifat sukarela. Pada penelitian ini identitas saudara/i akan disamarkan. Kerahasiaan data saudara/i akan dijamin sepenuhnya. Bila data saudara/i dipublikasikan dalam hasil penelitian, kerahasiaan data saudara/i akan tetap dijaga.

Jika selama menjalankan penelitian ini terjadi keluhan pada saudara/i silakan menghubungi saya Ririn Gurriannisha (HP: 085265612508).

Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi dan kesediaan waktu saudara/i sekalian, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti,

LAMPIRAN 3

LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis kelamin : Laki-laki/ Perempuan *) Alamat :

Setelah mendapatkan keterangan dan penjelasan secara lengkap tentang penelitian:

Judul : Pengetahuan dan Sikap Siswa SMA Negeri 5 Medan Terhadap Jerawat

Nama Peneliti : Ririn Gurriannisha (070100108)

Jenis Penelitian : Deskriptif dengan desain belah lintang (cross sectional) Lokasi : SMA Negeri 5 Medan, Sumatera Utara

Institusi : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menandatangani dan menyatakan bersedia berpartisipasi pada penelitian ini.

Medan,….. Juli 2009 Mahasiswa peneliti, Peserta penelitian,

Ririn Gurriannisha _________________ (NIM: 070100108)

LAMPIRAN 4

KUESIONER

JUDUL PENELITIAN : PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMA NEGERI 5 MEDAN TERHADAP JERAWAT

2010

A. Data Responden

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin *) : L / P (Laki-laki/ Perempuan)

Tingkat Pendidikan *) : SMA kelas X / XI / XII *) lingkari salah satu

B. Pengetahuan Remaja Tentang Jerawat Pilihlah jawaban yang menurut Anda benar! 1. Menurut Anda, jerawat adalah ?

a. suatu peradangan kulit menahun yang disebabkan oleh bakteri b. suatu peradangan pada kulit akibat jamur

c. penyakit pada kulit oleh karena virus

d. penyakit kulit akibat bakteri, virus dan jamur 2. Yang bukan merupakan jenis jerawat adalah ? a. jerawat batu

b. parut jerawat c. jerawat biasa d. komedo

3. Golongan usia manakah yang umumnya mengalami jerawat ? a. bayi dan anak-anak

b. remaja

c. orang tua dan lanjut usia d. bukan salah satu di atas

4. Tempat tersering timbulnya jerawat yaitu pada ? a. tungkai bawah

b. Lengan c. Perut

d. wajah

5. Berikut ini adalah faktor-faktor yang berperan dalam terbentuknya jerawat ?

Dokumen terkait