• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

Setiap pihak yang memiliki hubungan dengan perusahaan sangat

berkepentingan dengan kinerja perusahaan. Perusahaan yang dinilai memiliki

kinerja yang baik akan menarik investor untuk berinvestasi saham. Pentingnya

pengukuran kinerja perusahaan dapat dijelaskan dengan dua teori yaitu teori

keagenan (agency theory) dan teori pensignalan (signalling theory).

Pada teori keagenan dijelaskan bahwa pada sebuah perusahaan terdapat

dua pihak yang saling berinteraksi. Pihak-pihak tersebut adalah pemilik

perusahaan (pemegang saham) dan manajemen perusahaan.

Teori signal membahas bagaimana seharusnya signal-signal keberhasilan

atau kegagalan manajemen (agen) disampaikan kepada pemilik (principal). Teori signal menjelaskan bahwa pemberian signal dilakukan oleh manajemen untuk

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka, dan hasil penelitian

terdahulu, maka peneliti membuat kerangka konseptual sebagai berikut:

H7 H1 H2 H3 H4 H5 H6

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Menurut Sugiyono (2004:15) “hipotesis adalah jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian”. Sedangkan menurut Erlina (2007:41)

hipotesis adalah “hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau

lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris”. Variabel Independen: Leverage (X1) Earning Growth (X2) Return on Assets (X3)

Earning Per Share

(X4)

Liquidity

(X5)

Economic Value Added

(X6)

Variabel Dependen:

PER (Y)

1. Leverage terhadap PER

Menurut warsono (2003:217) “dalam financial leverage, penggunaan sumber dana tetap memiliki beban tetap seperti hutang jangka

panjang dan modal saham dengan harapan bahwa akan memberikan

tambahan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham”. Financial leverage dapat didefinisikan sebagai penggunaan potensial biaya-biaya keuangan tetap untuk meningkatkan pengaruh perubahan dalam laba

sebelum bunga dan pajak (EBIT) terhadap laba perlembar saham.

Semakin besar dana yang berasal dari luar yang disertai dengan

beban keuangan tetap seperti obligasi, hipotek dan dividen saham preferen

maka akan semakin besar pula beban keuangan yang akan digunakan

untuk menentukan seberapa besar pengaruh perubahan EBIT terhadap

perubahan laba per lembar saham (EPS). Dana keuangan tetap yang

semakin besar dan EBIT perusahaan yang meningkat dapat memperkecil

laba bersih perusahaan sehingga hal itu dapat mengurangi nilai

perusahaan. Jika hal itu terjadi harga saham perusahaan akan menurun dan

itu akan menurunkan PER. Berdasarkan penjelasan, maka hipotesis yang

diajukan:

H1 = Terdapat pengaruh leverage terhadap PER. 2. Earning Growth terhadap PER

Pertumbuhan laba perusahaan merupakan suatu harapan yang

diinginkan oleh pihak internal perusahaan yaitu manajemen maupun pihak

diharapkan dapat memberikan aspek yang positif bagi perusahaan. Prospek

perusahaan yang bertumbuh bagi investor merupakan suatu prospek yang

menguntungkan, karena investasi yang ditanamkan oleh perusahaan

diharapkan akan memberikan return yang tinggi kepada investor. Namun perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan laba yang tinggi

cenderung membutuhkan pendanaan yang cukup besar untuk mendanai

investasi-investasi yang dilakukan perusahaan tersebut.

Menurut hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh

Marthinova (2007), Estiana (2010) dan Meyrna (2010) menyatakan bahwa

earning growth berpengaruh signifikan terhadap PER. Berdasarkan penjelasan dan hasil dari penelitian terdahulu, maka hipotesis yang

diajukan:

H2 = Terdapat pengaruh earning growth terhadap PER. 3. Return On Assets terhadap PER

Dalam menentukan nilai suatu perusahaan para investor masih

menggunakan indikator rasio keuangan untuk melihat tingkat

pengembalian yang dapat diberikan oleh perusahaan kepada investor. Para

investor menggunakan profitability ratio untuk dapat mengukur pengembalian yang ada.

ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang

digunakan untuk beroperasi mampu memberikan laba kepada perusahaan.

Sebaliknya apabila ROA yang negatif menunjukkan bahwa dari total

suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi yang positif maka

perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan

modal sendiri.

Hasil regresi secara parsial yang dilakukan oleh Nurul (2010)

menyatakan bahwa variabel ROA berpengaruh signifikan terhadap PER.

Ini menunjukkan semakin tinggi ROA maka semakin tinggi pula

keputusan saham. Berdasarkan penjelasan dan hasil penelitian terdahulu,

maka hipotesis yang diajukan:

H3 = Terdapat pengaruh return on assets terhadap PER. 4. Earning per Share terhadap PER

Komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisis

perusahaan adalah laba per lembar saham atau EPS. Informasi EPS suatu

perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap

dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu

perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaaan.

EPS akan sangat membantu investor karena informasi EPS bisa

menggambarkan prospek earning suatu perusahaan dimasa yang akan datang. Karena EPS menunjukkan laba bersih perusahaan yang siap

dibagikan kepada semua pemegang saham perusahaan, maka semakin

besar EPS akan menarik investor untuk melakukan investasi di perusahaan

tersebut. Berdasarkan penjelasan, maka hipotesis yang diajukan:

5. Liquidity terhadap PER

Rasio likuiditas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek.

Perusahaan yang mampu membayar kewajiban jangka pendeknya tepat

waktu berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran

berupa aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar.

Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio

lancar (current ratio). Likuiditas jangka pendek ini penting karena masalah arus kas jangka pendek bisa mengakibatkan perusahaan bangkrut.

Berdasarkan penjelasan, maka hipotesis yang diajukan:

H5 = Terdapat pengaruh liquidity terhadap PER. 6. Economic Value Added terhadap PER

EVA sebagai salah satu metode pengukuran kinerja keuangan

perusahaan membantu mendorong jenis perilaku yang benar dari para

manajer bahwa pendapatan operasional jangka pendek tidaklah cukup,

namun lebih kepada bagaimana menjaga kepentingan shareholders salah satunya melalui tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan.

EVA sebagai metode pengukur kinerja perusahaan diakui dapat

memberi nilai tambah bagi para pemegang sahamnya. Penilaian kinerja

sebuah perusahaan tidak dapat dilepaskan dari faktor-faktor yang

mempengaruhinya, dengan kata lain baik faktor internal maupun eksternal

perusahaan akan menjadi indikator baik-buruknya kinerja suatu

untuk mengukur kinerja perusahaan menjadi salah satu indikator yang

mempengaruhi PER. Berdasarkan penjelasan, maka hipotesis yang

diajukan:

H6 = Terdapat pengaruh economic value added terhadap PER.

7. Leverage, Earning Growth, Return On Assets, Earning Per Share,

Liquidity, dan Economic Value Added terhadap PER

Berdasarkan penjelasan dan hasil dari penelitian terdahulu maka

hipotesis yang diajukan:

H7 = Terdapat pengaruh leverage, earning growth, return on assets, earning per share, liquidity dan economic value added secara simultan terhadap PER.

Dokumen terkait