• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Personal Hygiene dan Kebersihan Rumah Tangga

2.2.3 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.6 Kerangka Konsep 2.2.4 Variabel Penelitian

Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah personal hygiene dan kebersihan dalam rumah tangga serta kebiasaan para individu didalamnya yang dilihat dari kebersihan kulit, kebersihan tangan, kaki dan kuku, kebersihan pakaian, kebersihan handuk, kebersihan tempat tidur dan sprei, kebersihan dapur, kebersihan kamar mandi.

Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah dermatitis atopik.

Personal Hygiene dan Tingkat Kebersihan Dalam Rumah

Tangga

Dermatitis Atopik Pada Anak-anak Sekolah Dasar

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional, yaitu peneliti mencari hubungan antara tingkat kebersihan dalam rumah tangga dengan kejadian dermatitis atopik pada anak-anak di SD Swasta Pertiwi, Medan.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2019 di SD Swasta Pertiwi, Medan. Area ini dipilih oleh peneliti agar dapat diketahui seberapa besar proporsi kejadian dermatitis atopik pada anak-anak dengan adanya faktor personal hygiene dan kebersihan dalam rumah tangga di daerah tersebut.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi

Populasi target pada penelitian ini adalah semua anak SD Swasta Pertiwi, Medan. Populasi terjangkau pada penelitian ini merupakan siswa kelas I dan II yang berusia antara 6-7 tahun pada SD Swasta Pertiwi, Medan. Jumlah peserta didik adalah 212 orang.

3.3.2 Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non-probability sampling jenis consecutive sampling. Semua sampel yang diteliti memenuhi kriteria inklusi 3.4 Kriteria Sampel

3.4.1 Kriteria Inklusi

1. Anak yang berusia 6 - 7 tahun

2. Anak yang mau mengikuti mengikuti penelitian dan orang tua yang bersedia menandatangani Informed consent

3.4.2 Kriteria Ekslusi

Anak yang sedang menderita penyakit kulit lain seperti impetigo, psoriasis, skabies, urtikaria dan lain lain.

3.5 Estimasi Besar Sampel

Untuk menghitung jumlah sample dalam penelitian cross sectional digunakan rumus sebagai berikut :

Dimana :

N = Populasi n = Jumlah sampel

p = Proporsi yang akan dilihat

d = peluang kesalahan yang diinginkan yang dapat ditolerir

Z12α/2 = Z tabel, biasanya apabila Alfa = 5 %, maka nilai Z tabelnya sekitar 1.96 dapat dibulatkan menjadi 2

Maka :

n = 1,962 . 0,5 . 0,5 . 212

0,12 . 211 + 1,962. 0,5 . 0,5

=

= 66,312 ~ 67 orang

Jadi, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 67 orang

3.6 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer yang langsung diperoleh dari responden melalui pengisian kuesioner. Kuesioner yang telah dibuat dan dirancang akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Setelah kuesioner dilakukan uji, maka akan dibagikan kepada responden.

Penelitian ini juga menggunakan data sekunder yang didapat dari pihak sekolah berupa data jumlah siswa-siswi yang duduk di kelas I dan II.

3.7 Metode Pengolahan dan Analisa Data 3.7.1 Metode Pengolahan Data

Pengolahan data akan dilakukan dengan langkah-langkah dibawah ini, yaitu : a. Editing , untuk memeriksa ada atau tidaknya kesalahan dan kelengkapan data.

b. Coding , memberikan kode manual sebelum diolah dengan computer.

c. Entry , menginput dan memasukkan data ke dalam program aplikasi computer.

d. Cleaning , memeriksa kembali data yang telah diinput agar terhindar dari kesalahan

e. Saving , penyimpanan data

3.7.2 Metode Analisa Data

Analisa data bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variable dependen. Hubungan personal hygiene dan tingkat kebersihan dalam rumah tangga dengan kejadian dermatitis atopik akan dianalisa menggunakan aplikasi program Statistic Package for Social Science (SPSS) serta dilakukan uji chi-square.

3.8 Definisi Operasional

Angket Kuesioner Pengukuran variabel Personal hygiene

3 Tingkat

Angket Kuesioner Pengukuran variabel kebersihan dalam

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SD Swasta Pertiwi yang berlokasi di Jalan Budi Pembangunan No. 1 Pulo Brayan, Kecamatan Medan Barat, Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner yang akan diberikan kepada siswa-siswi yang duduk di kelas I dan II, nantinya lembar kuesioner tersebut akan diisi oleh orang tua ataupun wali siswa-siswi yang bersangkutan dan akan dikumpulkan kembali oleh guru kelasnya.

Waktu pengumpulan data dimulai pada bulan 01 September sampai dengan 25 September 2019.

4.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Pada penelitian ini yang menjadi responden adalah anak-anak SD Swasta Pertiwi, Medan yang duduk di kelas I dan II pada tahun ajaran 2019/2020 yang berusia 6 – 7 tahun. Peneliti mengambil sampel secara acak dari keseluruhan populasi sebanyak 100 kuesioner diberikan kepada anak-anak tersebut. Terdapat 71 responden yang memenuhi kriteria inklusi sampel serta 29 responden tidak memenuhi kriteria inklusi sampel dikarenakan responden berusia 5 ataupun 8 tahun serta tidak memulangkan kuesioner yang telah diberikan. Dengan demikian, tercapailah ambang minimal jumlah sampel yang diperlukan untuk mewakili keseluruhan populasi yang akan diteliti sebanyak 71 responden.

4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian, didapatkan distribusi berdasarkan jenis kelamin responden sebagai berikut :

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan data dari tabel tersebut dapat diketahui mayoritas responden penelitian ini adalah perempuan dengan jumlah 39 orang ( 54,9% ). Sedangkan responden laki – laki berjumlah 32 orang ( 45,1% ). Dengan total keseluruhan sampel sebanyak 71 orang.

4.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Dari hasil penelitian, didapatkan distribusi berdasarkan usia responden sebagai berikut :

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Usia

Berdasarkan data dari tabel tersebut dapat diketahui mayoritas responden penelitian ini adalah yang berusia 7 tahun dengan jumlah 52 orang ( 73,2% ).

Sedangkan responden yang berusia 6 tahun berjumlah 19 orang ( 26,8% ). Dengan memakai rentang usia 6 – 7 tahun pada penelitian ini.

4.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Kebersihan Kulit

Dari hasil penelitian, didapatkan distribusi berdasarkan kebersihan kulit responden sebagai berikut :

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki – Laki 32 45.1

Perempuan 39 54.9

Total 71 100.0

Usia Frekuensi Persentase (%)

6 19 26.8

7 52 73.2

Total 71 100.0

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Kategori Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Kebersihan Kulit

Kebersihan Kulit Frequency Percent

Baik 53 74,6

Buruk 18 25,4

Total 71 100.0

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa karakteristik responden terhadap kebersihan kulit dikategorikan baik dengan persentase terbanyak (74,6%).

Tabel 4.4. Distribusi Jawaban Kuesioner Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Kebersihan Kulit

No Kebersihan Kulit Jumlah Persentase (%)

1 Berapa Kali Mandi Sehari?

a. 1 kali 7 9,9 %

b. 2 kali 64 90,1 %

Jumlah 71 100 %

2 Bagaimana Cara Mandi?

a. Mandi dengan air lalu menggosok kulit kemudian seluruh tubuh disiram dengan air secukupnya

6 8,5 %

b. Mandi dengan air dan sabun dan menggosok kulit kemudian seluruh tubuh disiram sampai bersih.

65 91,5%

Jumlah 71 100 %

3 Penggunaan sabun mandi

a. Memakai sabun sendiri 59 83,1 %

b. Memakai sabun bergantian dengan keluarga

12 16.9 %

Jumlah 71 100 %

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa kebiasaan mandi yang dilakukan oleh responden terbanyak pada 2 kali sehari diikuti dengan 1 kali sehari dengan jumlah responden yang menjawab 64 orang(90,1%) dan 7 orang (9,9%). Untuk mandi yang hanya menggunakan air dilakukan sebanyak 6 orang (8,5%)

sedangkan yang menggunakan air dan sabun serta disiram dengan bersih dilakukan oleh 65 orang (91,5%). Penggunaan sabun secara bergantian dilakukan sebanyak 12 orang (16,9%) dan yang menggunakan sabun sendiri, sebanyak 59 orang (83,1%) yang melakukannya.

4.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Kebersihan Tangan dan Kuku Dari hasil penelitian, didapatkan distribusi berdasarkan kebersihan tangan dan kuku responden sebagai berikut :

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kategori Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Kebersihan Tangan dan Kuku

Kebersihan

Tangan Dan Kuku Frekuensi Persentase (%)

Baik 50 70.4

Buruk 21 29,6

Total 71 100.0

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa karakteristik responden terhadap kebersihan tangan dan kuku dikategorikan baik dengan persentase terbanyak (70,4%).

Tabel 4.6. Distribusi Jawaban Kuesioner Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Kebersihan Tangan dan Kuku

No Kebersihan Tangan dan Kuku Jumlah Persentase (%) 1 Cara Mencuci Tangan

a. Membasuh kedua tangan dengan air memakai wadah/ mangkuk lalu tangan dikeringkan dengan lap

7 9,9 %

b. Membasuh kedua tangan dengan air yang mengalir dan menggosok kedua permukaan tangan dan sela-sela jari dengan sabun dan disiram dengan air mengalir lalu tangan dikeringkan dengan lap yang bersih.

64 90,1 %

Jumlah 71 100 %

2 Berapa Kali Memotong Kuku?

a. Sekali seminggu 66 93,0%

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa kebiasaan mencuci tangan tanpa memakai sabun lalu dikeringkan dengan lap sebanyak 7 orang (9,9%) dan mencuci tangan dengan sabun, menggosok sela-sela jari lalu dibersihkan dibawah air mengalir serta dikeringkan dengan kain lap sebanyak 64 orang (90,1%).

Responden yang memotong kuku sekali seminggu sebanyak 66 orang (93,0%) dan memotong saat sudah panjang sebanyak 5 orang (7,0%). Responden yang melakukan kebiasaan membersihkan kuku dengan sabun saat melakukan aktivitas mandi sebanyak 58 orang (81,7%) dan responden yang tidak membersihkan kuku menggunakan sabun saat mandi sebanyak 13 orang (18,3%).

4.1.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Kebersihan Pakaian

Dari hasil penelitian, didapatkan distribusi berdasarkan kebersihan pakaian responden sebagai berikut :

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Kategori Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Kebersihan Pakaian

Kebersihan Pakaian Frekuensi Persentase (%)

Baik 49 69,0

Buruk 22 31,0

Total 71 100.0

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa karakteristik responden terhadap kebersihan pakaian dikategorikan baik dengan persentase terbanyak (69,0%).

Tabel 4.8. Distribusi Jawaban Kuesioner Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Kebersihan Pakaian

No Kebersihan Pakaian Jumlah Persentase (%)

1 Apakah kita harus mengganti baju yang dipakai

Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa kebiasaan responden dalam menganti pakaian sebelum tidur sebanyak 63 orang (88,7%), sedangkan

yang tidak mengganti pakaian sebelum tidur setelah seharian dipakai sebanyak 8 orang (11,3%). Untuk kebiasaan responden yang menjemur pakaian yang dicuci dibawah terik matahari sebanyak 59 orang (83,1%), sedangkan tidak dibawah terik matahari sebanyak 12 orang (16,9%). Kebiasaan responden yang mengganti baju setelah berkeringat sebanyak 59 orang (83,1%) sedangkan tidak mengganti sebanyak 12 orang (16,9%).

4.1.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Kebersihan Handuk

Dari hasil penelitian, didapatkan distribusi berdasarkan kebersihan handuk responden sebagai berikut :

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Kategori Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Kebersihan Handuk

Kebesrsihan Handuk Frekuensi Persentase (%)

Baik 56 78,9

Buruk 15 21,1

Total 71 100.0

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa karakteristik responden terhadap kebersihan handuk dikategorikan baik dengan persentase terbanyak (78,9%).

Tabel 4.10. Distribusi Jawaban Kuesioner Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Kebersihan Handuk

No Kebersihan Handuk Jumlah Persentase (%)

1 Kebiasaan dalam memakai handuk?

a. Memakai handuk bergantian dengan keluarga

7 9,9 %

b. Memakai handuk sendiri

64 90,1 %

Jumlah 71 100 %

2 Kebiasaan meletakkan handuk yang telah dipakai setelah mandi? yang memakai handuk secara bergantian dengan keluarga sebanyak 7 orang (9,9%), sedangkan kebiasaan responden yang memakai handuk sendiri sebanyak 64 orang (90,1%). Responden yang menggantung handuk telah dipakai di dalam kamar sebanyak 6 orang (8,5%), sedangkan dijemur di luar/ jemuran sebanyak 65 orang (91,5%). Untuk responden yang keadaan handuknya kering ketika mandi sebanyak 65 orang (91,5%), sedangkan keadaan handuk lembab sebanyak 6 orang (8,5%).

4.1.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Kebersihan Tempat Tidur dan Sprei

Dari hasil penelitian, didapatkan distribusi berdasarkan kebersihan tempat tidur dan sprei responden sebagai berikut :

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Kategori Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Kebersihan Tempat Tidur dan Sprei

Kebesrsihan

Tempat Tidur dan Sprei Frekuensi Persentase (%)

Baik 54 76,1

Buruk 17 23,9

Total 71 100.0

Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa karakteristik responden terhadap kebersihan tempat tidur dan sprei dikategorikan baik dengan persentase terbanyak (76,1%)

Tabel 4.12. Distribusi Jawaban Kuesioner Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Kebersihan Tempat Tidur dan Sprei

No Kebersihan Tempat Tidur dan Sprei Jumlah Persentase (%) 1 Kebiasaan mengganti sprei?

3 Kebiasaan menjemur kasur dan bantal?

a. 2 minggu sekali 63 88,7 %

b. Lebih dari 2 minggu 8 11,3 %

Jumlah 71 100 %

Berdasarkan tabel 4.12 diatas dapat dilihat bahwa kebiasaan responden untuk mengganti sprei pada setiap 2 minggu sekali sebanyak 66 orang (93,0%), sedangkan yang mengganti sprei lebih dari 2 minggu berjumlah 5 orang (7,0%).

Responden yang memiliki kebiasaan membersihkan sprei sebelum tidur berjumlah 60 orang (84,5%), sedangkan yang tidak membersihkan sprei sebelum tidur sebanyak 11 orang (15,5%). Sementara itu, yang menjemur kasur dan bantal 2 minggu sekali sebanyak 63 orang (88,7%), sedangkan lebih dari 2 minggu sebanyak 8 orang (11,3%).

4.1.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Kebersihan Rumah Tangga Dari hasil penelitian, didapatkan distribusi berdasarkan kebersihan tangan dan kuku responden sebagai berikut :

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Kategori Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Kebersihan Rumah Tangga

Kebesrsihan

Rumah Tangga Frekuensi Persentase (%)

Baik 52 73,2

Buruk 19 26,8

Total 71 100.0

Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa karakteristik responden terhadap kebersihan rumah tangga dikategorikan baik dengan persentase terbanyak (78,9%).

Tabel 4.14. Distribusi Jawaban Kuesioner Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Kebersihan Rumah Tangga

No Kebersihan Pakaian Jumlah Persentase (%)

1 Intensitas membersihkan lantai dalam rumah baik dengan cara di sapu maupun di pel?

a. Sering 71 100 %

b. Jarang 0 0 %

Jumlah 71 100 %

2 Intensitas membersihkan perabotan rumah tangga yang terbuat dari kain ( misal : gorden, bantal ,

4 Intensitas membersihkan debu yang menempel pada perabotan elektronik ( misal: televisi , AC , kipas

Berdasarkan tabel 4.14 diketahui seluruh responden menjawab dengan intensitas sering manakala ditanya kebiasaan dalam memebersihkan lantai di dalam rumah. Sebanyak 67 orang (94,6%) menjawab sering dan 4 orang (5,4%)

menjawab jarang untuk pertanyaan tentang intensitas membersihkan alat perabotan rumah tangga berbahan kain. Dalam hal membersihkan kamar mandi, sebanyak 38 orang (53,5%) menjawab 2 hingga 3 kali dalam 1 minggu dan 33 orang (46,5%)yang menjawab 3 hingga 4 kali seminggu. Pertanyaan tentang intensitas membersihkan perabotan elektronik mayoritas responden menjawab sering dengan jumlah 68 orang (95,8%) dan 3 orang (4,2%) menjawab jarang.

Dalam hal membersihkan dapur, mayoritas responden menjawab 3 hingga 4 kali seminggu yaitu berjumlah 52 orang dan 19 orang menjawab 2 hingga 3 kali seminggu.

4.1.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Kejadian Dermatitis Atopik Dari hasil penelitian, didapatkan distribusi berdasarkan angka kejadian dermatitis atopik responden sebagai berikut :

Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Kategori Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Kejadian Dermatitis Atopik

Kejadian

Dermatitis Atopik Frekuensi Persentase (%)

Dermatitis Atopik 28 39,4

Tidak Dermatitis Atopik 43 60,6

Total 71 100.0

Berdasarkan tabel 4.15 diketahui insidensi terjadinya dermatitis atopik berjumlahh 28 orang(39,4%). Dan 43 orang (60,6%) lainnya tidak menderita dermatitis atopik. Pernyataan tersebut diambil berdasarkan skor total kuesioner ISAAC.

4.1.12 Distribusi Kejadian Dermatitis Atopik Menurut Jenis Kelamin Dari hasil penelitian, didapatkan distribusi berdasarkan angka kejadian dermatitis atopic menurut jenis kelamin sebagai berikut :

Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Kategori Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Kejadian Dermatitis Atopik Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Dermatitis Atopik

Total

Ya Tidak

N % N % N %

Laki-laki 9 32,1% 24 55,8% 33 46,5%

Perempuan 19 67,9% 19 44,2% 38 53,5%

Jumlah 28 100% 43 100% 71 100%

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa kejadian dermatitis atopik lebih banyak dialami pada perempuan dibandigkan pada laki-laki dengan jumlah masing-masing 19 orang (67,9%) dan 9 orang (32,1%).

4.1.13 Tabulasi Silang Personal Hygiene dan Tingkat Kebersihan Dalam Rumah Tangga Dengan Kejadian Dermatitis Atopik

Dari hasil penelitian, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.17. Tabulasi Silang Personal Hygiene dan Tingkat Kebersihan Dalam Rumah Tangga Dengan Kejadian Dermatitis Atopik

Personal Hygiene dan

Kebersihan Tempat Tidur dan

Sprei 4,443 0.035*

1. Baik 25 89,3% 29 67,4%

2. Buruk 3 10,7% 14 32,6%

Kebersihan dalam Rumah

Tangga 6,074 0.014* sebanyak 65,1%, kebersihan kulit yang baik dan menderita dermatitis atopik sebanyak 89,3% sedangkan, kebiasaan berperilaku tentang kebersihan kulit yang

buruk dan menderita dermatitis atopik sebesar 10,7% ,kebersihan kulit yang buruk dan tidak menderita dermatitis atopik sebanyak 34,9%%. Berdasarkan uji chi-square menunjukkan pada nilai X2 =5,234; p=0.02 menunjukkan kebiasaan berperilaku responden tentang kebersihan kulit mempunyai hubungan signifikan dengan kejadian dermatitis atopik pada anak di SD Swasta Pertiwi, Medan, Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan proporsi kebiasaan berperilaku responden tentang kebersihan tangan dan kuku yang baik dan tidak menderita dermatitis atopik sebanyak 65,8%, kebersihan tangan dan kuku yang baik dan menderita dermatitis atopik sebanyak 92,9% sedangkan kebiasaan berperilaku tentang kebersihan tangan dan kuku yang buruk dan menderita dermatitis atopik sebanyak 7,1%, kebersihan tangan dan kuku yang buruk dan tidak menderita dermatitis atopik sebesar 44,2%. Berdasarkan uji chi square menunjukkan pada nilai X2 =11,172; p=0,001 menunjukkan kebiasaan berperilaku responden tentang kebersihan tangan dan kuku mempunyai hubungan signifikan dengan kejadian dermatitis atopik pada anak di SD Swasta Pertiwi, Medan, Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan proporsi kebiasaan berperilaku responden tentang kebersihan pakaian yang baik dan tidak menderita dermatitis atopik sebanyak 58,1%, kebersihan pakaian yang baik dan menderita dermatitis atopik sebanyak 85,7%, sedangkan kebiasaan berperilaku tentang kebersihan pakaian yang buruk dan menderita dermatitis atopik sebanyak 14,3%, kebersihan pakaian yang buruk dan tidak menderita dermatitis atopik sebesar 41,9%. Berdasarkan uji chi square menunjukkan pada nilai X2 =6,030; p=0,014 menunjukkan kebiasaan berperilaku responden tentang kebersihan pakaian mempunyai hubungan signifikan dengan kejadian dermatitis atopik pada anak di SD Swasta Pertiwi, Medan, Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan proporsi kebiasaan berperilaku responden tentang kebersihan handuk yang baik dan tidak menderita dermatitis atopik sebanyak 69,8%, kebersihan handuk yang baik dan menderita dermatitis atopik sebanyak 92,9%, sedangkan kebiasaan berperilaku tentang kebersihan handuk

yang buruk dan menderita dermatitis atopik sebanyak 7,1%, kebersihan handuk yang buruk dan tidak menderita dermatitis atopik sebesar 30,2%. Berdasarkan uji chi square menunjukkan pada nilai X2 =5,426; p=0,020 menunjukkan kebiasaan berperilaku responden tentang kebersihan handuk mempunyai hubungan signifikan dengan kejadian dermatitis atopik pada anak di SD Swasta Pertiwi, Medan, Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan proporsi kebiasaan berperilaku responden tentang kebersihan tempat tidur dan sprei yang baik dan tidak menderita dermatitis atopik sebanyak 67,4%, kebersihan tempat tidur dan sprei yang baik dan menderita dermatitis atopik sebanyak 89,3%, sedangkan kebiasaan berperilaku tentang kebersihan tempat tidur dan sprei yang buruk dan menderita dermatitis atopik sebanyak 10,7%, kebersihan tempat tidur dan sprei yang buruk dan tidak menderita dermatitis atopik sebesar 32,6%. Berdasarkan uji chi square menunjukkan pada nilai X2 =4,443; p=0,035 menunjukkan kebiasaan berperilaku responden tentang kebersihan tempat tidur dan sprei mempunyai hubungan signifikan dengan kejadian dermatitis atopik pada anak di SD Swasta Pertiwi, Medan, Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan proporsi kebiasaan berperilaku responden tentang kebersihan dalam rumah tangga yang baik dan tidak menderita dermatitis atopik sebanyak 62,8%, kebersihan dalam rumah tangga yang baik dan menderita dermatitis atopik sebanyak 89,3%, sedangkan kebiasaan berperilaku tentang kebersihan dalam rumah tangga yang buruk dan menderita dermatitis atopik sebanyak 10,7%, kebersihan dalam rumah tangga yang buruk dan tidak menderita dermatitis atopik sebesar 37,2%. Berdasarkan uji chi square menunjukkan pada nilai X2 =6,074; p=0,014 menunjukkan kebiasaan berperilaku responden tentang kebersihan dalam rumah tangga mempunyai hubungan signifikan dengan kejadian dermatitis atopik pada anak di SD Swasta Pertiwi, Medan, Indonesia.

4.2 Pembahasan

Dermatitis atopik merupakan jenis penyakit radang kulit yang mengganggu penghalang kulit dan kemampuannya menahan kelembaban serta penyakit tersering yang ditemukan pada anak-anak. Dari 71 sampel yang didapat, ditemukan sebanyak 28 orang yang terkena dermatitis atopik. Dari 28 orang tersebut, perempuan mengalami dermatitis atopi lebih banyak daripada laki-laki yaitu sebanyak 19 orang (67,9%). Hal ini sejalan dengan pendapat Eichenfield dkk (2014) dimana dikatakan perempuan mengalami dermatitis atopik lebih rentan daripada lelaki dengan rasio 1,5 :1. Hal ini juga didukung dengan penelitian di India yang dilakukan Kumar et al. di tahun 2014 yang hasilnya menggambarkan kejadian dermatitis atopik itu lebih banyak didapat dan ditemukan pada anak perempuan daripada anak laki-laki.

Personal hygiene merupakan cara perawatan diri manusia agar tehindar dari berbagai paparan yang dapat menimbulkan suatu penyakit. Dari pengertian tersebut, dikatakan bahwa semakin baik personal hygiene seseorang maka lebih beresiko terkena dermatitis atopik. Personal hygiene yang dinilai pada penelitian ini yaitu merupakan penilaian kebiasaan responden berprilaku dalam sehari hari yang meliputi kebersihan kulit, kebersihan tangan dan kuku, kebersihan pakaian, kebersihan handuk serta kebersihan tempat tidur dan sprei dengan kejadian dermatitis atopik kemudian dibagi menjadi 2 kategori yaitu kategori baik dan kategori buruk. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa kebiasaan responden tentang menjaga personal hygiene yang meliputi kebersihan kulit, kebersihan tangan dan kuku, kebersihan pakaian, kebersihan handuk dan kebersihan tempat tidur dan sprei dalam kategori baik.

Berdasarkan hasil uji chi-square ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara personal hygiene yang meliputi kebersihan kulit, kebersihan tangan dan kuku, kebersihan pakaian, kebersihan handuk dan kebersihan tempat tidur dan sprei dengan kejadian dermatitis atopik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sajida yang dilakukan pada tahun 2012 yang menyatakan bahwa personal hygiene seseorang mempunyai hubungan yang signifikan dengan

keluhan penyakit kulit. Dan hal ini juga sejalan dengan pendapat David Strachan mengenai hygiene hypothesis dimana beliau mengatakan semakin sedikitnya terpapar pajanan sumber penyakit diakibatkan terlalu bersihnya seseorang menjaga kebersihan dirinya sendiri makanya orang tersebut lebih rentan terkena alergi dimana pada penelitian ini yaitu Dermatitis Atopik ( Scudellari , 2017 )

Kebersihan dalam rumah tangga merupakan perilaku tentang bagaimana kita menjaga kebersihan dalam rumah yang mencakup beberapa aspek seperti lantai, kamar mandi, dapur, serta perabotan-perabotan yang berada didalam rumah. Kebersihan rumah tangga yang dinilai pada penelitian ini merupakan tingkat keseringan orang orang yang berada dalam rumah dapat membersihkan lantai, kamar mandi, dapur, serta perabotan perabotan yang berada di dalam rumah responden dengan kejadian dermatitis atopik kemudian dibagi menjadi 2 kategori yaitu kategori baik dan kategori buruk. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa tingkat keseringan orang orang yang berada dalam rumah dapat membersihkan lantai, kamar mandi, dapur, serta perabotan perabotan yang berada di dalam rumah dalam kategori baik.

Berdasarkan hasil uji chi-square ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara kebersihan dalam rumah tangga yang meliputi tingkat keseringan orang orang yang berada dalam rumah dapat membersihkan lantai, kamar mandi, dapur, serta perabotan perabotan yang berada di dalam rumah responden dengan kejadian dermatitis atopik. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh International Scientific Forum on Home Hygiene, kebersihan dalam rumah dapat menjadi faktor untuk mendapatkan kelainan kulit. Kebersihan rumah juga berperan penting dalam menjadi pemicu kelainan kulit yang disebabkan oleh adanya kelainan imunitas yang menyebabkan alergi pada tubuh seseorang. Salah satu contohnya adalah dermatitis atopik (International Scientific Forum on Home Hygiene, 2018).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di tarik kesimpulan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil penelitian di tarik kesimpulan sebagai berikut :

Dokumen terkait