• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis

“Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tujuan teori dan penelitian terlebih dahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tututan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis.” (Jurusan Akuntansi, 2004:13)

Untuk menggambarkan pengaruh antara corporate governance terhadap nilai perusahaan, maka penulis menyusun kerangka konseptual (theoretical framework) sebagai berikut :

Corporate governance (X1)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan

Kerangka konseptual merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah peneliti

identifikasikan sebagai masalah penting.

Penelitian ini menggunakan Agency Theory yang menjelaskan bagaimana hubungan antara corporate governance dengan nilai perusahaan. Corporate governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan, seiring dengan hal itu maka nilai perusahaan juga akan naik.

Komisaris independen (X2) Kepemilikan manajerial (X3) Kepemilikan institusional (X4) Kepemilikan asing (X5)

Nilai perusahaan

(Y)

Kualitas auditor (X6)

Corporate governance sangat berkaitan dengan bagaimana membuat para investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak akan mencuri, menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek - proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana/kapital yang telah ditanamkan oleh investor. Dengan kata lain, penerapan corporate governance yang baik diyakini dapat meningkatkan kepercayaan investor sekaligus menaikkan nilai perusahaan melalui meningkatnya harga saham perusahaan tersebut. (Girsang,2010)

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, ditentukan bahwa variabel corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kepemilikan asing, komisaris independen dan kualitas auditor sebagai variabel independen dan nilai perusahaan sebagai variabel dependen.

Tujuan dari corporate governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan. Apabila corporate governance dalam kepemilikan manajerial, dapat berjalan dengan baik maka dapat meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan kemudian kemungkinan terjadinya manajemen laba yang dapat memberikan keuntungan pribadi sangat kecil dan kinerja perusahaan akan meningkat sehingga dapat menarik investor lainnya untuk menanamkan investasinya di perusahaan tersebut.

Peranan komisaris independen juga akan memberikan pengaruh terhadap manajemen laba karena komisaris independen mengawasi penyeimbangan

kepentingan manajemen sehingga manajemen laba tidak akan terjadi. Komisaris independen juga dapat memberikan pengaruh terhadap nilai perusahaan karena apabila komisaris independen menjalankan tugasnya dengan baik maka dapat meningkatkan kepercayaan investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan.

Kualitas auditor berpengaruh terhadap manajemen laba karena auditor berfungsi untuk membantu dewan komisaris dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan sehingga manajemen laba tidak akan terjadi. Auditor juga dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja perusahaan karena auditor yang berjalan dengan baik dapat meningtkan kinerja perusahaan dan membuat citra perusahaan baik di mata para investor sehingga meningkatkan kepercayaan investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan.

2.3.2 Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina (2007:41) “Hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris.” Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian.

1. Kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan

Menurut agency teory, pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik keagenan. Konflik keagenan disebabkan prinsipal dan agen mempunyai kepentingan sendiri-sendiri yang saling bertentangan karena agen dan prinsipal berusaha

memaksimalkan utilitasnya masing-masing. Menurut Haruman (2007), perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham mengakibatkan manajemen berperilaku curang dan tidak etis sehingga merugikan pemegang saham. Oleh karena itu diperlukan suatu mekanisme pengendalian yang dapat mensejajarkan perbedaan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham. Manajer yang sekaligus pemegang saham akan meningkatkan nilai perusahaan karena dengan meningkatkan nilai perusahaan, maka nilai kekayaannya sebagai pemegang saham akan meningkat juga. Penelitian yang mengkaitkan kepemilikan manajemen dengan nilai perusahaan telah banyak dilakukan namun dengan hasil yang berbeda-beda pula. Penelitian yang dilakukan oleh Jensen dan Meckling (1976) menemukan bahwa semakin besar kepemilikan saham oleh manajemen maka berkurang kecenderungan manajemen untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya sehingga mengakibatkan kenaikan nilai perusahaan. Sedangkan Siallagan dan Machfoedz (2003) menyimpulkan bahwa dengan kepemilikan manajemen yang tinggi akan menurunkan nilai perusahaan. Oleh sebab itu hipotesis dari penelitian ini adalah

H1 : Kepemilikan Manajemen berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan

2. Kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan

Kepemilikan institusional, dimana umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen (Faizal, 2004).

Permanasari (2010) menyatakan bahwa jumlah pemegang saham besar mempunyai arti penting dalam memonitor perilaku manajer dalam perusahaan. Dengan adanya kepemilikan institusional akan dapat memonitor tim manajemen secara efektif dan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Namun penelitian diatas berbeda dengan penelitian Jennings (2005) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berhasil meningkatkan nilai perusahaan, karena kepemilikan institusional menurunkan nilai perusahaan. Hal ini disebabkan investor institusional bukan pemilik mayoritas sehingga tidak mampu memonitor kinerja manajer secara baik. Keberadaan institusional justru menurunkan kepercayaan publik terhadap perusahaan. Akibatnya pasar saham mereaksi negatif yang berupa turunnya volume perdagangan saham dan harga saham, sehingga menurunkan nilai pemegang saham. Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2 : Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan

3. Kepemilikan asing terhadap nilai perusahaan

Kepemilikan saham asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak asing (luar negeri) baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham perusahaan di Indonesia. Perusahaan dengan kepemilikan saham asing biasanya lebih sering menghadapi masalah asimetri informasi dikarenakan alasan hambatan geografis dan bahasa. Oleh karena itu, perusahaan dengan kepemilikan saham asing yang besar akan terdorong untuk melaporkan atau mengungkapkan informasinya secara sukarela dan lebih luas (Huafang dan Jianguo, 2007).

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis penelitian ini adalah

H3 : Kepemilikan Asing Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan 4. Komisaris independen terhadap nilai perusahaan

Komisaris independen mempunyai peran penting dalam aktivitas pengawasan perusahaan. Komisaris independen dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal, mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasehat kepada manajemen (Ujiyantho dan Pramuka, 2007).

Menurut Klein (2002) dalam Herawaty (2008) membuktikan bahwa besarnya discretionary accrual lebih tinggi untuk perusahaan yang memiliki komite audit yang terdiri dari sedikit komisaris independen dibanding perusahaan yang mempunyai komite audit yang terdiri dari banyak komisaris independen. Herawaty (2008) menyatakan bahwa komisaris independen dapat memonitor manajemen dalam rangka

menyelaraskan perbedaan kepentingan antara pemilik dan manajemen. Semakin besar proporsi komisaris independen, maka dapat mengurangi aktivitas manajemen laba.

Maka, hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H4 : Komisaris Independen Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan

5. Kualitas auditor terhadap nilai perusahaan

Kualitas auditor merupakan salah satu pertimbangan penting bagi investor untuk menilai kewajaran suatu laporan keuangan. Kualitas auditor dipandang sebagai kemampuan untuk mempertinggi kualitas suatu laporan keuangan bagi perusahaan maka auditor yang berkualitas tinggi diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan investor. Akuntan publik sebagai auditor eksternal yang relatif lebih independen dari manajemen dibandingkan auditor internal sejauh ini diharapkan dapat meminimalkan kasus rekayasa laba dan meningkatkan kredibilitas informasi akuntansi dalam laporan keuangan. Meutia (2004) membuktikan tentang pengaruh independensi auditor terhadap manajemen laba untuk KAP Big Four dan KAP Non-Big Four. Perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four memiliki absolute discretionary accruals yang lebih rendah, dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP Non-Big Four. Hal ini menunjukkan bahwa KAP Big Four lebih berkualitas dalam mendeteksi berlakunya manajemen laba di dalam suatu perusahaan.

Maka, hipotesis penelitian ini adalah :

H5 : Kualitas Auditor Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan 6. Corporate governance terhadap nilai perusahaan

Dalam teori keagenan, agen yang tidak menyukai resiko dan cenderung mementingkan kepentingan diri sendiri akan mengalokasikan sumber daya yang tidak meningkatkan nilai perusahaan. Permasalahan agensi ini akan mengindikasikan bahwa nilai perusahaan akan naik apabila pemilik perusahaan dapat mengendalikan perilaku manajemen agar tidak menghamburkan sumber daya perusahaan (Siallagan dan Machfoedz, 2006).

Corporate governance merupakan suatu sistem yang diharapkan dapat mengatur dan mengendalikan perusahaan, sehingga dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada para pemegang saham. Dengan demikian, penerapan good corporate governance dipercaya dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah :

H6 : Corporate Governance berpengaruh Terhadap Nilai Perushaaan

Dokumen terkait