• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas Dan Solvabilitas Bank Terhadap Opini Audit Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas Dan Solvabilitas Bank Terhadap Opini Audit Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia."

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS BANK TERHADAP OPINI AUDIT PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

OLEH :

NAMA : NARWINDER SINGH

NIM : 040503117

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul :

Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas Dan Solvabilitas Bank Terhadap Opini Audit Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

Adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat,

dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi

level program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas,

benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya

bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, 13 Maret 2008 Yang Membuat Pernyataan,

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah memberikan kesehatan dan kemudahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak

bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan

ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, MSi, Ak, selaku Ketua Departemen

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, MAcc, Ak selaku Sekertaris

Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, MSi, Ak, selaku Dosen

Pembimbing. Terima kasih dari lubuk hati yang terdalam, tidak hanya

untuk waktu dan jerih payah yang sudah dicurahkan, tetapi juga untuk

perhatian dan kasih sayang nya selama membimbing yang betul- betul

secara ikhlas diberikan selama proses penyusunan dan penyelesaian

(4)

5. Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak, selaku Dosen Pembanding I.

Terima kasih atas saran dan kritik yang diberikan untuk membangun

lebih sempurna skripsi ini.

6. Bapak Iskandar Muda, SE, MSi, Ak, selaku Dosen Pembanding I.

Terima kasih atas saran dan kritik yang diberikan untuk membangun

lebih sempurna skripsi ini.

7. Bapak- bapak dan Ibu- ibu dosen pengajar yang telah mencurahkan

ilmunya kepada penulis selama kuliah di Universitas Sumatera Utara.

8. Semua staf Jurusan Akuntansi, Kak Dame, Bang Chairil, Bang

Oyong. Terima kasih untuk menyiapkan segala administrasi dan

keperluan penulis di Jurusan Akuntansi USU.

9. Orang Tua penulis, Charan Singh dan Jasbir Kaur. Terima kasih atas

kasih sayang, dukungan, dan pengorbanan yang selama ini telah

diberikan, tumpuan utama semangat penulis untuk terus berprestasi.

10.Adik-adik penulis, Rossi dan Pawen, serta Manji Oci yang selalu

mendoakan agar skripsi cepat selesai.

11.Teman-teman Akuntansi Stambuk 2004: Hendra, Ivonne, Bembenk,

Maggie, Ruth, Khairul, Edhi, Andriyanto, Mangindang, Mouna,

Jansen, Juve, Rico, Edhu, Dedi, Fatma, Monika dan lain-lain yang

tidak dapat disebutkan satu per satu. Semua adalah pemberi semangat

(5)

Usaha terbaik sudah penulis berikan, namun skripsi ini masih jauh dari

sempurna dan masih banyak kelemahan- kelemahan yang semata- mata

merupakan keterbatasan penulis. Dengan segala kerendahan hati, penulis

menerima setiap saran dan kritik yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya

di bidang akuntansi.

Medan, 13 Maret 2008 Penulis,

(6)

ABSTRAK

Penelitian ini ditujukan untuk menunjukkan pengaruh rasio likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas bank terhadap opini audit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Data yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory. Hasilnya terlihat pada laporan keuangan dan laporan audit yang diterbitkan oleh bank-bank yang menjadi sampel penelitian ini. Model analisis yang digunakan adalah regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio likuiditas yang menggunakan alat ukur quick ratio dan banking ratio serta rasio solvabilitas yang menggunakan alat ukur capital adequacy ratio berpengaruh terhadap opini audit yang menyangkut going concern dalam tingkat yang signifikan. Peneliti juga menemukan pengaruh yang negatif antara rasio likuiditas dan solvabilitas terhadap penerimaan opini audit going concern. Penelitian ini juga menunjukka n bahwa rasio profitabilitas yang menggunakan alat ukur return on assets dan

interest margin of loans tidak berpengaruh dalam tingkat yang signifikan terhadap

opini audit yang menyangkut going concern.

Kata kunci : Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas, Opini Audit, Going

(7)

ABSTRACT

The objective of this study is to show the effect of banking liquidity, profitability and solvability ratios to the opinion audit on Banking Corporate which have been listed in Indonesia Stock Exchange.

Data are resulted from Indonesia Capital Market Directory. The results as seen on financial report and audit report that published by banks which act as sampling in this research. Analysis model that used is logistics regression.

This result shows that liquidity ratios which used quick ratio and banking ratio as indicators,and solvability ratios which used capital adequacy ratio as indicator partially effect the audit opinion in proxy of going concern in significant thing. This research also found that liquidity ratios and solvability ratios give negative effect to the going concern audit report. This research also show that profitability ratios which used return on assets and interest margin of loans as indicators, partially effect the audit opinion in proxy of going concern not in significantly.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 6

C. Batasan Penelitian... 6

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Manfaat Penelitian... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Audit... 9

B. Jenis Audit... 12

C. Opini Audit... 16

1. Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian... 17

2. Opini Audit Wajar Dengan Pengecualian... 19

(9)

4. Opini Audit Tidak Memberikan Pendapat... 21

D. Akuntansi Perbankan... 22

1. Pengertian Akuntansi Perbankan... 22

2. Fungsi,Catatan dan Proses Akuntansi Bank... 25

E. Pemeriksaan Perbankan... 26

1. Resiko Perbankan... 26

2. Tujuan Pemeriksaan Bank... 29

F. Going Concern... 31

G. Analisis Kinerja Perbankan... 32

H. Opini Audit Going Concern... 35

I. Tinjauan Penelitian Terdahulu... 36

J. Kerangka Konseptual... 41

K. Hipotesis Penelitian... 42

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian... 44

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 44

C. Jenis Data dan Sumber Data... 46

D. Metode Pengumpulan Data... 47

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 47

F. Metode Analisis Data... 50

1. Pengujian Asumsi Klasik... 51

2. Pengujian Hipotesis... 53

(10)

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Statistik Deskriptif... 56

B. Uji Asumsi Klasik... 60

C. Hasil Pengujian Hipotesis... 64

D. Pembahasan Hasil Analisis... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 79

B. Keterbatasan Penelitian... 80

C. Saran... 80

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian-Penelitian Terdahulu... 38

Tabel 3.1 Daftar Sampel Emiten... 45

Tabel 3.2 Indikator Pengukuran Variabel... 48

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian... 55

Tabel 4.1 Statisitik Deskriptif... 56

Tabel 4.2 Nilai –2 Log Likelihood (-2 LL Awal)... . 60

Tabel 4.3 Nilai –2 Log Likelihood (-2 LL Akhir)... 61

Tabel 4.4 Hosmer and Lemeshow Test... 62

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas... 64

Tabel 4.6 Ikhtisar Pengolahan Data... 65

Tabel 4.7 Model Summary... 66

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Perbedaan Jenis Audit... 15

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual... 41

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul

Lampiran 1 Tabulasi Opini Audit Sampel

Lampiran 2 Tabulasi Hasil Quick Ratio Sampel

Lampiran 3 Tabulasi Hasil Banking Ratio Sampel

Lampiran 4 Tabulasi Hasil Return on Assets Sampel

Lampiran 5 Tabulasi Hasil Interest Margin of Loans Sampel

Lampiran 6 Tabulasi Hasil Capital Adequacy Ratio Sampel

(14)

ABSTRAK

Penelitian ini ditujukan untuk menunjukkan pengaruh rasio likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas bank terhadap opini audit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Data yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory. Hasilnya terlihat pada laporan keuangan dan laporan audit yang diterbitkan oleh bank-bank yang menjadi sampel penelitian ini. Model analisis yang digunakan adalah regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio likuiditas yang menggunakan alat ukur quick ratio dan banking ratio serta rasio solvabilitas yang menggunakan alat ukur capital adequacy ratio berpengaruh terhadap opini audit yang menyangkut going concern dalam tingkat yang signifikan. Peneliti juga menemukan pengaruh yang negatif antara rasio likuiditas dan solvabilitas terhadap penerimaan opini audit going concern. Penelitian ini juga menunjukka n bahwa rasio profitabilitas yang menggunakan alat ukur return on assets dan

interest margin of loans tidak berpengaruh dalam tingkat yang signifikan terhadap

opini audit yang menyangkut going concern.

Kata kunci : Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas, Opini Audit, Going

(15)

ABSTRACT

The objective of this study is to show the effect of banking liquidity, profitability and solvability ratios to the opinion audit on Banking Corporate which have been listed in Indonesia Stock Exchange.

Data are resulted from Indonesia Capital Market Directory. The results as seen on financial report and audit report that published by banks which act as sampling in this research. Analysis model that used is logistics regression.

This result shows that liquidity ratios which used quick ratio and banking ratio as indicators,and solvability ratios which used capital adequacy ratio as indicator partially effect the audit opinion in proxy of going concern in significant thing. This research also found that liquidity ratios and solvability ratios give negative effect to the going concern audit report. This research also show that profitability ratios which used return on assets and interest margin of loans as indicators, partially effect the audit opinion in proxy of going concern not in significantly.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam menentukan keputusan dalam berinvestasi terhadap suatu

perusahaan, sangat penting bagi calon investor untuk mengetahui kondisi

keuangan perusahaan, terutama yang menyangkut kelangsungan hidup atau going

concern perusahaan tersebut. Opini audit yang diberikan oleh auditor independen

merupakan salah satu pertimbangan yang sangat penting bagi calon investor

dalam menentukan keputusan berinvestasi. Dalam pemberian opini audit laporan

keuangan yang baik (unqualified opinion), auditor harus mengemukakan bahwa

laporan keuangan perusahaan telah diaudit sesuai dengan ketentuan Standar

Akuntansi Keuangan dan tidak ada penyimpangan dalam jumlah yang material

yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pihak-pihak pengguna laporan

keuangan perusahaan.

Auditor dalam mengeluarkan opini auditnya juga perlu memberikan

pernyataan mengenai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya. Apabila ada keraguan mengenai kelangsungan hidup

suatu bank, maka auditor perlu mengungkapkannya dalam laporan opini audit

(Going Concern Audit Report).

Bursa Efek termasuk salah satu institusi penting yang beroperasi

dalam memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya

(17)

dalam upaya mengembangkan pemodal lokal untuk menciptakan pasar modal

Indonesia yang stabil. Melihat perkembangan pasar modal yang dikaitkan dengan

pengaruh global, krisis yang melanda Indonesia pada saat ini, tantangan yang

yang semakin berat dan prospek perusahaan yang semakin tidak jelas, penilaian

kinerja suatu entitas bisnis di pasar modal mutlak untuk dilaksanakan.

Penilaian kinerja perusahaan penting dilakukan baik oleh

manajemen, pemegang saham, pemerintah dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan. Dengan mendeteksi kinerja keuangan perusahaan, maka dapat

diidentifikasi kondisi bank secara keseluruhan.

Saat Indonesia mengalami krisis ekonomi, banyak perusahaan yang

kinerjanya sangat tidak menggembirakan, termasuk perusahaan yang terdaftar di

BEI. Banyak perusahaan yang tidak mampu membiayai operasional

perusahaannya dan pailit. Peralihan kekuasaan pemerintah juga menghasilkan

beberapa kebijakan baru, terutama di bidang perekonomian, diantaranya adalah

kebijakan untuk melikuidasi sejumlah bank.

Kondisi tidak sehatnya kinerja keuangan perbankan di Indonesia

sangat mungkin sudah terjadi sebelum datangnya masa krisis moneter, namun hal

ini tidak terdeteksi secara nyata oleh masyarakat. Kebijakan yang dibuat oleh

pemerintahan Orde Baru yang memudahkan syarat-syarat pendirian suatu bank,

sehingga banyak bank-bank baru yang bermunculan. Mayoritas bank-bank

tersebut dimiliki oleh kalangan pengusaha, dan bukan bankir sehingga ketika

krisis moneter mengguncang Indonesia, banyak perbankan yang tidak siap

menanggung beban akibat tidak sehatnya kinerja keuangan bank. Imbasnya,

(18)

Dari sekitar 200-an bank yang ada di Indonesia pada saat itu,

terdapat 16 bank yang telah dilikuidasi oleh pemerintah per 1 November 1997, 38

bank yang dibekukan kegiatan kliringnya, serta 10 bank yang juga dibekukan

kegiatan operasinya pada Agustus 1998 lalu. Jika ditotal terdapat sekitar 64 bank

yang dlikuidasi atau dibekukan kegiatan operasinya. Jumlah ini sekitar 30% dari

200-an bank yang ada di Indonesia. Kondisi ini tentu sangat memukul perbankan

nasional pada waktu tersebut. Berkaca pada peristiwa tersebut maka,

kelangsungan hidup suatu bank juga merupakan faktor yang penting untuk bagi

kestabilan perekonomian Indonesia saat ini.

Going concern suatu bank dapat diamati dengan melakukan analisa

rasio laporan keuangan bank, yang berkaitan dengan likuiditas, profitabilitas

maupun solvabilitas bank tersebut. Sudah jelas sekali, perusahaan yang tidak

menguntungkan dalam jangka panjang adalah tidak solvabel, atau tidak likuid dan

kemungkinan harus direstrukturisasi, dan yang sering terjadi setelah

direstrukturisasi, perusahaan akan bangkrut. Maka, cara untuk menghindarinya

adalah dengan memprediksi bahaya keuangan, jauh sebelumnya agar tidak

menderita kerugian investasi.

Likuiditas suatu perusahaan perbankan menunjukkan bahwa suatu

perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya dengan alat-alat

likuid yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Likuiditas perbankan juga

menunjukkan kemampuan sebuah bank untuk menyediakan alat-alat lancar guna

membayar kembali titipan yang jatuh tempo dan memberikan pinjaman kepada

nasabah yang membutuhkannya. Secara umum, syarat likuiditas untuk

(19)

untuk jangka waktu yang sekurang-kurangnya sama dengan waktu modal itu

dibutuhkan. Likuiditas perbankan dalam penelitian ini diproksikan oleh Quick

Ratio dan Banking Ratio. Apabila sebuah bank dinyatakan kurang likuid, yang

berarti nilai dari Quick Ratio dan Banking Ratio kecil, maka kemungkinan auditor

memberikan opini audit going concern tentunya akan semakin besar, karena ada

indikasi kegagalan bank tersebut dalam melunasi semua kewajibannya kepada

deposannya.

Profitabilitas perusahaan perbankan menunjukkan pendapatan yang

mampu dihasilkan oleh perusahaan perbankan dalam suatu periode tertentu.

Profitabilitas perbankan dalam penelitian ini digambarkan oleh Return on Assets

dan Interest Margin of Loans. Apabila suatu bank selalu mengalami kerugian

setiap tahunnya, yang artinya rasio ROA dan Interest Margin of Loans kecil,

maka tentunya akan meningkatkan kemungkinan auditor untuk memberikan opini

audit going concern, karena adanya kemungkinan bank tersebut pailit.

Solvabilitas perbankan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

membayar kewajibannya dalam jangka panjang ataupun ketika suatu entitas

perbankan dilikuidasi. Solvabilitas dalam penelitian ini diproksikan oleh Capital

Adequacy Ratio. Apabila rasio CAR suatu bank kecil, artinya besar kemungkinan

bank tersebut gagal menutup kerugiannya didalam kegiatan perkreditan maupun

perdagangan surat berharga dengan kemampuan modal yang dimiliki bank

tersebut. Hasil penelitian Chen dan Church (1992), yang mengkaji kemampuan

dari variabel kegagalan pembayaran hutang untuk menjelaskan opini audit,

menyatakan bahwa bank yang mempunyai nilai CAR yang rendah, maka akan

(20)

Penelitian-penelitian terdahulu dilakukan oleh Altman (1968) seperti

dikutip dari Hani,Cleary dan Mukhlasin (2003), yang melakukan studi perusahaan

perbankan, dan memberikan identifikasi terhadap perusahaan perbankan yang

rentan menghadapi kesulitan dan sebaliknya menentukan perusahaan perbankan

yang sehat. Dodd, dkk (1984) seperti yang dikutip dari Hani,Cleary dan

Mukhlasin (2003) menyatakan bahwa penelitian yang akan datang dalam

menyelidiki informasi yang berisi Going Concern harus menggunakan suatu

metode yang mengkontrol penerbitan informasi pada saat itu, seperti informasi

yang ada dalam laporan keuangan. Hani, Cleary dan Mukhlasin (2003)

menyelidiki pengaruh dari beberapa rasio perbankan terhadap pemberian opini

audit yang berkaitan dengan going concern. Mereka menemukan bahwa hanya

tiga variabel penelitian yang berpengaruh terhadap pemberian opini audit yang

berkaitan dengan going concern, yaitu Quick Ratio,Interest Margin of Loans dan

Return on Assets.

Dengan demikian dapat disimpulkan terjadinya beragam hasil

penelitian, sehingga penulis ingin menguji generalisasi hasil penelitian ini dengan

hasil penelitian sebelumnya dengan objek penelitian adalah

perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Penelitian ini berbentuk replikasi

dari penelitian yang dilakukan oleh Hani, Cleary dan Mukhlasin (2003) dan

memperhatikan aspek likuiditas, profitabilitas maupun solvabilitas perusahaan

perbankan sebagai proksi going concern suatu bank, yang akan mempengaruhi

pemberian opini audit oleh auditor, sebagai bentuk generalisasi dari replikasi yang

digunakan oleh penulis, serta untuk membuktikan apakah hasil penelitian

(21)

Sehubungan dengan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk

menganalisis rasio-rasio keuangan bank yang diduga berpengaruh dalam

pemberian opini audit oleh auditor, khususnya yang menyangkut kelangsungan

hidup (going concern) suatu bank. Maka, peneliti akan menuangkannya di dalam

sebuah karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul : “Pengaruh Rasio

Likuiditas, Profitabilitas dan Solvabilitas Bank Terhadap Opini Audit Pada

Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis membuat

perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Quick Ratio berpengaruh terhadap opini audit?

2. Apakah Banking Ratio berpengaruh terhadap opini audit?

3. Apakah Return on Assets berpengaruh terhadap opini audit?

4. Apakah Interest Margin of Loans berpengaruh terhadap opini audit?

5. Apakah Capital Adequacy Ratio berpengaruh terhadap opini audit?

C. Batasan Penelitian

Supaya penelitian ini terfokus pada topik yang dipilih, maka penulis

memberi batasan masalah sebagai berikut:

1. Faktor yang mempengaruhi opini audit adalah kemampuan entitas bisnis

dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern), yang

dalam penelitian ini diproksikan oleh rasio likuiditas, profitabilitas dan

(22)

Ratio, Return on Assets, Interest Margin of Loans dan Capital Adequacy

Ratio.

2. Opini audit yang diamati adalah unqualified opinion atau wajar tanpa

pengecualian, baik dengan pernyataan tentang going concern maupun

sebaliknya.

3. Objek penelitian adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

4. Periode penelitian yang diamati adalah tahun 2004-2006.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh dari

Quick Ratio terhadap opini audit.

2. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh dari

Banking Ratio terhadap opini audit.

3. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh dari

Return on Assets terhadap opini audit.

4. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh dari

Interest Margin of Loans terhadap opini audit.

5. Untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh dari

(23)

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan:

1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan peneliti sehubungan

dengan pengaruh dari informasi keuangan bank bagi kelangsungan

hidup suatu bank.

2. Bagi calon investor dan investor, hasil penelitian ini diharapkan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

investasi untuk perusahaan perbankan yang mempunyai kinerja

tertentu berdasarkan laporan audit.

3. Bagi manajemen bank, sebagai pertimbangan dalam menggunakan

laporan audit terhadap dampaknya terhadap kelangsungan hidup

perusahaan dan pengelolaan perusahaan yang dimilikinya di masa

yang akan datang.

4. Bagi akademisi, sebagai bahan referensi dan sumber informasi

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Audit

Audit berasal dari bahasa latin “audire” yang berarti mendengarkan.

Mendengarkan dalam hal ini adalah memperhatikan dan mengamati

pertanggungjawaban keuangan yang disampaikan oleh penanggungjawab

keuangan yakni manajemen perusahaan. Fungsi ini perlahan-lahan berkembang

sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin maju. Orang yang melaksanakan

audit tersebut dinamakan pemeriksa keuangan (auditor) dan tugas yang diemban

oleh auditor dinamakan dengan auditing.

Berdasarkan Committee on Basic Accounting Concept-a statement

of basic auditing concept (1991:2), menyatakan pengertian auditing sebagai

berikut:

Auditing is a systematic process of objectively obtaining and evaluation evidence regarding assertion about economic actions and events to as certain the degree of correspondance between this assertions and established criteria and communicating the result of interest users.

Pengertian auditing tersebut menyatakan bahwa audit merupakan

suatu proses sistematis yang secara objektif memperoleh dan mengevaluasi bukti

yang terkait dengan pernyataan mengenai tindakan atau kejadian ekonomi untuk

menilai tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah

ditetapkan serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang

(25)

Selanjutnya Arens dan Loebbecke (1994:1) menyatakan pengertian

auditing sebagai berikut:

Auditing is the process by which a competent, independent person accumulated and evaluates evidence about quantifiable information related to spesific economic entity for the purpose of determining and reporting on the degree of correspondence between the quantifiable information and established criteria.

Pengertian auditing tersebut maksudnya bahwa auditing adalah

proses yang ditempuh oleh seseorang yang kompeten dan independen agar dapat

menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti mengenai informasi yang terukur dari

suatu entitas (satuan) usaha untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat

kesesuaian informasi yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Menurut beberapa defenisi diatas, terdapat unsur-unsur penting yang

mendasari istilah auditing, yaitu:

1. Proses sistematik. Auditing merupakan suatu proses sistematik,

yaitu berupa suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis,

terstruktur dan jelas tujuannya bagi pengambilan keputusan dan

audit bukan merupakan proses yag tidak terancang dan asal jadi.

2. Pengumpulan dan pengevaluasian bukti secara objektif.

Audit berkaitan dengan pengumpulan bukti-bukti tentang

informasi yang akan mempengaruhi proses keputusan auditor.

Bukti diartikan sebagai semua informasi yang digunakan auditor

dalam menentukan kesesuaian informasi yang sedang diaudit

dengan kriteria yang telah ditetapkan. Bukti audit dapat

diperoleh dalam berbagai bentuk, seperti pernyataan lisan dari

(26)

ketiga dan hasil pengamatan auditor. Demi tercapainya sasaran

dari kegiatan auditing ini diperlukan bukti-bukti dengan jumlah

dan mutu yang memadai. Proses penentuan jumlah bahan bukti

yang diperlukan dan penilaian kelayakan informasi sesuai

dengan kriteria yang telah ditetapkan, yang merupakan bagian

penting dari audit.

3. Pernyataan mengenai kejadian atau kegiatan ekonomi. Yang

dimaksud dengan pernyataan mengenai kejadian atau kegiatan

ekonomi adalah hasil proses akuntansi. Akuntansi merupakan

proses pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian

informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang dalam

bentuk yang teratur dan logis dengan tujuan menyajikan

informasi keuangan yang dibutuhkan dalam pengambilan

keputusan. Setiap kali audit dilakukan ruang lingkup

pertanggungjawaban auditor harus dinyatakan dengan jelas.

Yang terutama harus dilakukan adalah menegaskan entitas atau

satuan usaha yang dimaksud dengan periode waktunya.

4. Tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria yang

telah ditetapkan. Ketika melakukan proses audit, tujuan auditor

adalah menentukan apakah pernyataan pihak yang diaudit sesuai

dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria atau standar yang

dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan (yang berupa

proses akuntansi) dapat berupa:

(27)

b. Anggaran atau ukuran prestasi pemilik satuan usaha

c. Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Pada umumnya auditor yang bekerja di instansi pajak, di Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPPK), dan Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) menggunakan kriteria

undang-undang, prinsip akuntansi yang berlaku umum dan

peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, perusahaan swasta,

Badan Usaha Milik Negara,Badan Uasaha Milik Swasta, serta

instansi pajak yang terkait. Jadi, kriteria yang dipakai dalam

suatu audit tergantung kepada tujuan audit yang bersangkutan.

5. Penyampaian hasil kepada pihak yang berkepentingan.

Penyampaian hasil ini dilakukan dengan secara tertulis dalam

bentuk laporan audit (audit report) yang merupakan

penyampaian hasil-hasil temuan kepada para pemakai laporan.

Laporan yang satu dapat berbeda dengan laporan lainnya, tetapi

pada dasarnya semuanya harus mampu menyampaikan kepada

pihak yang berkepentingan seberapa jauh tingkat kesesuian dari

informasi yang sedang mereka periksa dengan kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya.

B. Jenis Audit

Menurut Arthur W. Holmes seperti yang dikutip dari Karni

(28)

special audit. General audit adalah pemeriksaan terhadap laporan keuangan, dan

audit yang lain termasuk dalam special audit”.

Audit yang dilakukan auditor atau profesi akuntan sangat banyak

macamnya, antara lain audit operasional, audit manajemen, audit kinerja, financial

audit, fraud and forensic audit, quality audit, tax audit, compliance audit, banking

audit dan internal control system audit.

Berdasarkan tujuan atau objektif, audit dapat dikelompokan menjadi

beberapa macam audit, antara lain:

1. Compliance Audit, antara lain financial audit, legal audit, fraud and

forensic audit.

2. Recommendation, antara lain operational audit, management audit,

internal control system audit.

3. Quality Assurance, antara lain evaluated audit dan quality audit.

Menurut Agoes (1999:25), ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit

bisa dibedakan atas pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus.

1. General Audit (Pemeriksaan Umum)

Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh

kantor akuntan publik yang independen, dengan tujuan untuk bisa

memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara

keseluruhan. Pemeriksaan tersebut harus dilakukan sesuai dengan Standar

Profesional Akuntan Publik (SPAP), dan memperhatikan kode etik

akuntan Indonesia yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

(29)

Suatu pemeriksaan khusus atau terbatas (sesuai dengan permintaan

auditor), yang dilakukan oleh kantor akuntan publik yang independen dan

pada akhir pemeriksaannya auditor tidak perlu memberikan pendapat

terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang

diberikan terbatas pada pos atau masalah tertentu yang diperiksa, karena

prosedur audit yang dilakukannya terbatas.

Menurut Mulyadi (2002:10), audit dapat dikelompokan menjadi tiga

jenis yaitu audit laporan keuangan, audit kepatuhan dan audit operasional.

1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor

independen terhadap laporam keuangan yang disajikan oleh kliennya

untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan

tersebut. Dalam audit laporan keuangan ini, auditor independen menilai

kewajaran laporan keuangan atas dasar kesesuaiannya dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum. Hasil pemeriksaan dalam laporan

keuangan tersebut disajikan dalam bentuk tertulis berupa laporan audit.

Laporan ini dibagikan kepada para pemakai informasi keuangan seperti

pemegang saham, kreditur dan pihak lain yang berkepentingan.

2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)

Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah

yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tersebut. Hasil audit

kepatuhan biasanya dilaporkan kepada pihak yang berwenang membuat

kriteria. Audit kepatuhan banyak dijumpai dalam pemerintahan.

(30)

Audit operasional merupakan suatu review secara sistematik terhadap

kegiatan organisasi, atau bagian dari organisasi dalam hubungannya

dengan tujuan tertentu. Tujuan audit operasional adalah mengevaluasi

kinerja, mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan serta membuat

rekomendasi untuk tindakan lebih lanjut.

Perbedaan dari masing-masing jenis audit tersebut dapat dilihat

pada gambar berikut ini:

Gambar 2.1 : Perbedaan Jenis Audit

(31)

C. Opini Audit

Laporan penting sekali dalam suatu audit karena laporan

menginformasikan pemakai informasi mengenai apa yang dilakukan auditor dan

kesimpulan yang diperolehnya. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)

mengharuskan dibuatnya laporan setiap kali kantor akuntan publik dikaitkan

dengan laporan keuangan. Auditor mempunyai tanggung jawab untuk menilai

apakah terdapat kesangsian besar terhadap suatu entitas bisnis dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas.

Pada saat auditor menetapkan bahwa ada keraguan yang pasti

terhadap kemampuan klien untuk melanjutkan usahanya sebagai going concern,

auditor diijinkan untuk memilih apakah akan mengeluarkan pendapat wajar tanpa

pengecualian atau opini disclaimer.

Pada PSAK 29 paragraf 11 huruf d, menyatakan bahwa keraguan

yang besar tentang kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya merupakan keadaan yang mengharuskan auditor

menambah paragraf penjelasan dalam laporan audit, meskipun tidak

mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian, yang dinyatakan oleh auditor.

Kieso, Weygandt,dan Warfield (2001:479) menyatakan sebagai

berikut ini: “Profesi akuntansi juga mengharuskan auditor untuk mengevaluasi

apakah terdapat keraguan yang substansial tentang kemampuan entitas untuk tetap

beroperasi selama periode waktu yang layak atau tidak melebihi satu tahun dari

(32)

Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat diketahui secara nyata

bahwa auditor mempunyai tanggung jawab untuk mengevaluasi kemampuan

ekonomi suatu entitas bisnis, khususnya bank dalam penelitian ini, selain untuk

memberikan opininya atas kesimpulan yang didapatkan oleh auditor selama

periode pemeriksaan. Keraguan substansial yang diperoleh oleh auditor, juga

merupakan salah satu pertimbangan dalam pemberian opini audit, meskipun tidak

mengubah opini yang telah diberikannya sebelumnya.

Arens, Elder dan Beasley (2003:68) menyatakan bahwa opini atau

pendapat audit menyajikan kesimpulan auditor berdasarkan hasil dari proses audit

yang telah dilakukan. Secara umum, ada empat jenis pendapat atau opini audit

yang diberikan oleh auditor yaitu: wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion),

wajar dengan pengecualian (qualified opinion), pendapat tidak wajar (adverse

opinion) serta tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion). Namun, pendapat

wajar tanpa pengecualian, terdiri dari dua jenis laporan audit, yaitu laporan audit

wajar tanpa pengecualian tanpa paragraf penjelasan (standard unqualified

opinion) dan laporan audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan

atau modifikasi kalimat (unqualified opinion with explanatory paragraph).

1. Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Laporan audit dengan opini ini dapat dibagi dalam dua jenis yaitu:

a. Opini audit wajar tanpa pengecualian tanpa paragraf penjelasan

(standard unqualified opinion). Arens, Elder dan Beasley (2003:70)

(33)

memenuhi beberapa kondisi-kondisi tertentu. Kondisi tersebut antara

lain:

• Seluruh laporan keuangan, baik neraca maupun laporan laba rugi,

laporan laba ditahan dan laporan arus kas telah lengkap.

• Semua aspek dari standar umum yang digunakan oleh auditor yaitu

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) maupun Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP), telah dipatuhi dalam penugasan audit itu.

• Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan auditor yang

melakukan pemeriksaan telah melaksanakan prosedur audit

dengan sedemikian rupa sehingga membuatnya mampu

menyimpulkan bahwa semua standar pekerjaan lapangan telah

terpenuhi.

• Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum. Hal ini berarti pula bahwa pengungkapan

informasi yang cukup telah tercantum dalam catatan atas laporan

keuangan serta bagian-bagian lainnya dari laporan keuangan.

• Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk

menambahkan sebuah paragraf penjelasan atau memodifikasi

kalimat dalam laporan audit.

b. Opini audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau

modifikasi kalimat (unqualified opinion with explanatory paragraph).

Arens, Elder dan Beasley (2003:71) memberikan beberapa

(34)

paragraf penjelasan dalam laporan auditnya. Penyebab-penyebab

tersebut antara lain:

• Tidak adanya konsistensi yang dilakukan oleh entitas atau satuan

usaha dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

• Adanya keraguan auditor atas kemungkinan ketidakpastian atas

kemampuan suatu entitas usaha dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya (going concern).

• Auditor menyetujui terjadinya penyimpangan dari prinsip

akuntansi yang berlaku umum.

• Penekanan pada suatu masalah tertentu yang dihadapi oleh entitas

usaha seperti kemungkinan adanya kewajiban kontigensi.

• Laporan audit sebelumnya yang melibatkan auditor lainnya.

Untuk keempat penyebab pertama dibutuhkan suatu paragraf

penjelasan. Pada masing-masing kasus, tiga paragraf standar yang

biasa diberikan oleh auditor dalam laporan auditnya tetap disertakan

tanpa dibubuhi modifikasi apapun, kemudian ditambahkan sebuah

paragraf penjelasan dan baru diikuti dengan paragraf pendapat. Hanya

pembuatan laporan yang melibatkan auditor lain sebelumnya, yang

memerlukan suatu modifikasi kalimat. Laporan ini berisi tiga buah

paragraf dan keseluruhan paragraf tersebut mengalami modifikasi.

2. Opini Audit Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Arens, Elder dan Beasley (2003:77) menyatakan sebagai berikut:

(35)

pembatasan ruang lingkup audit atau kegagalan dalam mematuhi prinsip

akuntansi yang berlaku umum. Laporan wajar dengan pengecualian hanya

dapat diterbitkan pada saat auditor menyimpulkan bahwa keseluruhan

laporan keuangan disajikan dengan wajar”.

Laporan wajar dengan pengecualian dapat berbentuk pengecualian

baik atas lingkup dan pendapat audit, maupun pengecualian atas pendapat

saja. Suatu pengecualian atas lingkup dan pendapat audit dinyatakan

hanya pada saat auditor merasa tidak mampu mengumpulkan semua bukti

audit yang diwajibkan didalam Standar Profesional Akuntan Publik

(SPAP), disebabkan oleh pembatasan ruang lingkup audit oleh klien

maupun kondisi-kondisi lain yang ada. Sementara itu, penggunaan suatu

pengecualian atas pendapat saja terbatas pada situasi-situasi tertentu

dimana laporan keuangan yang disajikan oleh klien, tidak disajikan sesuai

dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

Ketika auditor menerbitkan pendapat wajar dengan pengecualian,

maka auditor harus menggunakan istilah kecuali dalam paragraf opini.

Artinya, auditor merasa puas bahwa laporan keuangan telah disajikan

dengan benar, “kecuali” pada beberapa aspek tertentu saja dari laporan

keuangan yang disusun oleh klien.

3. Opini Audit Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Arens, Elder dan Beasley (2003:78), menyatakan bahwa : “

Pendapat tidak wajar digunakan saat auditor percaya bahwa secara

(36)

sehingga laporan keuangan tersebut tidak menyajikan posisi keuangan

atau hasil usaha dan arus kas yang wajar sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum”.

Dari pernyataan diatas, maka laporan audit tidak wajar

mengindikasikan bahwa hasil kajian mendalam auditor dalam proses

pemeriksaan, menemukan bahwa terdapat banyak ketidaksesuaian antara

laporan keuangan yang disusun klien dengan Standar Akuntansi Keuangan

(SAK) dalam jumlah yang sangat material, yang dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

laporan keuangan tersebut.

4. Opini Audit Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion)

Menurut Arens, Elder dan Beasley (2003:78), “ Laporan audit

tidak memberikan pendapat diterbitkan pada saat auditor tidak dapat

meyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan keuangan yang diauditnya

telah disajikan dengan wajar”.

Kewajiban auditor untuk menolak memberikan pendapat akan

timbul apabila terdapat pembatasan ruang lingkup audit atau terdapat

hubungan yang tidak independen menurut kode etik profesional antara

auditor dengan kliennya.Kedua situsi ini tentunya mencegah auditor untuk

mengeluarkan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan.

Auditor pun memiliki pilihan untuk menolak memberikan pendapat pada

(37)

Penolakan pemberian pendapat ini berbeda dengan pendapat tidak

wajar, sebab penolakan pemberian pendapat terjadi pada saat auditor

kurang memiliki pengetahuan atas penyajian laporan keuangan, sementara

untuk menyatakan pendapat tidak wajar, seorang auditor harus memiliki

pengetahuan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar.

Penolakan pemberian pendapat maupun pendapat tidak wajar hanya

diberikan pada kondisi yang menyebabkan dikeluarkannya salah satu dari

kedua jenis pendapat tersebut, sangat material jumlah penyimpangannya.

D. Akuntansi Perbankan

1. Pengertian Akuntansi Perbankan

Sebelum penulis membahas mengenai akuntansi perbankan, maka

penulis terlebih dahulu menjelaskan pengertian akuntansi. Menurut Ahmed

Belkoui (2000:34),”Akuntansi adalah aktivitas jasa, fungsinya adalah untuk

menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang

entitas (satuan) usaha yang dipandang akan bermanfaat dalam pengambilan

keputusan ekonomi dalam menetapkan pilihan yang tepat diantara berbagai

alternatif tindakan yang ada”.

Sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa akuntansi

merupakan suatu kegiatan yang penting bagi manajemen dimana akuntansi

memberikan informasi yang akurat, relevan dan dapat dipercaya, serta akan

membantu manajemen dalam mencapai sejumlah tujuan organisasi yang telah

(38)

Sedangkan menurut Bodnar dan Hopwood (2003:1),

mengemukakan,” Akuntansi sebagai suatu sistem informasi, mengidentifikasi,

mengumpulkan dan mengkomunikasikan informasi ekonomis mengenai suatu

badan usaha kepada berbagai pihak”.

Dari defenisi ini dikatakan bahwa orang-orang yang terlibat dalam

kegiatan akuntansi adalah orang-orang yang cukup kompeten dalam

bidangnya, agar informasi yang disajikan benar-benar mampu mencerminkan

kinerja suatu perusahaan.

Dari kedua defenisi diatas tersebut menyatakan bahwa akuntansi

menghasilkan informasi dan merupakan serangkaian usaha dan prosedur

untuk menghasilkan informasi yang berupa laporan dan akan digunakan oleh

pihak intern dan ekstern perusahaan. Selain itu, ada sedikit perbedaan dari

kedua pengertian diatas, yaitu perbedaan penekanan. Menurut Belkoui,

ditekankan informasi yang bermanfaat dalam menetapkan pilihan yang tepat

diantara beberapa alternatif, sedangkan menurut Bodnar dan Hopwood,

informasi yang disajikan dapat benar-benar mencerminkan kinerja suatu

perusahaan.

Menurut Arens dan Loebbecke (1994:3), mengemukakan bahwa

akuntansi merupakan prosedur pencatatan, pengelompokkan dan

pengikhtisaran kejadian-kejadian ekonomi dalam bentuk yang teratur dan

logis dengan tujuan untuk menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan

(39)

Banyak pengertian akuntansi yang diberikan oleh para ahli yang

saling berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut diakibatkan pengertian

akuntansi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:

a. Akuntansi sebagai alat pengambilan keputusan, yaitu suatu sistem

informasi berdasarkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan

yang mengambil keputusan.

b. Akuntansi sebagai alat bantu dalam proses manajemen, yaitu ilmu yang

menyangkut perancangan manajemen dan evaluasi sistem-sistem

informasi dalam hubungannya dengan proses pengambilan keputusan

selaras dengan sasaran-sasaran perusahaan dalam kemasyarakatan.

c. Akuntansi sebagai suatu proses, yaitu kegiatan yang meliputi tahap

pencatatan, klasifikasi, penyusunan laporan keuangan dan tahap

penyusunan interpretasi.

Sedangkan secara umum, bank dapat diartikan sebagai suatu

lembaga keuangan, yaitu suatu badan usaha yang berfungsi sebagai financial

intermediary, atau perantara keuangann dari dua pihak, yakni pihak yang

kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Peranan bank dalam

masyarakat adalah sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya

memberikan kredit dan jasa-jasa lainnya serta menghimpun dana dalam

bentuk simpanan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Maka menurut Affif, et.al (1996:195), “Akuntansi perbankan

dapat didefenisikan seni yang secara secara sistematis mencatat, menyajikan

(40)

memberikan kredit, memindahkan dana-dana dan jasa lainnya yang berlaku

dalam bisnis bank”. Dengan kata lain, akuntansi perbankan dapat diartikan

sebagai akuntansi yang diaplikasikan pada perusahaan bank.

2. Fungsi, Catatan dan Proses Akuntansi Bank

Akuntansi perbankan mempunyai beberapa fungsi antara lain:

a. Catatan untuk memberikan data bagi laporan pendapatan, laporan pajak

serta laporan deviden. Disamping itu, catatan akuntansi harus memberikan

informasi untuk laporan bagi manajemen, pemegang rekening dan

memberikan informasi kepada masyarakat luas. Fungsi pencatatan ini

dikenal dengan istilah pembukuan.

b. Penyajian, yaitu kumpulan data mentah yang diolah menjadi suatu laporan

yang informatif, akseptabel dan mudah dimengerti oleh mereka yang

berkepentingan, yang lazim disebut dengan laporan keuangan.

c. Penafsiran, yaitu menyangkut penjelasan tentang laporan keuangan untuk

suatu jangka waktu tertentu. Fungsi penafsiran ini sangat penting untuk

pemanfaatan laporan sepenuhnya.

Catatan akuntansi pada bank dapat dibagi dalam tiga golongan

pencatatan yaitu:

a. Catatan sementara, yaitu catatan yang berguna dalam operasi bank

sehari-hari, khususnya pada saat penyeimbangan transaksi-transaksi keuangan.

b. Catatan setengah sementara, yaitu catatan yang berupa ikhtisar ikhtisar

(41)

yang asli. Catatan ini ditahan untuk sementara untuk keperluan referensi

atau dokumentasi transaksi-transaksi tertentu.

c. Catatan permanen, yaitu catatan yang berupa jurnal dan buku besar. Jurnal

adalah catatan ayat asli atau merupakan catatan dari setiap transaksi secara

kronologis. Buku besar adalah catatan ayat akhir yang mencatat satu akun.

Proses akuntansi perbankan merupakan tahap-tahap kegiatan yang

dilakukan seorang akuntan atau bagian pembukuan dalam menyusun laporan

keuangan bank. Kegiatan itu meliputi:

a. Pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal atau buku harian.

b. Pencatatan ayat jurnal yang telah diklasifikasikan kedalam buku besar.

c. Penyusunan neraca lajur.

d. Penyusunan laporan keuangan.

e. Penutupan buku besar dan pemindahan saldo-saldo ke buku besar baru.

f. Penyusunan neraca awal untuk periode akuntansi berikutnya.

Dalam perusahaan bank, sistem pencatatan transaksi-transaksi

keuangan yang dianut adalah sistem tata buku berpasangan (double entry

system). Prinsip dalam tata buku berpasangan adalah keseimbangan yang pada

umumnya disebut dengan persamaan akuntansi.

E. Pemeriksaan Perbankan

1. Resiko Perbankan

Sehubungan dengan sifat industri perbankan, dan banyaknya

(42)

melaksanakan kegiatan audit adalah suatu keharusan. Audit pada perusahaan

perbankan berguna untuk membantu bank menekan resiko yang dihadapinya.

Resiko-resiko yang dihadapi bank dapat dibagi dalam beberapa jenis yaitu:

a.Resiko Ekstern

Resiko ini antara lain disebabkan oleh adanya perubahan dalam keadaan

ekonomi baik karena adanya perubahan dalam negeri, termasuk kebijakan

pemerintah atau sebagai akibat adanya pengaruh perekonomian internasional.

b.Resiko Intern

Resiko ini antara lain desebabkan oleh adanya misjudgement,

penyelewengan-penyelewengan, pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku, dan praktik

perbankan yang tidak sehat.

c.Resiko Kredit

Sebagian besar aktiva bank pada umumnya adalah dalam bentuk “kredit yang

diberikan”, sehingga kemungkinan resiko yang ditanggung bank sebagian

besar berasal dari penanaman tersebut. Menurut Tawaf (1999:11), ada

beberapa penyebab timbulnya resiko kredit pada bank, anta lain disebabkan

oleh:

a. Prosedur pemberian kredit yang tidak sehat.

b. Perubahan keadaan ekonomi pada umumnya atau pada sektor

industri tertentu.

c. Konsentrasi pemberian kredit kepada debitur, grup debitur atau

sektor ekonomi tertentu.

(43)

Untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul diatas, maka bank membentuk

penyisihan penghapusan kredit. Faktor utama yang harus diperhatikan oleh

auditor ketika mempertimbangkan kecukupan penyisihan penghapusan kredit

yang dibentuk adalah mutu atau kualitas dari kredit tersebut.

d.Resiko Likuiditas

Bank juga biasanya menghadapi resiko likuiditas apabila terlalu besar

memberikan kredit yang dibiayai dengan pinjaman jangka pendek atau

penyebaran kredit yang tidak merata. Apabila bank mengalami kekurangan

likuiditas, dan auditor menemukan bukti bahwa bank menjual aktiva tertentu

untuk memenuhi kebutuhan likuiditas tersebut, maka auditor harus

mempertimbangkan kewajaran dasar akuntansi aktiva yang akan dijual oleh

bank.

e.Resiko Bawaan/Inheren

Resiko ini adalah resiko yang dihadapi resiko yang mungkin dihadapi oleh

bank disebabkan terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan atau unsur

pelanggaran hukum lainnya oleh auditee.

Sehubungan dengan banyaknya resiko yang dihadapi oleh bank,

maka menurut Tawaf (1999:12), “Bank wajib memelihara modal yang cukup,

sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ketentuan tersebut memperkuat

perlunya struktur pengendalian intern yang dapat memberikan keyakinan yang

memadai (reasonable assurance) atas kewajaran pemupukan modal dan

(44)

Sehubungan dengan penjelasan diatas, maka fungsi pemeriksaan

bank sangat penting karena peranan yang diharapkan dari fungsi tersebut

adalah untuk membantu semua tingkatan manajemen pada bank dalam

mengamankan kegiatan operasional bank yang melibatkan dana masyarakat

yang luas. Dalam struktur bank, terlihat bahwa modal yang disetor oleh

pemilik bank tidak sebanding dengan dana yang ditanamkan masyarakat pada

bank tersebut. Dari sisi ini, tampak bahwa peran dan pengamanan dana

masyarakat merupakan prioritas utama terhadap pemeriksaan bank oleh

auditor.

2. Tujuan Pemeriksaan Bank

Pada awalnya maksud dan tujuan audit bank, yaitu untuk

mengetahui kekayaan yang diinvestasikan oleh para pemilik modal. Namun,

sejalan dengan perkembangan zaman, konsepsi dari audit itu sendiri

mengalami perkembangan. Menurut Mulyono (1999:6), tujuan audit bank

yang paling pokok adalah untuk memberikan jasa kepada pihak manajemen

bank yang bersifat konstruktif dan protektif.

Sifat protektif dari kegiatan pemeriksaan bank, dapat berupa

antara lain (Mulyono,1999:6):

a. Pengamanan atas harta kekayaan bank, dalam pengertian disini termasuk

pula dalam pengamanan atas asset, pendapatan, biaya-biaya yang

dikeluarkan bank, serta unsur ketepatan waktu dari pendapatan dan biaya

(45)

bank, maka akan rugi bunganya, selama jangka waktu tersebut dikalikan

dengan nominalnya.

b. Dipatuhinya kebijakan (policies) manajemen bank yang telah ditetapkan

untuk menghindarkan penyimpangan-penyimpangan, baik yang dilakukan

oleh pihak intern maupun ekstern bank.

c. Menjaga kebenaran dan ketepatan data administrasi. Data administrasi

yang tepat mempunyai arti yang sangat penting bagi bank, mengingat

semua kegiatan perbankan berupa kegiatan administrasi, sedangkan

kegiatan yang bersifat fisik sangat kecil.

d. Menilai apakah internal kontrol yang telah ditetapkan di bank yang

bersangkutan telah memadai atau tidak.

Sifat dan tujuan audit bank yang lain yaitu dalam bentuk

penyampaian jasa-jasa yang konstruktif kepada manajemen bank, antara lain

berupa (Mulyono,1999:7):

a. Penyampaian umpan balik untuk corrective action atas

penyimpangan-penyimpangan yang ditemukan selama pelaksanaan audit tersebut.

b. Mendorong tercapainya target yang telah ditetapkan. Hal ini dapat

terlaksana karena dalam audit bank, auditor akan memeriksa dan membuat

evaluasi atas berbagai kegiatan manajemen bank yang bersangkutan antara

lain Bank Environment Analysis maupun Variance Analysis.

c. Memberikan rekomendasi kepada pihak manajemen bank untuk

(46)

pesaingnya dan menghadapi ancaman yang mungkin muncul di masa yang

akan datang.

d. Berbagai saran tertentu yang tentunya akan memberikan dampak positif

yaitu untuk meningkatkan profitabilitas dan efektivitas dari usaha bank

yang bersangkutan.

F. Going Concern

Going Concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha.

Dengan adanya going concern maka suatu badan usaha dianggap mampu

mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu panjang dan tidak akan

dilikuidasi dalam jangka waktu pendek pada bank. Ketika auditor memeriksa

kondisi keuangan suatu perusahaan dalam audit tahunan, auditor harus

menyediakan laporan audit untuk digabungkan dengan laporan keuangan

perusahaan.

PSAK 30 menyatakan bahwa going concern dipakai sebagai

asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang

menunjukkan hal yang berlawanan. Biasanya informasi yang secara signifikan

dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup suatu satuan usaha

adalah berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi

kewajibannya pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar

aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan

(47)

G. Analisis Kinerja Perbankan

Wild, Subramanyam dan Halsey (2005:16) mengatakan bahwa

analisis keuangan (financial analysis) merupakan penggunaan laporan keuangan

untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan dan untuk menilai

kinerja keuangan di masa depan.

Menurut Bergevin (2002:2): “ Financial statement analysis is the

art and science of examining the components of a company’s monetary

disclosures, called financial statements. People form opinions about a firm’s past,

present, and future operations based on their analysis.”

Menurut Djarwanto (2004:143), “ Yang dimaksud dengan “rasio”

dalam analisa laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan

antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan

antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis

sederhana”.

Gallagher dan Andrew (2003:97) menyatakan rasio keuangan

adalah: “ A financial ratio is a number that expresses the value of one financial

variable relative to another.”

Menurut Bastian dan Suharjono (2006:284), analisis laporan

keuangan perbankan bertujuan untuk antara lain:

(48)

Bastian dan Suharjono (2006:284) juga menyatakan sebagai

berikut: “ Metode analisis laporan keuangan yang lazim dipergunakan dalam

praktik perbankan, diantaranya adalah analisis rasio (ratio analysis). Analisis rasio

adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan pos-pos

tertentu dalam neraca maupun laba rugi”.

Quick Ratio atau rasio cepat digunakan untuk mengetahui

kemampuan bank untuk membayar kembali kewajibannya kepada para

deposannya dengan aset tunai yang dimilikinya. Rendahnya nilai rasio ini

mengindikasikan bahwa suatu perusahaan perbankan atau bank mengalami

kesulitan kas, sehingga suatu waktu dapat menimbulkan rush atau kegagalan

pembayaran kepada nasabah, apabila terjadi penarikan besar-besaran oleh

nasabah.

Menurut Dendrawijaya (2005:114), quick ratio menunjukkan,

“kemampuan bank yang bersangkutan untuk melunasi kembali dana yang

disimpan oleh para nasabahnya pada bank yang bersangkutan dengan

menggunakan cash assets yang tersedia. Semakin tinggi rasio ini menunjukka n

tingkat likuiditas yang semakin tinggi”.

Menurut Teguh Pudjo Mulyono(1999:431),Banking Ratio atau

rasio perbankan digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar

kembali kewajiban kepada deposannya dengan menarik kembali kredit-kredit

yang telah diberikan kepada debiturnya. Rendahnya nilai rasio ini

(49)

Simorangkir (2004:147) menyatakan banking ratio atau loan to

deposit ratio adalah:

Perbandingan antara kredit yang diberikan dan dana pihak ketiga, termasuk pinjaman yang diterima, tidak termasuk pinjaman subordinasi. Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi kemampuan likuiditas bank.

Menurut Bergevin (2002:274): “ The rate of return on assets

(ROA) reports the percentage of income earned for each dollar invested in an

entity’s resources. This measure provides financial statement users with the rate

of return produced by the business’s assets.” Rasio ini menggambarkan

kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba dan manajerial efisiensi

secara keseluruhan. Maka semakin tinggi nilai rasio ini, semakin efektif pula

pengelolaaan aktiva perusahaan

Interest margin of loans juga merupakan salah satu rasio

rentabilitas atau profitabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan

perkreditan yang dimiliki oleh bank untuk menghasilkan pendapatan. Selain itu,

rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam

mengendalikan beban bunga bank.

Menurut Sawir (2005:33), interest margin of loans digunakan

untuk “Mengukur kemampuan perkreditan yang dimiliki oleh suatu bank untuk

menghasilkan pendapatannya. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan hasil yang

(50)

Menurut Abdullah (2005:60), Capital Adequacy Ratio merupakan

rasio keuangan bank yang berguna untuk:

Rasio yang membandingkan antara jumlah modal bank dengan seluruh aktiva yang dimiliki. Melalui rasio ini akan diketahui kemampuan menyanggah aktiva bank terutama kredit yang disalurkan dengan sejumlah modal bank. Semakin tinggi rasio ini semakin besar daya tahan bank dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang timbul karena adanya harta yang bermasalah.

Dari pernyataan diatas,Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan

salah satu rasio perbankan yang digunakan untuk mengukur kemampuan

permodalan yang ada di suatu bank untuk menutup kemungkinan kerugian

didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga.

H. Opini Audit Going Concern

PSAK 30 memberikan pedoman kepada auditor tentang dampak

kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya

terhadap opini auditor sebagai berikut:

1. Jika auditor yakin bahwa terdapat keraguan mengenai kemampuan

satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam

jangka waktu yang pantas, maka auditor harus:

a. Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang

ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa

tersebut.

b. Menetapkan kemungkinan bahwa rencana tersebut secara efektif

(51)

2. Jika manajemen tidak memiliki rencana untuk mengurangi dampak

kondisi dan peristiwa terhadap kemampuan satuan usaha dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya, maka auditor

mempertimbangkan untuk memberikan peryataan tidak memberikan

pendapat (disclaimer opinion)

3. Jika manajemen memiliki rencana untuk mengurangi dampak

kondisi dan peristiwa tersebut diatas, maka auditor menyimpulkan

(berdasarkan pertimbangannya) atas efektivitas rencana tersebut,dan:

a. Jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut tidak efektif,

maka auditor menyatakan tidak memberikan pendapat (disclaimer

opinion).

b. Jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut efektif dan

klien mengungkapkan keadaan tersebut dalam catatan atas laporan

keuangan, maka auditor menyatakan pendapat wajar tanpa

pengecualian (unqualified opinion).

c. Jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut efektif , tetapi

klien tidak mengungkapkan keadaan tersebut dalam catatan atas

laporan keuangan, maka auditor menyatakan pendapat tidak wajar

(adverse opinion).

I. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Seperti yang telah dikemukan pada latar belakang, penelitian ini

(52)

Mukhlasin, seperti yang dimuat dalam Simposium Nasional Akuntansi VI di

Surabaya 16-17 Oktober 2003. Pada penelitian yang berjudul Going Concern dan

Opini Audit: Suatu Studi Pada Perusahaan Perbankan; Hani Cleary dan Mukhlasin

menggunakan 6 rasio keuangan sebagai proksi going concern sebuah perusahaan

perbankan, serta menggunakan opini audit sebagai dummy variabel. Sampel yang

digunakan adalah bank-bank yang terdaftar di BEJ pada periode 1995-1997. Hasil

penelitian Hani,Cleary dan Mukhlasin, menemukan bahwa hanya 3 variabel yang

berpengaruh terhadap opini audit, yaitu Quick Ratio,Interest Margin of Loans dan

Return on Assets, sedangkan 3 variabel lagi yaitu Banking Ratio,Capital Ratio

serta CAR tidak berpengaruh terhadap opini audit. Kesimpulan yang didapatkan

dari penelitian Hani, Cleary dan Mukhlasin adalah rasio keuangan tidak dapat

dijadikan alat ukur yang pasti untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan,

melainkan hanya dapat menjadi alat bantu dalam pengukuran kesehatan

perusahaan, khususnya perusahaan perbankan dalam penelitian tersebut.

Peneliti tertarik untuk melakukan replikasi terhadap penelitian

tersebut untuk membuktikan apakah penelitian sebelumnya tersebut masih relevan

dengan kondisi pada saat ini. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun

1998,perubahan peraturan BI, inflasi, penggabungan BEJ dan BES mungkin saja

mempengaruhi perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada saat ini,

sehingga hasil penelitian ini dapat berbeda dari penelitian yang dilakukan oleh

(53)

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan opini audit

seperti yang dirangkum dari penelitian Eko,Indira dan Faisal, yang dimuat dalam

Simposium Nasional Akuntansi 9 di Padang, antara lain:

Tabel 2.1 :

Penelitian-Penelitian Terdahulu

No Peneliti Sampel Variabel Alat

Analisis Hasil Penelitian

1 Mutchler diaudit oleh non Big 5

4 Petronela

(54)

Penelitian lain dilakukan oleh Iskak (1998) menjelaskan bahwa

penelitian yang dilakukannya mengetengahkan krisis ekonomi sebagai latar

belakang pembahasan dan tanggung jawab auditor independen dalam menilai

kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kemampuan hidupnya. Lenard,

Alam dan Booth (2000) dalam Journal Decision Sciences (DSI),Vol.31,Iss.4

menyatakan bahwa penelitian yang dilakukannya memberikan gambaran dan

pengujian dari fuzzy clustering dan model hybrid yang akan mendukung

keputusan yang dibuat oleh auditor pada saat menyelesaikan evaluasi tentang

kelangsungan hidup suatu entitas. Suatu ramalan dimana suatu perusahaan akan

bangkrut atau tidak, termasuk dalam salah satu komponen atas keputusan tentang

going concern. Sebagai akibatnya, jika suatu perusahaan dinyatakan dalam

kategori bangkrut oleh model keputusan tersebut, hal ini akan membantu auditor

dalam memberikan kepastian opini auditnya tentang kelangsungan hidup

perusahaan itu.

Constantinides (2002) dalam jurnalnya seperti yang dikutip dari

Hani, Cleary dan Mukhlasin (2003) dari menyatakan bahwa penelitian yang

dilakukannya menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan opini

audit going concern dari auditor dan bankir untuk menjelaskan tekanan-tekanan

keuangan yang dihadapi oleh perusahaan klien. Menggunakan data yang

didapatkannya, model regresi logistik dikembangkan dengan klasifikasi yang

benar secara keseluruhan sebesar 81,11%. Model ini digunakan sebagai indikator

ketidakpastian going concern dan kejadian yang menunjukkan invaliditas status

(55)

Hall (2002) dalam Journal of Financial Service

Professionals,page 13-15 menyatakan bahwa analisa keuangan perusahaan dapat

digunakan untuk mendeteksi kegagalan keuangan yang dapat digambarkan

dengan variabel-variabel temuan untuk memisahkan perusahaan yang bangkrut

dengan yang tidak bangkrut.

Kleinman dan Anandarajan (1999) dalam Accounting

Horizons,Vol.10,Iss.2,page 51-72, menyatakan bahwa informasi kualitatif yang

terbatas sebagai pedoman dalam informasi non-keuangan yang digunakan untuk

memahami keputusan auditor dalam mengeluarkan keputusan audit yang

berkaitan dengan going concern maupun yang tidak berkaitan dengan going

concern.

Carlson, Glezen dan Benefield (1998) dalam Journal of Business

and Economics,Vol.37,No.3 , menggunakan variabel dummy untuk variabel

dependennya yang mewakili ketiadaan informasi audit yang berkaitan dengan

going concern, serta variabel-variabel unexpected earnings, market returns dan 5

rasio keuangan sebagai variabel independen menemukan bahwa pengguna laporan

keuangan menemukan kegunaan opini audit dengan going concern untuk tujuan

penilaian perusahaan, karena selama periode penelitian perbedaan penyesuaian

untuk laporan audit dengan going concern dengan non going concern adalah

(56)

J. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang

telah dikemukakan di atas, maka dibuat kerangka konseptual dan hipotesis sebagai

berikut. Kerangka Konseptual Sumber : Penulis, 2008

Banking Ratio dan Quick Ratio sebagai proksi rasio likuiditas

bank,menunjukkan kemampuan bank untuk membayar deposannya. Oleh sebab

itu, makin kecil nilai rasio-rasio ini, maka bank tersebut dinyatakan kurang likuid

sehingga tidak dapat membayar deposannya dan jumlah kredit macet yang

dimiliki bank tersebut semakin besar, maka kemungkinan auditor akan

memberikan opini audit dengan going concern semakin besar.

Return on Assets dan Interest margin of loans sebagai proksi rasio

(57)

secara efisien sehingga mampu memberikan laba kepada bank. Altman (1968)

seperti yang diungkapkan oleh Hani, Cleary dan Mukhlasin (2003)

mengemukakan bahwa perusahaan yang selalu mendapatkan laba tidak akan

mengalami kebangkrutan. Kebangkrutan merupakan salah satu alasan bagi auditor

untuk memberikan opini audit dengan going concern.

Capital Adequacy Ratio sebagai proksi rasio solvabilitas bank,

juga menunjukkan kemampuan permodalan perusahaan untuk menunjang

perkreditan atas kemungkinan resiko yang terjadi karena tidak dikembalikannya

kredit tersebut. Altman (1968) seperti yang diungkapkan oleh Hani, Cleary dan

Mukhlasin (2003) juga mengungkapkan bahwa perusahaan dengan nilai aset yang

lebih kecil daripada kewajibannya akan mengalami bahaya kebangkrutan. Maka

kegagalan pembayaran hutang akan mempengaruhi kelangsungan hidup suatu

perusahaan serta akan menyebabkan pemberian opini audit dengan going concern

oleh auditor.

K. Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Erlina (2007:41), menyatakan hubungan yang

diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang

dapat diuji secara empiris.

Dari kerangka konseptual dan uraian teoritis tersebut, maka

peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H1: Quick Ratio berpengaruh signifikan terhadap opini audit

Gambar

Gambar 2.1 :
Tabel 2.1 :
Gambar 2.2 :
Tabel 4.1 :
+3

Referensi

Dokumen terkait

CIPTA MANDIRI PERENCANA..

[r]

Sehubungan deng Evaluasi Prakualifikasi Paket Pekerjaan Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Asrama Putri 3 (Tiga) Lantai, Institut Agama Islam Negeri Ternate maka dengan

Lapangan Banteng Barat Jakarta Tahun Anggaran 2013, maka Panitia akan melakukan pembuktian kualifikasi dengan cara melihat keaslian dokumen dan meminta

Kunci sukses dalam blogging: pilih topik utama yang menarik bagi anda dan orang lain.. Click

internet. Masyarakat pun dapat dengan mudah mengaskses video dari internet.. menggunakan smartphone mereka. Kebanyakan masyarakat hanya mengenal video berupa film atau

Dengan kemajuan teknologi dalam bidang media khususnya menjadi salah satu bentuk keuntungan bagi kita untuk memanfaatkannya untuk hal-hal yang bermanfaat, salah satunya

Silahkan klik link tersebut kemudian akan muncul form permohoanan surat ke