• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN FAKTOR FAKTOR RISIKO NON GENETIK PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2017 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "GAMBARAN FAKTOR FAKTOR RISIKO NON GENETIK PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2017 SKRIPSI"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR RISIKO NON GENETIK PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT

UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Oleh :

DANIEL IVAN SEMBIRING 140100136

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA MEDAN

2017

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat untuk mencapai kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memaparkan landasan pemikiran dan segala konsep menyangkut penelitian yang akan dilaksanakan.

Penelitian yang dilaksanakan ini berjudul “Gambaran Faktor-Faktor Risiko Non Genetik pada Penderita Kanker Payudara di RSUP Haji Adam Malik 2017”.

Penulis menyadari bahwa sangatlah sulit untuk menyelesaikan skripsi ini tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala rasa hormat, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum, selaku rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S (K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Mega Sari Sitorus, M.Kes., Sp.PA selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan banyak arahan dan masukan bagi penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. dr. Flora Marlita Lubis, Sp. KK selaku Ketua Penguji yang telah memberikan petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. Drs. Admar Jas, M.Sc, Apt selaku Anggota Penguji yang telah memberikan petunjuk-petunjuk serta nasihat-nasihat dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. dr. Sri Amelia, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing selama menempuh pendidikan.

(4)

7. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan hingga penyelesaian studi dan juga penulisan skripsi ini.

8. Kedua orang tua penulis, Simon Sembiring dan Rista br Ginting yang telah membesarkan penuh dengan kasih sayang serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi dan pendidikan.

9. Adik penulis, Juan Lucas Sembiring yang telah mendoakan dan memberikan dukungan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi dan pendidikan.

10. Rekan-rekan grup belajar penulis, Edgar Anthony Petra Sihite, Renaldo Markus Pandapotan Simanjuntak, Richard Septian/Mok Tze Sun, dan Tia Sarah Aretha br Sitepu yang telah banyak membantu dalam memberikan dukungan semangat, saran, kritik dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Rekan-rekan mahasiswa FK USU tahun angkatan 2014 yang lain yang telah memberi saran kritik, dukungan moril dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Semua pihak yang telah membantu baik dalam bentuk moril maupun materil yang namanya tidak dapat disebutkan oleh penulis satu per satu.

Penulis memahami sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi materi yang disampaikan maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangatlah diharapkan guna menyempurnakan hasil penelitian skripsi ini.

Medan, 19 Januari 2018

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan……… i

Kata Pengantar……….. ii

Daftar Isi………... iv

Daftar Gambar……….. vi

Daftar Tabel……….. vii

Daftar Singkatan………... viii

Abstrak……….. ix

Abstract………. x

BAB I. PENDAHULUAN……….. 1

1.1. Latar Belakang………. 1

1.2. Rumusan Masalah……… 3

1.3. Tujuan Penelitian………. 3

1.3.1. Tujuan Umum………... 3

1.3.2. Tujuan Khusus……….. 3

1.4. Manfaat Penelitian………... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ……….. 5

2.1. Anatomi Payudara……… 5

2.2. Sistem Aliran Limfatik Payudara………. 6

2.3. Kanker Payudara……….. 7

2.3.1. Defenisi………. 7

2.3.2. Epidemiologi………. 8

2.3.3. Etiologi dan Patogenesis……… 8

2.3.4. Gejala dan Tanda Klinis……… 9

2.3.5. Diagnosa……… 10

2.3.6. Stadium Kanker………... 11

2.3.7. Penatalaksanaan………... 14

2.4. Faktor Risiko Kanker Payudara ………... 16

2.4.1. Faktor Risiko Genetik……….... 16

2.4.1.1. Riwayat Kanker Payudara pada Keluarga.. 16

2.4.1.2. Riwayat Kanker Ovarium pada Keluarga.. 16

2.4.2. Faktor Risiko Non Genetik………. 17

2.4.2.1. Faktor Reproduksi dan Hormonal……….. 17

2.4.2.2. Riwayat Penyakit pada Payudara………... 18

2.4.2.3. Pola Hidup……….. 19

2.4.2.4. Pola Diet………. 19

2.4.2.5. Obesitas……….. 19

2.4.2.6. Umur………... 20

2.4.2.7. Riwayat Paparan Radiasi……… 20

2.5. Kerangka Teori……… 21

2.6. Kerangka Konsep……… 23

(6)

BAB III. METODE PENELITIAN……… 25

3.1. Rancangan Penelitian……… 25

3.2. Lokasi Penelitian……….. 25

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian……… 25

3.4. Metode Pengumpulan Data……….. 26

3.5. Metode Analisis Data……… 26

3.6. Defenisi Operasional………. 27

BAB IV. HASIL PENEILTIAN DAN PEMBAHASAN……….………. 31

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian………... 31

4.2. Deskripsi Karakteristik Responden………..……. 31

4.2.1. Karakteristik Usia………..………….. 31

4.2.2. Data Demografi……….…….. 32

4.3. Riwayat Penyakit Responden………...………. 35

4.4. Faktor-Faktor Risiko Kanker Payudara…………....…………. 37

4.4.1. Riwayat Keluarga………..……….. 37

4.4.2. Riwayat Merokok………..….. 37

4.4.3. Riwayat Konsumsi Alkohol………...…. 39

4.4.4. Aktifitas Fisik Responden……… 40

4.4.5. Faktor Paparan Pestisida………..……… 41

4.4.6. Faktor Stress………..………….. 42

4.4.7. Lama Tidur Responden……….……….. 42

4.4.8. Riwayat Hormonal……….……. 43

4.4.9. Riwayat Reproduksi………. 45

4.4.10. Faktor Diet……….…… 47

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……… 50

5.1. Kesimpulan………..……….. 50

5.2. Saran………... 52

DAFTAR PUSTAKA……… 53

LAMPIRAN………... 61

(7)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Anatomi Payudara Normal……….. 5

2.2. Kelenjar Getah Bening pada Payudara Normal……….. 6

2.3. Kerangka Teori………. 21

2.4. Kerangka Konsep Penelitian……… 23

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Stadium kanker payudara………... 12

3.1 Defenisi operasional……… 26

4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia …….……. 31

4.2. Data Demografi ………...…….. 33

4.3. Riwayat Penyakit Responden………. 35

4.4. Riwayat Keluarga………..……. 37

4.5. Riwayat Merokok………….………..……… 38

4.6. Riwayat Konsumsi Alkohol………..…………. 39

4.7. Aktifitas Fisik………...…….. 40

4.8. Faktor Paparan Pestisida………. 41

4.9. Faktor Stress……….……….. 42

4.10. Lama Tidur……….……… 42

4.11. Riwayat Hormonal……….………… 43

4.12. Riwayat Reproduksi……….……….. 45

4.13. Faktor Diet……….……… 47

(9)

DAFTAR SINGKATAN

AJCC : American Joint Committee on Cancer BRCA 1 : Breast Cancer Gene 1

BRCA 2 : Breast Cancer Gene 2 DCIS : Ductal Cracinoma In Situ DNA : Deoxyribo Nucleat Acid FNA : For Necessary Action

HER 2 : Human Epidermal Growth Factor Receptor 2 HRT : Hormone Replacement Therapy

LCIS : Lobular Carcinoma In Situ MUFA : Monounsaturated Fatty Acid RSUP : Rumah Sakit Umum Pendidikan

RT : Radiation Theraphy

SNB : Sentinel Node Biopsy TNM : Tumor Node Metastasis WHO : World Health Organisation DDT : Dichlorodiphenyltrichloroethane DDE : Dichlorodiphenyldichloroethylene PCB : Polychlorinated Biphenyls

HCB : Hexachlorobenzene HCH : Hexachlorocyclohexane HRT : Hormone Replacement Therapy

(10)

ABSTRAK

Latar Belakang. Kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak di Indonesia. Adanya kanker ini berhubungan erat dengan faktor-faktor risiko terutama faktor non genetik. Faktor- faktor risiko tersebut ada yang dapat dimodifikasi dan ada yang tidak dapat dimodifikasi. Hal yang penting diketahui adalah jumlah kejadian kanker payudara berdasarkan faktor-faktor risiko tersebut terutama pada faktor risiko yang dapat dimodifikasi, dengan tujuan untuk dapat melakukan tindakan preventif dalam hal pencegahan terjadinya kanker tersebut. Tujuan. Untuk mengetahui gambaran faktor risiko non genetik seperti riwayat penyakit sebelumnya, riwayat merokok, riwayat konsumsi alkohol, aktifitas fisik, lingkungan kerja, riwayat hormonal, riwayat reproduksi, dan pola makanan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Metode. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Metode pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner gaya hidup dan kesehatan Aichi Cancer Center Research Institute, kuesioner aktifitas fisik Baecke, dan kuesioner konsumsi alkohol Horn-Ross.

Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling dengan jumlah sampel minimal 100 responden. Hasil. Dari hasil penelitian mayoritas responden pada kelompok usia 46-55 tahun berjumlah 42%(42/100), pendidikan terakhir SMA 63%(63/100), pekerjaan ibu rumah tangga 44%(44/100), sudah menikah 84%(84/100), perokok pasif 76%(76/100), aktifitas fisik kurang aktif sebanyak 56%(56/100), lama tidur >7jam/hari 66%(66/100), usia menarche ≤12 tahun 48%(48/100), pre-menopause 61%(61/100), usia melahirkan pertama pada usia 21-25 tahun sebanyak 37%(37/100), multipara 51.7%(45/87), lama menyusui 19-24 bulan sebanyak 42.7%(35/82), konsumsi kontrasepsi hormonal 47%(47/100), dan konsumsi makanan berlemak 63%(63/100). Kesimpulan. Dari penelitian yang telah dilakukan, merokok, konsumsi alkohol, aktifitas fisik, faktor stress, faktor reproduksi, konsumsi obat hormonal, dan pengaturan pola makan merupakan faktor yang dapat dimodifikasi untuk mencegah timbulnya kanker payudara.

Kata Kunci : Faktor Risiko, Kanker Payudara, Kuesioner

(11)

ABSTRACT

Introduction. Breast cancer is the second most common cancer in Indonesia. The existence of this cancer is closely related to risk factors, especially non genetic factors. These risk factors can be modified and some can’t be modified. The important thing to know is the number of breast cancer incidence based on these risk factors especially on the risk factors that can be modified, with the aim is to be able to take preventive action case of cancer prevention. Aim. To know the description of non-genetic risk factors such as previous medical history, smoking history, alcohol consumption, physical activity, work environment, hormonal history, reproductive history, and dietary patterns at RSUP Haji Adam Malik Medan. Methods. This research use descriptive method with cross sectional design. Methods of collecting data by interview using Aichi Cancer Center Research Institute's lifestyle and health questionnaire, Baecke physical activity questionnaire, and Horn-Ross alcohol consumption questionnaire. Sampling using consecutive sampling technique with a sample size of at least 100 respondents. Results. the results of research is the majority of respondents in the age group 46-55 years amounted to 42%(42/100), last education at high school 63%(63/100), house wife 44%(44/100), married 84%(84/100), passive smoker 76%(76/100), less active 56%(56/100), sleep duration >7 hours/day 66%(66/100), age of menarche ≤12 years old 48%(48/100), pre menopause status 61%(61/100), age of first childbirth at the age of 21-25 37%(37/100), multiparous 51.7%(45/87), duration of breastfeeding 19-24 months 42.7%(35/82), consumption of hormonal contraceptive 47%(47/100), consumption of fatty food 63%(63/100) . Conclusion. From the research that has been done, smoking, alcohol consumption, physical activity, stress factors, reproductive factors, hormonal drug consumption, and dietary patterns are factors that can be modified to prevent breast cancer.

Key words. Risk Factors, Breast Cancer, Questionnaire

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kanker payudara adalah tumor epitel yang bersifat malignan dengan karakteristik mampu menginvasi jaringan sekitarnya dan memiliki kecenderungan untuk bermetastasis ke organ lain. Sebagian besar kanker payudara dimulai pada bagian duktus ataupun pada bagian lobulus kelenjar payudara.(Kumar et al., 2010)

Kanker payudara merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi akibat kanker di dunia selain kanker paru-paru, hati, kolon, dan lambung. Jumlah penderita kanker payudara di dunia pada tahun 2015 yang meninggal akibat kanker payudara mencapai 571.000 orang.(WHO, 2017)

Kasus kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua dengan angka prevalensi mencapai 0,05% dari semua kasus, sedangkan prevalensi kanker serviks mencapai 0,08% dari semua kasus.(Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013). Sementara di Sumatra Utara, khususnya di RSUP. H. Adam Malik Medan dari bulan Januari sampai bulan Oktober 2015 diperoleh data sebanyak 401 pasien terdiagnosa kanker payudara yang dirawat inap.(Claresta, 2016)

Gejala kanker payudara seperti terabanya massa pada payudara, nipple discharge, dan penebalan kulit pada payudara sering tidak disadari atau dirasakan dengan jelas oleh penderita sehingga banyak penderita yang berobat dalam keadaan lanjut. Sebanyak 60-70% penderita datang pada stadium tiga, yang kondisinya terlihat semakin parah.Hal inilah yang menyebabkan tingginya angka kematian akibat kanker tersebut.(Depkes RI, 2014)

Etiologi terjadinya kanker payudara, berkaitan dengan adanya faktor risiko yang dapat memicu kanker tersebut. Faktor-faktor risiko tersebut adalah adanya riwayat keluarga yang terkena kanker payudara, umur, adanya riwayat kanker

(13)

oral, riwayat kehamilan dan meyusui, pola hidup yang meliputi konsumsi alkohol, aktifitas fisik, dan obesitas merupakan faktor-faktor yang dapat dimodifikasi untuk menghindari terjadinya kanker payudara.(Howell et al., 2014)

Salah satu faktor yang tidak dapat dimodifikasi adalah faktor genetik. Pada keadaan sel yang normal, gen BRCA1 dan BRCA2 membantu mencegah terjadinya kanker dengan membuat protein yang dapat membantu menjaga agar sel tidak tumbuh secara abnormal.Namun jika, terjadinya mutasi yang diturunkan dari keluarga menjadikan gen ini tidak dapat menghentikan pertumbuhan yang abnormal. Penelitian yang dilakukan oleh fentiman (2001), didapatkan bahwa 5%

faktor risiko kanker payudara disebabkan karena adanya riwayat kanker payudara pada keluarga.

Nulliparitas, menarche dini, menopause yang lama, merupakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. Hal ini terkait dengan kontak yang terlalu lama dengan hormon estrogen dan progesterone.(Kelsey dan Bernstein, 1996) Selain itu penggunaan hormon eksogen dalam bentuk kontrasepsi oral dan terapi hormonal juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. Bukti keseluruhan menunjukkan risiko kanker payudara sekitar 25% lebih tinggi pada pengguna kontrasepsi oral.

Risiko tersebut terlihat menurun seiring dengan usia dan waktu sejak penghentian kontrasepsi.(Marchbanks et al., 2012)

Dilihat berdasarkan umur, kasus kanker payudara meningkat seiring dengan bertambahnya usia, didapatkan sejumlah 1,5 kasus per 100.000 wanita yang berusia 20-24 tahun, sedangkan 421,3 kasus per 100.000 pada wanita yang berusia 75-79 tahun. Kasus kanker payudara umumnya terjadi pada wanita berusia 40 tahun atau lebih. Usia rata-rata wanita pada saat terdiagnosa kanker payudara adalah 61 tahun.(WHO, 2017)

Riwayat Obesitas yang terjadi pada pasien sejak usia 18 tahun maupun setelah menopause dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Estrogen utamanya dihasilkan oleh ovarium dan sedikit pada jaringan lemak. Namun, setelah menopause sebagian besar estrogen dihasilkan oleh jaringan lemak.

Memiliki jaringan lemak lebih banyak setelah menopause menyebabkan kontak

(14)

yang terlalu lama dengan hormon estrogen.(Ahn, 2007) Jadi risiko terjadinya kanker payudara pada pasien dengan riwayat obesitas pada usia 18 tahun memiliki risiko 15%, sedangkan obesitas pada saat menopause memiliki risiko 4,4%.(Eliassen et al., 2006)

Dilihat berdasarkan pola hidup, aktifitas fisik yang teratur dengan waktu 1jam sampai 2,5 jam per minggu dapat menurunkan risiko kanker payudara hingga 18%, sedangkan pola makanan yang tinggi serat seperti biji-bijian, buah- buahan, dan sayuran, rendah lemak jenuh, dan juga rendah alkohol merupakan faktor protektif terhadap kejadian kanker payudara.(Holmes dan Willett, 2004)

Dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dilakukan mengenai faktor-faktor risiko kanker payudara tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk dapat melihat secara lebih luas gambaran faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara, terutama faktor-faktor non genetik seperti faktor reproduksi dan hormonal, riwayat penyakit, dan faktor-faktor yang dapat dimodifikasi seperti pola hidup, obesitas, dan aktifitas fisik.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran faktor-faktor risiko non genetik kanker payudara pada pasien penderita kanker payudara ?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini dimaksudkan umtuk mengetahui gambaran faktor risiko non genetik kanker payudara pada pasien penderita kanker payudara.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Distribusi frekuensi/gambaran faktor risiko usia pada penderita kanker payudara

2. Distribusi frekuensi/gambaran faktor risiko riwayat penyakit pada

(15)

4. Distribusi frekuensi/gambaran faktor risiko riwayat merokok pada penderita kanker payudara

5. Distribusi frekuensi/gambaran faktor risiko riwayat konsumsi alkohol pada penderita kanker payudara

6. Distribusi frekuensi/gambaran faktor risiko riwayat aktifitas fisik pada penderita kanker payudara

7. Distribusi frekuensi/gambaran faktor risiko riwayat paparan pestisida pada penderita kanker payudara

8. Distribusi frekuensi/gambaran faktor risiko stress dan lama tidur pada penderita kanker payudara

9. Distribusi frekuensi/gambaran faktor risiko riwayat hormonal pada penderita kanker payudara

10. Distribusi frekuensi/gambaran faktor risiko riwayat reproduksi pada penderita kanker payudara

11. Distribusi frekuensi/gambaran faktor risiko pola diet pada penderita kanker payudara

1.4.Manfaat Penelitian 1.4.1. Program Kesehatan

Memberikan informasi agar adanya program pencegahan dan pengendalian faktor-faktor risiko non genetik kanker payudara dengan tujuan untuk mengurangi kejadian kanker payudara

1.4.2. Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan untuk pengembangan ilmu kedokteran dan untuk penelitian selanjutnya.

1.4.3. Masyarakat

Memberikan informasi pada masyarakat agar masyarakat mengetahui dan melakukan pencegahan terhadap faktor-faktor risiko terjadinya kanker payudara.

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Payudara

Payudara dewasa terletak di daerah dada, antara iga ke-2 sampai dengan iga ke-6 secara vertikal dan dari tepi sternum sampai linea aksilaris media secara horizontal. Ukuran diameter payudara berkisar 10 - 12 cm, dan ketebalan antara 5 - 7 cm, jaringan payudara juga dapat berkembang sampai ke aksila yang disebut axillary tail of spence. Bentuk payudara biasanya kubah (dome) yang bervariasi antara bentuk konikal pada nulipara hingga bentuk pendulous pada multipara.(Wiknjosastro, 2010)

Payudara terdiri dari 3 unsur yaitu kulit, lemak subkutis, dan jaringan payudara yang terdiri dari jaringan parenkim dan stromal. Parenkim payudara terdiri dari 15 - 25 lobus dari jenis tubuloalveolar kompleks, yang berfungsi menyekresikan air susu untuk memberi nutrisi pada neonatus. Setiap lobus yang dipisahkan satu sama lain oleh jaringan ikat padat dan banyak jaringan adipose, merupakan suatu kelenjar tersendiri dengan ductus lactiferous eksretorisnya sendiri. Duktus ini, dengan panjang 2-4,5 cm, berkumpul secara terpisah di papilla mammae yang memiliki 15-25 muara, masing-masing berdiameter 0,5 mm.(Mescher, 2012)

(17)

2.2. Sistem Aliran Limfatik Payudara

Sistem limfatik payudara penting untuk dipahami karena ini merupakan jalan suatu proses kanker payudara dapat menyebar (metastasis). Sistem ini memiliki beberapa bagian, yaitu terdapat pembuluh getah bening dan juga kelenjar getah bening.(Sabiston, 2013)

Pembuluh getang bening terdapat pada bagian aksila, mammaria interna, dan di daerah tepi medial kuadran medial bawah payudara. Sedangkan kelenjar- kelenjar getah bening terdapat pada bagian aksila yang dibagi menjadi enam grup yaitu kelenjar getah bening mammaria eksterna, scapula, sentral, interpektoral, torakoakromialis, aksilaris, subkalvikula, prepektoral. Kelenjar getah bening mammaria interna tersebar sepanjang trunkus limfatikus mammaria interna. Kira- kira 3 cm dari pinggir sternum. (Wiknjosastro, 2010)

Gambar 2.2.. Kelenjar getah bening pada payudara normal.

(18)

2.3. Kanker Payudara

2.3.1. Defenisi Kanker Payudara

Kanker adalah istilah untuk penyakit dimana sel abnormal membelah tanpa kontrol, dan dapat menginvasi jaringan sekitarnya. Terdapat beberapa jenis kanker, seperti karsinoma yang merupakan jenis kanker yang dimulai dari kulit ataupun bagian jaringan yang melapisi organ dalam, sarkoma adalah kanker yang dimulai pada bagian tulang, kartilago, adiposa, otot, ataupun bagian jaringan ikat lainnya, leukemia adalah kanker yang dimulai pada jaringan pembentuk darah seperti bone marrow yang menyebabkan sejumlah besar sel darah abnormal diproduksi dan masuk kedalam aliran darah, limfoma dan multiple myeloma adalah kanker yang dimulai dari sel sistem imun, kanker sistem saraf pusat merupakan kanker yang dimulai pada jaringan di otak ataupun pada saraf spinal.(NCI)

Berdasarkan pengertian diatas kanker payudara atau disebut juga invasive breast carcinoma adalah tumor epitel yang bersifat malignan dengan karakteristik mampu menginvasi jaringan sekitarnya dan memiliki kecenderungan untuk bermetastasis ke organ lain. (Kumar et al., 2010)

Bagian tersering pada kanker payudara didapatkan pada sel-sel lobulus, yaitu kelenjar penghasil air susu, ataupun terdapat juga pada duktus yaitu, bagian yang mengalirkan air susu dari lobulus ke papilla mammae. Kanker Payudara awalnya bersifat non invasif yaitu kanker yang berada hanya pada duktus ataupun bagian lobulus saja yang tidak menginvasi bagian jaringan normal. Selanjutnya kanker payudara berkembang menjadi bersifat invasif yaitu tumor epitel yang mailignant dengan karakteristik mampu menginvasi bagian jaringan normal dan dapat juga bermetastasis.(Sabiston, 2013)

Siklus suatu sel didalam tubuh yang sehat merupakan mekanisme alami yang mengatur pembentukan, pertumbuhan, dan kematian sel. Mekanisme ini yang mengatur pembelahan sel dan menciptakan jaringan baru sebagai pengganti

(19)

mula berkembang ketika sel membelah tanpa kendali, mengumpulkan ke dalam satu massa dari jaringan ekstra suatu tumor.(Sabiston, 2013)

Kanker payudara terjadi karena meningkatnya aktivitas proliferasi sel pada payudara serta kelainan yang menurunkan atau menghilangkan regulasi kematian sel (apoptosis). Apoptosis adalah salah satu mekanisme regulasi kematian sel (programmed cell death). Hilangnya control atas proliferasi sel dan apoptosis mengakibatkan sel berproliferasi secara terus menerus tanpa adanya batas kematian. Hilangnya fungsi apoptosis menyebabkan ketidakmampuan untuk mendeteksi kerusakan sel akibat kerusakan DNA, sehingga sel-sel abnormal berproliferasi secara terus menerus tanpa dapat dikendalikan.

Pertumbuhan tumor akan menimbulkan pertumbuhan kapiler baru (angiogenesis) dari jaringan normal sekitarnya dan mengalihkan persediaan darah dan bahan gizi menjauh dari jaringan untuk memberi makan dirinya sendiri.

2.3.2.Epidemiologi Kanker Payudara

Penderita kanker payudara di dunia menurut WHO pada tahun 2015 tercatat 571.000 orang, Sedangkan di Indonesia angka pasien kanker payudara mencapai 0,05% dari total kasus yang ada.(WHO, 2017)

Kasus kanker payudara memang banyak terdapat pada negara-negara berkembang. Usia tersering pasien terkena kanker payudara adalah 50-54 tahun, dimana didapati 69,5% penderita adalah ibu rumah tangga dan juga dengan status ekonomi menengah. Kurang dari 14% pasien memiliki pendidikan sampai perguruan tinggi dan sekitar 85,6% penderita tinggal di daerah perkotaan.(Desantis et al., 2015) Payudara bagian kiri adalah bagian payudara yang paling sering terkena kanker. Penyebab kematian yang tinggi karena kanker payudara salah satunya disebabkan oleh karena keterlambatan diagnose. Hal itu terjadi karena rata-rata penderita baru berkonsultasi kedokter setelah 48 bulan gejala pertama muncul ataupun kanker sudah sampai stadium III ataupun sudah dapat berdampak pada aktivitas sehari-hari penderita. Pada pemeriksaan histopatologinya didapatkan 64,9% pasien didiagnosa invasif duktus karsinoma.(Howlader et al., 2016)

(20)

2.3.3. Etiologi dan Patogenesis

Patogenesis kanker payudara adalah adanya siklus DNA yang terjadi secara bertahap dan berulang yang terdiri dari DNA damage and repair yang dalam waktu cukup tidak dapat dikompensasi oleh mekanisme repair DNA dan kemudian menimbulkan efek kaskade kerusakan pada sel jaringan payudara dan mendasari terjadinya perubahan sifat sel ini sehingga menjadi ganas serta aktif bertumbuh dan bersifat destruktif pada jaringan sekitarnya. Beberapa gen dan komponen molekul lain disertai dengan paparan eksternal sel memiliki kaitan dengan kerentanan terhadap karsinogenesis kanker payudara.(Abdulkareem, 2013)

Gen yang terkait erat dengan karsinogenesis di jaringan payudara adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2. Kedua gen ini berperan dalam mekanisme repair DNA.

Bila kedua gen ini mengalami gangguan dalam fungsinya, maka mempermudah terjadinya kerusakan yang permanen pada DNA sel dan memperlancar terjadinya mutagenesis yang permanen juga. Hilangnya fungsi dari salah satu gen ini meningkatkan risiko kerentanan terhadap kanker payudara sebesar 50-80% dan 5- 10% kasus kanker payudara terlibat langsung dengan terganggunya fungsi gen BRCA1 dan BRCA2. Gen lain yang terkait dengan kanker payudara adalah protoonkogen HER-2. Overekspresi dari gen ini meningkatkan kemungkinan terkena kanker payudara invasif sebesar 30%. Keberadaan protein hasil transkripsi dari gen ini sekarang mulai menjadi pertimbangan di dalam menentukan terapi.(Abdulkareem, 2013)

Selain karena adanya faktor genetik tersebut, terdapat juga hubungan antara kejadian kanker payudara dengan paparan hormon estrogen yang berlebihan.

Hormon estrogen yang berikatan dengan reseptor intraseluler estrogen pada sel kelenjar jaringan payudara dapat merangsang pertumbuhan kelenjar tersebut.

Paparan yang berlebihan meningkatkan pertumbuhan sel-sel jaringan payudara dan memicu perkembangan sel-sel kelenjar payudara ke bentuk yang lebih

(21)

hyperplasia ductal yang merupakan tanda awal keganasan, selanjutnya berkembang menjadi hyperplasia atipik dimana sitoplasma sel menjadi lebih jelas dan tidak tumpang tindih dengan lumen duktus yang teratur. Setelah itu menjadi karsinoma in situ atau kanker yang bersifat non invasif. Karsinoma invasif merupakan tahapan akhir dimana sel tumor telah menembus membrane basal dan menginvasi stroma. Karsinoma bentuk invasive dapat bermetastasis secara hematogen maupun limfogen.(Chapa et al., 2013)

2.3.4.Gejala dan Tanda Klinis

Timbulnya benjolan (tumor) atau massa merupakan tanda abnormalitas dari payudara.Tidak ada rasa nyeri, massa yang keras dengan tepi yang tidak teratur lebih cenderung menjadi ganas, namun tumor payudara yang jinak justru berupa massa yang lunak atau bulat bahkan bisa sangat nyeri. Oleh karena itu, penting diketahui bahwa setiap payudara yang memiliki benjolan atau massa pada payudaranya harus diperiksa histopatologinya untuk dapat menegakkan diagnosa.

Tanda-tanda lain yang mungkin dari kanker payudara meliputi:

 Edema semua atau sebagian payudara

 Iritasi kulit

 Payudara atau putting terasa nyeri

 Retraksi puting susu

 Kelainan kulit, dimpling disertai penebalan pada kulit puting susu atau payudara menyerupai kulit jeruk ( peau de orange )

 Nipple discharge Kanker payudara dapat menyebar ke kelenjar getah bening aksila, regional, bahkan sampai ke tulang dan menyebabkan benjolan atau pembengkakan di loko-regional, bahkan sebelum tumor primer payudara berkembang.

2.3.5.Diagnosa

Semua wanita dengan usia lebih dari 30 tahun, yang memiliki benjolan atau mengeluhkan kelainan-kelainan dari payudaranya, akan disarankan oleh dokter

(22)

untuk melakukan skrining. Skrining payudara bertujuan untuk mengetahui letak tumor pada payudara, cara yang digunakan merupakan cara imaging yang non invasive.(American Cancer Society, 2016) Skrining ini terdapat beberapa jenis, yaitu :

1. Mammogram

Pemeriksaan dengan mammogram menggunakan X-Ray, dengan tujuan untuk melihat apakah terdapat perubahan struktur dari payudara pasien 2. Breast Ultrasound

Skrining ini biasanya dilakukan untuk menguji apakah terdapat perubahan struktur payudara dari pemeriksaan mammogram

3. Breast MRI scan

MRI biasanya dipakai jika telah di tegakkannya diagnose kanker payudara, MRI bertujuan untuk melihat letak, ukuran, dan memeriksa apakah terdapat tumor lain. Namun MRI juga dapat digunakan pada skrining, tetapi hal ini harus termasuk pemeriksaan mammogram, karena jika pemeriksaan tunggal saja, dapat terjadi tidak terbacanya beberapa tumor pada payudara.

Setelah dilakukan skrining, dan terdapat kecurigaan adanya kanker payudara, maka pemeriksaan dapat dilanjutnkan dengan pemeriksaan biopsy, yang merupakan gold standart dari pemeriksaan kanker payudara. Terdapat beberapa jenis biopsy,(American Cancer Society, 2016) yaitu :

1. Fine needle aspiration biopsy

Biopsy ini dilakukan menggunakan jarum yang tipis, dan dilakukan aspirasi untuk memperoleh sejumlah kecil jaringan kanker tersebut.

2. Core needle biopsy

Biopsy yang menggunakan jarum yang lebih besar.

3. Open (surgical) biopsy

Biopsy dengan menggambil seluruh tumor dan juga mengambil bagian

(23)

 Incisional Biopsy yang menggambil hanya bagian yang curiga kanker, untuk dilakukan pemeriksaan histopatologinya.

 Eksisional Biopsy yang mengambil seluruh tumor atau area yang abnormal dan juga mengambil jaringan payudara yang normal di sekitar tumor tersebut.

2.3.6.Stadium Kanker

Stadium kanker payudara berdasarkan TNM dari AJCC Cancer Staging Manual , 7th Edition 2010

Stadium pada kanker payudara dinilai dari 3 aspek yaitu besar tumor (T), keterkaitan dengan node limfa terdekat (N), dan ada/tidaknya metastasis (M).

Sistem ini disebut sistem TNM dan digunakan baik dalam menilai stadium klinis maupun stadium patologik.(Egner, 2010)

Tabel 2.1. Stadium kanker payudara.

Stadium Klinis Tumor Nodus Limfa Metastasis

Stage 0 Tis N0 M0

Stage I A T1 N0 M0

Stage I B T0 N1mi M0

T1 N1mi M0

Stage II A

T0 N1 M0

T1 N1 M0

T2 N0 M0

Stage II B T2 N1 M0

T3 N0 M0

Stage III A

T0 N2 M0

T1 N2 M0

T2 N2 M0

T3 N1 M0

T4 N2 M0

Stage III B

T4 N0 M0

T4 N1 M0

T4 N2 M0

Stage III C Any T N3 M0

Stage IV Any T Any N M1

(24)

Klasifikasi Batasan Tumor Primer (T)

Tx T0 Tis

Tis (DCIS) Tis (LCIS) Tis (Paget’s)

T1 T1mi T1a T1b T1c T2 T3 T4

T4a T4b

T4c T4d

Tumor primer tidak dapat dinilai Tidak ada bukti tumor primer Karsinoma in situ

Ductal carcinoma in situ Lobular carcinoma in situ

Paget’s disease pada puting tanpa tumor

Catatan : Paget’ disease yng berhubungan dengan tumor yang diklasifikasikan sesuai dengan ukuran tumor

Tumor ≤ 20 mm pada dimensi terbesar Tumor ≤ 1 mm pada dimensi terbesar

Tumor > 1 mm tetapi ≤ 5 mm pada dimensi terbesar Tumor > 5 mm tetapi ≤ 10 mm pada dimensi terbesar Tumor > 10 mm tetapi ≤ 20 mm pada dimensi terbesar Tumor > 20 mm tetapi ≤ 50 mm pada dimensi terbesar Tumor > 50 mm pada dimensi terbesar

Tumor berukuran apapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada dan/atau kulit (ulserasi atau skin nodule)

Catatan : invasi ke dermis saja tidak termasuk T4 Ekstensi ke dinding dada, tidak termasuk otot pektoralis

Ulserasi dan/atau ipsilateral satellite skin nodules dan/atau edema (termasuk peau d’orange) pada kulit, yang tidak temasuk kriteria inflammatory carcinoma.

Gabungan T4a dan T4b Inflamatory Carcinoma Kelenjar Getah Bening

Regional (N) Nx

N0 N1

KGB (Kelenjar Getah Bening) regional tidak dapat dinilai (missal telah diangkat)

Tidak terdapat metastasis KGB regional

Metastasis pada KGB aksila ipsilateral level 1-2 yang masih dapat digerakkan Metastasis pada KGB aksila ipsilateral level 1-2 yang terfiksis atau matted, atau

(25)

*terdeteksi secara klinis maksudnya terdeteksi pada pemeriksaan imaging (termasuk lymphoscintigarphy) atau pada pemeriksaan fisik dan memiliki karakteristik yang mencurigakan suatu keganasan atau diduga sebagai makrometastasis patologik berdasarkan pemeriksaaan sitologi FNA.

2.3.7. Penatalaksanaan

Pengobatan kanker payudara dilakukan berdasarkan tingkat dan jenis kanker tersebut.

1. Pada stadium 0 (lobular carcinoma in situ [LCIS]) Piliha manejemen terapi yaitu:

 Pemeriksaan dengan mammografi

 Pemberian Fulvestran ( Untuk wanita pre menopause) (Young et al., 2008)

 Pemberian raloxifen (untuk wanita pasca menopause)

 Pemberian tamoxifen (untuk setiap status menopause)

N2a

N2b

N3

N3a N3b N3c

Metastasis pada KGB aksila ipsilateral level 1-2 yang terfiksir satu sama lain (matted) atau terfiksir pada struktur lain

Metastasis hanya pada KGB mammaria interna yang terdeteksi secara klinis*

dan jika tidak terdapat metastasis KGB aksila secara kinis

Metastasis pada KGB infraklavikula ipsilateral level 3 dengan atau tanpa keterlibatan KGB aksila level 1-2, atau pada KGB mammaria interna ipsilateral yang terdeteksi secara klinis* dan jika terdapat metastasis KGB aksila level 1-2 secara klinis; atau metastasis pada KGB supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa keterlbatan KGB aksila atau mammaria interna

Metastasis pada KGB infraklavikula ipsilateral

Metastasis pada KGB mamaria interna ipsilateral dan KGB aksila Metastasis pada supraklavikular ipsilateral

Metastasis Jauh (M) MX

M0 M1

Metastasis jauh tidak dapat dinilai Tidak terdapat metastasis jauh Metastasis jauh

(26)

 Mastektomi bilateral (biasanya pada pasien yang sangat memperhatikan risiko kanker payudara dan memiliki riwayat kanker payudara pada keluarga)

Jika LCIS terdeteksi pada biopsi stereotaktik, eksisi lebar disarankan. Pada 10-20% kasus, ini dapat mengungkapkan kanker invasif atau karsinoma duktal in situ (DCIS) yang memerlukan terapi lokal atau sistemik tambahan(Vogel et al., 2006)

2. Pada Stadium 0 (Ductal Cracinoma In Situ[DCIS]) Pilihan terapi primer adalah:

 Lumpektomy dan dilakukan terapi radiasi seluruh payudara atau

 Total mastektomi, dengan atau tanpa biopsi nodus sentinel (BNS) dan dengan atau tanpa rekonstruksi payudara

 Pertimbangkan terapi pengurangan risiko dengan tamoxifen selama 5 tahun untuk pasien yang diobati dengan lumpektomi dan RT, terutama yang positive DCIS

3. Pada Stadium I, IIA, IIB, atau IIIA Tatalaksana yang dilakukan meliputi

 Operasi

 Radio Terapi

 Kemoterapi adjuvant dan terapi endokrin Penatalaksanaan operasi meliputi :

 Lumpektomi ditambah Radio Terapi atau

 Mastektomi atau

 Mastektomi dengan rekonstruksi

Pemeriksaan aksila biasanya dilakukan dengan SNB. Pembedahan aksila dapat dipertimbangkan pada kasus kanker payudara nodus positif.

RT digunakan pada pasien yang menjalani lumpektomi atau, pada kasus tertentu, setelah mastektomi, tatalaksana ditentukan oleh status node aksilaris. RT

(27)

Rekomendasi diberikannya RT didasarkan pada status nodus aksilaris pasien, sebagai berikut:

 Empat atau lebih nodus pada axilla : berikan postkemoterapi RT ke dada pasien ditambah area infraklavikula dan supraklavikula

 Satu sampai 3 nodus : pertimbangkan pemberian postkemoterapi RT pada dada saja.

 Jika tidak ada nodus aksilaris dengan tumor >5 cm dan positif margin: pertimbangkan pemberian postkemoterapi RT pada dada saja.

 Jika tidak terdapat nodus aksilaris dengan tumor ≤5 cm dan margin

<1 mm : disarankan pemberian postkemoterapi RT pada dada saja.

 Jika tidak terdapat nodus aksilaris dengan tumor ≤5 cm dan margin

≥1 mm : RT tidak dibutuhkan.

2.4. Faktor Risiko Kanker Payudara 2.4.1. Faktor Risiko Genetik

2.4.1.1. Riwayat Kanker Payudara Pada Keluarga

Adanya riwayat kanker payudara pada keluarga merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya kanker payudara. Riwayat kanker payudara yang dimiliki oleh ibu dan saudara kandung perempuannya, memiliki risiko 4 kali lebih besar terkena kanker payudara dan 5 kali lebih besar jika memiliki 2 atau lebih saudara dekat yang memiliki riwayat kanker payudara. Risiko ini juga dapat meningkat jika keluarga yang terkena kanker sudah terdiagnosa pada usia <50 tahun.

Terjadinya mutasi yang diwariskan pada BRCA1 dan BRCA2 meningkatkan risiko kanker payudara. Oleh karena itu, mutasi BRCA1 dan BRCA2 menyumbang sekitar 20 sampai 25 persen pada pasien kanker payudara.(Turnbull dan Rahman, 2008)

(28)

2.4.1.1. Riwayat Kanker Ovarium Pada Keluarga

Riwayat kanker ovarium pada keluarga, terutama jika penyakit ini terdiagnosa pada usia dini (<50 tahun), hal ini dikaitkan dengan dua kali lipat risiko terjadinya kanker payudara. Hal ini karena mencerminkan pewarisan mutasi patogen pada gen BRCA1 atau BRCA2.

Pada, sebagian besar kanker ovarium yang sebelumnya tidak dianggap familial dapat dikaitkan dengan mutasi BRCA1 atau BRCA2. Temuan ini telah menyebabkan anggapan bahwa wanita dengan kanker ovarium invasif dapat memperoleh manfaat dari pengujian genetik untuk menentukan status mutasi yang terlepas dari riwayat yang kuat atau tidak ada riwayat kanker payudara.(Antoniou et al., 2003)

2.4.2. Faktor Risiko Non Genetik

2.4.2.1. Faktor Reproduksi Dan Hormonal

Faktor risiko akibat terpaparnya estrogen yang terlalu lama dapat memicu terbentuknya kanker tersebut, hal ini dapat dilihat pada berbagai faktor yang secara hormonal dapat meningkatkan risiko tersebut yaitu, usia pada saat kehamilan pertama, nullipara, usia menarche, dan usia menopause merupakan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Pemaparan jangka panjang terhadap hormon seks terutama estrogen merupakan faktor risiko pada terjadinya kanker payudara.(Kelsey dan Bernstein, 1996)

 Wanita yang menarche pada usia kurang dari 12 tahun memiliki kadar serum estradiol yang tinggi sedangkan serum testosterone yang rendah dan kadar dehidroepiandrosterone lebih rendah dibandingkan wanita dengan menarche yang lebih dari 12 tahun. Rasio estradiol terhadap dehydroepiandrosterone lebih tinggi sebelum menarche pada wanita yang menunjukkan menarche dini. Temuan ini menunjukkan bahwa peningkatan sekresi androgen adrenal terutama berhubungan dengan usia kronologis dan

(29)

seorang wanita dalam hidupnya. Paparan estrogen ini yang menyebabkan peningkatan risiko kanker payudara.(Key et al., 2002)

 Pada wanita yang tidak memiliki anak atau belum pernah melahirkan memiliki faktor risiko terkena kanker payudara. Hal ini juga berdampak pada wanita yang usia kelahiran anak pertama dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara di antara pembawa mutasi BRCA2 tetapi bukan mutasi gen BRCA1.(Antoniou et al., 2006)

 Salah satu faktor yang paling banyak dipelajari dalam etiologi kanker payudara adalah penggunaan hormon eksogen dalam bentuk kontrasepsi oral dan terapi hormon pengganti. Bukti keseluruhan menunjukkan risiko kanker payudara sekitar 25% lebih besar di antara pengguna kontrasepsi oral saat ini.(Hankinson dan Eliassen, 2010). Data yang diperoleh dari hasil penelitian menggunakan metode case-control dan cohort menunjukkan peningkatan risiko kejadian kanker payudara dan mortalitas dengan penggunaan HRT(hormone replacement therapy) pascamenopause.

Peningkatan risiko kanker payudara dikaitkan dengan lamanya paparan, dengan risiko terbesar diamati pada lobular responsif hormonal, kanker saluran duktus-lobular, dan tubular. Risiko lebih besar di antara wanita yang memakai kombinasi HRT daripada mereka yang hanya menggunakan formulasi estrogen saja.(Folger et al., 2007)

2.4.2.2. Riwayat Penyakit Pada Payudara

Riwayat penyakit seperti adanya riwayat kanker payudara sebelumnya, riwayat kanker ovarium, adanya trauma fisik terutama pada payudara, dan juga riwayat tumor jinak pada payudara merupakan faktor-faktor risiko terjadinya kanker payudara. Hal ini akan dijelaskan sebagai berikut:

 Adanya riwayat kanker payudara pada 1 bagian sebelumnya merupakan faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara pada bagian kontralateral dari 3 sampai 4 kali lipat, hal ini bahkan lebih tinggi pada wanita yang lebih muda terkena kanker.

(30)

 Riwayat biopsi payudara yang positif ditemukannya hiperplasia, fibroadenoma, sklerosis adenosis, dan papilloma soliter dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara dari 1,5 sampai 2 kali lipat. Sedangkan, diagnosis hiperplasia atipikal yang bersifat duktal atau lobular, terutama pada wanita berusia di bawah 45 tahun, memiliki peningkatan risiko kanker payudara sebesar 4 sampai 5 kali lipat, dengan peningkatan meningkat 8 sampai 10 kali lipat di antara wanita dengan beberapa fokus atypia atau kalsifikasi di payudara.(Tice et al., 2013)

2.4.2.3. Pola Hidup

Riwayat mengkonsumsi alkohol, merokok, dan juga aktifitas fisik yang kurang merupakan faktor risiko yang dapat dimodifikasi(Hamajima et al., 2002;

Kushi et al., 2012), yaitu :

 Mengkonsumsi alkohol memiliki hubungan dengan trejadinya peningkatan risiko kanker payudara. Risiko ini meningkat berdasarkan jumlah alkohol yang dikonsumsi. Pada wanita yang mengkonsumsi alkohol 2 sampai 5 gelas setiap hari memiliki sekitar 1½ kali risiko dibandingkan dengan wanita yang tidak minum alkohol.(McDonald et al., 2013)

 Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa aktivitas fisik berupa olah raga dapat mengurangi risiko terjadinya kanker payudara. Pada studi disebutkan bahwa minimal 1 ¼ sampai 2 ½ jam per minggu berjalan cepat yang dapat mengurangi risiko sebesar 18%.(Lynch et al., 2011)

Pada wanita perokok berat terutama dalam jangka waktu yang lama terkait dengan risiko kanker payudara yang lebih tinggi. Dalam beberapa penelitian, risikonya paling tinggi terdapat pada kelompok, seperti wanita yang mulai merokok sebelum mereka memiliki anak pertama mereka.(Gammon et al., 2004)

(31)

2.4.2.4. Pola Diet

Peningkatan konsumsi lemak total dan lemak jenuh ternyata berhubungan positif dengan perkembangan kanker payudara. (Holmes dan Willet, 2004) Meskipun hubungan equivocal diamati untuk konsumsi total asam lemak monounsaturated (MUFA) dan risiko kanker payudara, terdapat hubungan terbalik dalam kasus asam oleat.Namun hal ini merupakan faktor risiko terjadinya kanker payudara.(Binukumar dan Mathew, 2005)

2.4.2.5. Obesitas

Meningkatnya risiko kanker payudara pada wanita yang sudah menopause adalah karena obesitas yang disebabkan diet yang tinggi lemak hewani dan makanan olahan lainnya, berat badan yang meningkat 20-25 kg diatas dari berat badan pada saat usia 18 tahun, kurangnya aktifitas fisik, konsumsi alkohol tiap hari dari 3-5 gelas per harinya.(Rosner et al., 2017)

2.4.2.6. Umur

Wanita yang terkena kanker payudara, umumnya pada usia lebih dari 54 tahun. Semakin tua usia wanita, maka semakin tinggi jumlah penderita kanker payudara tersebut. Hal ini dapat dilihat bahwa pada umur 50 tahun, terdapat 2,38% pasien kanker, pada umur 60 tahun terdapat 3,56%, sedangkan pada umur 70 tahun didapatkan 3,82% pasien kanker payudara.(Odle, 2012)

2.4.2.7. Riwayat Paparan Radiasi

Wanita yang pada saat anak-anak atau dewasa muda diobati dengan terapi radiasi ke dada untuk terapi kanker lain (seperti penyakit Hodgkin atau limfoma non-Hodgkin) memiliki risiko kanker payudara secara signifikan lebih tinggi.

Wanita dengan riwayat paparan radiasi pada area dada harus diperiksa dan dikonseling mengenai risiko terkena kanker payudara berdasarkan waktu dan dosis paparan sebelumnya. Seorang pasien yang dirawat karena limfoma Hodgkin dengan radiasi mantel yang mencakup payudara di bidang radiasi memiliki risiko

(32)

terkena kanker payudara sebanyak 5 kali lipat. Risiko ini meningkat secara nyata bagi wanita yang dirawat selama masa remaja. (Clemons et al., 2000)

Oleh karena hubungan yang kuat antara paparan radiasi pengion dan risiko kanker payudara, prosedur diagnostik medis dilakukan sedemikian rupa sehingga meminimalkan paparan pada area dada, terutama selama masa remaja.( Ríos- Arrabal et al., 2013)

2.5. Kerangka Teori

Pada bagan kerangka teori ini dijelaskan mengenai seluruh faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker payudara, baik dari faktor genetik maupun faktor-faktor non genetik.

Faktor genetik meliputi riwayat kanker pada keluarga. Hal tersebut karena adanya kemungkinan terjadinya mutasi gen yang dapat memicu proliferasi sel yang berlebihan.

Pengaruh hormonal baik dari internal maupun eksternal, pengaruh obesitas, pola diet, gaya hidup, umur pasien, dan riwayat penyakit kanker ataupun paparan radiasi sebelumnya memberikan kontribusi terhadap kejadian kanker payudara.

Kerangka teori terhadap terjadinya kanker payudara dapat dilihat dalam Gambar 2.3.

.

(33)

22

Gambar 2.3. Kerangka Teori

KANKER PAYUDARA Mutasi DNA Riwayat Penyakit

Hormonal dan

Reproduksi Pola Hidup

Pola Diet Umur Menarche

Minum Alkohol Merokok Aktivitas Fisik Trauma Fisik

Tumor Jinak Umur Menopause

Kontrasepsi Hormonal Umur Kehamilan

I Paritas Lama Menyusui

Pola konsumsi makanan berlemak

Terapi Hormonal

Aktivasi onkogen Inaktivasi gen

suppressor kanker

Perubahan gen yang mengatur apoptosis Kanker Ovarium

Faktor Genetik Faktor Non Genetik

Perubahan sifat sel menjadi ganas, aktif, dan bersifat destruktif

Riwayat Kanker Ovarium Keluarga Riwayat Kanker

Payudara Keluarga

Obesitas Riwayat Kanker

Payudara Sebelumnya

Riwayat Paparan Radisasi pada

daerah dada Umur

(34)

23

2.6. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini, faktor-faktor yang diteliti hanyalah pada faktor-faktor risiko non genetik. Variabel yang akan diteliti meliputi umur pasien, faktor paparan radiasi, faktor pola hidup yang meliputi aktivitas fisik , konsumsi alkohol, dan kebiasaan merokok, faktor hormonal dan reproduksi yang meliputi umur menstruasi, umur menopause, lama menyusui, jumlah paritas, dan umur pertama sekali melahirkan, Riwayat penggunaan kontrasepsi oral, dan penggunaan terapi hormonal, pola diet meliputi pola konsumsi makanan berlemak dan berserat, riwayat penyakit yang meliputi riwayat tumor pada payudara, riwayat trauma, riwayat kanker ovarium, riwayat kanker payudara sebelumnya, serta adanya riwayat kegemukan.

Jenis kelamin tidak diteliti karena penelitian ini sudah dibatasi pada wanita.

Variabel yang akan diteliti seperti kerangka konsep pada gambar 2.4.

(35)

24

Gambar 2.4. Kerangka Konsep Penelitian

Faktor Risiko Non-Genetik:

1. Faktor Hormonal dan Reproduksi :

- Umur Menarche - Umur Menopause - Umur Kehamilan I - Paritas

- Lama Menyusui - Riwayat Penggunaan

Kontresepsi Hormonal - Penggunaan Terapi

Hormonal 2. Riwayat Penyakit

Sebelumnya : - Riwayat Kanker

Payudara

- Riwayat Kanker Ovarium - Riwayat Trauma Fisik

pada Payudara

- Riwayat Tumor Jinak pada Payudara 3. Pola Hidup :

- Aktifitas Fisik - Merokok - Minum Alkohol 4. Pola Diet :

- Pola Konsumsi Makanan Berlemak

- Pola Konsumsi Makanan Berserat

5. Obesitas 6. Umur

7. Riwayat Paparan Radiasi

Kanker Payudara pada Wanita

(36)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor risiko non genetik pada penderita kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Poli Bedah Onkologi RSUP Haji Adam Malik Medan. Alasan dipilihnya RSUP Haji Adam Malik Medan sebagai tempat penelitian adalah karena RSUP Haji Adam Malik adalah rumah sakit tipe A yang merupakan rumah sakit pusat dan rumah sakit rujukan di provinsi Sumatra Utara.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1.Populasi penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

3.3.2. Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah pasien rawat jalan di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah A. Kriteria Inklusi

 Merupakan pasien yang telah di diagnosa kanker payudara melalui pemeriksaan histopatologi.

(37)

26

 Bersedia di wawancarai dengan menandatangani informed consent Rumus besar sampel deskriptif kategorik :

n = Keterangan :

n = Besar Sampel

Zα = Deviasi baku alfa : 1,96

P = Proporsi suatu kasus terhadap populasi, bila tidak diketahui proporsinya dipakai P = 0,5

Q = 1 – P

d = Derajat Penyimpangan : 0,1 Maka besar sampel adalah :

n =

n =97

Melalui rumus yang ada, didapati besar sampel minimal yaitu 97 responden. Cara pemilihan subyek penelitian dilakukan secara non-probability sampling dengan menggunakan consecutive sampling, dimana seluruh penderita kanker payudara yang telah memenuhi kriteria penelitian diikut sertakan dalam penelitian.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang didapatkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapatkan langsung dari sampel penelitian. Data penelitian ini dikumpulkan dengan teknik wawancara langsung kepada sampel penelitian menggunakan panduan kuesioner gaya hidup dan kesehatan Aichi Cancer Center Research Institute, kuesioner aktifitas fisik Baecke, kuesioner konsumsi alkohol Horn-Ross.(Strumylaite et al., 2013)

3.5. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh, dikumpulkan dan diolah menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) dan kemudian di distribusikan

(38)

27

secara deskriptif menggunakan tabel distribusi frekuensi dan dilakukan pembahasan data yang diperoleh.

3.6. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Defenisi Operasional.

No Variabel Defenisi Cara Ukur Alat Ukur Kategori Skala Ukur

A. Variabel bebas

1 Usia Lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan)

Wawancara Kuesioner Dalam Tahun Rasio

2 Riwayat penyakit responden

Penyakit yang pernah diderita responden selain kanker payudara

Wawancara Kuesioner 1. Ada 2. Tidak Ada

Nominal

3 Riwayat Kanker pada Keluarga

Riwayat keluarga yang pernah terdiagnosa kanker

Wawancara Kuesioner 1. Gangguan Lambung 2. Penyakit

Tiroid 3. Hipertensi 4. Diabetes 5. Tumor Jinak

Payudara

Nominal

4 Merokok Kebiasaan responden untuk merokok.

Wawancara Kuesioner Gaya Hidup dan Kesehatan

Aichi Cancer

Center Research

Institute

Dalam tahun Rasio

5 Konsumsi Kebiasaan responden Wawancara Kuesioner 1. Ya Rasio

(39)

28

Horn-Ross 6 Aktifitas

Fisik

Aktifitas fisik responden pada saat bekerja, waktu luang, dan berolahraga

Wawancara Kuesioner Aktifitas

Fisik Baecke

1. Sangat Aktif 2. Aktif 3. Cukup Aktif 4. Kurang

Aktif

5. Sangat Tidak Aktif

Rasio

7 Paparan Pestisida

Riwayat responden terpapar pestisida

1. Ya 2. Tidak 8 Riwayat

Stress

Wawancara Kuesioner 1. Tidak Pernah 2. Jarang 3. Terkadang 4. Sering 5. Selalu

Nominal

9 Lama Tidur Wawancara Kuesioner Dalam Jam Rasio

10 Usia Menarche

Umur pertama menstruasi.

Wawancara Kuesioner Dalam tahun Rasio

11 Usia Menopause

Umur Mengalami menopause.

Wawancara Kuesioner Dalam tahun Rasio

12 Kontrasepsi oral

Riwayat pemakaian kontrasepsi oral.

Dalam analisis dikategorikan menjadi 4 yaitu :

1. Tidak pernah 2. < 1 bulan 3. 2-6 bulan 4. >6 bulan

Wawancara Kuesioner Gaya Hidup dan Kesehatan

Aichi Cancer

Center Research

Institute

Dalam Bulan Rasio

13 Terapi Hormonal

Mengkonsumsi obat hormonal selama menopause

Wawancara Kuesioner Gaya Hidup dan Kesehatan

Aichi Cancer

1. Ada 2. Tidak Ada

Nominal

(40)

29

Center Research

Institute 14 Umur

kehamilan I

Umur ibu saat kehamilan yang pertama

Wawancara Kuesioner Dalam Tahun Rasio

15 Paritas Jumlah anak Wawancara Kuesioner 1. Nulipara 2. Primapara 3. Scundipara 4. Multipara 5. Grande-

multipara

Rasio

16 Lama Menyusui

Lama menyusui bayi Wawancara Kuesioner Dalam bulan Rasio

17 Keguguran atau aborsi

Responden yang pernah mengalami keguguran atau aborsi

Wawancara Kuesioner Dalam Angka Rasio

18 Pola konsumsi makanan berlemak

Kebiasaan mengkonsumsi makanan berlemak

Wawancara Kuesioner Gaya Hidup dan Kesehatan

Aichi Cancer

Center Research

Institute

1. Sangat sering 2. Sering 3. Jarang 4. Tidak makan

Rasio

19 Pola konsumsi makanan segar

Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang tidak dimasak atau dalam kemasan

Wawancara Kuesioner Gaya Hidup dan Kesehatan

Aichi

1. Sangat sering 2. Sering 3. Jarang 4. Tidak makan

Rasio

(41)

30

Institute 20 Konsumsi

suplemen atau vitamin

Kebiasaan mengkonsumsi suplemen makanan atau vitamin

Wawancara Kuesioner Gaya Hidup dan Kesehatan

Aichi Cancer

Center Research

Institute

1. Sangat sering 2. Sering 3. Jarang 4. Tidak makan

Rasio

21 Pola Konsumsi Kopi

Kebiasaan

mengkonsumsi kopi

Wawancara Kuesioner Gaya Hidup dan Kesehatan

Aichi Cancer

Center Research

Institute

1. Sangat sering 2. Sering 3. Jarang 4. Tidak makan

Rasio

B. Variabel Terikat 1 Kanker

Payudara

Penyakit Keganasan yang diagnosanya ditegakkan melalui pemeriksaan histopatologi

Hasil

Histopatologi

1. Kanker payudara 2. Tidak

Kanker Payudara

Nominal

(42)

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Pengambilan data penelitian dilakukan di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No.17 Medan, Kelurahan Kemenangan, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan Sumatra Utara dengan jarak dari Universitas Sumatra Utara sekitar 12 km. RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit tipe A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VIII/1990 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan. RSUP Haji Adam Malik Medan menjadi sentra rujukan utama untuk wilayah Sumatra Utara dan sekitarnya.

4.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden penelitian adalah pasien rawat jalan di poli bedah onkologi yang bersedia untuk diwawancarai, jumlah sampel sebanyak 100 orang. Adapun karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi usia, data demografi responden, data riwayat penyakit responden, dan faktor risiko terjadinya kanker payudara.

4.2.1. Karakteristik Usia

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia (Tahun) Frekuensi Persentase (%)

<26 26-35 36-45 46-55 56-65

> 65

0 8 28 42 20 2

0 8 28 42 20 2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Surat undangan ini disamping dikirimkan melalui e-mail juga akan ditempatkan dalam pojok berita website LPSE Provinsi Jawa Tengah, oleh karenanya Pokja 3 ULP Provinsi

Berdasarkan tahapan dan jadwal lelang yang telah ditetapkan serta memperhatikan hasil evaluasi kualifikasi terhadap peserta yang lulus evaluasi dokumen penawaran,

Pengembangan penelitian secara garis besar dapat dilihat pada Gambar 2 yang mengilustra- sikan sistem penyelenggaraan jalan tol yang terdiri dari tiga elemen untuk

Di bagian ini hukum internasional telah ada semenjak 4000 SM, hubungan yang mengikat terjadi antara setiap individu dan nations, namun pola dan bentuk interaksi yang dilakukan pada

inferred global lightning r deep cloud index which is positively correlated with global temperature. Thus, there is a consistent picture of warmer temperatures leading to more

Sehubungan dengan telah dilaksanakannya Uji Kompetensi Nasional Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (UKMPPG) dalam Jabatan, SM3T, dan PPGT periode November dan Desember 2017 dan

Sehubungan dengan hal itu dilakukan penelitian lapangan implementasi pendidika karakter pada santri pondok pesantren al- falah salatiga, dengan rumusan masalah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi yang terjadi antara konektivitas jaringan jalan dan perubahan penutup lahan yang terjadi di sembilan kecamatan