• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Hasil Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap opini audit. Pengujian dengan regresi logistik ditunjukkan dalam tabel- tabel di bawah berikut.

Tabel 4.6 :

Ikhtisar Pengolahan Data

Case Processing Summary

60 100.0 0 .0 60 100.0 0 .0 60 100.0 Unweighted Casesa Included in Analysis Mis sing Cases Total

Selected Cases

Unselected Cas es Total

N Percent

If weight is in effect, s ee class ification table for the total number of cases.

a.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

NGCAR 0

GCAR 1

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, menunjukkan analisis statisik deskriptif sebagai berikut :

1. Jumlah sampel pengamatan sebanyak 60 sampel, dan seluruh sampel telah diperhitungkan ke dalam pengujian hipotesis.

2. Tidak ada variabel dependen yang dikeluarkan, dengan nilai dummy variabel untuk variabel dependen bernilai “0” untuk NGCAR, serta “1” untuk GCAR.

3. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter. Selanjutnya, variabilitas antara variabel dependen dengan variabel independen dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.7 : Model Summary Model Summary Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square 1

46.450(a) .361 .512

a Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, maka dapat dilihat bahwa hasil analisis regresi logistik secara keseluruhan menunjukkan nilai Cox & Snell R Square sebesar 0,361. Cox and Snell R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2

Menurut Ghozali (2005:219), “Nilai nagelkerke R

pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari satu, sehingga sulit untuk diintepretasikan.

2

dapat dinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression”. Nilai nagelkerke R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell R Square, untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari nol hingga satu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membagi nilai Cox and Snell R Square dengan nilai maksimumnya. Nilai nagelkerke R Square pada penelitian ini sebesar 0,512, menyatakan bahwa variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 51,2%, sedangkan sisanya sebesar 48,8% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini, kemungkinan seperti besarnya kantor akuntan publik, opini audit tahun

sebelumnya, opinion shopping, kegagalan pembayaran hutang (debt default), financial distress, dan sebagainya.

Tabel 4.8 : Hasil Uji Hipotesis

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 90.0% C.I.for EXP(B) Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper Step 1(a) QR -.101 .056 3.244 1 .072 .904 .824 .991 BR -.099 .032 9.688 1 .002 .906 .860 .954 ROA -.429 .341 1.586 1 .208 .651 .372 1.140 IML .105 .119 .786 1 .375 1.111 .914 1.350 CAR -.276 .104 7.067 1 .008 .759 .640 .900 Constant 11.181 3.898 8.229 1 .004 71741.437

a Variable(s) entered on step 1: QR, BR, ROA, IML, CAR.

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah)

Tabel 4.8 di atas memperlihatkan hasil pengujian hipotesis regresi logistik pada tingkat signifikansi 10% atau 0,1 sesuai dengan penelitian Hani,Cleary dan Mukhlasin (2003). Dari hasil pengujian hipotesis tersebut pada kolom B lower maka diperoleh model persamaan regresi logistik sebagai berikut: Y = 11.181 – 0,101 X1 – 0.099 X2 – 0,429 X3 + 0,105 X4 – 0,276 X5

Konstanta sebesar 11.181 menyatakan jika tidak memperhitungkan nilai Quick Ratio, Banking Ratio, Return on Assets, Interest Margin of Loans dan Capital Adequacy Ratio, maka kemungkinan penerimaan opini audit dengan pernyataan tentang going concern adalah sebesar 11.181.

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat diperoleh hasil uji regresi logistik yang diperlukan untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel independen. Maka, hasil pengujian hipotesis adalah:

H1 :Quick Ratio berpengaruh signifikan terhadap opini audit

Dalam pengujian hipotesis, dasar yang melandasi adalah nilai probabilitas dengan acuan sebagai berikut:

H0 : tidak terdapat pengaruh signifikan antara quick ratio dengan opini audit. H1: terdapat pengaruh signifikan antara quick ratio dengan opini audit.

Pengambilan keputusan didasarkan kepada:

P (Probabilitas signifikansi) < taraf signifikansi 0,1 maka H0 ditolak, H1 diterima. P (Probabilitas signifikansi) > taraf signifikansi 0,1 maka H0 diterima, H1 ditolak. Berdasarkan tabel 4.8, maka pada kolom signifikansi, variabel independen Quick Ratio mempunyai tingkat probabilitas signifikansi jauh dibawah 0,1, yaitu sebesar 0,072 dengan koefisien bertanda negatif sebesar 0,101. Artinya, dapat dinyatakan bahwa H1 berhasil didukung (diterima), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa quick ratio berpengaruh signifikan terhadap opini audit. Tanda negatif pada koefisien regresi, menyatakan hubungan berlawanan. Artinya, semakin besar nilai quick ratio sebuah bank, maka kemungkinannya menerima opini audit dengan going concern semakin kecil.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani, Cleary dan Mukhlasin (2003), yang menyatakan bahwa semakin kecil nilai quick ratio sebuah bank, maka perusahaan kurang likuid sehingga tidak dapat membayar deposannya, maka opini audit harus dapat memberikan keterangan mengenai going concern, karena ada kemungkinan perusahaan bangkrut. Penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Carlson, Glezen dan Benefield (1998), yang menyatakan bahwa analisis rasio likuiditas

dengan quick ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan opini audit dengan going concern.

H2 : Banking Ratio berpengaruh signifikan terhadap opini audit

Dalam pengujian hipotesis, dasar yang melandasi adalah nilai probabilitas dengan acuan sebagai berikut:

H0 : tidak terdapat pengaruh signifikan antara banking ratio dengan opini audit. H2: terdapat pengaruh signifikan antara banking ratio dengan opini audit.

Pengambilan keputusan didasarkan kepada:

P (Probabilitas signifikansi) < taraf signifikansi 0,1 maka H0 ditolak, H2 diterima. P (Probabilitas signifikansi) > taraf signifikansi 0,1 maka H0 diterima, H2 ditolak. Berdasarkan tabel 4.8, maka pada kolom signifikansi, variabel independen Banking Ratio mempunyai tingkat probabilitas signifikansi jauh dibawah 0,1, yaitu sebesar 0,002 dengan koefisien bertanda negatif sebesar 0,099. Artinya, dapat dinyatakan bahwa H2 berhasil didukung (diterima), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa banking ratio berpengaruh signifikan terhadap opini audit. Tanda negatif pada koefisien regresi, menyatakan hubungan berlawanan. Artinya, semakin besar nilai banking ratio sebuah bank, maka kemungkinannya menerima opini audit dengan going concern semakin kecil.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani, Cleary dan Mukhlasin (2003), yang menyatakan bahwa banking ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit dengan going concern. Namun, hubungan negatif koefisien regresi antara banking ratio dengan

penerimaan opini audit dengan going concern konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani, Cleary dan Mukhlasin (2003), yang menyatakan bahwa semakin kecil nilai banking ratio maka perusahaan kurang likuid karena banyaknya kredit macet sehingga opini audit going concern perlu diterbitkan.

H3 : Return on Assets berpengaruh signifikan terhadap opini audit

Dalam pengujian hipotesis, dasar yang melandasi adalah nilai probabilitas dengan acuan sebagai berikut:

H0 : tidak terdapat pengaruh signifikan antara return on assets dengan opini audit. H3: terdapat pengaruh signifikan antara return on assets dengan opini audit.

Pengambilan keputusan didasarkan kepada:

P (Probabilitas signifikansi) < taraf signifikansi 0,1 maka H0 ditolak, H3 diterima. P (Probabilitas signifikansi) > taraf signifikansi 0,1 maka H0 diterima, H3 ditolak. Berdasarkan tabel 4.8, maka pada kolom signifikansi, variabel independen Return on Assets mempunyai tingkat probabilitas signifikansi diatas 0,1, yaitu sebesar 0,208, dengan koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,429. Artinya dapat dinyatakan bahwa H3 tidak berhasil didukung (ditolak), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa return on assets berpengaruh tidak signifikan terhadap opini audit. Tanda negatif pada koefisien regresi menyatakan hubungan berlawanan. Artinya semakin besar nilai return on assets sebuah bank ,maka kemungkinan penerimaan opini audit dengan going concern semakin kecil.

Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani, Cleary dan Mukhlasin (2003), yang menyatakan bahwa return on assets

berpengaruh signifikan terhadap opini audit. Namun, tanda koefisien regresi negatif, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani, Cleary dan Mukhlasin (2003), yang menyatakan bahwa semakin kecil ROA maka kemampuan perusahaan menghasilkan laba menurun, sehingga ada keraguan mengenai going concern perusahaan.

Namun, penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Herdiningtyas (2005), yang menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan dalam penilaian tingkat kesehatan bank, sedangkan hubungan koefisien regresi bertanda negatif, juga konsisten dengan penelitian ini.

Penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Fanny dan Saputra (2005), seperti yang dikutip dari Eko, Indira dan Faisal (2006), yang menyatakan bahwa rata-rata nilai ROA dari 295 sampel auditee menunjukkan menunjukkan hubungan negatif, dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit.

H4 : Interest margin of loans berpengaruh signifikan terhadap opini audit

Dalam pengujian hipotesis, dasar yang melandasi adalah nilai probabilitas dengan acuan sebagai berikut:

H0 : tidak terdapat pengaruh signifikan antara interest margin of loans dengan opini audit.

H4: terdapat pengaruh signifikan antara interest margin of loans dengan opini audit.

P (Probabilitas signifikansi) < taraf signifikansi 0,1 maka H0 ditolak, H4 diterima. P (Probabilitas signifikansi) > taraf signifikansi 0,1 maka H0 diterima, H4 ditolak. Berdasarkan tabel 4.8, maka pada kolom signifikansi, variabel independen Interest margin of loans mempunyai tingkat probabilitas signifikansi diatas 0,1, yaitu sebesar 0,375 dengan koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,105. Artinya dapat dinyatakan bahwa H4 tidak berhasil didukung (ditolak), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa interest margin of loans berpengaruh tidak signifikan terhadap opini audit. Koefisien regresi penelitian ini bertanda positif, yang berarti semakin tinggi IML maka kemungkinan penerimaan opini audit semakin besar.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani,Cleary dan Mukhlasin (2003), yang menyatakan bahwa IML berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit dengan going concern. Namun ,koefisien regresi bertanda positif, konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani, Cleary dan Mukhlasin (2003), yang menyatakan bahwa semakin kecil IML, maka kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan bunga semakin kecil, sehingga kemampuan bank untuk membayar beban bunganya semakin kecil.

Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Herdiningtyas (2005), yang menyatakan bahwa interest margin of loans, tidak berpengaruh signifikan terhadap penentuan tingkat kesehatan bank. Namun koefisien regresi positif, tidak konsisten dengan penelitian ini, karena

Almilia dan Herdiningtyas menyatakan bahwa semakin kecil nilai IML, maka tingkat kesehatan bank semakin buruk.

H5 : Capital Adequacy Ratio berpengaruh signifikan terhadap opini audit

Dalam pengujian hipotesis, dasar yang melandasi adalah nilai probabilitas dengan acuan sebagai berikut:

H0 : tidak terdapat pengaruh signifikan antara capital adequacy ratio dengan opini audit.

H5 : terdapat pengaruh signifikan antara capital adequacy ratio dengan opini audit.

Pengambilan keputusan didasarkan kepada:

P (Probabilitas signifikansi) < taraf signifikansi 0,1 maka H0 ditolak, H5 diterima. P (Probabilitas signifikansi) > taraf signifikansi 0,1 maka H0 diterima, H5 ditolak. Berdasarkan tabel 4.8, maka pada kolom signifikansi, variabel independen Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai tingkat probabilitas signifikansi jauh dibawah 0,1, yaitu sebesar 0,004 dengan koefisien bertanda negatif sebesar 0,276. Artinya, dapat disimpulkan bahwa H5 berhasil didukung (diterima), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa CAR berpengaruh signifikan terhadap opini audit. Tanda negatif pada koefisien regresi, menyatakan hubungan berlawanan. Artinya, semakin besar nilai CAR sebuah bank, maka kemungkinannya menerima opini audit dengan going concern semakin kecil.

Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani,Cleary dan Mukhlasin (2003), yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh

tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit. Tanda negatif pada koefisien regresi juga tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani, Cleary dan Mukhlasin (2003), yang menyatakan bahwa semakin kecil nilai CAR, maka kemungkinan bank tidak mampu membayar kembali dana yang disimpan deposannya semakin rendah.

Namun, penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Herdiningtyas (2005), yang menyatakan bahwa rasio CAR berpengaruh signifikan terhadap penentuan tingkat kesehatan bank, demikian juga untuk koefisien regresi bertanda negatif, konsisten dengan penelitian ini, artinya semakin rendah CAR, maka kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.

Dokumen terkait