• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Kerangka Konsep

Gambar 2.4. Kerangka Konsep Penelitian

Dari gambar diatas diketahui bahwasanya faktor predisposisi yaitu faktor- faktor yang dapat mempermudah terjadinya perilaku pada diri seseorang atau masyarakat terhadap pemberian susu formula adalah (Umur, Pengetahuan, Pendidikan, Pekerjaan, Penghasilan keluarga.) dan faktor pemungkin perilaku (Jumlah tanggungan, Tempat bersalin, Media informasi) dan faktor penguat (Lingkungan) dari ketiga faktor ini berhubungan dengan pemberian susu formula.

Faktor Predisposisi : 1. Umur

2. Pengetahuan 3. Pendidikan 4. Pekerjaan

5. Penghasilan Keluarga Faktor Pemungkin:

1. Jumlah Tanggungan 2. Tempat Bersalin 3..Media Informasi Faktor penguat : 1 Lingkungan

Pemberian Susu Formula

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan disain retrospective study yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Helvetia Timur.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Helvetia yang berlokasi di Jl. Sultan Oloan, Kelurahan Helvetia Timur Medan. Alasan pemilihan lokasi ini adalah karena berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kotamadya Medan, kecamatan yang cakupan ASI eksklusifnya terendah adalah Kecamatan Helvetia dimana cakupan ASI Eksklusifnya hanya mencapai 0,00% dan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan di kelurahan tersebut belum pernah dilakukan.

Penelitian ini telah dilakukan selama bulan Mei 2012 pada saat jam kerja di Kelurahan Helvetia Timur 2012.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu di kelurahan Helvetia Timur yang mempunyai bayi 6-11 bulan. Jumlah ibu-ibu yang memiliki bayi 6-11 bulan di kelurahan Helvetia Timur ini adalah 256 orang.

3.3.2. Sampel

3.3.2.1.Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus besar sampel berdasarkan uji hipotesis menurut Lameshow,dkk (1997) :

dimana :

n = besar sampel Z1-α

Z

= nilai distribusi normal baku (tabel z ) pada α = 1,96

1-β

P

= nilai distribusi normal baku (tabel z) pada β = 1,64

0

Pa = perkiraan proporsi pemberian susu formula di populasi = 0,7

= perkiraan proporsi pemberian susu formula oleh ibu pada bayinya = 0,6

P0

= 0,6 – 0,7 = -0,10

– Pa = perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi

= 190,44 ≈ 191

3.3.2.2. Kriteria Eksklusi Sampel

1. Ibu yang melahirkan bayi yang lahir prematur

2. Ibu yang melahirkan bayi dengan berat < 2500 gr atau BBLR

3. Ibu yang ketika melahirkan bayinya memiliki gangguan kesehatan pada payudaranya.

Setelah dilakukan kriteria eksklusi pada sampel maka jumlah populasi pada penelitian ini sebesar 234 orang.

3.3.2.3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah convinience sampling, dimana subjek dijadikan sampel karena kebetulan dijumpai di tempat dan waktu bersamaan pada pengumpulan data. Pengambilan sampel dilakukan di Kelurahan Helvetia Timur. Semua sampel yang dijumpai memenuhi kriteria sampel yang telah ditetapkan diambil semua hingga memenuhi besar sampel minimal (Sastroasmoro, 2002).

3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder.

3.4.1. Data Primer

Data yang dikumpulkan langsung dengan wawancara menggunakan kuesioner.

3.4.2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari Puskesmas Helvetia berupa jumlah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 6-11 bulan, literatur dan jurnal kesehatan yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder meliputi : gambaran lokasi penelitian, jumlah penduduk dan sarana pendukung.

3.5. Validitas dan Reliabilitas 3.5.1. Validitas

Menurut Azwar (1997) uji validitas kuesioner diuji pada kuesioner dengan menggunakan uji Korelasi Pearson, yang tujuannya untuk mengetahui sejauhmana suatu ukuran atau nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel menggunakan rumus teknik Korelasi Pearson product moment (r), dengan ketentuan:

1. Jika nilai r-hitung> r-tabel, maka dinyatakan valid 2. Jika nilai r-hitung< r-tabel, maka dinyatakan tidak valid

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada ibu di kelurahan Helvetia Barat yang mempunyai bayi 0-6 bulan sebanyak 30 orang dengan asumsi karakteristik ibu di kelurahan Helvetia Timur dan kelurahan Helvetia Barat relatif sama

Berdasarkan hasil uji validitas variabel pengetahuan terlihat hasil korelasi diketahui bahwa semua item mempunyai korelasi > 0,361 maka dapat dikatakan bahwa item alat ukur tersebut valid dan dapat digunakan dalam pengumpulan data penelitian, dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan

No Variabel Corrected Item-Total Correlation Keterangan 1 Pengetahuan

Item1 0,908 Valid

Item2 0,859 Valid

Item3 0,935 Valid

Item4 0,908 Valid

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Item5 0,826 Valid

Item6 0,492 Valid

Item7 0,935 Valid

Item8 0,826 Valid

Item9 0,559 Valid

Item10 0,492 Valid

Item11 0,601 Valid

Item12 0,621 Valid

Item13 0,908 Valid

Item14 0,419 Valid

Item15 0,601 Valid

Item16 0,621 Valid

Item17 0,866 Valid

Item18 0,601 Valid

Item10 0,621 Valid

Item20 0,876 Valid

3.5.2. Reliabilitas

Masih menurut Azwar (1997) reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran dengan ketentuan :

1. jika nilai r-Alpha ≥ r-tabel maka dikatakan reliabel 2. jika nilai r-Alpha < r-tabel maka dikatakan tidak reliable

Berdasarkan hasil uji reliabilitas variabel pengetahuan terlihat nilai cronbach’s alpha > 0,361 maka kuesioner tersebut dikatakan reliabel, dapat dilihat pada tabel 3.2:

Tabel 3.2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengetahuan

No Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

1 Pengetahuan 0,763 Reliabel

3.6. Variabel dan Definisi Operasional 3.6.1. Variabel Bebas

1. Umur adalah jumlah tahun hidup responden pada saat wawancara yang dihitung sejak lahir hingga ulang tahun terakhir responden.

Kategori Umur : 0 = 20-35 tahun

1 = > 35 tahun (Manuaba, 1998)

Kriteria umur ini dibuat dengan asumsi bahwa kelompok umur tersebut merupakan umur yang beresiko tinggi pada ibu.

2. Pengetahuan adalah tingkat pengetahuan ibu akan pengertian susu formula, kandungan susu formula dibandingkan ASI, manfaat ASI di bandingkan susu formula dan dampak pemberian susu formula.

Kategori Pengetahuan :0 = Buruk, apabila total skor responden < 76%

1 = Baik, apabila total skr responden ≥ 76%

(Nursalam, 2011)

Untuk mengukur tingkat pengetahuan, digunakan kuesioner tentang pengetahuan berisi pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup terdiri dari 20 soal dengan metode multiple choice. Jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0 sehingga skor tertinggi untuk jawaban

pertanyaan ini adalah 20 dan skor terendah adalah 0. Kategori untuk variabel tingkat pengetahuan ini ada 2 kategori yaitu

0 = Buruk” jika skor 0-15 1 = Baik” jika skor 16-20

3. Pendidikan adalah : jenjang pendidikan formal tertinggi yang pernah ditempuh dan diselesaikan oleh responden dengan memperoleh ijazah

Kategori Pendidikan : 0 = Dasar : SD/SMP danMenengah : SMA 1 = Tinggi : Diploma/S1 (Kemendiknas, 2009) 4. Pekerjaan adalah : ada tidaknya suatu pekerjaan tetap yang dilakukan

responden di luar rumah untuk mendapatkan uang guna menafkahi hidup sehari-hari

Kategori Pekerjaan : 0 = Bekerja 1 = Tidak bekerja

Kriteria ini dibuat dengan asumsi ibu yang berada di rumah sepanjang hari memiliki waktu yang lebih banyak untuk menyusui bayinya

5. Penghasilan Keluarga adalah : rata-rata jumlah total penghasilan suami dan istri tiap bulannya

Kategori Penghasilan Keluarga :

0 = ≥ UMP kodya Medan tahun 2011 (≥ Rp 1.197000 per bulan) 1 = < UMP kodya Medan tahun 2011 (< Rp 1.197000 per bulan)

Keputusan Gubernur Sumatera (Gubsu) Nomor 188.44/740/Tahun 2010.

6. Jumlah Tanggungan adalah : jumlah anak yang menjadi tanggungan hidup sehari-hari responden

Kategori Jumlah Tanggungan : 0 = 1-2 orang 1 = >2 orang

Kategori ini dibuat berdasarkan asumsi jumlah anak yang ideal dalam sebuah keluarga adalah maksimal 2 orang

7. Lingkungan sanak saudara adalah : sanak keluarga atau tetangga dekat yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan (perawat, bidan dan dokter).

Kategori Lingkungan sanak saudara : 0 = Tidak ada 1 = Ada

Kategori ini dibuat dengan asumsi 3 jenis tenaga kesehatan inilah yang banyak mengetahui tentang manfaat ASI bagi bayi

8. Tempat Bersalin : tempat si ibu melahirkan bayinya

Kategori Tempat Bersalin : 0 = Klinik bersalin/rumah sakit 1 = Rumah

9. Media Informasi : ada/rutin tidaknya responden membaca buku/majalah tentang ibu dan anak, khususnya tentang ibu menyusui selama masa mengandung dan mengasuh bayinya.

Kategori Media Informasi : 0 = Tidak pernah 1 = Pernah / rutin

Kategori ini disusun dengan asumsi media informasi seperti TV dan radio sudah semua orang memiliki sehingga peneliti memilih media informasi buku/majalah tentang ibu dan anak.

3.6.2. Variabel terikat

Pemberian susu formula : diberikan tidaknya si bayi susu formula sejak hari pertama bayi dilahirkan

Kategori pemberian susu formula : 0 = Diberikan 1 = Tidak diberikan

3.7. Metode Pengukuran

Berdasarkan metode pengukuran dapat dilihat hasil dari pengukuran pada table 3.7 berikut :

Tabel 3.7. Variabel, Cara, Alat, Skala dan Hasil Ukur

Variabel Cara dan Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur Variabel Bebas e. Penghasilan Wawancara

(kuesioner)

Ordinal 0. ≥ Rp. 1.197.000,- 1. < Rp. 1.197.000,-

Tabel 3.7 (Lanjutan) f. Jumlah tanggungan Wawancara

(kuesioner) h. Tempat bersalin Wawancara

(kuesioner)

Pemberian susu formula Wawancara (kuesioner)

Ordinal 0. Diberikan 1. Tidak diberikan

3.8. Metode Analisis Data

Analisis data hasil penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa regresi logistik, dengan tahapan-tahapan :

1. Analisis univariat : dilakukan dengan tujuan melihat gambaran masing-masing variabel dalam distribusinya, dengan menyajikan proporsi variabel dalam sampel penelitian

2. Analisis bivariat : bertujuan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen dengan variabel dependen serta uji kemaknaan dengan uji statistik chi Kuadrat.

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Helvetia Timur terletak di Jl. Setia Budi Pondok Surya Medan dengan luas wilayah 182.25 ha/m2

1. Sebelah Utara : Desa Helvetia Kecmatan Sunggal Deli Serdang dengan batas wilayah sebagai berikut :

2. Sebelah Selatan : Kelurahan Dwikora

3. Sebelah Barat : Kelurahan Karang Gerombak 4. Sebelah Timur : Kelurahan Helvetia Tengah

4.1.1. Distribusi Penduduk Helvetia Timur Berdasarkan Lingkungan

Jumlah penduduk di Helvetia Timur adalah lingkungan I sebanyak 1637 jiwa, lingkungan II sebanyak 2615 jiwa, lingkungan III sebanyak 1620 jiwa, lingkungan VI sebanyak 758 jiwa, lingkungan V sebanyak 885 jiwa, lingkungan VI sebanyak 1345 jiwa, lingkungan VII sebanyak 3153 jiwa, lingkungan VIII sebanyak 2541 jiwa, lingkungan IX sebanyak 3430 jiwa, lingkungan X sebanyak 3697 jiwa, lingkungan XI sebanyak 2881 jiwa, lingkungan XII sebanyak 2034 jiwa, lingkungan XIII sebanyak 1683 jiwa, seperti pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Distribusi Penduduk di Helvetia Timur Berdasarkan Lingkungan

No Desa Jumlah Penduduk (jiwa)

1 Lingkungan I 1637

4.1.2. Distribusi Jumlah Bayi Helvetia Timur Berdasarkan Kelompok Umur Jumlah bayi di Helvetia Timur berdasarkan umur adalah lebih banyak dengan kelompok umur 0-5 bulan sebanyak 254 orang (48,8%) dan lebih sedikit pada kelompok umur 6-11 bulan sebanyak 256 orang (50,2%) , seperti pada Tabel 4.2:

Tabel 4.2. Distribusi Jumlah Bayi Helvetia Timur Berdasarkan Kelompok Umur

No Kelompok Umur Jumlah Bayi (jiwa) %

1 0-5 bulan 254 48,8

2 6-11 bulan 256 50,2

Jumlah 510 100

4.1.3. Distribusi Kunjungan Bayi Melakukan Pemeriksaan di Posyandu Helvetia Timur

Kunjungan bayi melakukan pemeriksaan di posyandu Helvetia Timur adalah pada bulan januari sebanyak 41 orang (16,1%), pada bulan Februari sebanyak 38 orang (15,0%), pada bulan Maret sebanyak 29 orang (11,4%), pada bulan April

sebanyak 24 orang (9,5%), pada bulan Mei sebanyak 35 orang (13,8%), pada bulan Juni sebanyak 40 orang (15,7%) dan pada bulan Juli sebanyak 47 orang (18,5%), seperti pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Distribusi Jumlah Bayi Helvetia Timur Berdasarkan Kelompok Umur

No Kunjungan Bayi Melakukan Pemeriksaan f %

1 Januari 41 16,1

2 Pebruari 38 15,0

3 Maret 29 11,4

4 April 24 9,5

5 Mei 35 13,8

6 Juni 40 15,7

7 Juli 47 18,5

Jumlah 254 100

4.1.4. Sarana Pendukung Kesehatan di Helvetia Timur

Sarana pendukung kesehatan yang terdapat di Helvetia Timur adalah sebagai berikut :

1. Rumah Sakit : 1 unit 2. Poliklinik : 4 unit

3. Bidan : 9 orang

4. Dokter Umur/Spesialis/Gigi : 11 orang

5. Posyandu : 9 unit

6. Apotik/Toko Obat : 7 unit

4.2. Analisis Univariat

Analisis univariat yang diteliti dalam penelitian ini meliputi variabel bebas yaitu umur, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga, jumlah tanggungan, lingkungan, tempat melahirkan, media informasi dan variabel terikat yaitu pemberian susu formula.

4.2.1. Umur

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa umur responden terbesar dengan umur 20-35 tahun sebanyak 135 orang (70,7%) dan terkecil dengan umur >

35 tahun sebanyak 56 orang (29,3%), seperti pada tabel 4.4 :

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Umur Responden di Kelurahan Helvetia Timur

No Umur f %

1 20-35 tahun 135 70,7

2 > 35 tahun 56 29,3

Jumlah 191 100

4.2.2. Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian pada setiap pertanyaan pengetahuan diperoleh bahwa responden yang mengetahui manfaat ASI (Air Susu Ibu) bagi bayi sebanyak 47 orang (24,6%), manfaat ASI (Air Susu Ibu) untuk keluarga sebanyak 54 orang (28,3%), protein ASI (Air Susu Ibu) mempunyai nutrisi yang lebih tinggi daripada susu formula sebanyak 34 orang (17,8%), kadar asam amino dalam ASI (Air Susu Ibu) lebih tinggi daripada susu formula yang berperan penting untuk pertumbuhan otak bayi sebanyak 48 orang (25,1%), kandungan immunoglobulin (zat kekebalan) yang terdapat dalam ASI (Air Susu Ibu) dibandingkan dengan susu formula sebanyak

40 orang (20,9%), susu terbaik untuk bayi sebanyak 49 orang (25,7%), pendapat mengenai pemberian susu sebanyak 47 orang (24,6%), pengertian susu formula sebanyak 48 orang (25,1%), kata lain susu formula sebanyak 46 orang (24,1%), makanan bayi usia 0-6 bulan sebanyak 50 orang (26,2%), usia pemberian susu formula diberikan pada bayi sebanyak 45 orang (23,6%), kandungan zat gizi dalam susu formula dibandingkan dengan ASI (Air Susu Ibu) sebanyak 47 orang (24,6%), kandungan zat gizi dalam susu berupa laktosa yang diperlukan untuk pertumbuhan otak dan tulang sebanyak 40 orang (20,9%), akibat pemberian susu formula pada bayi sebanyak 62 orang (32,5%), pemberian susu formula mempunyai dampak negatif sebanyak 45 orang (23,6%), akibat kesalahan dalam penakaran susu formula sebanyak 47 orang (24,6%), susu formula dapat mengakibatkan sebanyak 51 orang (26,7%), pemberian susu terhadap bayi diare sebanyak 45 orang (23,6%), dampak pemberian susu formula sebanyak 51 orang (26,7%) dan akibat pemberian susu formula yang berlebihan juga dapat mengakibatkan sebanyak 46 orang (24,1%), seperti pada Tabel 4.5 :

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Susu Formula pada Bayi Usia 0-6 bulan

No Pengetahuan

Manfaat ASI (Air Susu Ibu) bagi bayi Manfaat ASI (Air Susu Ibu) untuk keluarga Protein ASI (Air Susu Ibu) mempunyai nutrisi yang lebih tinggi daripada susu formula

Kadar asam amino dalam ASI (Air Susu Ibu) lebih tinggi daripada susu formula yang berperan penting untuk pertumbuhan otak bayi

47

Tabel 4.5 (Lanjutan)

Kandungan immunoglobulin (zat kekebalan) yang terdapat dalam ASI (Air Susu Ibu) dibandingkan dengan susu formula

Susu terbaik untuk bayi

Pendapat anda mengenai pemberian susu Pengertian susu formula

Susu formula disebut juga sebagai Makanan bayi usia 0-6 bulan

Usia pemberian susu formula diberikan pada bayi

Kandungan zat gizi dalam susu formula dibandingkan dengan ASI (Air Susu Ibu)

Kandungan zat gizi dalam susu berupa laktosa yang diperlukan untuk pertumbuhan otak dan tulang

Akibat pemberian susu formula pada bayi

Pemberian susu formula mempunyai dampak negative

Kesalahan dalam penakaran susu formula dapat menyebabkan

Susu formula dapat mengakibatkan Pemberian susu terhadap bayi diare

Dampak pemberian susu formula dapat mengakibatkan

Pemberian susu formula yang berlebihan juga dapat mengakibatkan

Hasil pengukuran pengetahuan ibu tentang pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan kemudian dikategorikan dan diperoleh bahwa pengetahuan responden terbesar dengan pengetahuan buruk sebanyak 97 orang (50,8%) dan terkecil dengan pengetahuan baik sebanyak 94 orang (49,2%), seperti pada Tabel 4.6 :

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi 0-6 Bulan di Kelurahan Helvetia Timur

No Pengetahuan f %

1 Buruk 97 50,8

2 Baik 94 49,2

Jumlah 191 100

4.2.3. Pendidikan

Hasil penelitian diperoleh bahwa pendidikan ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan di Kelurahan Helvetia Timur terbesar dengan pendidikan dasar dan menengah sebanyak 129 orang (67,5%) dan terkecil dengan pendidikan tinggi sebanyak 62 orang (32,5%), seperti pada tabel 4.7 :

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu yang Mempunyai Bayi 0-6 Bulan di Kelurahan Helvetia Timur

No Pendidikan f %

1 Dasar : SD/SMP dan Menengah: SMA 129 67,5

2 Tinggi : Diploma/S1 62 32,5

Jumlah 191 100

4.2.4. Pekerjaan

Hasil penelitian pekerjaan ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan di Kelurahan Helvetia Timur diperoleh bahwa pekerjaan responden terbesar dengan tidak bekerja sebanyak 119 orang (62,3%) dan terkecil dengan bekerja sebanyak 72 orang (37,7%), seperti pada tabel 4.8 :

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu yang Mempunyai Bayi 0-6 Bulan di Kelurahan Helvetia Timur

No Pekerjaan f %

1 Bekerja 72 37,7

2 Tidak bekerja 119 62,3

Jumlah 191 100

4.2.5. Penghasilan Keluarga

Hasil penelitian penghasilan keluarga ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan di Kelurahan Helvetia Timur diperoleh bahwa penghasilan keluarga responden terbesar dengan penghasilan < UMP kota Medan (< Rp. 1.197.000,-) sebanyak 115 orang (60,2%) dan terkecil dengan penghasilan keluarga ≥ UMP kota Medan (≥ Rp.

1.197.000,-) sebanyak 76 orang (39,8%) yang mempunyai bayi 0-6 bulan, seperti pada tabel 4.9 :

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Penghasilan Keluarga Ibu yang Mempunyai Bayi 0-6 Bulan di Kelurahan Helvetia Timur

No Penghasilan Keluarga f %

1 ≥ UMP kota Medan (≥ Rp. 1.197.000,-) 76 39,8 2 < UMP kota Medan (< Rp. 1.!97.000,-) 115 60,2

Jumlah 191 100

4.2.6. Jumlah Tanggungan

Hasil penelitian jumlah tanggungan keluarga ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan di Kelurahan Helvetia Timur diperoleh bahwa jumlah tanggungan responden terbesar dengan tanggungan > 2 orang sebanyak 118 orang (61,8%) dan terkecil dengan tanggungan 1-2 orang sebanyak 73 orang (38,2%), seperti pada tabel 4.10 : Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Jumlah Tanggungan Keluarga Ibu yang

Mempunyai Bayi 0-6 Bulan di Kelurahan Helvetia Timur

No Jumlah Tanggungan f %

1 1-2 orang 73 38,2

2 > 2 orang 118 61,8

Jumlah 191 100

4.2.7. Lingkungan Sanak Saudara

Hasil penelitian lingkungan sanak saudara responden di Kelurahan Helvetia Timur diperoleh bahwa lingkungan responden terbesar dengan lingkungan kategori ada sebanyak 107 orang (56,0%) dan terkecil dengan lingkungan kategori tidak ada sebanyak 84 orang (44,0%), seperti pada tabel 4.11 :

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Lingkungan Sanak Saudara Responden di Kelurahan Helvetia Timur

No Lingkungan Sanak Saudara f %

1 Tidak ada 84 44,0

2 Ada 107 56,

Jumlah 191 100

4.2.8. Tempat Bersalin

Hasil penelitian tempat bersalin responden di Kelurahan Helvetia Timur diperoleh bahwa tempat bersalin responden terbesar dengan bersalin di klinik/RS sebanyak 134 orang (70,2%) dan terkecil dengan bersalin di rumah sebanyak 57 orang (29,8%), seperti pada tabel 4.12 :

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Tempat Bersalin Responden di Kelurahan Helvetia Timur

No Tempat Bersalin f %

1 Klinik/RS 134 70,2

2 Rumah 57 29,8

Jumlah 191 100

4.2.9. Media Informasi

Hasil penelitian media informasi responden di Kelurahan Helvetia Timur diperoleh bahwa media informasi responden terbesar dengan pernah sebanyak 120

orang (62,8%) dan terkecil tidak pernah sebanyak 71 orang (37,2%), seperti pada tabel 4.13 :

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Media Informasi Responden di Kelurahan Helvetia Timur

No Media Informasi f %

1 Tidak pernah 71 37,2

2 Pernah 120 62,8

Jumlah 191 100

4.2.10. Pemberian Susu Formula

Hasil penelitian pemberian susu formula responden di Kelurahan Helvetia Timur diperoleh bahwa pemberian susu formula responden terbesar dengan memberikan susu formula sebanyak 174 orang (91,1%) dan terkecil dengan tidak memberikan susu formula sebanyak 17 orang (8,9%), seperti pada tabel 4.14 :

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Pemberian Susu Formula Responden di Kelurahan Helvetia Timur

No Pemberian Susu Formula f %

1 Diberikan 174 91,1

2 Tidak diberikan 17 8,9

Jumlah 191 100

4.2.11. Pemberian Susu Formula Berdasarkan Umur Bayi

Hasil penelitian pemberian susu formula berdasarkan umur bayi di Kelurahan Helvetia Timur diperoleh bahwa pemberian susu formula diperoleh bahwa bayi dengan umur 2 bulan yang memberikan susu formula sebanyak 8 orang (88,9%) dan yang tidak memberikan susu formula sebanyak 1 orang (11,1%), bayi dengan umur 3 bulan yang memberikan susu formula sebanyak 59 orang (89,4%) dan yang tidak memberikan susu formula sebanyak 7 orang (10,6%), bayi dengan umur 4 bulan yang

memberikan susu formula sebanyak 58 orang (92,1%) dan yang tidak memberikan susu formula sebanyak 5 orang (7,9%), bayi dengan umur 5 bulan yang memberikan susu formula sebanyak 40 orang (93,0%) dan yang tidak memberikan susu formula sebanyak 3 orang (7,0%), bayi dengan umur 6 bulan yang memberikan susu formula sebanyak 9 orang (90,0%) dan yang tidak memberikan susu formula sebanyak 1 orang (10,0%).

Berdasarkan hasil tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pemberian susu formula pada bayi sudah ada yang diberikan dengan usia 2 bulan sebanyak 2 orang dan lebih banyak pemberian susu formula pada usia 3 bulan, seperti pada tabel 4.15 : Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Pemberian Susu Formula Berdasarkan Umur

Bayi di Kelurahan Helvetia Timur

No Umur

Pemberian Susu Formula

Total Diberikan Tidak Diberikan

n % n % n %

4.2.12. Hasil Wawancara Mendalam Khusus pada Ibu yang Memberikan Susu Formula pada Bayi

Hasil penelitian tentang wawancara yang mendalam pada informan yang khusus memberikan susu formula di peroleh bahwasannya informan mengatakan pemberian susu formula kepada bayi sebabkan karena informan bekerja di luar rumah yang menyita waktu tidak dapat memberikan ASI kepada bayi, sehingga menitipkan bayi pada pengasuh anak ataupun keluarga terdekat informan. Pada

umumnya mereka mengetahui bahwa pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai umur 6 bulan, hanya saja karena pekerjaan informan yang mengakibatkan pemberian susu formula. Selain itu informan yang memberikan susu formula kepada bayi disebabkan karena suami yang tidak mendukung dalam pemberian Asi eksklusif karena kurangnya pengetahuan suami tentang manfaat pemberian Asi ekslusif pada bayi.

4.3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan variabel umur, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga, jumlah tanggungan, lingkungan, tempat melahirkan, media informasi dengan pemberian susu formula.

Berdasarkan hasil analisis bivariat antara variabel umur, pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga dan jumlah tanggungan, lingkungan sanak saudara, tempat melahirkan dan media informasi dengan variabel terikat yaitu pemberian susu formula ditemukan bahwa :

a. Hasil analisis hubungan antara umur ibu dengan pemberian susu formula diperoleh bahwa ada sebanyak 124 dari 135 orang (91,9%) ibu dengan umur 20-35 tahun memberikan susu formula. Sedangkan diantara ibu dengan umur > 20-35 tahun ada 50 dari 56 orang (89,3%) yang memberikan susu formula. Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa terdapat 25,0% sel expected < 5 maka sebaiknya mempergunakan uji Eksak Fisher. Dari hasil uji Eksak Fisher diperoleh

nilai p=0,583 > 0,05, artinya tidak ada hubungan antara variabel umur ibu dengan pemberian susu formula.

b. Hasil analisis hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian susu formula diperoleh bahwa ada sebanyak 95 dari 97 orang (97,9%) ibu dengan pengetahuan buruk memberikan susu formula. Sedangkan diantara ibu dengan pengetahuan baik ada 79 dari 94 orang (84,0%) yang memberikan susu formula. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,002 < 0,05, artinya ada hubungan antara variabel pengetahuan ibu dengan pemberian susu formula. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP = 1,16 (95% CI = 1,062-1,279) artinya ibu dengan pengetahuan buruk mempunyai hubungan 1,16 kali memberikan susu formula dibandingkan dengan ibu dengan pengetahuan baik.

c. Hasil analisis hubungan antara pendidikan ibu dengan pemberian susu formula diperoleh bahwa ada sebanyak 123 dari 129 orang (95,3%) ibu dengan pendidikan Dasar : SD/SMP dan Menengah : SMA memberikan susu formula. Sedangkan diantara ibu dengan pendidikan tinggi : Diploma/S1 ada 51 dari 62 orang (82,3%) yang memberikan susu formula. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,007 < 0,05, artinya ada hubungan antara variabel pendidikan ibu dengan pemberian susu formula. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai RP = 1,15 (95%

CI = 1,026-1,309) artinya ibu dengan pendidikan dasar dan menengah mempunyai hubungan 1,15 kali memberikan susu formula dibandingkan dengan ibu dengan pendidikan tinggi.

d. Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian susu formula diperoleh bahwa ada sebanyak 71 dari 72 orang (98,6%) ibu dengan bekerja

d. Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian susu formula diperoleh bahwa ada sebanyak 71 dari 72 orang (98,6%) ibu dengan bekerja

Dokumen terkait