• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERMINTAAN JASA BENTOR PASCA MUNCULNYA OJEK ONLINE DI KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR SKRIPSI. Oleh ITMAL NIM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PERMINTAAN JASA BENTOR PASCA MUNCULNYA OJEK ONLINE DI KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR SKRIPSI. Oleh ITMAL NIM."

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh ITMAL

NIM. 105711121216

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim.

Dengan Nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang serta shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, Karya Ilmiah Analisis Permintaan Jasa Bentor Pasca Munculnya Ojek Online di Kota Makassar ini spesial kupersembahkan untuk Kedua Orangtuaku, saudaraku dan sahabatku.

MOTTO HIDUP

Jika memulainya karena Allah Maka Jangan Menyerah karena Manusia

Jika Tujuan Belum Tercapai Maka Jangan Ganti Tujuannya

Tetapi Ganti Strateginya

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Permintaan Jasa Bentor Pasca Munculnya Ojek Online di Kecamatan Tamalate Kota Makassar”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis bapak Mustakim dan ibu Masriah yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih.

Dan saudara-saudaraku tercinta Musriadi, Nurlisa, Nurlianti.,S.P, Nilam, Devi dan Muh.Fandy, yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

(7)

vii

1. Bapak Prof. DR. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE, MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Hj. Naidah, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE, M.Si, selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sehingga Skripsi selesai secara baik dan maksimal.

5. Bapak Asdar, SE, M.Si, selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu secara ikhlas selama dalam penyusunan Skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal kata lelah dalam melakukan transfer ilmu kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Terkhusus peneliti ucapkan terima kasih kepada partnerku Nur Karmilawati Abdis yang senantiasa menemani dari awal hingga akhir kepenulisan Skripsi dengan penuh keikhlasan, kesabaran, perhatian dan pengorbanan membantu peneliti.

9. Terima kasih kepada rakan-rekan Se-Ikatanku di Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Ekonomi dan Bisnis (Pikom FEB) Universitas Muhammadiyah Makassar yang selalu mengingatkan akan kebaikan suatu hal untuk dunia dan akhirat penulis.

(8)

viii

10. Terima kasih kepada seluruh rekan-rekan Unit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Kreativitas Ilmiah Mahasiswa Penelitian dan Penalaran (UKM LKIM-PENA) Universitas Muhammadiyah Makassar yang selama ini menjadi wadah dalam memperkaya wawasan serta motivasi untuk tetap kerja Keras, Kerja Cerdas dan Kerja Ikhlas dalam menyelesaikan Skripsi penulis.

11. Terima kasih kepada saudara-saudariku IMMawan dan IMMawati Otw Sarjana yang selama ini selalu menasehati, memotivasi dan membersamai penulis dalam penyelesaian Skripsi Penulis.

12. Terima kasih kepada seluruh rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Pembangunan Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama dan saling memotivasi sehingga penulis dapat merampungkan Skripsi ini.

Akhirnya sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Semoga Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabaqul Khaerat, Wassalamu alaikum Wr.Wb.

Makassar, 4 November 2020 Penulis

(9)

ix ABSTRAK

Itmal, 2020, “Analisis Permintaan Jasa Bentor Pasca Munculnya Ojek Online di Kecamatan Tamalate Kota Makassar”, Skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar oleh Pembimbing I Bapak H. Andi Jam’an Pembimbing II Bapak Asdar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permintaan jasa bentor pasca munculnya ojek online di Kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey dengan pendekatan deskriptif kualitatif.

Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

Penelitian ini menganalisis fenomena yang terjadi tehadap permintaan jasa bentor sebelum dan setelah adanya ojek online di Kota Makassar. Pengumpulan data yang digunakan yaitu library research dan field research sedang teknik analisis dengan melakukan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permintaan jasa bentor pasca munculnya ojek online di Kota Makassar mengalami penurunan permintaan yang sangat signifikan yang terbukti jelas dilihat dari tingkat pendapatan dan peminat jasa bentor. Berbeda sebelum adanya ojek online permintaan terhadap jasa bentor meningkat pesat.

Kata Kunci : Permintaan Jasa Bentor, Ojek Online.

(10)

x ABSTRACT

Itmal, 2020, "Analysis of Demand for Bentor Services after the Emergence of Online Ojek in the Tamalate sub-district of Makassar City", Thesis of the Development Economics Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar by Advisor I, Mr. H. Andi Jam'an, Advisor II Mr. Asdar.

This study aims to determine the demand for bentor services after the emergence of online ojek in Makassar City. The type of research used in this research is survey research with a qualitative descriptive approach. The analysis technique in this study used a qualitative descriptive analysis. This study analyzes the phenomenon that occurs in the demand for bentor services before and after the online ojek in Makassar City. The data collection used is library research and field research while the analysis technique is doing data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results showed that the demand for bentor services after the emergence of online ojek in Makassar City experienced a very significant decrease in demand which was clearly evident from the level of income and enthusiasts of bentor services. Unlike before the existence of online ojek, the demand for bentor services increased rapidly.

Keywords: Demand for Bentor Services, Online Ojek.

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 7

1. Teori Permintaan ... 7

2. Teori Perilaku Konsumen yang Mempengaruhi Permintaan ... 11

3. Jasa ... 12

4.Transportasi ... 16

5. Permintaan (demand) Jasa Transportasi ... 16

6. Bentor ... 20

(12)

xii

7. Ojek Online ... 25

B. Tinjauan Empiris ... 26

C. Kerangka Konsep ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 31

B. Fokus Penelitian ... 31

C. Pemilihan Lokasi Penelitian ... 32

D. Sumber Data ... 32

E. Pengumpulan Data ... 32

F. Instrumen Penelitian ... 33

G. Teknik Analisis ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umun Lokasi Penelitian ... 36

B. Hasil Penelitian ... 41

1. Karakteristik Informan ... 42

2. Data Hasil Wawancara dengan Informan ... 45

C. Pembahasan ... 49

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN ... 57

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 26 Tabel 4.1 Penarik Bentor (Becak Motor) ... 43 Tabel 4.2 Pengguna Jasa Bentor Sekaligus Pengguna Ojek Online ... 44 Nomor Judul Halaman

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kurva Permintaan ... 9

Gambar 2.2 Pergeseran Kurva Permintaan ... 10

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Konsep ... 30

Gambar 4.1 Peta Kota Makassar ... 36

Nomor Judul Halaman

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Daerah perkotaan merupakan daerah istimewa terhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah sehingga dapat menjadi rotasi utama pergerakan perekonomian. Konsentrasi aktivitas penduduk menjadi lebih produktif terhadap aktivitas perekonomian sebagai hal yang mendasar bagi kelangsungan ekonomi sebagian besar peduduk perkotaan. Salah satu kota pusat konsentrasi ekonomi terbesar di Indonesia Timur adalah Kota Makassar yang dinobatkan kedalam 5 kota metropolitan di Indonesia. Hal ini nyata adanya karena begitu majunya berbagai macam perangkat dan sarana yang menunjang kehidupan perkotaan.

Dewasa ini sangat dirasakan bahwa dalam melakukan berbagai macam aktivitas luar rumah khususnya di kota Makassar ditunjang dengan berbagai moda transportasi baik darat, laut dan udara. Kegiatan sarana transportasi merupakan sarana yang sangat vital dalam melancarkan berbagai kegiatan masyarakat perkotaan dan tidak dapat dipungkiri pula bahwa dalam melakukan kegiatan ekonomi di seluruh dunia saat ini sangat bergantung pada transportasi.

Peranan jasa transportasi menjadi sangat penting bagi perekonomian dunia yang secara langsung mendukung bisnis skala regional, nasional dan internasional. Tanpa transportasi sebagai penunjang pergerakan ekonomi maka tidak akan tercapai hasil yang menjadi tujuan aktivitas perekonomian dan aktivitas lainnya yang menggunakan moda transportasi. Begitu majunya

(16)

teknologi pada bidang transpotasi, sarana-sarana jenis pengangkutan semakin berkembang pesat.

Demikian juga perusahaan maupun perorangan yang semakin banyak memenuhi kebutuhan konsumen pada sektor permintaan transportasi yang akan mampu bersaing dan bertahan. Fleksibilitas pasar merupakan tuntutan pasar yang mempengaruhi kebutuhan konsumen yang dinamis terhadap permintaan jasa transportasi seperti angkutan umum dan transportasi online baik berasal dari perusahaan maupun kelompok serta perorangan yang menawarkan jasa transportasi tersebut. Ketersediaan jasa transportasi berkolerasi positif dengan kegiatan ekonomi konsumen yang menunjangnya dan mempermudah segala bentuk mobilisasi manusia.Adanya moda transportasi juga menekan kesenjangan antar daerah menjadi sekecil mungkin. Peningkatan pendapatan perkapita dan pertumbuhan pembangunan adalah merupakan sasaran pembangunan, dengan demikian fungsi transportasi terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan serta pertumbuhan pembangunan sangat positif dan menentukan (Adisasmita, 2010 dalam Riswanda, 2019:2).

Saat ini bermunculan berbagai perusahaan jasa berbasis teknologi aplikasi yang berfungsi untuk mempertemukan masyarakat sebagai pembeli dan penjual secara cepat dan praktis. Sehingga masyarakat lebih mudah memilih transportasi berbasis aplikasi online sesuai kehendak dan kebutuhannya, yaitu transportasi online. Transportasi online merupakan transportasi yang berbasis suatu aplikasi tertentu, dimana konsumen memesan suatu sarana transportasi melalui sistem aplikasi di dalam smartphone. Saat konsumen melakukan pemesanan dengan menggunakan

(17)

aplikasi, detail pemesanan seperti jarak tempuh, harga, identitas pengemudi, lama waktu pengemudi tiba ke lokasi konsumen, serta data perusahaan pengelolanya sudah langsung tersaji pada layer smartphone konsumen.

Seluruh identitas pengemudi sudah diketahui secara pasti karena perusahaan pengelola telah melakukan proses verifikasi terlebih dahulu sebelum melakukan kerja sama kemitraan dengan pengemudi (Riswanda, 2019: 3-4).

Keberadaan transportasi online membuat konsumen tak perlu lagi menunggu lama di pinggir jalan serta tak perlu lagi terlibat dalam kegiatan tawar-menawar karena transportasi berbasis online telah menetapkan tarif sesuai jarak tempuh ke lokasi tujuan yang dapat dilihat pada layar smartphone. Peluang inilah yang dimanfaatkan para pelaku bisnis melalui aplikasi yang difungsikan sebagai media pendukung transaksi transportasi.

Awalnya transportasi online merebak diseluruh wilayah Ibukota DKI Jakarta dan terus memperluas regionalnya ke seluruh wilayah Indonesia. Kini transportasi online hadir di Makassar dan sedang marak dikalangan warga Kota Makassar seperti Go-jek dan Grab. Dengan kehadiran transportasi tersebut di kota Makassar dirasa menjadi alternatif baru dalam penggunaan jasa transportasi yang mudah diakses kapanpun dan dimanapun tanpa perlu ke pinggir jalan menunggu panas-panasan. Kemudahan yang ditawarkan tersebut membuat permintaannya kian hari kian meningkat. Meningkatnya permintaan tersebut membuat lapangan pekerjaan sebagai driver transportasi online semakin terbuka untuk semua lapisan warga Kota Makassar. Tentu dalam hal tersebut membuat pengemudi transportasi online semakin bertambah banyak dan mengentas sebagian pengangguran akan

(18)

tetapi hal tersebut juga sangat berdampak kepada moda transportasi konvensional salah satunya becak motor atau di Makassar lebih dikenal dengan sebutan bentor. Dengan adanya transportasi ojek online seperti Go- jek dan Grab berdampak terhadap berkurangnya pengguanaan transportasi bentor. Berkurangnya penggunaan tersebut membuat pendapatan para pe- bentor tersebut menjadi berkurang. Akibatanya para pe-bentor merasa dirugikan dengan adanya transportasi ojek online tersebut. Kekecewaan tersebut diluapkan melalui protes unjuk rasa kepada pemerintah kota Makassar. Kabag Ops Polrestabes Makassar Akbp Syamsu Ridwan pada senin, 28 Agustus 2017 mengatakan bahwa tukang bentor minta pemerintah batasi ojek online pada aksi unjuk rasa di bawah Jembatan Fly Over,Jalan Urip Sumoharjo, Makassar. Aksi tersebut mereka lakukan sebagai bentuk protes atas putusan Mahkamah Agung (MA) terhadap keberadaan kapasitas ojek online (Media elektronik Tribun-Timur.com, 2017).

Melihat permasalahan yang terjadi pada warga kota Makassar tersebut antara transportasi online atau ojek online dan transportasi konvensional atau transportasi becak motor (bentor), penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana drastisitas permintaan jasa moda transportasi konvensional (bentor) setelah adanya transportasi online di kota Makassar yang dipengaruhi oleh variabel-variabel didalamnya baik dari variabel terikat maupun variabel bebas atau tidak terikat yang terdapat dalam penelitian ini.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut dengan judul penelitian “Analisis Permintaan Jasa Bentor Pasca Munculnya Ojek Online di Kecamatan Tamalate Kota Makassar”

(19)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah; bagaimana permintaan jasa bentor pasca munculnya ojek online di Kecamatan Tamalate Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah; untuk mengetahui permintaan jasa bentor pasca munculnya ojek online di Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan baik masyarakat, pemerintah dan perusahaan transportasi, diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan mampu menambah ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan tentang permintaan jasa bentor pasca munculnya ojek online di Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

b. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan sebagai referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan analisis permintaan jasa bentor pasca muculnya ojek online di kota Makassar sehingga dapat membantu dalam penyelesaiannya.

(20)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, agar dapat memahami permasalahan yang terjadi dari sebuah permasalahan antara transportasi jasa bentor dan ojek online di Kecamatan Tamalate kota Makassar.

b. Bagi masyarakat, agar lebih bijak dalam memilih moda transportasi sesui kebutuhan dan kondisi.

c. Bagi perusahaan transportasi, agar dapat menciptakan alternative jasa transportasi yang tidak merugikan pihak manapun di kota Makassar.

d. Bagi pemerintah, agar lebih bijak dalam menetapkan aturan transportasi di kota Makassar sehingga kesejahteraan masyarakat dapat tercipta dengan damai.

(21)

7 A. Tinjauan Teori

1. Teori Permintaan

Dalam ilmu ekonomi, istilah permintaan (demand) mempunyai arti tertentu, yaitu selalu menunjuk pada suatu hubungan tertentu antara jumlah suatu barang yang mau dibeli orang dan harga tersebut.

Sedangkan definisi permintaan adalah jumlah suatu barang yang mau dan mampu dibeli pada berbagai kemungkinan harga, selama jangka waktu tertentu, dengan anggapan hal-hal lain tetap sama/ Ceteris Paribus (Gilarso dalam Enno Wijaya, 2019).

Hukum Permintaan pada hakikatnya merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa : “ Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik, maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya apabila harga barang turun maka jumlah barang yang diminta akan meningkat”.

Menurut Danniel dalam Enno Wijaya (2019), permintaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

1. harga barang yang bersangkutan

2. harga barang substitusi atau komplemennya 3. selera

4. jumlah penduduk 5. tingkat pendapatan.

(22)

Menurut Sukirno dalam Enno Wijaya (2019), harga barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang atau jasa, barang atau jasa tersebut bersifat substitusi (pengganti). Apabila tingkat harga suatu barang dan jasa pengganti meningkat maka tingkat permintaan barang dan jasa lainnya akan mengalami peningkatan pula. Permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang memengaruhinya disebut fungsi permintaan. Fungsi permintaan menghubungkan antara variabel bebas dengan variabel tidak bebas.

Persamaan fungsi permintaan dapat disusun sebagai berikut:

Dx = f (Px, Py, Y, T, N) Dimana:

Dx = permintaan akan barang x Px = harga barang x

Py = harga barang y

Y = pendapatan per kapita

T = selera

N = jumlah penduduk

Dx adalah variabel tidak bebas, karena besarnya nilai ditentukan oleh variabel lain. Px, Py, Y, T dan N adalah variabel bebas karena besar nilainya tidak tergantung besarnya variabel lain. Tanda positif dan negatif menunjukkan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap permintaan akan barang. Hukum permintaan pada hakikatnya menyatakan bahwa makin rendah harga suatu barang, makin banyak permintaan atas barang tersebut; sebaliknya semakin tinggi harga suatu barang semakin sedikit permintaan atas barang tersebut (Firdaus

(23)

dalam Enno Wijaya, 2019).

Kurva permintaan adalah kurva yang menghubungkan antara harga barang (ceteris paribus) dengan jumlah barang yang diminta.

Kurva permintaan menggambarkan tingkat maksimum pembelian pada harga tertentu, ceteris paribus (keadaan lain tetap sama). Kurva permintaan menggambarkan harga maksimum yang konsumen bersedia bayarkan untuk barang bermacam-macam jumlahnya per-unit waktu. Konsumen tidak bersedia membayar pada harga yang lebih tinggi untuk sejumlah tertentu, tetapi pada jumlah yang sama konsumen bersedia membayar dengan harga yang lebih rendah.

Konsep ini disebut dengan kesediaan maksimum konsumen mau bayar atau willingness to pay (Haryati dalam Enno Wijaya, 2019).

Harga (Pq)

Demand (D)

0 Jumlah (Q) Gambar 2.1 Kurva Permintaan

Kenaikan harga produk (ceteris paribus) akan menyebabkan penurunan jumlah barang yang diminta yang berarti terjadi perpindahan di sepanjang kurva permintaan. Perubahan variabel non-harga akan menyebabkan pergeseran kurva permintaan, atau menyebabkan

(24)

D2 D D1

perubahan jumlah barang yang diminta pada tingkat harga tertentu.

Faktor-faktor yang menyebabkan pergeseran permintaan diantaranya adalah perubahan pendapatan, selera, harga barang lain dan jumlah populasi.

Harga (Py)

0 Jumlah (Y)

Gambar 2.2 Pergeseran Kurva Permintaan

Perubahan harga barang lain berpengaruh pada pergeseran kurva permintaan. Kenaikan harga barang substitusi (yang bersifat saling menggantikan) menggeser kurva permintaan komoditi ke kanan, lebih banyak yang dibeli pada setiap tingkat harga. Kenaikan harga barang komplementernya (komoditi yang digunakan secara bersama- sama) akan menggeser kurva permintaan ke kiri. Pertumbuhan jumlah populasi atau penduduk menciptakan permintaan baru . Penduduk yang bertambah ini harus memiliki daya beli sebelum permintaan berubah. Peningkatan orang berusia kerja, tentunya akan menciptakan pendapatan baru. Jika ini terjadi, permintaan untuk semua komoditi yang dibeli oleh penghasil pendapatan baru akan meningkat. Kenaikan

(25)

jumlah penduduk akan menggeser kurva permintaan untuk komoditi ke arah kanan, yang menunjukkan bahwa akan lebih banyak komoditi yang dibeli pada setiap tingkat harga (Enno Wijaya, 2019).

2. Teori Perilaku Konsumen yang Mempengaruhi Permintaan

Menurut Kotler dan Keller dalam Enno Wijaya, (2019) menjelaskan bahwa perilaku konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka. Menurut Schiffman dalam Enno Wijaya, (2019) menjelaskan bahwa perilaku konsumen menggambarkan cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Dari dua pengertian tentang perilaku konsumen di atas dapat diperoleh hal yang penting yaitu proses pengambilan keputusan konsumen. Berdasarkan beberapa definisi yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan barang dan jasa, kemudian mengevaluasi. Setelah konsumen mengevaluasi, konsumen akan memutuskan barang atau jasa manakah yang memberikan kepuasan maksimum. Dalam teori perilaku konsumen, Menurut Swastha dan Handoko dalam Enno Wijaya, (2019) yang diuraikan lagi ke dalam teori ekonomi mikro menjelaskan bahwa setiap konsumen akan selalu berupaya untuk memperoleh kepuasan yang maksimal. Dimana konsumen akan terus melakukan pembelian terhadap suatu produk yang bisa memberikannya tingkat kepuasan maksimum. Jadi kepuasan konsumen sangat mempengaruhi terhadap permintaan barang

(26)

atau jasa tersebut.

3. Jasa

a. Pengertian Jasa

Jasa adalah suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur tidak berwujud (intangibility) yang berhubungan dengannya, yang melibatkan beberapa interaksi dengan konsumen atau dengan properti dalam kepemilikannya, dan tidak menghasilkan transfer kepemilikan (Muzakki, 2015).

Jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja yang tidak berwujud dan cepat hilang, tetapi tidak dirasakan daripada dimiliki, dimana pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Namun kondisi cepat atau lambatnya pertumbuhan jasa sangat tergantung pada penilaian pelanggan terhadap kinerja atau penampilan yang ditawarkan oleh pihak produsen (perusahaan barang atau jasa) (Wibowo, 2014).

Menurut Dharmesta (dalam Yuliana, 2012) menyebutkan bahwa jasa adalah suatu kegiatan yang dapat berwujud maupun tidak berwujud yang dilakukan untuk melayani konsumen.

b. Karakteristik Jasa

Karakteristik jasa menurut Kotler dan Keller (dalam Piri, 2013) adalah sebagai berikut:

a) Tidak berwujud (Intangibility). Berbeda dari produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum dibeli.

b) Tidak terpisahkan (Inseparability). Biasanya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Hal ini tidak berlaku bagi barang- barang fisik yang diproduksi, disimpan sebagai persediaan,

(27)

didistribusikan melalui banyak penjual, dan dionsumsi kemudian.

Jika seseorang memberikan jasa tersebut, penyedianya adalah bagian dari jasa itu. Karena klien tersebut juga hadir pada saat jasa itu dihasilkan, interaksi penyediaan klien merupakan ciri khusus pemasaran jasa.

c) Bervariasi (variability) Karena bergantung pada siapa memberikannya serta kapan dan di mana diberikan, jasa sangat bervariasi.

d) Tidak tahan lama (perishability). Jasa tidak dapat disimpan. Sifat jasa yang mudah rusak tersebut tidak akan menjadi masalah apabila permintaan tetap berjalan lancar.

c. Klasifikasi Jasa

Menurut Tjiptono dalam Budianto, (2012), secara garis besar klasifikasi jasa dapat dilakukan berdasarkan tujuh kriteria pokok yaitu:

a) Segmen pasar

Berdasarkan segmen pasar, jasa dapat dibedakan menjadi:

(a) Jasa yang ditujukan pada konsumen akhir seperti taksi, asuransi jiwa, katering, jasa tabungan, dan pendidikan.

(b) Jasa bagi konsumen organisasi seperti biro periklanan, jasa akuntansi dan perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen.

b) Tingkat keberwujudan Berdasarkan tingkat keberwujudan, jasa dapat dibedakan menjadi:

(a) Rented-good service dalam tipe ini konsumen menyewa dan menggunakan produk tertentu berdasarkan tarif yang disepakati selama jangka waktu spesifik, seperti penyewaan kendaraan, VCD, apartemen, dan lain- lain.

(28)

(b) Owned-good service pada tipe ini produk yang dimiliki konsumen disepakati, dikembangkan, atau ditingkatkan kinerjanya melalui pemeliharaan atau perawatan oleh perusahaan jasa seperti jasa reparasi AC, arloji, motor, komputer, dan lain-lain.

(c) Non-good service karakteristik khusus pada jenis ini adalah jasa personal yang bersifat intangible yang ditawarkan kepada para pelanggan, seperti supir, dosen, penata rias, pemandu wisata, dan lain-lain.

c) Keterampilan penyedia jasa

Berdasarkan tingkat penyedia jasa terdapat dua tipe pokok jasa, yaitu:

(a) Professional service seperti dosen, konsultan manajemen, pengacara, dokter, dan lain-lain.

(b) Non professional service seperti supir taksi, tukang parkir, pengantar surat, tukang sampah, dan lain-lain.

d) Tujuan organisasi penyedia jasa

Berdasarkan jenis dan tujuan organisasi, jasa dapat diklasifikasikan menjadi:

(a) Commercial service/profit service seperti jasa penerbangan, bank, penyewa mobil, hotel, dan lain-lain.

(b) Non-profit service seperti sekolah, panti asuhan, perpustakaan, museum. dan lain-lain.

e) Regulasi

Dari aspek regulasi, jasa dapat dibagi menjadi:

(29)

(a) Regulated service seperti jasa pialang, angkutan umum, media masa, perbankan, dan lain-lain.

(b) Non-regulated service seperti jasa makelar, katering, kost, asrama, kantin sekolah, dan lain-lain.

f) Tingkat intensitas karyawan

Berdasarkan tingkat intensitas karyawan (keterlibatan tenaga kerja), jasa dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:

(a) Equipment-based service seperti cuci mobil otomatis, jasa sambungan telepon internasional dan lokal, ATM (Anjungan Tunai Mandiri), dan lain-lain.

(b) People-based service seperti pelatih sepak bola, satpam, akuntan, konsultan hukum, bidan, dokter, dan lain-lain.

g) Tingkat kontak penyedia jasa dan pelayanan

Berdasarkan tingkat kontak ini, secara umum jasa dapat dikelompokkan menjadi:

(a) High-contact service seperti universitas, bank, dokter, penata rambut, dan lain-lain.

(b) Low-contact service seperti bioskop, jasa, PLN, jasa komunikasi, jasa layanan pos, dan lain-lain.

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas jasa merupakan suatu kegiatan yang tidak berwujud yang memiliki keterkaitan atau hubungan dengan interaksi kepada konsumen atau pelanggan.

Jasa terdiri atas 4 karakteristik yakni tidak berwujud, tidak terpisahkan, bervariasi dan tidak tahan lama. Adapun kualitas jasa sangat dipengaruhi oleh kinerja atau penampilan yang ditawarkan pihak produsen.

(30)

4. Transportasi

Pengertian transportasi berasal dari bahasa latin yaitu transportare, dimana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare yang berarti pengangkutan transportasi berarti pengangkutan atau membawa sesuatu kesebelah lain suatu tempat ke tempat lain melalui jalur darat.

Transportasi merupakan pemindahan barang dan orang dari suatu tempat ke tempat lain yang memperlihatkan empat bagian penting yaitu jalan, kendaraan dan alat angkut, tenaga penggerak dan terminal.

Pengertian transportasi secara umum dapat diartikan sebagai kegiatan perpindahan barang dan atau manusia dari tempat asal ke tempat tujuan yang dapat disebut dengan pengangkutan. Dalam hubungan ini terlihat bahwa unsur-unsur transportasi meliputi membentuk suatu hubungan yang terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu : (a) ada muatan yang diangkut, (b) tersedianya sarana sebagai alat angkut, ada jalan yang dapat dilalui, (d) ada terminal asal dan tujuan, (e) sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang menggerakkan kegiatan transportasi tersebut (Poernomowati, 2019).

5. Permintaan (Demand) Jasa Transportasi

1. Sifat - Sifat Permintaan (Demand) Jasa Transportasi

Sifat khusus yang melekat pada permintaan (demand) jasa transportasi, yaitu antara lain :

a. Permintaan (demand) jasa transportasi merupakan derived demand yang merupakan permintaan (demand) jasa transportasi yang akan timbul apabila terdapat faktor-faktor yang mendorongnya. Dalam permintaan jasa transportasi terdapat kepentingan lain yang tersembunyi. Misalnya keinginan untuk

(31)

rekreasi, keinginan untuk sekolah atau untuk berbelanja dan sebagainya.

b. Permintaan (demand) jasa transportasi sangat dipengaruhi oleh fluktuasi waktu yang dapat bersifat harian, mingguan, bulanan atau tahunan.

c. Permintaan (demand) jasa transportasi sangat dipengaruhi oleh elastisitas pendapatan. Hal ini sesuai dengan hukum Engel mengatakan bahwa, “Apabila pendapatan dari seseorang naik, maka orang tersebut akan secara sebanding mengurangi pengeluaran untuk memperoleh barang- barang kebutuhan sehari-hari dan menggantikannya dengan barang-barang lebih mewah atau sekunder”

d. Permintaan (demand) jasa transportasi penumpang bersifat inelastis, sedangkan permintaan (demand) jasa transportasi pengangkutan barang bersifat elastis. Pada perbedaan tingkat biaya transportasi untuk pengangkutan penumpang sangat terasa perbedaannya, sedangkan pada pengangkutan barang hampir tidak terasa perbedaannya.

e. Permintaan (demand) jasa transportasi memiliki jasa campuran (product mixed), Permintaan (demand) jasa transportasi memiliki variabel lain yang mempengaruhi keinginan untuk memindahkan barang tersebut, seperti kecepatan, keamanan, keselamatan, ketepatan, kenyamanan, keterandalan dan sebagainya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan (demand) jasa transportasi, yaitu antara lain:

(32)

1) Harga jasa transportasi

Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Pengaruh harga jasa angkutan terhadap permintaan jasa angkutan ditentukan faktor- faktor sebagai berikut :

a. Tujuan perjalanan (trip purpose)

Tujuan perjalanan (trip purpose) yang dilakukan merupakan perjalanan rekreasi atau berlibur (leisure travel). atau perjalanan bisnis (bussines travel).

b. Cara pembayaran

Cara pembayaran bisa berupa bayar uang dimuka atau bayar langsung lunas, potongan harga atau diskon atau promo, dan lain sebagainya.

c. Pertimbangan tenggang waktu

Setiap transportasi pasti ada pertimbangan tenggang waktu.

d. Tingkat absolute dari perubahan harga

Semisal, 10% kenaikan atas tarif Rp5.000,00 akan sangat berlainan dampak permintaannya terhadap tarif yang Rp.500.000,00.

2) Tingkat pendapatan pengguna jasa transportasi

Pendapatan merupakan salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi sebuah permintaan. Sadono Sukirno mengatakan bahwa, “apabila pendapatan pengguna jasa transportasi semakin meningkat maka permintaan (demand) jasa transport juga semakin meningkat”.

(33)

3) Citra atau image terhadap perusahaan atau moda transportasi tertentu.

Apabila suatu perusahaan atau moda transportasi tertentu senantiasa memberikan kualitas pelayanan yang dapat member kepuasan kepada pemakai jasa transportasi, maka konsumen tersebut akan menjadi pelanggan yang setia. Oleh sebab itu, kualitas pelayanan yang prima akan dapat meningkat citra perusahaan kepada para pelanggannya.

Kualitas layanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Kualitas layanan terdiri 5 dimensi, yaitu antara lain :

a. Dimesi berwujud (tangibles)

Dimesi berwujud (tangibles) adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan baik sarana maupun prasarana fisik perusahaan dapat mengandalkan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi layanan jasa.

b. Dimensi keandalan (reliability)

Dimensi keandalan (reliability) adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.

c. Dimensi ketanggapan atau daya tanggap ketanggapan atau daya tanggap (responsiveness)

(34)

Dimensi ketanggapan atau daya tanggap (responsiveness), adalah suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang penyampaian informasi yang jelas.

d. Dimensi jaminan dan kepastian (assurance)

Dimensi jaminan dan kepastian (assurance), adalah pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan.

e. Dimesi empati (emphaty)

Dimesi empati (emphaty), adalah memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen

(Poernomowati, 2019).

6. Bentor

Istilah becak berasal (dari bahasa Hokkien: be chia yang artinya kereta kuda) adalah suatu moda transportasi beroda tiga yang umum ditemukan di Indonesia dan juga di sebagian negara di Asia.

Kapasitas normal becak adalah dua orang penumpang dan seorang pengemudi. Menjadi pengemudi becak merupakan salah satu cara untuk mendapatkan nafkah yang paling mudah, sehingga jumlah pengemudi becak di daerah yang angka penganggurannya tinggi akan menjadi sangat tinggi (Idris, 2016).

Seiring perkembangan zaman becak yang dahulunya digambarkan bersifat sebagai tradisional dan ramah lingkungan, sekarang telah mengalami perubahan yang signifikan menjadi becak

(35)

yang menggunakan mesin dan digunakan sebagai kendaraan bermotor umum. Sepeda motor telah banyak dimodifikasikan menjadi kendaraan beroda tiga yang sering disebut dengan bentor, dan difungsikan sebagai kendaraan bermotor umum sebagai alat pencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Becak bermotor atau becak mesin adalah becak yang menggunakan sepeda motor sebagai penggerak (Suryani, 2016).

Faktor mengayuh dan modernisasi mendorong becak di modifikasi dengan penggerak mesin atau di kenal dengan sebutan becak motor.

Becak motor telah banyak di temui di beberapa Kabupaten di Indonesia antara lain kabupaten kabupaten di sekitar wilayah perkotaan. Manfaat becak motor selain lebih cepat menjangkau tujuan daripada becak, becak motor bisa menjadi pilihan untuk menjangkau tujuan yang tidak bisa di jangkau oleh angkot.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan, setiap becak bermotor yang dioperasikan di jalan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1. Membawa surat-surat kendaraan antara lain Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), Surat Ijin Mengemudi C (SIM C), Surat Tanda Uji Kendaraan (STUK) ketika ada operasi yang di selenggarakan oleh Polisi Lalu Lintas setempat;

2. Becak bermotor mengangkut penumpang maksimal 2 orang dewasa supaya keseimbangan dari becak bermotor tetap terjaga demi keselamatan pengemudi, penumpang becak bermotor serta pengguna jalan yang lain;

(36)

3. Plat Nomor Tanda Nomor Kendaraan ditempatkan didepan kendaraan utama dan di belakang bak samping jika rumah-rumah berada disamping kanan atau kiri kendaraan utama, jika rumah- rumah berada didepan kendaraan utama maka plat depan ditempatkan pada bumper depan lalu plat belakang berada pada bagian belakang motor atau kendaraan utama, jika rumah-rumah berada di belakang kendaraan utama maka plat di depan berada bagian depan motor atau kendaraan utama lalu plat belakang diberada di belakang rumah-rumah;

4. Kecepatan maksimum becak bermotor maksimal 30 km/jam.

5. Pengemudi wajib menggunakan helm Standart Nasional Indonesia (SNI).

6. Tarif

Tarif adalah biaya yang dibayarkan oleh pengguna jasa angkutan umum per satuan berat atau penumpang per km. penetapan tarif dimaksudkan untuk mendorong terciptanya penggunaan prasarana dan sarana perangkutan secara optimum dengan mempertimbangkan lintas yang bersangkutan (Warpani dalam Nugroho, 2015). Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.

89 Tahun 2002, tentang mekanisme penetapan tarif dan formula perhitungan biaya pokok angkutan penumpang dengan mobil bus umum kelas ekonomi, pengelompokkan biaya pokok operasi kendaraan menurut hubungannya dengan produksi jasa yang dihasilkan, dibagi atas :

(37)

1) Biaya Langsung

Biaya langsung yaitu biaya yang berkaitan langsung dengan produk jasa yang dihasilkan, yang terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost).

Penghitungannya adalah sebagian biaya dapat secara langsung dihitung per km kendaraan, tetapi sebagian biaya lagi dihitung per km kendaraan setelah dihitung biaya per tahun.

2) Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung yaitu biaya yang secara tidak langsung berhubungan dengan produk jasa yang dihasilkan yang terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Penghitungannya tidak dapat secara langsung per km kendaraan karena mengandung komponen yang tidak terkait langsung dengan operasi kendaraan seperti biaya total per tahun pegawai selain awak kendaraan dan biaya pengelolaan meliputi pajak perusahaan, pajak kendaraan, penyusutan bangunan kantor, dll.

3) Biaya Pokok

Biaya pokok per kendaraan kilometer dihitung dengan menjumlahkan biaya langsung dan biaya tidak langsung.

4) Faktor Muat (Load Factor)

Load factor atau faktor muat merupakan perbandingan antara kapasitas terjual dan kapasitas tersedia untuk satu perjalanan yang dinyatakan dalam (%) (Nugroho, 2015).

(38)

5) Retribusi

6) Pangkalan becak bermotor 7) Sanksi pidana

Becak mesin merupakan salah satu jenis sarana angkutan umum paratransit yang cukup efektif untuk jarak yang tertentu, sangat baik untuk menghubungkan daerah pemukiman dengan jalur angkutan umum lainnya atau sebaliknya. Angkutan ini mempunyai bentuk tiga roda yang merupakan hasil modifikasi kendaraan becak kayu kemudian diubah dengan digerakkan oleh motor, dengan kemampuan dapat mengangkut 2 sampai 3 orang penumpang. Becak mesin tidak memiliki trayek atau jadwal tetap, dapat dimanfaatkan oleh setiap orang berdasarkan suatu ketentuan tertentu, misalnya tarif, rute, pola pelayanan dan dapat disesuaikan dengan keinginan penumpang (Hamzani, 2014).

Berdasarkan pemaparan diatas Becak bermotor adalah sebuah kendaraan yang berasal dari sepeda motor yang dimodifikasi menjadi beroda tiga dengan kereta di bagian samping atau depan dengan jumlah muatan diangkutnya adalah kapasitas 3 orang yaitu 1 orang pengemudi dan 2 orang penumpang.

Kendaraan ini merupakan inovasi dari keberadaan becak tradisional yang masih menggunakan sepeda sebagai penggeraknya. Keberadaan bentor atau becak bermotor ini tentu menjadi alternatif bagi masyarakat karena terjangkau dan lebih cepat menjangkau suatu tempat dibanding becak kayu tradisional.

(39)

7. Ojek Online

Belum lama ini kita telah memasuki era revolusi industri 4.0 dalam hal ini transportasi umum, yaitu ojek online yang biasa dipesan melalui smartphone/telepon genggam kita. Ojek online ini sangat berbeda sistem pada ojek-ojek biasa yang sudah ada sejak dulu dimana ketika kita ingin bepergian menggunakan transportasi umum kita harus mencarinya di jalan secara manual terlebih dahulu dan membayar dengan tarif yang disepakati antara tukang ojek dan penumpangnya. Tapi di ojek online ini masyarakat hanya tinggal meng-install aplikasi yang sudah disediakan oleh perusahaan ojek online, dengan memilih menu yang tersedia kita sudah dapat melihat ojek online yag ada di sekitar tempat kita berada, jadi dapat langsung diposisikan dengan yang terdekat sehingga dapat menjemput kita, selanjutnya kita cukup memasukkan alamat tujuan dan seketika akan muncul tarif yang harus dibayar oleh pengguna berdasarkan jarak kilometer, bukan hanya untuk sarana transportasi saja ojek online ini juga memberikan pelayanan untuk pegiriman barang dan pemesanan makanan (Wildani, 2019).

Adapun ojek online sebagai inovasi dari ojek konvensional dapat diartikan sebagai alat transportasi yang dalam pengoperasiannya dibantu oleh jaringan internet dan gadget sebagai alat pendukung. Proses transaksi berupa pemesanan ojek dilakukan secara online, yang artinya dapat dilakukan di mana pun dan tanpa harus bertatap muka secara langsung bagi si penumpang dan tukang ojek yang bersangkutan (Setiyorini, 2018).

(40)

Munculnya layanan ojek online yang memudahkan berbagai kebutuhan masyarakat selain mengangkut manusia juga melakukan pengantaran paket dan makanan adalah sebagai bentuk evolusi dari ojek online sebagai moda transportasi yang serba praktis, cepat dan tepat.

Layanan tersebut tidak hanya mengenalkan brand perusahaan transportasi ojek online tetapi juga mengenalkan bentuk pelayanan ojek online kepada seluruh masyarakat di banyak kota di Indonesia sehingga perusahaan-perusahaan transportasi baik online maupun konvensional seamkin gencar mengepakkan sayapnya mendirikan banyak cabang sebagai tameng persaingan di dunia transportasi. Begitu pentingnya pengembangan moda transportasi sehingg dapat menciptakan pusat- pusat ekonomi baru dalam mendukung kemajuan pembangunan ekonomi.

Termasuk ojek online yang ada saat ini di Indonesia yang mampu memberi efisiensi kepada penggunanya melalui pemanfaatan teknologi dan alat teknologi yakni melalui perangkat smartphone secara efektif dan efisien dalam pengoperasiannya.

B. Tinjauan Empiris

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama/Tahun Judul Metode

Analisis

Hasil Penelitian

1. Al Wildaani (2019)

Pengaruh Promosi Terhadap

Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan

Transportasi Ojek

Analisis regresi linier

sederhana

Promosi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan dan loyalitas

(41)

Online Go-Jek (Studi Kasus pada Mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar)

pelanggan transportasi ojek online GO-JEK

2. Kisthi

Poernomowati (2019)

Analisis

Permintaan Jasa Ojesy (Ojek Syar’i) Pada Segmentasi Pelanggan Wanita Di Era Milenial

Analisis Kualitatif

Permintaan jasa Ojesy dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu antara lain : (1) Keinginan atau selera

customer Ojesy (raghbah)

terhadap layanan Ojesy yang berbeda daan selalu berubah- ubah, (2) Jumlah customer Ojesy yang meminta (tullab) layanan jasa Ojesy, (3) Kuat atau lemahnya kebutuhan terhadap layanan jasa Ojesy, (4) Tingkat

pendapatan customer Ojesy,

(42)

(5) Tarif yang ditetapkan Ojesy, dan (6) Citra atau image Ojesy 3. Andi

Riswanda (2019)

Dampak Keberadaan Transportasi Online Terhadap Pendapatan Transportasi Konvensional (Studi Kasus Penarik Becak di Banda Aceh)

Teknik analisis data kuantitatif dengan

menggunakan statistic

Kehadiran Transportasi Online memberikan dampak negative terhadap jumlah pendapatan dan pelanggan penarik becak

4. Yoko Rendy (2018)

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Terhadap Ojek Online (Studi Kasus pada Go- Jek di Kota Malang)

Analisis linear berganda dengan menggunakan metode

Ordinary Least Square (OLS)

Permintaan Go- Jek di Kota Malang

dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah

pendapatan, harga Go-Jek, harga ojek konvensional, usia responden dan jenis kelamin responden

5. Bachtiar Analisis Analisis data Penelitian ini

(43)

Rezkiawan Narwis (2017)

Permintaan Taksi Konvensional di Tengah

Beroperasinya Taksi Online di Kota Makassar

cross section menyimpulkan bahwa sejak beroperasinya taksi online di Kota Makassar, salah satu penyebab menurunnya jumlah permintaan taksi konvensional di Kota Makassar adalah adanya komoditas

substitusi dengan tarif yang lebih murah.

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa nilai waktu tunggu taksi konvensional yang dihabiskan oleh pengguna taksi dalam menunggu datangnya 66 taksi konvensional atau nilai opportunity cost pengguna taksi konvensional sebesar 2.083 rupiah per menit.

(44)

C. Kerangka Konsep

Berdasarkan latar belakang, kajian teori dan beberapa penelitian terdahulu yang telah diuraikan sebelumnya maka pada bagian ini diuraikan mengenai kerangka konsep terhadap “Permintaan Jasa Bentor Pasca Munculnya Ojek Online di Kota Makassar” yang tergambarkan sebagai berikut.

Berdasarkan dengan arah penelitian ini yakni menganalisis permintaan jasa bentor pasca munculnya ojek online di Kota Makssar maka terdapat dua factor atau instrumen yang muncul dalam membantu peneliti menganalisa sejauh mana permintaan jasa bentor pasca munculnya ojek online di Kota Makassar. Pertama, sebelum adanya ojek online dimana peneliti akan menganalisa sejauh mana permintaan jasa bentor sebelum adanya ojek online. Kedua, setelah adanya ojek online dimana secara tidak langsung tentu memiliki pengaruh sehingga peneliti tertarik melihat permasalahan dan akan menganalisis kedua factor atau instrument tersebut diatas apakah dengan adanya ataupun setelah adanya ojek online berpengaruh positif ataukah negative terhadap permintaan jasa bentor di Kota Makassar.

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Konsep Analisis Permintaan Jasa Bentor Pasca Munculnya Ojek Online di Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Setelah Adanya Ojek Online

Sebelum Adanya Ojek Online

Pendapatan dan Minat

(45)

31 A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang memanfaatkan data kualitatif dengan tujuan untuk menganalisis kejadian, fenomena atau keadaan sosial secara mendalam. Penelitian ini akan mendeskripsikan data-data yang akan diteliti melalui sumber data primer dalam menjawab pokok permasalahan dan menjabarkan maksud peneliti dalam penelitian ini.

Kemudian melakukan wawancara langsung kepada responden untuk mendapatkan data utama sebagi pelengkap dalam penelitian ini.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep pada penelitian ini maka peneliti mengambil fokus terhadap permasalahan dalam penelitian ini yakni bagaimana permintaan jasa bentor pasca munculnya ojek online di Kota Makassar sehingga penelitian ini bersifat kualitatif yang kemudian dalam penyelesaiannya adalah dengan menganalisis fakta berdasarkan data yang diperoleh di lapangan. Adapun informan pada penelitian ini yakni para pebentor yang kemudian dipilih berdasarkan wilayah dominan yakni pada Kecamatan Tamalate Kota Makassar sebanyak 10 orang, pengguna bentor sekaligus juga sebagai pengguna ojek online sebanyak 10 orang.

(46)

C. Pemilihan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tamalate Kota Makassar yang merupakan lokasi tersibuk dengan berbagai moda transportasi salah satunya yakni bentor yang peneliti masukkan dalam penelitiannya. Jadi, subyek atau situs penelitian dalam penelitian ini adalah pelaku atau driver jasa bentor yang beroperasi di Kecamatan Tamalate Kota Makassar yang berlangsung selama kurang lebih selama sebulan pada Oktober 2020.

D. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini adalah driver bentor yang beroperasi di Kecamatan Tamalate Kota Makassar serta pengguna jasa bentor sekaligus pengguna ojek online yang merupakan sumber data primer yang kemudian datanya diperoleh melalui wawancara langsung dengan informan menggunakan draft wawancara (daftar pertanyaan) yang mencakup identitas informan secara umum.

E. Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua metode sebagai berikut:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Metode ini digunakan dengan mencari data dan menelaah bahasan teoritis dari berbagai buku-buku, artikel-artikel, dan karya ilmiah serta penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini.

(47)

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Metode ini dilakukan dengan cara turun langsung ke lapangan untuk melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait yang mengetahui informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, dan memberikan kuisioner kepada para informan yaitu pelaku atau driver jasa bentor.

F. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini instrument penelitiannya adalah peneliti itu sendiri yang bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Instrumen selain peneliti adalah (seperti; angket, pedoman wawancara, pedoman observasi dan sebagainya), tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen kunci. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti sebagai instrument utama adalah mutlak karena peneliti harus berinteraksi dengan lingkungan baik manusia dan non manusia yang ada dalam kancah penelitian ini.

G. Teknik Analisis

Analisi data pada penelitian ini bersifat induktif berdasarkan fakta- fakta yang ditemukan di lapangan yang kemudian dideskripsikan menjadi sebuah teori. Tahapan analisis yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berikut adalah penjelasan mengenai tahapan analisa data:

(48)

1. Reduksi Data

Laporan atau data yang diperoleh di lapangan dituangkan dalam bentuk uraian yang lengkap dan terperinci. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data dalam penelitian ini yaitu merangkum, memfokuskan pada hal–hal yang penting, mengkategorikan, serta dicari tema dan polanya. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya apabila diperlukan.

2. Penyajian Data

Pada tahap ini peneliti mengembangkan sekumpulan informasi dan data yang tersusun, tujuannya untuk penarikan kesimpulan dan mengambil tindakan. Adanya penyajian data dapat mempermudah dalam memahami apa yang terjadi. Dalam penelitian ini, penyajian data diwujudkan dalam bentuk uraian, tabel, dan foto/gambar.

Selanjutnya penyajian data digunakan dalam bentuk teks naratif yang mendeskripsikan langsung mengenai hasil temuan yang didapat peneliti melalui teknik wawancara untuk diadakan kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan penganalisaan akhir yang diperoleh berdasarkan hasil reduksi data dan penyajian data. Peneliti menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang diperoleh dari lapangan. Peneliti menganalisis dan mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal hal yang sering timbul,

(49)

yang dituangkan dalam kesimpulan. Dalam penelitian ini penarikan kesimpulan dilakukan dengan pengambilan intisari dari rangkaian kategori hasil penelitian berdasarkan observasi, dan wawancara.

(50)

36 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kota Makassar (Makassar: kadang dieja Macassar, Mangkasar;

dari 1971 hingga 1999 secara resmi dikenal sebagai Ujungpandang atau Ujung Pandang) adalah sebuah kotamadya dan sekaligus ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kotamadya ini adalah kota terbesar pada 5°8′S 119°25′E Koordinat: 5°8′S 119°25′E, di pesisir barat daya pulau Sulawesi, berhadapan dengan Selat Makassar.

Kota Makassar (Macassar, Mangkasar, Ujung Pandang (1971-1999)) adalah salah satu kota metropolitan di Indonesia dan sekaligus sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kota Makassar merupakan kota terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di Kawasan Timur Indonesia. Sebagai

Gambar 4.1 Peta Kota Makassar

(51)

pusat pelayanan di Kawasan Timur Indonesia (KTI), Kota Makassar berperan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatan industri, pusat kegiatan pemerintahan, simpul jasa angkutan barang dan penumpang baik darat, laut maupun udara dan pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan.

Kota ini tergolong salah satu kota terbesar di Indonesia dari aspek pembangunannya dan secara demografis dengan berbagai suku bangsa yang menetap di kota ini. Suku yang signifikan jumlahnya di kota Makassar adalah suku Makassar, Bugis, Toraja, Mandar,Buton, Jawa, dan Tionghoa.

Makanan khas Makassar yang umum dijumpai seperti Coto Makassar, Roti Maros, Jalangkote, Kue Tori, Palubutung, Pisang Ijo, Sop Saudara dan Sop Konro.

Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di bagian Selatan Pulau Sulawesi yang dahulu disebut Ujung Pandang, terletak antara 119º24’17’38” Bujur Timur dan 5º8’6’19” Lintang Selatan yang berbatasan sebelah Utara dengan Kabupaten Maros, sebelah Timur Kabupaten Maros, sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah Barat adalah Selat Makassar. Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2°(datar) dan kemiringan lahan 3-15° (bergelombang). Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi. Kota Makassar memiliki kondisi iklim sedang hingga tropis memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 26,°C sampai dengan 29°C.

Kota Makassar adalah kota yang terletak dekat dengan pantai yang membentang sepanjang koridor barat dan utara dan juga dikenal sebagai

“Waterfront City” yang didalamnya mengalir beberapa sungai (Sungai Tallo, Sungai Jeneberang, dan Sungai Pampang) yang kesemuanya bermuara ke

(52)

dalam kota. Kota Makassar merupakan hamparan daratan rendah yang berada pada ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut. Dari kondisi ini menyebabkan Kota Makassar sering mengalami genangan air pada musim hujan, terutama pada saat turun hujan bersamaan dengan naiknya air pasang.

Secara administrasi Kota Makassar dibagi menjadi 15 kecamatan dengan 153 kelurahan. Di antara 15 kecamatan tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan dengan pantai yaitu Kecamatan Tamalate, Kecamatan Mariso, Kecamatan Wajo, Kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan Tallo, Kecamatan Tamalanrea, dan Kecamatan Biringkanaya.

Batas-batas administrasi Kota Makassar adalah:

1. Batas Utara: Kabupaten Maros 2. Batas Timur: Kabupaten Maros

3. Batas Selatan: Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar 4. Batas Barat: Selat Makassar

Secara umum topografi Kota Makassar dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :

a. Bagian Barat ke arah Utara relatif rendah dekat dengan pesisir pantai.

b. Bagian Timur dengan keadaan topografi berbukit seperti di Kelurahan Antang Kecamatan Panakukang.

Perkembangan fisik Kota Makassar cenderung mengarah ke bagian Timur Kota. Hal ini terlihat dengan giatnya pembangunan perumahan di Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Mangggala Panakkukang, dan Rappocini.

(53)

Kota Makassar sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Sulawesi Selatan memiliki banyak daya tarik. Terkenal dengan potensi bahari, aneka kuliner tradisional, dan budaya etniknya. Banyak tempat-tempat menarik yang wajib dikunjungi selama berkunjung ke sini. Berikut kami rangkum aneka pilihan transportasi berkeliling kota yang memudahkan Anda dalam mengeksplor kekayaan daerah ini.

1. Pete-pete

Kamus Besar Bahasa Indonesia sudah memasukkan pete-pete sebagai kata baku, yang artinya kendaraan bermotor angkutan umum di dalam kota (Sulawesi Selatan). Model kendaraan ini sama dengan umumnya angkutan kota di kota-kota besar lain berupa mobil mikrolet.

Berdasarkan data Dinas Perhubungan Kota Makassar tahun 2011, ada 4.113 unit pete-pete di kota Makassar yang setiap hari beroperasi melayani 14 trayek dalam kota. Kendaraan ini menjadi salah satu andalan warga Makassar dalam menempuh perjaanan di dalam kota. Relatif mudah ditemukan baik siang atau malam hari. Jauh-dekat jarak tempuh ongkosnya Rp 4.500 sekali jalan.

2. Trans Mamminasata

Bus Rapid Transit (BRT) atau bus transportasi massal Trans Mamminasata mulai dioperasikan Perum Damri cabang Makassar sejak pertengahan 2015. Saat ini beroperasi di tiga koridor, dan segera menyusul koridor lainnya. Trans Mamminasata bisa menjadi pilihan alternatif menikmati pemandangan dalam kota dengan suasana yang nyaman. Bus ini bisa menampung 70 orang dan dilengkapi sejumlah fasilitas seperti AC dan WiFi. Ongkosnya Rp 5 Ribu per koridor.

(54)

3. Becak

Pemerintah Kota Makassar menjadikan becak sebagai alat transportasi wisata. Sebagai sarana tradisional, becak sudah jarang ditemukan di dalam kota. Sekarang lebih banyak ditemukan di sekitar kawasan wisata dan hiburan seperti Pantai Losari dan sekitarnya.

Kendaraan ini cocok untuk menempuh perjalanan pendek dengan perlahan, sembari menikmati suasana sekitar. Urusan harga, silakan nego dengan pengayuhnya.

4. Bentor

Bentor atau becak bermotor, sesuai namanya, bisa dibilang evolusi dari becak. Perubahan mendasar adalah alat kemudi yang tidak lagi dikayuh, melainkan dengan mesin sepeda motor. Yang tersisa dari becak adalah ruang penumpang di bagian depan. Kecepatan yang lebih tinggi perlahan-lahan membuat bentor menggantikan keberadaan becak.

Kendaraan ini juga cocok untuk perjalanan singkat jarak pendek.

Pemerintah Kota Makassar melarangnya beroperasi di jalan-jalan utama atau protokol.

5. Taksi

Ada banyak pilihan layanan taksi di Makassar. Tinggal menghubungi nomor pusat layanan, supir akan datang menjemput dan mengantar ke tujuan. Kendaraan ini cocok untuk penumpang yang menginginkan transportasi praktis dengan kenyamanan dan privasi, karena tidak dibatasi trayek atau koridor. Ongkosnya lebih cocok untuk kelas ekonomi menengah ke atas.

(55)

6. Ojek Motor

Ojek umumnya ditemukan di pangkalan yang dekat dengan pemukiman penduduk. Tapi belakangan sedang marak layanan ojek online. Anda tinggal memesan lewat perangkat ponsel. Ongkos biasanya tergantung jarak tempuh.

7. Sewa mobil atau motor

Dengan menyewa kendaraan, pergerakan berkeliling kota bisa lebih leluasa. Penyewaan kendaraan di Makassar banyak tersebar dengan tarif per hari atau per minggu. Untuk motor, berkisar Rp 80 Ribu per hari.

Adapun mobil biasanya Rp 250 Ribu sampai Rp 300 Ribu.

B. Hasil Penelitian

Data hasil penelitian diperoleh dari teknik wawancara yang dilakukan terhadap 10 orang informan dari pihak penarik bentor, 10 orang informan dari pihak pengguna bentor sekaligus penggunan ojek online yang dianggap representatif terhadap obyek masalah dalam penelitian ini. Adapun penyajian data atau hasil penelitian merupakan hasil dari menganalisis data yang diperoleh dari lapangan melalui proses wawancara langsung dengan informan yakni pebentor dan pengguna bentor sekaligus pengguna ojek online. Sehingga diperoleh data hasil analisis yang dideskripsikan oleh peneliti terbagi dalam 2 elemen informan yakni dari kalangan penarik bentor itu sendiri sebagai informan kunci dan pengguna jasa bentor sekaligus pengguna ojek online sebagi informan utama sebagai beriku:

(56)

1. Karakteristik Informan

a. Penarik Bentor (Becak Motor)

Para Penarik bentor (becak motor ) merupakan Informan kunci yang memiliki informasi secara menyeluruh tentang permasalahan yang diangkat oleh peneliti. Informan kunci bukan hanya mengetahui tentang kondisi / fenomena pada masyarakat secara garis besar, juga memahami informasi tentang informan utama. Informan kunci adalah orang yang bersedia berbagi konsep dan pengetahuan dengan peneliti. Untuk itu dalam pengumpulan data, peneliti memulainya dari informan kunci untuk mendapatkan gambaran yang utuh dan menyeluruh tentang masalah yang diamati.

Bentor (Becak Motor) yang beroperasi di Kota Makassar cukup banyak. Sesuai dengan Peraturaan Walikota Makassar Tahun 2011, tercatat ada 4 Kecamatan yang ada di Kota Makassar sebagai wilayah operasional bentor (becak motor) yakni pada kawasan Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Tamalate, dan Kecamatan Manggala. Pemerintah Kota Makassar sebagai pemegang kebijakan dalam hal ini Dinas Perhubungan Kota Makassar mengatakan para penarik bentor hanya boleh beroperasi pada wilayah tersebut dan tidak diperbolehkan melintas pada jalan protokol Kota Makassar. Sehingga para pengguna jasa bentor harus mendapatkan bentor pada ruas jalan-jalan tertentu saja. Dari data tersebut sesuai dengan hasil observasi langsung di lapangan, peneliti mengambil wilayah dominan terhadap keberadaan penarik bentor yakni pada Kecamatan Tamalate.

(57)

Tabel 4.1 Penarik Bentor (Becak Motor)

No. Nama Alamat Usia

1. Rasyid Bontolanra 52 Tahun

2. Dg. Roa Mapaoddang 2 54 Tahun 3. Sudi Harto Mapaoddang 2 53 Tahun

4. Nasir Ratulangi 38 Tahun

5. Saipul Labuang Baji 53 Tahun

6. Dg. Mawang Mapaoddang 2 50 Tahun 7. Muh. Yusuf Mapaoddang 53 Tahun

8. Rustam Ratulangi 50 Tahun

9. Dg. Aziz Kumala 48 Tahun

10. Firman Kumala 48 Tahun

Data informan penarik bentor (becak motor) pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa para penarik bentor semuanya berjenis kelamin laki- laki yang berjumlah 10 orang. Terdapat pula 5 alamat para penarik bentor yakni Bontolanra 1 orang, Mapaoddang 4 orang, Ratulangi 2 orang, labuang baji 1 orang, dan Kumala 2 orang. Dari total data informan para penarik bentor pada wilayah dominan Kecamatan Talamate terdapat 7 orang yang memiliki usia yang mendominasi yaitu usia 50 tahun keatas dan ada 3 orang yang memiliki usia dibawah 50 tahun. Hal ini membuktikan bahwa para penarik bentor di kecamatan Tamalate di dominisasi oleh penarik bentor yang berusia 50 tahun keatas.

b. Pengguna Jasa Bentor (Becak Motor) Sekaligus Pengguna Ojek Online

Para Pengguna merupakan informan utama dalam penelitian ini.

Peneliti mengibaratkannya mirip dengan “aktor utama” dalam sebuah kisah atau cerita. Dengan demikian informan utama adalah orang yang

Sumber : Data Primer 2020

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Keamanan menjadi prioritas para penyedia jasa transportasi online, hal ini pula tentunya menjadi alasan memilih transportasi online. Apakah taksi atau ojek

Sejak kemunculan gojek online salah satu pihak merasa tersisihkan mereka adalah ojek pangkalan, ojek pangkalan sudah lebih dahulu ada, mereka ini jasa

Pembuatan laporan akhir ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan Circuit Breaker dalam memproteksi arus gangguan hubung singkat yang terjadi di Gardu Induk Bungaran.. Arus

Jika dilihat dari luar kondisi fisik sekolah cukup bagus. Lantai sudah keramik dan cat tembok juga masih bagus. Kebersihan lingkungan pun terjaga. Kondisi ini sudah cukup

Total: Pertanyaan - DotA: Item yang dibutuhkan untuk membuat Battle Fury. Claymo re

Berkaitan dengan kegiatan pengenalan dan pembelajaran berbahasa, Slamet Suyanto (2005: 172) mengatakan bahwa untuk melatih anak berkomunikasi secara lisan yaitu

idak ter4adi i*eksi sete-ah di-ak)ka* ti*daka* keperawata* Kriteria Hasi-. idak ter4adi per)baha* persepsi se*sori sete-ah di-ak)ka* ti*daka* keperawata*$ Kriteria Hasi-..

Total dividen tunai untuk tahun buku 2010 mencapai Rp 56,845 miliar, atau setera dengan 30% dari laba bersih periode lalu.. Penggunaan laba, akan digunakan sebagai Program Kemitraan