• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.6. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini, faktor-faktor yang diteliti hanyalah pada faktor-faktor risiko non genetik. Variabel yang akan diteliti meliputi umur pasien, faktor paparan radiasi, faktor pola hidup yang meliputi aktivitas fisik , konsumsi alkohol, dan kebiasaan merokok, faktor hormonal dan reproduksi yang meliputi umur menstruasi, umur menopause, lama menyusui, jumlah paritas, dan umur pertama sekali melahirkan, Riwayat penggunaan kontrasepsi oral, dan penggunaan terapi hormonal, pola diet meliputi pola konsumsi makanan berlemak dan berserat, riwayat penyakit yang meliputi riwayat tumor pada payudara, riwayat trauma, riwayat kanker ovarium, riwayat kanker payudara sebelumnya, serta adanya riwayat kegemukan.

Jenis kelamin tidak diteliti karena penelitian ini sudah dibatasi pada wanita.

Variabel yang akan diteliti seperti kerangka konsep pada gambar 2.4.

24

Gambar 2.4. Kerangka Konsep Penelitian

Faktor Risiko Non-Genetik:

1. Faktor Hormonal dan Reproduksi :

- Umur Menarche - Umur Menopause - Umur Kehamilan I - Paritas

- Lama Menyusui - Riwayat Penggunaan

Kontresepsi Hormonal - Penggunaan Terapi

Hormonal 2. Riwayat Penyakit

Sebelumnya : - Riwayat Kanker

Payudara

- Riwayat Kanker Ovarium - Riwayat Trauma Fisik

pada Payudara

- Riwayat Tumor Jinak pada Payudara 3. Pola Hidup :

- Aktifitas Fisik - Merokok - Minum Alkohol 4. Pola Diet :

- Pola Konsumsi Makanan Berlemak

- Pola Konsumsi Makanan Berserat

5. Obesitas 6. Umur

7. Riwayat Paparan Radiasi

Kanker Payudara pada Wanita

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor risiko non genetik pada penderita kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Poli Bedah Onkologi RSUP Haji Adam Malik Medan. Alasan dipilihnya RSUP Haji Adam Malik Medan sebagai tempat penelitian adalah karena RSUP Haji Adam Malik adalah rumah sakit tipe A yang merupakan rumah sakit pusat dan rumah sakit rujukan di provinsi Sumatra Utara.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1.Populasi penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

3.3.2. Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah pasien rawat jalan di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah A. Kriteria Inklusi

 Merupakan pasien yang telah di diagnosa kanker payudara melalui pemeriksaan histopatologi.

26

 Bersedia di wawancarai dengan menandatangani informed consent Rumus besar sampel deskriptif kategorik :

n = Keterangan :

n = Besar Sampel

Zα = Deviasi baku alfa : 1,96

P = Proporsi suatu kasus terhadap populasi, bila tidak diketahui proporsinya dipakai P = 0,5

Q = 1 – P

d = Derajat Penyimpangan : 0,1 Maka besar sampel adalah :

n =

n =97

Melalui rumus yang ada, didapati besar sampel minimal yaitu 97 responden. Cara pemilihan subyek penelitian dilakukan secara non-probability sampling dengan menggunakan consecutive sampling, dimana seluruh penderita kanker payudara yang telah memenuhi kriteria penelitian diikut sertakan dalam penelitian.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang didapatkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapatkan langsung dari sampel penelitian. Data penelitian ini dikumpulkan dengan teknik wawancara langsung kepada sampel penelitian menggunakan panduan kuesioner gaya hidup dan kesehatan Aichi Cancer Center Research Institute, kuesioner aktifitas fisik Baecke, kuesioner konsumsi alkohol Horn-Ross.(Strumylaite et al., 2013)

3.5. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh, dikumpulkan dan diolah menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) dan kemudian di distribusikan

27

secara deskriptif menggunakan tabel distribusi frekuensi dan dilakukan pembahasan data yang diperoleh.

3.6. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Defenisi Operasional.

No Variabel Defenisi Cara Ukur Alat Ukur Kategori Skala Ukur

Wawancara Kuesioner Dalam Tahun Rasio

2 Riwayat

Wawancara Kuesioner 1. Gangguan Lambung

4 Merokok Kebiasaan responden untuk merokok.

Dalam tahun Rasio

5 Konsumsi Kebiasaan responden Wawancara Kuesioner 1. Ya Rasio

28

Wawancara Kuesioner Aktifitas

Wawancara Kuesioner 1. Tidak Pernah

Wawancara Kuesioner Dalam tahun Rasio

11 Usia Menopause

Umur Mengalami menopause.

Wawancara Kuesioner Dalam tahun Rasio

12 Kontrasepsi

Dalam Bulan Rasio

13 Terapi

29

Wawancara Kuesioner Dalam Tahun Rasio

15 Paritas Jumlah anak Wawancara Kuesioner 1. Nulipara

Lama menyusui bayi Wawancara Kuesioner Dalam bulan Rasio

17 Keguguran

Wawancara Kuesioner Dalam Angka Rasio

18 Pola

30

B. Variabel Terikat 1 Kanker

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Pengambilan data penelitian dilakukan di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No.17 Medan, Kelurahan Kemenangan, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan Sumatra Utara dengan jarak dari Universitas Sumatra Utara sekitar 12 km. RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit tipe A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VIII/1990 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan. RSUP Haji Adam Malik Medan menjadi sentra rujukan utama untuk wilayah Sumatra Utara dan sekitarnya.

4.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden penelitian adalah pasien rawat jalan di poli bedah onkologi yang bersedia untuk diwawancarai, jumlah sampel sebanyak 100 orang. Adapun karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi usia, data demografi responden, data riwayat penyakit responden, dan faktor risiko terjadinya kanker payudara.

4.2.1. Karakteristik Usia

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia (Tahun) Frekuensi Persentase (%)

<26

32

awal. Jumlah yang paling sedikit didapatkan pada usia >65 tahun atau manula, yaitu sebanyak 2%. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dela (2017) pada pasien kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan dengan total responden yaitu 74 responden, dimana didapatkan jumlah pasien terbanyak berada pada kategori umur 46-55 tahun yaitu sebanyak 30 responden (41%) dan jumlah yang paling sedikit pada umur >65 tahun yaitu sebanyak 6 responden (8%). Hasil ini juga selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Indrati (2005) pada pasien kanker payudara di rumah sakit kariadi semarang, didapatakan jumlah terbanyak responden pada umur 40-49 tahun. Kejadian kanker payudara terutama pada usia kurang dari 30 tahun lebih banyak disebabkan oleh karena faktor keturunan. Menurut Chen et al (2016) setengah dari total responden memiki mutasi pada BRCA1, BRCA2, dan TP53. Hanya 10% yang bukan berasal dari faktor keturunan. Sedangkan pada usia >40 tahun relative disebabkan karena adanya faktor hormonal dan faktor lingkungan.

4.2.2. Data Demografi

Data demografi responden yang ditanyakan meliputi tempat tinggal, pendidikan terakhir, pendapatan keluarga per bulan, pekerjaan, dan status perkawinan. Secara rinci distribusi data demografi responden dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2. Data Demografi

Data Demografi Frekuensi Persentase (%)

Tempat Tinggal

 Kota Besar

 Pinggiran Kota/ Kota Kecil

 Desa

 Perguruan Tinggi

11

33

Berdasarkan tempat tinggal, didapatkan bahwa mayoritas pasien berasal dari pinggiran kota/kota kecil, yaitu sebanyak 54%. Berasal dari kota Medan sebanyak 38%, dan yang berasal dari desa yaitu sebanyak 8%. Pada penelitian yang dilakukan oleh Teresa (2015) didapatkan bahwa pasien kanker di RSUP Haji Adam Malik yang berasal dari luar kota Medan sebanyak 65.8%. Hal ini terjadi karena rata-rata rumah sakit daerah (luar kota Medan) tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk pengobatan terhadap pasien kanker payudara. Sehingga pasien harus dirujuk ke RSUP Haji Adam Malik yang merupakan rumah sakit rujukan tingkat akhir, dengan wilayah mencakup seluruh wilayah Sumatra Utara dan Aceh.

Berdasarkan Pendidikan terakhir, didapatkan bahwa jumlah pasien terbanyak berpendidikan SMA yaitu sebanyak 63%. sedangkan yang paling sedikit adalah pendidikan SD yaitu sebanyak 11%. Hal sesuai dengan penelitan yang dilakukan oleh Indrati (2005), didapatkan pasien terbanyak memiliki pendidikan SMA sebesar 23%. Pada penelitian oleh Sagita (2012) juga didapatkan bahwa mayoritas responden memiliki pendidikan SMA sebanyak 31.5%.

Berdasarkan pendapatan rata-rata keluarga per bulan, sebanyak 34% kasus

34

perbulan. Menurut penelitian Yulianti (2010) kasus kanker payudara sebanyak 62% memiliki pendapatan tinggi.

Berdasarkan pekerjaan responden, mayoritas pasien sebanyak 44% adalah ibu rumah tangga, wiraswasta sebanyak 30%, dan pegawai negri yaitu sebanyak 12%. Hal yang sama didapatkan juga pada penelitian Teresa (2015) yaitu sebanyak 47.4% ibu rumah tangga dan pada penelitian Dela (2017) didapatkan 70% kasus merupakan ibu rumah tangga. Menurut Budiningsih (2010), jenis pekerjaan tidak berpengaruh secara spesifik terhadap kejadian kanker payudara, dikarenakan jumlah proporsi yang hampir sama antara kelompok kasus dan kelompok kontrol.

Berdasarkan status perkawinan, jumlah responden yang sudah menikah sebanyak 84% dan yang belum menikah sebanyak 13%. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ebrahimi et al (2002) status perkawinan bukanlah suatu faktor penentu adanya peningkatan atau penurunan risiko kanker payudara. Yang menjadi faktor protektif terhadap kanker payudara berasal dari usia saat kehamilan pertama jika menikah pada usia dini. Hal yang sama juga dilakukan oleh Rosner et al (2000) dijumpai adanya peningkatan risiko kanker payudara baik wanita yang tidak menikah maupun yang sudah menikah tetapi tidak memiliki anak dibandingkan dengan wanita yang memiliki anak.

4.3. Riwayat Penyakit Responden

Berdasarkan riwayat penyakit yang dipaparkan responden meliputi penyakit yang pernah/ sedang diderita selain kanker payudara, bagian payudara yang terkena kanker, riwayat kemoterapi, dan riwayat radioterapi.

Tabel 4. 3. Riwayat Penyakit Responden

Riwayat Penyakit Frekuensi Persentase (%)

Data Riwayat Penyakit

Penyakit yang Pernah/ Sedang Diderita

 Gangguan Lambung

 Penyakit Tiroid

 Hipertensi

 Diabetes

 Tumor Jinak Payudara

21 Bagian Payudara yang Terkena Kanker

35

Berdasarkan riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita, yang terbanyak adalah gangguan lambung sebanyak 21%. Diikuti riwayat diabetes 11%. Riwayat tumor jinak pada payudara sebanyak 14%. Pada penelitian yang dilakukan oleh Liao et al (2011) dengan metode metaanalisis dijumpai peningkatan risiko kanker payudara pada penderita diabetes sebesar 23% terutama pada wanita post menopause. Selain dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara, diabetes juga dapat meningkatkan angka mortalitas pada pasien kanker payudara. Peningkatan risiko ini berkaitan dengan adanya peningkatan insulin dan insulin like growth factor 1(IGF-1). Sebanyak 2% responden memiliki riwayat penyakit tiroid. Berdasarkan penelitian yang Poiana et al (2011) tidak terdapat hubungan antara penyakit tiroid dengan kejadian kanker payudara. Terdapat sebanyak 18% responden menderita hipertensi. Berdasarkan penelitian metaanalisis yang dilakukan oleh Han et a l(2017) didapatkan adanya hubungan antara penyakit hipertensi dengan kejadian kanker payudara. Hal ini berisiko 15%

terutama pada pasein yang sudah menopause. Menurut pendapat Largent et al (2006) menyatakan bahwa kanker payudara dan hipertensi memiliki jalur patofisiologi yang sama secara umum yang dimediasi oleh jaringan adiposa yang dapat menyebabkan inflamasi kronis sehingga dapat terjadi kanker payudara maupun hipertensi.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Dupont et al (2000) menyatakan bahwa adanya peningkatan risiko kanker payudara pada wanita dengan riwayat

36

kanker payudara dengan riwayat tumor jinak payudara. Namun menurut Santen (2017) menyatakan tidak semua jenis tumor pada payudara dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara, beberapa tumor seperti ductal hyperplasia, lobular hyperplasia tanpa atipia, sclerosing adenosis, diffuse pappilomatosis, dan juga kompleks fibroadenoma yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara 1.5 sampai 2 kali lebih besar setelah dilakukan follow up selama 20 tahun semenjak dilakukannya biopsy.

Berdasarkan letak kanker pada payudara, Sebanyak 40% terletak pada payudara kanan dan 39% pada payudara kiri. Hal ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Marwi (2012) yaitu sebanyak 48.6% penderita kanker payudara terletak pada payudara kanan dan 40.4% pada payudara kiri.

Berdasarkan riwayat kemoterapi, sebanyak 68% sudah mendapatkan kemoterapi dan 36% sudah pernah mendapat tatalaksana radioterapi.

4.4. Faktor-Faktor Risiko Kanker Payudara

Faktor-faktor risiko yang dijelaskan adalah riwayat keluarga, riwayat merokok, riwayat konsumsi alkohol, aktifitas fisik, faktor lingkungan kerja, faktor reproduksi dan hormonal, dan faktor makanan/diet

4.4.1. Riwayat Keluarga

Tabel 4.4. Riwayat Keluarga

Riwayat Keluarga Frekuensi Persentase(%)

Ada Tidak Ada

12 88

12 88

Berdasarkan riwayat keluarga didapati sebanyak 12 responden memiliki riwayat keluarga baik dari ibu, saudara kandung ataupun saudara dekat yang lain yang pernah terdiagnosa kanker payudara. Hal ini sebanding dengan penelitian yang dilakukan oleh Hirose et al(2001) dimana didapatkan sebanyak 6.9% dari pasien premenopause memiliki riwayat kanker pada keluarga, dan 6.7% pada pasien post menopause.

37

Berdasarkan American cancer society, dijelaskan bahwa hanya 5%-10%

kasus kanker payudara yang memiliki riwayat keluarga terkena kanker. Gen yang paling sering menyebabkan kanker payudara yang diturunkan adalah gen BRCA1 dan BRCA2 yang telah bermutasi. Jika didapatkan gen BRCA1 yang telah bermutasi, maka kemungkinan risiko terkena kanker payudara meningkat menjadi 80%, tetapi pada mutasi gen BRCA2 kemungkinan kanker mencapai 45%.

4.4.2. Riwayat Merokok

Berdasarkan riwayat merokok, dibagi menjadi perokok aktif dan perokok pasif. Secara rinci data responden perokok aktif dan pasif dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5. Riwayat Merokok

Karakteristik Perokok Frekuensi Persentase (%)

Perokok Aktif

Pada responden yang menyatakan perokok aktif adalah sebanyak 14%

responden. Dimana dari ke 14 responden tersebut, 7 responden merokok dengan intensitas sedang. Lama telah memakai rokok yang terbanyak adalah pada 21-30 tahun yaitu sebanyak 5 responden atau 35.7% dari total responden yang merokok.

Menurut penelitian Gaudet et al (2013) dengan menggunakan metode

38

hubungan antara merokok dengan kanker tidak terlalu kuat. Hal yang sama juga didapatkan pada Catsburg et al (2014) dimana risiko kanker payudara meningkat berdasarkan lama dan banyaknya konsumsi rokok.

Pada perokok pasif dijumpai sebanyak 76% responden dengan tempat terpapar paling banyak dari rumah ataupun berasal dari keluarga pasien, dimana terdapat sebanyak 53 responden atau 69.7% dari total perokok pasif. Berdasarkan lama terpapar, sebanyak 29 responden atau 38.2% responden terpapar asap rokok

≥ 26 tahun. Pada penelitian yang dilakukan oleh Li et al (2015) didapati adanya hubungan yang signifikan antara perokok pasif dengan risiko kanker payudara pada wanita pre menopause maupun post menopause. Peningkatan risiko tersebut juga berbanding lurus dengan lama terpapar dan jumlah rokok yang dihabiskan dalam sehari. Penelitian tersebut menggambarkan bahwa wanita yang terpapar asap rokok yang lebih dari 16 tahun memiliki risiko yang tinggi untuk terjadinya kanker payudara.

Terdapat beberapa teori mengenai risiko kanker payudara oleh karena perokok pasif. Menurut Phillips et al (2001) dalam rokok terkandung banyak senyawa yang larut dalam lemak yang dapat menginduksi tumor mammae pada tikus, selain itu menurut Conway et al (2002) menyebutkan bahwa jaringan payudara merupakan target efek karsinogen pada rokok tembakau yang dapat merubah struktur DNA.

4.4.3. Riwayat Konsumsi Alkohol

Tabel 4.6. Riwayat Konsumsi Alkohol

Konsumsi Alkohol Frekuensi Persentase(%)

 Ya

 Tidak

6 94

6 94

Berdasarkan riwayat konsumsi alkohol, dijumpai sebanyak 6% aktif meminum alkohol. Penelitian yang telah dilakukan oleh Gao et al (2013) dengan jenis penelitian metaanalisis, didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi alkohol dengan risiko kanker payudara. Sebaliknya, pada penelitian Horn ross et al (2004) dengan menggunakan metode kohort,

39

didapatkan adanya hubungan mengkonsumsi alkohol dengan risiko kanker payudara. Risiko meningkat 32% pada pasien post menopause dan 21% pada pasien pre menopause yang mengkonsumsi alkohol. Hal ini selaras dengan American cancer society, dimana terdapat peningkatan risiko kanker payudara sebanyak 1.5 pada wanita yang mengkonsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari, tetapi didapatkan bahwa pada wanita yang hanya mengkonsumsi alkohol kurang atau sama dengan 1 gelas per hari, tidak menunjukkan peningkatan risiko yang berarti terhadap kejadian kanker payudara.

4.4.4. Aktifitas Fisik Responden

Data aktifitas fisik menurut kuesioner aktifitas fisik baecke (1982) yang membagi aktifitas fisik menjadi tiga macam yaitu, aktifitas fisik saat bekerja, berolahraga, dan pada saat waktu luang

Tabel 4.7. Aktifitas Fisik

Aktifitas Fisik Frekuensi Persentase (%)

Responden yang Berolahraga

Sebanyak 17 responden rutin berolahraga, dengan jenis olahraga yang paling sering adalah jogging ataupun senam .

Berdasarkan penjumlahan antara skor indeks kerja, indeks olahraga, dan indeks aktifitas saat waktu luang. didapatkanlah kategori indeks aktifitas fisik.

Dari hasil tersebut didapatkan sebanyak 56% responden masuk dalam kategori aktifitas yang kurang. Responden dengan kategori aktif sebanyak 11%.

Berdasarkan penelitian Kim et al (2013), aktifitas fisik yang kuat sampai

40

Rockhill et al (1998) dimana terdapat penurunan risiko kanker payudara, jika berolahraga minimal 10 jam per minggu.

Penelitian oleh Berstein et al(1995) mengatakan bahwa pada saat melakukan aktifitas fisik yang sedang hingga berat, dapat menurunkan siklus estrogen dan progesterone, sehingga terjadi pengurangan jumlah estradiol dan sekresi progesterone yang menyebabkan pengurangan lama fase lutheal sehingga menginduksi anovulasi, melambatkan siklus menstruasi dan menyebabkan amenorea sekunder. Pendapat lain menyebutkan bahwa trigliserida menggantikan tempat estradiol pada ikatan di globulin sehingga menyebabkan banyaknya estradiol bebas dalam darah, oleh karena itu pada wanita yang obesitas dan aktifitas fisik yang kurang, dapat meningkatkan kadar trigliserida sehingga akan semakin banyak estradiol bebas di dalam darah (Haffner et al 1995).

4.4.5. Faktor Paparan Pestisida

Tabel 4.8 Faktor Paparan Pestisida

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Terpapar Pestisida 18 18

Berdasarkan faktor lingkungan kerja didapatkan bahwa responden yang pernah terpapar dengan pestisida adalah sebanyak 18% sedangkan yang tidak sebanyak 82% responden.

Terdapat beberapa jenis pestisida yang diteliti dapat menyebabkan kanker yaitu, dichlorodiphenyltrichloroethane (DDT), dichlorodiphenyldichloroethylene (DDE), polychlorinated biphenyls (PCB), hexachlorobenzene (HCB) dan hexachlorocyclohexane (HCH). Penelitian yang dilakukan oleh Shakeel (2010), didapatkan bahwa jenis pestisida DDT memiliki hubungan positive dengan risiko kanker payudara.

Banyak pestisida organoklorin termasuk DDE dan PCB yang dianggap sebagai pengganggu endokrin. Penelitian yang dilakukan pada hewan menunjukkan bahwa adanya bukti beberapa organoklorin memicu aktifitas karsinogen. Salah satunya adalah PCB yang secara konsisten dapat menyebabkan

41

karsinoma hepatoselluler pada tikus, selain itu juga PCB memiliki efek pembentukan tumor yang dilakukan pada percobaan mencit. Sementara pada penggunaan DDT dan DDE, pada percobaan mencit dapat menginduksi pembentukan tumor pada hati, paru, dan tiroid.

4.4.6. Faktor Stress

Tabel 4.9. Faktor Stress

Stress Frekuensi Persentase(%)

Tidak Pernah Jarang Terkadang

Sering Selalu

9 13 38 30 10

9 13 38 30 10

Berdasarkan intensitas tingkat stress yang dialami responden didapatkan bahwa 38% responden terkadang mengalami stress dan 10% responden yang selalu mengalami stress saat bekerja. Pada penelitian yang dilakukan Li et al (2016) didapatkan peningkatan risiko kejadian kanker payudara 1.32 lebih tinggi dari orang normal. Stress yang dialami selain stress dalam pekerjaan, depressi, anxietas, dan juga hubungan dengan kejadian-kejadian yang dapat mempengaruhi psikologis seseorang seperti perceraian dan kematian, dimana hal-hal tersebut dapat mempengaruhi pada sistem immune tubuh yang akan berdisposisi terhadap kanker payudara. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Gross et al (2010) dengan jenis penelitian kohort didapatkan adanya hubungan signifikan antara depresi dan ansietas dengan kejadian kanker payudara. Sama halnya dengan penelitian Butow et al (2016) didapatkan bahwa adanya hubungan depresi emosional dan alexythimia sebagai prediktor kuat untuk risiko kanker payudara.

42

4.4.7.Lama Tidur Responden

Tabel 4.10. Lama Tidur

Lama Tidur (Jam/Hari) Frekuensi Persentase(%)

< 6 23% responden tidur 6-7 jam per hari, dan 11% responden tidur <6 jam per hari.

Penelitian yang dilakukan oleh Khawaja et al (2013) berdasarkan analisa univariat, didapatkan adanya hubungan positif antara lama tidur dengan risiko kanker payudara, tetapi berdasarkan analisa multivariat tidak didapatkan hubungan antara lama tidur dengan peningkatan risiko kanker payudara. Menurut Bartsch et al (2000) terdapat hubungan hormon melatonin pada regulasi irama sikardian dengan efek potensial pada kanker payudara. Melatonin memiliki sifat antioksidan, antiinflamasi, pro-apotosis, efek immunostimulatory, dan juga efek antiesterogenik yang bekerja untuk menekan produksi estrogen dari ovarium, mengurangi aktifitas aromatase, dan menurunkan transkripsi proliferatif gen yang diinduksi oleh estrogen.

4.4.8. Riwayat Hormonal

Tabel 4.11. Riwayat Hormonal

Riwayat Hormonal Frekuensi Persentase (%)

Usia Menarche (Tahun)

43

Berdasarkan faktor hormonal, didapatkan 48% responden menarche pada usia ≤12 tahun. Dilihat berdasarkan keteraturan menstruasi, terdapat 13%

responden yang tidak teratur menstruasi. Menurut Clemmescen (2012) tidak terdapat hubungan antara menarche dini dengan kanker payudara. Berbeda halnya dengan penelitian Apter (2010) menyatakan wanita dengan menarche dini pada usia <12 tahun memiliki kadar serum estradiol yang tinggi, testosterone dan dehydroepiandrosterone yang rendah dibandingkan dengan wanita yang menarche normal, hal ini menyebabkan lama terpaparnya dengan hormon estrogen sehingga menigkatkan risiko kanker payudara.

Berdasarkan status menopause, sebanyak 61% responden pre menopause dan 39% post menopause. Menurut Clemmescen (2012) risiko kanker payudara meningkat pada wanita pre menopause dibandingkan dengan wanita post menopause mencapai 40%. Selain itu tidak terdapat hasil yang signifikan terhadap peningkatan risiko kanker payudara pada menstruasi yang lama, risiko baru terlihat pada usia menopause >54 tahun yaitu sebesar 1.1 dibandingkan dengan wanita usia menopause <50 tahun. Peningkatan risiko ini terjadi karena adanya paparan estrogen dan progesterone dalam waktu yang lama.

Berdasarkan pemakaian kontrasepsi hormonal, didapatkan 47% responden pernah memakai kontrasepsi hormonal, dan 20% responden tersebut memakainya selama lebih dari 6 bulan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Marchbank et al (2002) menyatakan hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kanker payudara tidak terlalu signifikan, peningkatan risiko mencapai 1.32

44

payudara, tetapi didapatkan hubungan yang lebih tinggi jika pemakaian kontrasepsi hormonal lebih dari 10 tahun.

Berdasarkan penggunaan terapi pengganti hormonal, sebanyak 6%

responden pernah menggunakan terapi hormonal. Penelitian yang dilakukan oleh Narod (2011) menyatakan tidak ada hasil yang signifikan menunjukkan risiko penggunaan HRT dengan kanker payudara. Pada penelitian oleh Bae dan Kim (2015) menyatakan pada penggunaan < 5 tahun tidak menunjukkan bukti yang jelas terhadap risiko kanker payudara, risiko terlihat meningkat signifikan pada penggunaan yang lebih dari 10 tahun. Namun berbeda pada penelitian Shah dan Wong (2006) menyatakan terdapat hubungan antara penggunaan HRT dengan

responden pernah menggunakan terapi hormonal. Penelitian yang dilakukan oleh Narod (2011) menyatakan tidak ada hasil yang signifikan menunjukkan risiko penggunaan HRT dengan kanker payudara. Pada penelitian oleh Bae dan Kim (2015) menyatakan pada penggunaan < 5 tahun tidak menunjukkan bukti yang jelas terhadap risiko kanker payudara, risiko terlihat meningkat signifikan pada penggunaan yang lebih dari 10 tahun. Namun berbeda pada penelitian Shah dan Wong (2006) menyatakan terdapat hubungan antara penggunaan HRT dengan

Dokumen terkait