• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Kerangka Konsep

Berdasarkan latar belakang, kajian teori dan beberapa penelitian terdahulu yang telah diuraikan sebelumnya maka pada bagian ini diuraikan mengenai kerangka konsep terhadap “Permintaan Jasa Bentor Pasca Munculnya Ojek Online di Kota Makassar” yang tergambarkan sebagai berikut.

Berdasarkan dengan arah penelitian ini yakni menganalisis permintaan jasa bentor pasca munculnya ojek online di Kota Makssar maka terdapat dua factor atau instrumen yang muncul dalam membantu peneliti menganalisa sejauh mana permintaan jasa bentor pasca munculnya ojek online di Kota Makassar. Pertama, sebelum adanya ojek online dimana peneliti akan menganalisa sejauh mana permintaan jasa bentor sebelum adanya ojek online. Kedua, setelah adanya ojek online dimana secara tidak langsung tentu memiliki pengaruh sehingga peneliti tertarik melihat permasalahan dan akan menganalisis kedua factor atau instrument tersebut diatas apakah dengan adanya ataupun setelah adanya ojek online berpengaruh positif ataukah negative terhadap permintaan jasa bentor di Kota Makassar.

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Konsep Analisis Permintaan Jasa Bentor Pasca Munculnya Ojek Online di Kecamatan Tamalate Kota Makassar

31 A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang memanfaatkan data kualitatif dengan tujuan untuk menganalisis kejadian, fenomena atau keadaan sosial secara mendalam. Penelitian ini akan mendeskripsikan data-data yang akan diteliti melalui sumber data primer dalam menjawab pokok permasalahan dan menjabarkan maksud peneliti dalam penelitian ini.

Kemudian melakukan wawancara langsung kepada responden untuk mendapatkan data utama sebagi pelengkap dalam penelitian ini.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep pada penelitian ini maka peneliti mengambil fokus terhadap permasalahan dalam penelitian ini yakni bagaimana permintaan jasa bentor pasca munculnya ojek online di Kota Makassar sehingga penelitian ini bersifat kualitatif yang kemudian dalam penyelesaiannya adalah dengan menganalisis fakta berdasarkan data yang diperoleh di lapangan. Adapun informan pada penelitian ini yakni para pebentor yang kemudian dipilih berdasarkan wilayah dominan yakni pada Kecamatan Tamalate Kota Makassar sebanyak 10 orang, pengguna bentor sekaligus juga sebagai pengguna ojek online sebanyak 10 orang.

C. Pemilihan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tamalate Kota Makassar yang merupakan lokasi tersibuk dengan berbagai moda transportasi salah satunya yakni bentor yang peneliti masukkan dalam penelitiannya. Jadi, subyek atau situs penelitian dalam penelitian ini adalah pelaku atau driver jasa bentor yang beroperasi di Kecamatan Tamalate Kota Makassar yang berlangsung selama kurang lebih selama sebulan pada Oktober 2020.

D. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini adalah driver bentor yang beroperasi di Kecamatan Tamalate Kota Makassar serta pengguna jasa bentor sekaligus pengguna ojek online yang merupakan sumber data primer yang kemudian datanya diperoleh melalui wawancara langsung dengan informan menggunakan draft wawancara (daftar pertanyaan) yang mencakup identitas informan secara umum.

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua metode sebagai berikut:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Metode ini digunakan dengan mencari data dan menelaah bahasan teoritis dari berbagai buku-buku, artikel-artikel, dan karya ilmiah serta penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Metode ini dilakukan dengan cara turun langsung ke lapangan untuk melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait yang mengetahui informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, dan memberikan kuisioner kepada para informan yaitu pelaku atau driver jasa bentor.

F. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini instrument penelitiannya adalah peneliti itu sendiri yang bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Instrumen selain peneliti adalah (seperti; angket, pedoman wawancara, pedoman observasi dan sebagainya), tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen kunci. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti sebagai instrument utama adalah mutlak karena peneliti harus berinteraksi dengan lingkungan baik manusia dan non manusia yang ada dalam kancah penelitian ini.

G. Teknik Analisis

Analisi data pada penelitian ini bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan yang kemudian dideskripsikan menjadi sebuah teori. Tahapan analisis yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berikut adalah penjelasan mengenai tahapan analisa data:

1. Reduksi Data

Laporan atau data yang diperoleh di lapangan dituangkan dalam bentuk uraian yang lengkap dan terperinci. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data dalam penelitian ini yaitu merangkum, memfokuskan pada hal–hal yang penting, mengkategorikan, serta dicari tema dan polanya. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya apabila diperlukan.

2. Penyajian Data

Pada tahap ini peneliti mengembangkan sekumpulan informasi dan data yang tersusun, tujuannya untuk penarikan kesimpulan dan mengambil tindakan. Adanya penyajian data dapat mempermudah dalam memahami apa yang terjadi. Dalam penelitian ini, penyajian data diwujudkan dalam bentuk uraian, tabel, dan foto/gambar.

Selanjutnya penyajian data digunakan dalam bentuk teks naratif yang mendeskripsikan langsung mengenai hasil temuan yang didapat peneliti melalui teknik wawancara untuk diadakan kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan penganalisaan akhir yang diperoleh berdasarkan hasil reduksi data dan penyajian data. Peneliti menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang diperoleh dari lapangan. Peneliti menganalisis dan mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal hal yang sering timbul,

yang dituangkan dalam kesimpulan. Dalam penelitian ini penarikan kesimpulan dilakukan dengan pengambilan intisari dari rangkaian kategori hasil penelitian berdasarkan observasi, dan wawancara.

36 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kota Makassar (Makassar: kadang dieja Macassar, Mangkasar;

dari 1971 hingga 1999 secara resmi dikenal sebagai Ujungpandang atau Ujung Pandang) adalah sebuah kotamadya dan sekaligus ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kotamadya ini adalah kota terbesar pada 5°8′S 119°25′E Koordinat: 5°8′S 119°25′E, di pesisir barat daya pulau Sulawesi, berhadapan dengan Selat Makassar.

Kota Makassar (Macassar, Mangkasar, Ujung Pandang (1971-1999)) adalah salah satu kota metropolitan di Indonesia dan sekaligus sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kota Makassar merupakan kota terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di Kawasan Timur Indonesia. Sebagai

Gambar 4.1 Peta Kota Makassar

pusat pelayanan di Kawasan Timur Indonesia (KTI), Kota Makassar berperan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatan industri, pusat kegiatan pemerintahan, simpul jasa angkutan barang dan penumpang baik darat, laut maupun udara dan pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan.

Kota ini tergolong salah satu kota terbesar di Indonesia dari aspek pembangunannya dan secara demografis dengan berbagai suku bangsa yang menetap di kota ini. Suku yang signifikan jumlahnya di kota Makassar adalah suku Makassar, Bugis, Toraja, Mandar,Buton, Jawa, dan Tionghoa.

Makanan khas Makassar yang umum dijumpai seperti Coto Makassar, Roti Maros, Jalangkote, Kue Tori, Palubutung, Pisang Ijo, Sop Saudara dan Sop Konro.

Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di bagian Selatan Pulau Sulawesi yang dahulu disebut Ujung Pandang, terletak antara 119º24’17’38” Bujur Timur dan 5º8’6’19” Lintang Selatan yang berbatasan sebelah Utara dengan Kabupaten Maros, sebelah Timur Kabupaten Maros, sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah Barat adalah Selat Makassar. Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2°(datar) dan kemiringan lahan 3-15° (bergelombang). Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi. Kota Makassar memiliki kondisi iklim sedang hingga tropis memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 26,°C sampai dengan 29°C.

Kota Makassar adalah kota yang terletak dekat dengan pantai yang membentang sepanjang koridor barat dan utara dan juga dikenal sebagai

“Waterfront City” yang didalamnya mengalir beberapa sungai (Sungai Tallo, Sungai Jeneberang, dan Sungai Pampang) yang kesemuanya bermuara ke

dalam kota. Kota Makassar merupakan hamparan daratan rendah yang berada pada ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut. Dari kondisi ini menyebabkan Kota Makassar sering mengalami genangan air pada musim hujan, terutama pada saat turun hujan bersamaan dengan naiknya air pasang.

Secara administrasi Kota Makassar dibagi menjadi 15 kecamatan dengan 153 kelurahan. Di antara 15 kecamatan tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan dengan pantai yaitu Kecamatan Tamalate, Kecamatan Mariso, Kecamatan Wajo, Kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan Tallo, Kecamatan Tamalanrea, dan Kecamatan Biringkanaya.

Batas-batas administrasi Kota Makassar adalah:

1. Batas Utara: Kabupaten Maros 2. Batas Timur: Kabupaten Maros

3. Batas Selatan: Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar 4. Batas Barat: Selat Makassar

Secara umum topografi Kota Makassar dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :

a. Bagian Barat ke arah Utara relatif rendah dekat dengan pesisir pantai.

b. Bagian Timur dengan keadaan topografi berbukit seperti di Kelurahan Antang Kecamatan Panakukang.

Perkembangan fisik Kota Makassar cenderung mengarah ke bagian Timur Kota. Hal ini terlihat dengan giatnya pembangunan perumahan di Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Mangggala Panakkukang, dan Rappocini.

Kota Makassar sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Sulawesi Selatan memiliki banyak daya tarik. Terkenal dengan potensi bahari, aneka kuliner tradisional, dan budaya etniknya. Banyak tempat-tempat menarik yang wajib dikunjungi selama berkunjung ke sini. Berikut kami rangkum aneka pilihan transportasi berkeliling kota yang memudahkan Anda dalam mengeksplor kekayaan daerah ini.

1. Pete-pete

Kamus Besar Bahasa Indonesia sudah memasukkan pete-pete sebagai kata baku, yang artinya kendaraan bermotor angkutan umum di dalam kota (Sulawesi Selatan). Model kendaraan ini sama dengan umumnya angkutan kota di kota-kota besar lain berupa mobil mikrolet.

Berdasarkan data Dinas Perhubungan Kota Makassar tahun 2011, ada 4.113 unit pete-pete di kota Makassar yang setiap hari beroperasi melayani 14 trayek dalam kota. Kendaraan ini menjadi salah satu andalan warga Makassar dalam menempuh perjaanan di dalam kota. Relatif mudah ditemukan baik siang atau malam hari. Jauh-dekat jarak tempuh ongkosnya Rp 4.500 sekali jalan.

2. Trans Mamminasata

Bus Rapid Transit (BRT) atau bus transportasi massal Trans Mamminasata mulai dioperasikan Perum Damri cabang Makassar sejak pertengahan 2015. Saat ini beroperasi di tiga koridor, dan segera menyusul koridor lainnya. Trans Mamminasata bisa menjadi pilihan alternatif menikmati pemandangan dalam kota dengan suasana yang nyaman. Bus ini bisa menampung 70 orang dan dilengkapi sejumlah fasilitas seperti AC dan WiFi. Ongkosnya Rp 5 Ribu per koridor.

3. Becak

Pemerintah Kota Makassar menjadikan becak sebagai alat transportasi wisata. Sebagai sarana tradisional, becak sudah jarang ditemukan di dalam kota. Sekarang lebih banyak ditemukan di sekitar kawasan wisata dan hiburan seperti Pantai Losari dan sekitarnya.

Kendaraan ini cocok untuk menempuh perjalanan pendek dengan perlahan, sembari menikmati suasana sekitar. Urusan harga, silakan nego dengan pengayuhnya.

4. Bentor

Bentor atau becak bermotor, sesuai namanya, bisa dibilang evolusi dari becak. Perubahan mendasar adalah alat kemudi yang tidak lagi dikayuh, melainkan dengan mesin sepeda motor. Yang tersisa dari becak adalah ruang penumpang di bagian depan. Kecepatan yang lebih tinggi perlahan-lahan membuat bentor menggantikan keberadaan becak.

Kendaraan ini juga cocok untuk perjalanan singkat jarak pendek.

Pemerintah Kota Makassar melarangnya beroperasi di jalan-jalan utama atau protokol.

5. Taksi

Ada banyak pilihan layanan taksi di Makassar. Tinggal menghubungi nomor pusat layanan, supir akan datang menjemput dan mengantar ke tujuan. Kendaraan ini cocok untuk penumpang yang menginginkan transportasi praktis dengan kenyamanan dan privasi, karena tidak dibatasi trayek atau koridor. Ongkosnya lebih cocok untuk kelas ekonomi menengah ke atas.

6. Ojek Motor

Ojek umumnya ditemukan di pangkalan yang dekat dengan pemukiman penduduk. Tapi belakangan sedang marak layanan ojek online. Anda tinggal memesan lewat perangkat ponsel. Ongkos biasanya tergantung jarak tempuh.

7. Sewa mobil atau motor

Dengan menyewa kendaraan, pergerakan berkeliling kota bisa lebih leluasa. Penyewaan kendaraan di Makassar banyak tersebar dengan tarif per hari atau per minggu. Untuk motor, berkisar Rp 80 Ribu per hari.

Adapun mobil biasanya Rp 250 Ribu sampai Rp 300 Ribu.

B. Hasil Penelitian

Data hasil penelitian diperoleh dari teknik wawancara yang dilakukan terhadap 10 orang informan dari pihak penarik bentor, 10 orang informan dari pihak pengguna bentor sekaligus penggunan ojek online yang dianggap representatif terhadap obyek masalah dalam penelitian ini. Adapun penyajian data atau hasil penelitian merupakan hasil dari menganalisis data yang diperoleh dari lapangan melalui proses wawancara langsung dengan informan yakni pebentor dan pengguna bentor sekaligus pengguna ojek online. Sehingga diperoleh data hasil analisis yang dideskripsikan oleh peneliti terbagi dalam 2 elemen informan yakni dari kalangan penarik bentor itu sendiri sebagai informan kunci dan pengguna jasa bentor sekaligus pengguna ojek online sebagi informan utama sebagai beriku:

1. Karakteristik Informan

a. Penarik Bentor (Becak Motor)

Para Penarik bentor (becak motor ) merupakan Informan kunci yang memiliki informasi secara menyeluruh tentang permasalahan yang diangkat oleh peneliti. Informan kunci bukan hanya mengetahui tentang kondisi / fenomena pada masyarakat secara garis besar, juga memahami informasi tentang informan utama. Informan kunci adalah orang yang bersedia berbagi konsep dan pengetahuan dengan peneliti. Untuk itu dalam pengumpulan data, peneliti memulainya dari informan kunci untuk mendapatkan gambaran yang utuh dan menyeluruh tentang masalah yang diamati.

Bentor (Becak Motor) yang beroperasi di Kota Makassar cukup banyak. Sesuai dengan Peraturaan Walikota Makassar Tahun 2011, tercatat ada 4 Kecamatan yang ada di Kota Makassar sebagai wilayah operasional bentor (becak motor) yakni pada kawasan Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Tamalate, dan Kecamatan Manggala. Pemerintah Kota Makassar sebagai pemegang kebijakan dalam hal ini Dinas Perhubungan Kota Makassar mengatakan para penarik bentor hanya boleh beroperasi pada wilayah tersebut dan tidak diperbolehkan melintas pada jalan protokol Kota Makassar. Sehingga para pengguna jasa bentor harus mendapatkan bentor pada ruas jalan-jalan tertentu saja. Dari data tersebut sesuai dengan hasil observasi langsung di lapangan, peneliti mengambil wilayah dominan terhadap keberadaan penarik bentor yakni pada Kecamatan Tamalate.

Tabel 4.1 Penarik Bentor (Becak Motor) menunjukkan bahwa para penarik bentor semuanya berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah 10 orang. Terdapat pula 5 alamat para penarik bentor yakni Bontolanra 1 orang, Mapaoddang 4 orang, Ratulangi 2 orang, labuang baji 1 orang, dan Kumala 2 orang. Dari total data informan para penarik bentor pada wilayah dominan Kecamatan Talamate terdapat 7 orang yang memiliki usia yang mendominasi yaitu usia 50 tahun keatas dan ada 3 orang yang memiliki usia dibawah 50 tahun. Hal ini membuktikan bahwa para penarik bentor di kecamatan Tamalate di dominisasi oleh penarik bentor yang berusia 50 tahun keatas.

b. Pengguna Jasa Bentor (Becak Motor) Sekaligus Pengguna Ojek Online

Para Pengguna merupakan informan utama dalam penelitian ini.

Peneliti mengibaratkannya mirip dengan “aktor utama” dalam sebuah kisah atau cerita. Dengan demikian informan utama adalah orang yang

Sumber : Data Primer 2020

mengetahui secara teknis dan detail tentang masalah penelitian yang akan dipelajari. Sehingga pada penelitian ini tentang permintaan jasa bentor pasca munculnya ojek online di Kota Makassar, yang merasakan manfaat pelayanan atau jasa bentor sebagai informan utama adalah para pelanggan atau pengguna, sedangkan sebagai informan kunci adalah para penarik bentor selaku penyedia jasa.

Pengguna yang dimaksud oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pengguna jasa bentor dan sekaligus juga pengguna ojek online dimana peneliti mengambil keterangan dari para informan melalui wawancara langsung dilapangan sehingga didapatkan beberapa informan sebagai berikut.

Tabel 4.2 Pengguna Jasa Bentor (Becak Motor) Sekaligus Pengguna Ojek Online

No. Nama Alamat Profesi

1. Rohani S.Pd Toddopuli Raya Pegawai Negeri Sipil 2. Nurjannah Toa daeng 3

makassar

Mahasisiwi

3. Syamsinar Makassar Pelajar

4. Amalia Rugayya Jl. AR. Hakim, Makassar

Karyawan Swasta 5. Nur shafirah

ranchman

Jl sultan alauddin Karyawan swasta 6. Andi Hidayani

9. Nurmila Makassar Ibu Rumah Tangga

10. Nur shafirah ranchman

Jl. Sultan Alauddin Karyawan Swasta Sumber : Data Primer 2020

Data informan pengguna pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa terdapat 9 orang berjenis kelamin perempuan dan hanya 1 orang berejenis kelamin laki-laki. Berdasarkan data pengguna tersebut diatas, informan yang berprofesi sebagai karyawan swasta merupakan pengguna jasa bentor terbanyak sedangkan informan pengguna yang paling rendah yakni yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).

2. Data Hasil Wawancara dengan Informan a. Penarik Bentor (Becak Motor)

Berikut data penelitian hasil dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap para penarik bentor (becak motor) sebagai berikut:

“Sudah berapa lama bapak menekuni pekerjaan ini dan bagaimana keluh kesahnya ?

Sudah 5 tahunan berprofesi sebagai penarik bentor, susah sekarang cari pekerjaan karena tidak ada juga ditau yang lain jadi terpaksa dijalani apa yang ada, karena sekarang sudah banyak saingan terutama ojek online, grab dan lainnya.

Jawaban rata-rata dari para penarik bentor bahwa mereka telah berprofesi sebagai penarik bentor sudah 5 tahunan dan memiliki keluh kesah selama menekuni profesi tersebut yakni dikarenakan tidak ada sumber pendapatan lain yang bisa mereka tekuni karena keterbatasan kompetensi dam skill yang dimiliki ditambah dengan kemunculan ojek online saat ini berbasis teknologi membuat mereka memiliki kompetitor yang kuat. Hal ini memiliki korelasi dengan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh Bapak Rasyid, Bapak Nasir dan Bapak Saipul yakni:

“Bagaimana kondisi permintaan jasa bentor bapak saat ini pasca munculnya ojek online ?

Sudah mulai menurun, penumpang juga sudah tidak menentu kadang banyak yang naik bentor kadang juga sedikit, kondisi sekarang sangat krisis permintaan setelah munculnya ojek online ada penurunan, menurun sekalimi sekarang setelah adanya ojek online.”

Setelah dilakukan analisis secara mendalam peneliti menemukan bahwa kondisi permintaan jasa bentor menurun sangat drastis setelah adanya ojek online. Dapat dilihat dari sedikitnya permintaan yang masuk kepada para penarik bentor sampai bahkan terkadang tidak mendapatkan permintaan sewa jasa sama sekali. Hal ini membuktikan minat para pengguna jasa bentor sudah mengalami penurunan yang sangat signifikan setelah adanya ojek online sehingga berdampak kepada permintaan jasa bentor juga yang benar-benar telah mengalami penurunan. Berdasarkan hal tersebut pula berdampak pada pendapatan para pebentor seperti yang dikatakan oleh Bapak Rasyid dan Bapak Saipul sebagai berikut:

“Bagaimana grafik tingkat pendapatan bapak sebelum dan setelah munculnya ojek online ?

Sebelum adanya ojek online pendapatan bisa mencapai 200 sampai 300 per perhari tapi setelah ada ojek online pendapatan turun dan tidak menentu perharinya paling tinggimi itu 50ribu, pendapatan setelah adanya ojek online juga semakin sedikitmi dan itupun habis dalam sehari.”

Grafik pendapatan para pebentor menunjukkan keprihatinan.

Sebelum adanya ojek online mereka tidak terlalu mengkhawatirkan persoalan pendaptan namun saat ini hal tersebut menjadi perhatian, mengapa tidak, sebelum adanya ojek online pendaptan mereka stabil tetatpi saat ini mengalami penurunan yang sangat memprihatinkan.

Bahkan mereka sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup yang seba kompleks di zaman modern saat ini karena begitu banyaknya kebutuhan keluarga dan tuntutan mereka sebagai seorang kepala keluarga.

b. Pengguna Jasa Bentor (becak motor) Sekaligus Pengguna Ojek Online

Adapun data hasil wawancara dengan pengguna jasa bentor sekaligus pengguna ojek online sebagai berikut:

“Diantara bentor dan ojek online manakah yang dominan anda gunakan sebagai moda transportasi anda ?

Ojek Online.”

Rata-rata moda transportasi yang dominan mereka gunakan saat ini adalah ojek online. 7 dari 10 pengguna menyebutkan dirinya menggunakan ojek online. Berdasarkan informasi tersebut, pertanyaan selanjutnya berkaitan, dimana peneliti mempertanyakan alasan pilihan dari semua pengguna yang lebih memilih ojek online sebagai moda transportasi mereka.

“Apa alasan anda memilih jasa bentor dana tau ojek online sebagai moda transportasi dalam menunjang kegiatan rutinitas anda ?

Karena adanya akses yang mudah.

Alasan saya memilih ojek online karena lebih efisian dan efektif terhadap waktu.

Selain ongkos yang dominan murah, ojek online memiliki kecepatan sampai lebih cepat dianding bentor.”

Berhubungan dengan pertanyaan kedua bahwa para pengguna lebih banyak menggunakan ojek online saat ini dikarenakan lebih praktis dan efisien dilihat dari tarif, jangkauan dan kecepatan tempuh yang diungkapkan oleh Saudari Nurjannah, Ibu Amalia Rugayya dan Saudari Andi Hidayani Syahrir. Selanjutnya merupakan jawaban atas pertanyaan mengenai mengapa para pengguna kurang memilih bentor sebagai berikut:

“Menurut anda apa kekurangan dan kelebihan moda transportasi bentor yang selama ini anda rasakan ?”

Kekuranngannya karena tempat mangkalnya tidak tetap, kelebihannya karena bisa muat 2 sampai 3 orang dan muat banyak barang.

Ya, yang paling utama saya kadang kesulitan dalam menemukan bentor diwaktu saya sedang butuh.”

Kekurangan yang dikeluhkan pengguna bentor adalah tempat mangkalnya hanya pada tempat tertentu serta peniliti juga menemukan pada kemudahan menemukan bentor pada saat ini dirasa sulit apatahlagi ketika dibenturkan dengan kebutuhan pengguna yang menginginkan kecepatan dan ketepatan pada saat sedang dibutuhkan sedangkan kelebihannya adalah dapat memuat banyak penumang dan barang bawaan. Ternyata tidak sampai disitu, pengguna juga mengeluhkan

Kekurangan yang dikeluhkan pengguna bentor adalah tempat mangkalnya hanya pada tempat tertentu serta peniliti juga menemukan pada kemudahan menemukan bentor pada saat ini dirasa sulit apatahlagi ketika dibenturkan dengan kebutuhan pengguna yang menginginkan kecepatan dan ketepatan pada saat sedang dibutuhkan sedangkan kelebihannya adalah dapat memuat banyak penumang dan barang bawaan. Ternyata tidak sampai disitu, pengguna juga mengeluhkan

Dokumen terkait