UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN PERBANKAN DI BEI
OLEH :
NAMA : MERYATY
NIM : 070503177
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh corporate governance terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Perbankan di
BEI” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan
skripsi Program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar dan apa adanya. Apabila dikemudian hari
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Mei 2011
Yang membuat pernyataan,
Meryaty
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehaditat Allah SWT yang telah memberikan hidayahnya dan petunjuk yang tiada hentinya sehingga penyusunan
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat teriring salam tak lupa pula peneliti hadiahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, Nabi akhir zaman yang
telah membawa cahaya Islam ke dunia ini dan juga ilmu pengetahuan kepada ummatnya.
Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengetahuan peneliti khususnya, dan diharapkan juga bermanfaat bagi para pembaca mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selama
penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan, bantuan dan do’a dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terma kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan,
terutama :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi dan Ibu Dra.Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris Program
3. Bapak Drs. Erwin Abubakar, MBA, Ak, CPA selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbingan dan memberi
pengarahan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong.,MSi, Ak selaku dosen pembanding/penguji I dan Ibu Risanty, SE, Msi, Ak selaku dosen
pembanding/penguji II yang telah banyak memberikan arahan bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Abdul Wahab dan Ibunda Poniah. Terima kasih atas semua kasih sayang, bimbingan, motivasi, semangat yang sangat berarti bagi penulis.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dalam penulisan ke depan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Juni 2011 Peneliti,
Meryaty
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2007-2009. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui
websit
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari corporate governance yang diproksikan kedalam komisaris independen, kepemlikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing dan kualitas auditor sebagai variabel independen, dan nilai perusahaan sebagai variabel dependen dengan total sampel per tahun sebanyak 18 perusahaan.
Hasil penelitian ini adalah kelima variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap niali perusahaan perusahaan secara parsial. Hal ini menunjukkan bahwa corporate governance yang diproksikan kedalam komisaris independen, kepemlikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing dan kualitas auditor bukan merupakan faktor yang berpengaruh besar terhadap nilai perusahaan
ABSTRACT
This study aims to determine if corporate governance affects corporate value in banking companies listed on stock exchanges Indonesia for the period of 2007-2009. Data used in this research are the financial statements of each sample firm, published on its website www.idx.co.id .
The method of analysis used in this research is quantitative method, with the classic assumption test, and statistical analysis, i.e : multiple linear regression analysis. The sampling method used was puposive sampling. The variables of this study are corporate governance proxied into an independent commissioner, managerial ownership, institutional ownership, foreign ownership and the quality of auditors as the independent variables, and the value of the firm as the dependent variable with a total sample of 18 companies per year.
The results of this study is that, partially, the five of the independent variables has no significant affect on corporate value. This shows that corporate governance proxies into an independent commissioner, managerial ownership, institutional ownership, foreign ownership and auditor quality are not the factors which greatly affect the value of the companies.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ...iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ...xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN………. 1
1.1 Latar Belakang Masalah……… 1
1.2 Perumusan Masalah……….. 3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 4
1.3.1 Tujuan Penelitian……….. 4
1.3.2 Manfaat Penelitian……… 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. 6
2.1 Tinjauan Teoritis……… 6
2.1.1 Corporate Governance………. 6
2.1.1.1 Kepemilikan Institusional………... 8
2.1.1.3 Kepemilikan Asing………. 9
2.1.1.4 Komisaris Independen……… 10
2.1.1.5 Kualitas Auditor……….. 12
2.1.2 Nilai Perusahaan……… 13
2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu……… 16
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis………... 16
2.3.1 Kerangka Konseptual……… 16
2.3.2 Hipotesis Penelitian……….. 19
BAB III METODOTOLOGI PENELITIAN……… 25
3.1 Desain Penelitian………... 25
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian……… 25
3.3 Jenis Data………. 28
3.4 Teknik Pengumpulan Data……….. 28
3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian……. 28
3.5.1 Defenisi Operasional Variabel………. 28
3.5.2 Pengukuran Variabel Penelitian……….. 31
3.6 Metode Analisis Data……… 31
3.6.1 Statistik Deskriptif……… 32
3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik………. 32
a. Uji Normalitas………. 32
c. Uji Autokorelasi………. 33
d. Uji Multikolinieritas……….. 34
3.6.3 Analisis Regresi……….. 35
3.7 Jadwal Penelitian……….. 37
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN………. 38
4.1 Data Penelitian………. 38
4.2 Analisis Hasil Penelitian……….. 39
4.2.1 Pengujian Asumsi Klasik……… 39
a. Uji Normalitas Data……….. 39
b. Uji Heterokedastisitas……… 42
c. Uji Autokorelasi……… 43
d. Uji Multikoleniaritas………. 44
4.2.2 Persamaan Pada Model Regresi Linear Berganda……. 46
4.2.3 Hasil Pengujian Hipotesis……….. 47
a. Uji-F (Uji Secara Serentak)……….. 47
b. Uji-t (Uji Secara Parsial)………... 48
c. Koefisien Determinan……… 51
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian………... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 56
5.2 Batasan Penelitian………... 57
5.3 Saran………... 58
DAFTAR PUSTAKA……… 59
DAFTAR TABEL
Nama Judul Halaman
Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu... 14
Tabel 3.1 Daftar populasi dan Sampel Penelitian ……… 25
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian……… 36
Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian……… 37
Tabel 4.2 Uji Normalitas……… 40
Tabel 4.3 Uji Autokorelasi………. 42
Tabel 4.4 Uji Multikoleniaritas……….. 44
Tabel 4.5 Uji-F……… 46
Tabel 4.6 Uji-t………. 48
DAFTAR GAMBAR
Nama Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual………... 16
Gambar 4.1 Uji normalitas (1)………. 39
Gambar 4.2 Uji Normalitas (2)……… 39
Gambar 4.3 Uji Heterokedastisitas………. 41
DAFTAR LAMPIRAN
Nama Judul Halaman
Lampiran i Data input……….58
Lampiran ii Hasil uji normalitas……….………..59
Lampiran iii Hasil Uji Heterokedastisitas………..60
Lampiran iv Hasil Uji Autokorelasi……….. 61
Lampiran v Hasil Uji Multikolinearitas………... 62
Lampiran vi Hasil Uji F……… 63
Lampiran vii Hasil Uji-t………. 64
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2007-2009. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui
websit
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari corporate governance yang diproksikan kedalam komisaris independen, kepemlikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing dan kualitas auditor sebagai variabel independen, dan nilai perusahaan sebagai variabel dependen dengan total sampel per tahun sebanyak 18 perusahaan.
Hasil penelitian ini adalah kelima variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap niali perusahaan perusahaan secara parsial. Hal ini menunjukkan bahwa corporate governance yang diproksikan kedalam komisaris independen, kepemlikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing dan kualitas auditor bukan merupakan faktor yang berpengaruh besar terhadap nilai perusahaan
ABSTRACT
This study aims to determine if corporate governance affects corporate value in banking companies listed on stock exchanges Indonesia for the period of 2007-2009. Data used in this research are the financial statements of each sample firm, published on its website www.idx.co.id .
The method of analysis used in this research is quantitative method, with the classic assumption test, and statistical analysis, i.e : multiple linear regression analysis. The sampling method used was puposive sampling. The variables of this study are corporate governance proxied into an independent commissioner, managerial ownership, institutional ownership, foreign ownership and the quality of auditors as the independent variables, and the value of the firm as the dependent variable with a total sample of 18 companies per year.
The results of this study is that, partially, the five of the independent variables has no significant affect on corporate value. This shows that corporate governance proxies into an independent commissioner, managerial ownership, institutional ownership, foreign ownership and auditor quality are not the factors which greatly affect the value of the companies.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan output dari suatu proses akuntansi yang
mempunyai peranan penting dalam pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan yang berkualitas, bebas dari rekayasa dan pengungkapannya sesuai dengan fakta yang ada merupakan suatu
kebutuhan mutlak bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan pada perusahaan tersebut. Bagi investor, laporan keuangan merupakan landasan untuk
memutuskan berapa jumlah investasi maksimalnya di perusahaan tersebut. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi investor untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang perusahaan tersebut untuk memastikan investasinya akan
menghasilkan pengembalian yang setimpal (Praditia, 2010).
Salah satu ukuran prestasi perusahaan adalah kemampuan perusahaan tersebut menghasilkan laba, yang secara tidak langsung mencerminkan
pengembalian yang akan diterima oleh investor atas investasinya. Nilai perusahaan merupakan ukuran prestasi perusahaan atas pelaksanaan fungsi-fungsi
keuangannya. Nilai perusahaan tercermin dari harga saham perusahaan tersebut, semakin tinggi harga saham maka semakin baik nilai perusahaan tersebut. Namun, perlu diingat suatu perusahaan memiliki nilai yang baik hanya jika perusahaan
menerapkan prinsip-prinsip Corporate Governance kedalam mekanisme perusahaannya. Perusahaan yang dikelola dengan atribut Corporate Governance
seperti komisaris independen dan komite audit independen diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaannya dan mengurangi informasi asimetris diantara pemilik dengan manajemen (Cormier, 2009).
Beberapa kasus kecurangan oleh perusahaan-perusahaan besar dunia seperti Enron dan WorldCom membuka mata dunia tentang pentingnya konsep
Corporate Governance yang dikelola oleh manajemen dan diawasi dengan baik
oleh pemilik. Perusahaan yang melakukan kecurangan seperti Enron dan
WorldCom tentu saja memiliki seluruh atribut Corporate Governance, tetapi kecurangan dan manajemen laba masih dapat terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan Corporate Governance akan menjadi sia-sia jika hanya didominasi
oleh manajemen. Beberapa kasus lainnya, seperti skandal Bank of Credit and Commerce International (BCCI) yang ditemukan oleh salah satu akuntan publik
(Price Waterhouse). Hal ini disebabkan karena kurangnya penerapan konsep corporate governance. Skandal ini disebabkan adanya kegiatan money laundring
yang dilakukan oleh bank tersebut dan bebrapa karyawannya. Selain beberapa
kasus perusahaan besar dunia, di Indonesia sendiri banyak ditemukan kasus kecurangan yang salah satu penyebabnya adalah tidak diterapkannya konsep
corporate governance dengan baik, seperti kasus Bank Century yang akhirnya
merugikan nasabah, pemegang saham dan negara yang menjadi pengawas.
Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan memberikan
nilai perusahaan, Penelitian yang dilakukan (Praditia, 2010) menyimpulkan bahwa Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen dan
kualitas auditor tidak mempengaruhi nilai perusahaan, ketidaksesuaian hasil penelitian dengan tujuan penerapan prinsip corporate governance yang ditetapkan menteri negara BUMN melalui melalui Keputusan Menteri BUMN Nomor. KEP
– 117/M-MBU/2002, tanggal 01 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktek GCG pada BUMN., yang menyatakan bahwa salah satu tujuan penerapan konsep good
corporate governance di Indonesia adalah untuk pengembangan dan peningkatan nilai perusahaan. Dilatarbelakangi oleh permasalahan keuangan yang muncul belakangan ini, ketidaksesuaian hasil penelitian sebelumnya dengan tujuan
penerapan konsep corporate governance di Indonesia maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian yang tertuang didalam skripsi yang berjudul
“Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut
1. Apakah corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
2. Apakah komisaris independen berpengaruh terhdap nilai perusahaan? 3. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhdap nilai perusahaan? 4. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai
5. Apakah kepemilikan asing berpengaruh terhadap nilai perusahaan 6. Apakah kualitas auditor berpengaruh terhadap nilai perusahaan
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh corporate governance
terhadap nilai perusahaan
2. Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh komisaris independen
terhadap nilai perusahaan
3. Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan
4. Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan
5. Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh kepemilikan asing terhadap nilai perusahaan
6. Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh kualitas auditor terhadap
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai referensi untuk penyempurnaan
penelitian selanjutnya yang bersifat sejenis, serta memberikan wawasan yang luas tentang corporate governance.
2. Bagi manajemen perusahaan, sebagai konsep baru yang dapat membantu
memberikan solusi untuk meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan dengan menerapkan cara-cara yang sehat dan lebih terbuka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Corporate Governance
Penelitian sebelumnya memberikan beberapa defenisi tentang corporate governance. Defenisi yang diberikan oleh Parkinson (2004); Maksum (2005),
Corporate Governance adalah proses supervisi dan pengendalian yang
dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa manajemen perusahaan bertindak sejalan
dengan kepentingan para pemegang saham (shareholders). Cadburry committe (1992); Emirzon (2006) mengemukakan bahwa corporate governance diartikan sebagai sistem yang berfungsi untuk mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan. Sedangkan Forum of Corporate Governance for Indonesia-FCGI (2001) mengemukakan bahwa corporate governance adalah seperangkat peraturan
yang mengatur hubungan (dengan kata lain sebagai sistem yang mengendalikan perusahaan) antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta pemegang kepentingan internal dan eksternal
lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka.
Tujuan dari corporate governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Menurut (Daniri, 2005)
1. melindungi hak dan kepentingan pemegang saham,
2. melindungi hak dan kepentingan para anggota the stakeholders nonpemegang saham,
3. meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham,
4. meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja Dewan Pengurus atau Board of Directors dan manajemen perusahaan, dan
5. meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan manajemen senior perusahaan.
Pelaksanaan good corporate governance dilakukan dengan menggunakan
prinsip-prinsip yang berlaku secara internasional. Prinsip-prinsip dasar penerapan corporate governance yang dikemukakan oleh Forum for Corporate Governance
in Indonesia (FCGI) adalah sebagai berikut :
1. Fairness (Kewajaran)
Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam (insider trading).
2. Transparansi
Hak-hak para pemegang saham yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat waktu mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan dan turut memperoleh bagian dari keuuntungan perusahaan.
3. Accountability (Akuntablitas)
Tanggung jawab manajemen melalui pengawasan yang efektif berdasarkan balance of power antara manajer, pemegang saham, Dewan Komisaris dan auditor.
4. Responsibility (Pertanggungjawaban)
Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan kerja sama yang aktif antara perusahaan serta pemegang kepentingan dalam menciptakan kesejahteraan.
Pengelolaan perusahaan (corporate governance) yang baik mencakup rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan dan intuisi yang mempengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi.
kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata kelola perusahaan adalah
2.1.1.1Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan bagian dari mekanisme corporate governance pada perusahaan. Kepemilikan institusional oleh beberapa peneliti
dipercaya dapat mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya
berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Institusi dengan kepemilikan saham yang relatif
besar dalam perusahaan mungkin akan mempercepat manajemen perusahaan untuk menyajikan pengungkapan secara sukarela. Hal ini terjadi karena investor institusional dapat melakukan monitoring dan dianggap sophisticated investors
yang tidak mudah dibodohi oleh tindakan manajer. Institusi dengan investasi yang substansial pada saham perusahaan memperoleh insentif yang besar untuk secara
aktif memonitor dan mempengaruhi tindakan manajemen seperti mengurangi fleksibilitas manajer melakukan abnormal accounting accrual. (Praditia,2010)
Siregar dan Utama (2006) menyatakan bahwa jika pengelolaan laba
dilakukan dengan efisien maka kepemilikan institusional yang tinggi akan meningkatkan pengelolaan laba (berhubungan positif), tetapi jika pengelolaan
2.1.1.2 Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham oleh manajemen
perusahaan yang diukur dengan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh
manajemen (Sujono dan Soebiantoro, 2007). Kepemilikan saham manajerial adalah proporsi saham biasa yang dimiliki oleh para manajemen. Gunarsih (2004)
menyatakan bahwa kepemilikan perusahaan merupakan salah satu mekanisme yang dapat dipergunakan agar pengelola melakukan aktivitas sesuai dengan
kepentingan pemilik perusahaan. Meningkatkan kepemilikan manajerial dapat digunakan sebagai cara untuk mengatasi masalah keagenan. Manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya yang juga merupakan keinginan dari
para pemegang saham, semakin besar proporsi kepemilikan saham pada perusahaan maka manajemen cenderung berusaha lebih giat untuk kepentingan
pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sendiri. Kepemilikan saham manajerial akan membantu penyatuan kepentingan antara manajer dan pemegang saham, sehingga manajer ikut merasakan secara langsung manfaat dari keputusan
yang diambil dan ikut pula menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.
2.1.1.3Kepemilikan Asing
Kepemilikan saham asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak
asing (luar negeri) baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham perusahaan di Indonesia. Seperti diketahui, pihak asing merupakan pihak yang
Hal ini menjadikan perusahaan multinasional mulai mengubah perilaku mereka dalam beroperasi demi menjaga legitimasi dan reputasi perusahaan (Fauzi, 2006).
Isu kepemilikan Perusahaan lokal oleh perusahaan asing bukanlah hal yang baru lagi di dunia bisnis, begitu pula bank-bank lokal yang dibeli sahamnya oleh bank asing. Dalam Business News (25 Februari 2010), polemik ini dipicu
oleh masuknya investor asing baik berwujud bank asing maupun lembaga investasi asing yang secara masif membeli saham-saham bank lokal yang dinilai
berharga murah baik melalui pola pembelian di pasar modal maupun dengan menggunakan pole strategic partner.
Mekanisme pemantauan kepemilikan saham bank oleh pemegang saham
asing (bank asing) melalui merger atau dengan cara pengendalian terhadap pengambilan keputusan melalui votting power dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mempekerjakan atau menunjuk seseorang untuk mewakilinya di dalam dewan komisaris, serta membuat mekanisme pengawasan lain seperti pembentukan komite audit yang
bertujuan untuk memastikan bahwa manajemen bekerja berdasarkan kepentingan para shareholders. Siregar dan Utama (2006)
2.1.1.4 Komisaris Independen
Dalam suatu perusahaan, dewan memegang peranan yang signifikan
dalam penentuan strategi perusahaan. Indonesia merupakan negara yang menggunakan sistem two tier, yang terdiri dari dewan komisaris dan dewan
terhadap kinerja manajemen, sedangkan dewan direksi merupakan pihak yang melakukan fungsi operasional perusahaan (Wardhani, 2007 dalam Praditia 2010).
Berdasarkan The National Committee on Corporate Governance (2000) dalam Siswantaya (2007) menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan dewan komisaris. Diantaranya adalah fungsi dewan komisaris untuk mengawasi direksi
baik yang berhubungan dengan kebijakan dan pelaksanaan direksi. Kedua, dewan komisaris berfungsi untuk memberikan saran kepada direksi. Untuk menjalankan
fungsi tersebut, maka anggota dewan komisaris merupakan seorang yang berkarakter baik dan memiliki pengalaman yang relevan. Keberadaan komisaris independen diatur dalam peraturan BAPEPAM No: KEP – 315/BEJ/06 – 2000
yang disempurnakan dengan surat keputusan No: KEP – 339/BEJ/07 – 2001 yang menyatakan bahwa setiap perusahaan publik harus membentuk komisaris
independen yang anggotanya paling sedikit 30% dari jumlah keseluruhan anggota dewan komisaris. Dewan yang terdiri dari dewan komisaris independen yang lebih besar memiliki kontrol yang kuat atas keputusan manajerial. Komite
Nasional Kebijakan Governance (KNKG) menetapkan beberapa kriteria untuk menjadi komisaris independen pada perusahaan tercatat sebagai berikut:
1. Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang saham pengendali perusahaanyang bersangkutan.
2. Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Direktur dan/atau Komisaris lainnya pada perusahaan yang bersangkutan.
3. Tidak bekerja rangkap sebagai Direktur di perusahaan lainnya yang terafiliasi dengan perusahaan yang bersangkutan.
5. Tidak menjadi partner atau principal di perusahaan konsultan yang memberikan jasa pelayanan professional pada perusahaan dan perusahaan-perusahaan lainnya yang terafiliasi.
6. Bebas dari segala kepentingan dan kegiatan bisnis atau hubungan yang lain yang dapat diinterpretasikan akan menghalangi atau mengurangi kemampuan Komisaris Independen untuk bertindak dan berpikir independen demi kepentingan perusahaan.
7. Memahami peraturan perundang-undangan PT, UU Pasar Modal dan UU serta peraturan-peraturan lain yang terkait.
2.1.1.5Kualitas Auditor
Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi
yang terdapat pada para manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan
pihak luar untukmemberikan pengesahan terhadap laporan keuangan (Meutia, 2004).
Akuntan publik sebagai auditor eksternal yang relatif lebih independen dari
manajemen dibandingkan auditor internalsejauh ini diharapkan dapat meminimalkan
kasus rekayasa laba dan meningkatkankredibilitas informasi akuntansi dalam laporan
keuangan.
Laporan keuangan yang berkualitas, relevan dan dapat dipercaya dihasilkan
dari audit yang dilakukan secara efektif oleh auditor yang berkualitas. Pemakai
laporan keuangan lebih percaya pada laporan keuangan yang diaudit oleh auditor
yang dianggap berkualitas dibandingkan dengan auditor yang kurang berkualitas,
karena mereka menganggap bahwa untuk mempertahankan kredibilitasnya auditor
akan lebih berhati-hati dalam melakukan proses audit untuk mendeteksi salah saji
atau kecurangan. Auditor yang berkualitas akan melakukan audit yang berkualitas
pula. Meutia (2004) menyimpulkan bahwa kantor akuntan publik yang lebih besar,
kualitas audit yang dihasilkan juga lebih baik. Perbedaan kualitas jasa yang
tersebut. Independensi dan kualitas auditor dapat berdampak pada pendeteksian
manajemen laba. Terdapat dugaan bahwa auditor yang bereputasi baik dapat
mendeteksi kemungkinan adanya manajemen laba secara lebih dini sehingga dapat
mengurangi tingkat manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan.
Penggunaan auditor yang berkualitas tinggi juga akan mengurangi kesempatan
perusahaan untuk berlaku curang dalam menyajikan informasi yang tidak akurat ke
masyarakat. Dengan demikian calon investor mempunyai informasi yang tidak
menyesatkan mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang.
2.1.2 Nilai Perusahaan
Tujuan jangka panjang dari perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Peningkatan nilai perusahaan dapat
menggambarkan kesejahteraan pemilik perusahaan, sehingga pemilik perusahaan akan mendorong manajer agar bekerja lebih keras dengan menggunakan berbagai intensif untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Suharli (2006) dalam Praditia (2010) menyatakan bahwa nilai pemegang saham akan meningkat apabila nilai perusahaan meningkat yang ditandai dengan
tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham. Nilai perusahaan diukur dari nilai pasar wajar dari harga saham. Bagi perusahaan yang sudah go public maka nilai pasar wajar perusahaan ditentukan mekanisme
permintaan dan penawaran di bursa, yang tercermin dalam listing price. Harga pasar merupakan cerminan berbagai keputusan dan kebijakan manajemen.
(1967). Rasio ini dinilai dapat memberikan informasi yang paling baik, karena dapat menjelaskan berbagai fenomena dalam kegiatan perusahaan seperti
terjadinya perbedaan crossectional dalam pengambilan keputusan investasi dan diversifikasi, hubungan antar kepemilikan saham manajemen dan nilai perusahaan (Sukamulja, 2004). Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena
menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi (Herawaty,2008). Semakin besar nilai rasio Tobin’s Q
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar aset perusahaan, semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki
perusahaan tersebut. Menurut Brealy dan Myers (2000) dalam Sukamulja (2004) menyebutkan bahwa perusahaan dengan nilai Q yang tinggi biasanya memiliki
brand image perusahaan yang sangat kuat, sedangkan perusahaan yang memiliki
nilai Q yang rendah umumnya berada pada industri yang sangat kompetitif atau industri yang mulai mengecil. Menurut James Tobin dalam Sukamulja (2004),
rasio ini hampir sama dengan marketto-book-value ratio, namun Tobin’s Q memiliki karakteristik yang berbeda antara lain :
1. Replacement Cost vs Book Value
merupakan suatu proses yang panjang dan rumit, sehingga beberapa peneliti, menggunakan book value of total assets sebagai pendekatan terhadap replacement cost. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan nilai replacement cost dengan nilai book value of total assets tidak signifikan sehingga kedua variabel tersebut dapat saling menggantikan.
2. Total Assets vs Total Equity
Market-to-book-value hanya menggunakan faktor ekuitas (saham biasa dan saham preferen) dalam pengukuran. Penggunaan faktor ekuitas ini menunjukkan bahwa market-to-book-ratio hanya memperhatikan satu tipe investor saja, yaitu investor dalam bentuk saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Tobin’s Q memberikan wawasan yang lebih luas terhadap pengertian investor. Perusahaan sebagai entitas ekonomi, tidak hanya menggunakan ekuitas dalam mendanai kegiatan operasionalnya, namun juga dari sumber lain seperti hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu penilaian yang dibutuhkan perusahaan tidak hanya dari investor ekuitas saja, tetapi juga dari kreditor. Semakin besar pinjaman yang diberikan oleh kreditur, menunjukkan bahwa semakin tinggi kepercayaan yang diberikan. Hal ini menunjukkan perusahaan memiliki nilai pasar yang lebih besar lagi. Dengan dasar tersebut, Tobin’s Q menggunakan Market Value of Total Asset.
2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu
2. Wien Ika
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Konseptual
“Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tujuan teori dan penelitian terlebih dahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang
diteliti dan merupakan tututan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis.” (Jurusan Akuntansi, 2004:13)
Untuk menggambarkan pengaruh antara corporate governance terhadap nilai
Corporate governance (X1)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan
Kerangka konseptual merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori
yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah peneliti identifikasikan sebagai masalah penting.
Penelitian ini menggunakan Agency Theory yang menjelaskan bagaimana hubungan antara corporate governance dengan nilai perusahaan. Corporate
governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan,
diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka
investasikan, seiring dengan hal itu maka nilai perusahaan juga akan naik. Komisaris independen (X2)
Kepemilikan manajerial (X3)
Kepemilikan institusional (X4)
Kepemilikan asing (X5)
Nilai perusahaan
(Y)
Corporate governance sangat berkaitan dengan bagaimana membuat para investor
yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa
manajer tidak akan mencuri, menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek - proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana/kapital yang telah ditanamkan oleh investor. Dengan kata lain, penerapan corporate
governance yang baik diyakini dapat meningkatkan kepercayaan investor
sekaligus menaikkan nilai perusahaan melalui meningkatnya harga saham
perusahaan tersebut. (Girsang,2010)
Berdasarkan kerangka konseptual diatas, ditentukan bahwa variabel
corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, kepemilikan asing, komisaris independen dan kualitas auditor sebagai variabel independen dan nilai perusahaan sebagai variabel
dependen.
Tujuan dari corporate governance adalah untuk menciptakan nilai tambah
bagi semua pihak yang berkepentingan. Apabila corporate governance dalam kepemilikan manajerial, dapat berjalan dengan baik maka dapat meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan kemudian kemungkinan
terjadinya manajemen laba yang dapat memberikan keuntungan pribadi sangat kecil dan kinerja perusahaan akan meningkat sehingga dapat menarik investor
lainnya untuk menanamkan investasinya di perusahaan tersebut.
kepentingan manajemen sehingga manajemen laba tidak akan terjadi. Komisaris independen juga dapat memberikan pengaruh terhadap nilai perusahaan karena
apabila komisaris independen menjalankan tugasnya dengan baik maka dapat meningkatkan kepercayaan investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan.
Kualitas auditor berpengaruh terhadap manajemen laba karena auditor berfungsi untuk membantu dewan komisaris dalam meningkatkan kualitas laporan
keuangan sehingga manajemen laba tidak akan terjadi. Auditor juga dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja perusahaan karena auditor yang berjalan
dengan baik dapat meningtkan kinerja perusahaan dan membuat citra perusahaan baik di mata para investor sehingga meningkatkan kepercayaan investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan.
2.3.2 Hipotesis Penelitian
Menurut Erlina (2007:41) “Hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris.” Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya melalui
analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian.
1. Kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan
Menurut agency teory, pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik keagenan. Konflik keagenan
memaksimalkan utilitasnya masing-masing. Menurut Haruman (2007), perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham
mengakibatkan manajemen berperilaku curang dan tidak etis sehingga merugikan pemegang saham. Oleh karena itu diperlukan suatu mekanisme pengendalian yang dapat mensejajarkan perbedaan
kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham. Manajer yang sekaligus pemegang saham akan meningkatkan nilai perusahaan
karena dengan meningkatkan nilai perusahaan, maka nilai kekayaannya sebagai pemegang saham akan meningkat juga. Penelitian yang mengkaitkan kepemilikan manajemen dengan nilai
perusahaan telah banyak dilakukan namun dengan hasil yang berbeda-beda pula. Penelitian yang dilakukan oleh Jensen dan Meckling (1976)
menemukan bahwa semakin besar kepemilikan saham oleh manajemen maka berkurang kecenderungan manajemen untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya sehingga mengakibatkan kenaikan nilai
perusahaan. Sedangkan Siallagan dan Machfoedz (2003) menyimpulkan bahwa dengan kepemilikan manajemen yang tinggi
akan menurunkan nilai perusahaan. Oleh sebab itu hipotesis dari penelitian ini adalah
2. Kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan
Kepemilikan institusional, dimana umumnya dapat bertindak sebagai
pihak yang memonitor perusahaan. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap
pemborosan yang dilakukan oleh manajemen (Faizal, 2004).
Permanasari (2010) menyatakan bahwa jumlah pemegang saham
besar mempunyai arti penting dalam memonitor perilaku manajer dalam perusahaan. Dengan adanya kepemilikan institusional akan dapat memonitor tim manajemen secara efektif dan dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Namun penelitian diatas berbeda dengan penelitian Jennings (2005) menunjukkan bahwa kepemilikan
institusional tidak berhasil meningkatkan nilai perusahaan, karena kepemilikan institusional menurunkan nilai perusahaan. Hal ini disebabkan investor institusional bukan pemilik mayoritas sehingga
tidak mampu memonitor kinerja manajer secara baik. Keberadaan institusional justru menurunkan kepercayaan publik terhadap
perusahaan. Akibatnya pasar saham mereaksi negatif yang berupa turunnya volume perdagangan saham dan harga saham, sehingga menurunkan nilai pemegang saham. Dengan demikian, hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3. Kepemilikan asing terhadap nilai perusahaan
Kepemilikan saham asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh
pihak asing (luar negeri) baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham perusahaan di Indonesia. Perusahaan dengan kepemilikan saham asing biasanya lebih sering menghadapi masalah asimetri
informasi dikarenakan alasan hambatan geografis dan bahasa. Oleh karena itu, perusahaan dengan kepemilikan saham asing yang besar
akan terdorong untuk melaporkan atau mengungkapkan informasinya secara sukarela dan lebih luas (Huafang dan Jianguo, 2007).
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis penelitian ini adalah
H3 : Kepemilikan Asing Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan 4. Komisaris independen terhadap nilai perusahaan
Komisaris independen mempunyai peran penting dalam aktivitas
pengawasan perusahaan. Komisaris independen dapat bertindak sebagai
penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal, mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasehat kepada
manajemen (Ujiyantho dan Pramuka, 2007).
Menurut Klein (2002) dalam Herawaty (2008) membuktikan bahwa besarnya discretionary accrual lebih tinggi untuk perusahaan yang
memiliki komite audit yang terdiri dari sedikit komisaris independen dibanding perusahaan yang mempunyai komite audit yang terdiri dari banyak komisaris independen. Herawaty (2008) menyatakan bahwa
menyelaraskan perbedaan kepentingan antara pemilik dan manajemen. Semakin besar proporsi komisaris independen, maka dapat mengurangi
aktivitas manajemen laba.
Maka, hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H4 : Komisaris Independen Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan
5. Kualitas auditor terhadap nilai perusahaan
Kualitas auditor merupakan salah satu pertimbangan penting bagi investor untuk menilai kewajaran suatu laporan keuangan. Kualitas auditor dipandang sebagai kemampuan untuk mempertinggi kualitas
suatu laporan keuangan bagi perusahaan maka auditor yang berkualitas tinggi diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan investor.
Akuntan publik sebagai auditor eksternal yang relatif lebih independen dari manajemen dibandingkan auditor internal sejauh ini diharapkan dapat meminimalkan kasus rekayasa laba dan meningkatkan
kredibilitas informasi akuntansi dalam laporan keuangan. Meutia (2004) membuktikan tentang pengaruh independensi auditor terhadap
manajemen laba untuk KAP Big Four dan KAP Non-Big Four. Perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four memiliki absolute discretionary accruals yang lebih rendah, dibandingkan dengan
perusahaan yang diaudit oleh KAP Non-Big Four. Hal ini menunjukkan bahwa KAP Big Four lebih berkualitas dalam
Maka, hipotesis penelitian ini adalah :
H5 : Kualitas Auditor Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan 6. Corporate governance terhadap nilai perusahaan
Dalam teori keagenan, agen yang tidak menyukai resiko dan cenderung mementingkan kepentingan diri sendiri akan
mengalokasikan sumber daya yang tidak meningkatkan nilai perusahaan. Permasalahan agensi ini akan mengindikasikan bahwa
nilai perusahaan akan naik apabila pemilik perusahaan dapat mengendalikan perilaku manajemen agar tidak menghamburkan sumber daya perusahaan (Siallagan dan Machfoedz, 2006).
Corporate governance merupakan suatu sistem yang diharapkan dapat
mengatur dan mengendalikan perusahaan, sehingga dapat memberikan
dan meningkatkan nilai perusahaan kepada para pemegang saham. Dengan demikian, penerapan good corporate governance dipercaya dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah :
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain asosiatif kausal. Menurut Umar (2003:30), penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.”
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2007:55) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya.”
Populasi dalam penelitian ini adalah 30 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2005,
2006, 2007, 2008 dan 2009
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2006:55). Teknik penentuan sampel yang
digunakan adalah penentuan sampel secara purposive (purposive sampling). Penggunaan metode ini bertujuan untuk mendapatkan sampel yang konsisten dan
Adapun kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2007, 2008 dan 2009 sehingga tersedia data yang lengkap. 2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang
berakhir 31 Desember selama periode 2007, 2008 dan 2009
3. Perusahaan yang memiliki data kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen, dan kualitas auditor.
Tabel 3.1. Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Kode Kriteria 1
5 PT. Bank Bumiputera Indonesia
12 PT. Bank Eksekutif Internasional
Tbk. BEKS v v x
-
13 PT. Bank Himpunan Saudara
1906 Tbk. SDRA v v v
Sampel 6
14 PT. Bank Internasional Indonesia
Tbk. BNII v x v
20 PT. Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk. BBNI v v v
22 PT. Bank Nusantara Parahyangan
Tbk. BBNP v v v
25 PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. BBRI v v v
27 PT. Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk. BTPN x v v
-
28 PT. Bank UOB Buana Tbk. BBIA v x v -
29 PT. Bank Victoria Internasional
Tbk. BVIC v v v
Sampel 18
30 PT. Bank Windu Kentjana
Internasional Tbk. MCOR x v v
3.3 Jenis Data
Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder yang diambil dari laporan keuangan perusahaan tahun 2005, 2006, 2007, 2008 dan 2009. Menurut Umar (2003:60),” data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut misalnya dalam bentuk tabel. Grafik, diagram,
gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain.” Berdasarkan waktu pengumpulannya, data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data pooling data yaitu gabungan dari data cross section dan time series. Sumber data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
dan situ
3.4 Teknik Pengukuran Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data sekunder yang berupa Laporan keuangan perusahaan perbankan, catatan-catatan, serta informasi lainnya melalui internet
3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 3.5.1 Defenisi operasional variabel
Variabel bebas (independent variable) yang digunakan dalam penelitian ini adalah mekanisme corporate governance yang terdiri dari: komisaris independen, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial,
a. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial yaitu persentase saham yang dimiliki oleh
manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (komisaris dan direksi).
b. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional yaitu persentase saham yang dimiliki oleh investor institusional.
c. Kepemilikan Asing
Kepemilikan asing yaitu persentase saham yang dimiliki oleh investor asing.
d. Komisaris independen
Komisaris independen yaitu persentase anggota komisaris perusahaan
yang berasal dari pihak luar (bukan manajemen dan pemilik). e. Kualitas auditor
Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan
informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan
terhadap laporan keuangan (Meutia, 2004). Hal ini berarti auditor mempunyai peran yang penting dalam pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu, kualitas audit merupakan hal yang
dilakukan oleh KAP Big Four dan audit yang dilakukan oleh KAP Non-Big Four. Kategori KAP Non-Big Four di Indonesia, yaitu:
1. KAP Price Waterhouse Coopers, yang bekerjasama dengan KAP Drs.Hadi Susanto dan rekan, dan KAP Haryanto Sahari.
2. KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler), yang bekerjasama
dengan KAP Sidharta-Sidharta dan Wijaya.
3. KAP Ernest and Young, yang bekerjasama dengan KAP Drs. Sarwoko
dan Sanjoyo, Prasetyo Purwantono.
4. KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerjasama dengan KAP Drs. Hans Tuanokata dan Osman Bing Satrio.
Variabel terikat (dependent variable) yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan dari setiap sampel penelitian yang digunakan.
Perhitungan yang digunakan untuk mengitung nilai perusahaan menggunakan Tobin’s Q rasio sebagai berikut (Klapper and Love, 2002) :
Tobin’s Q = MVE + D
BVE + D Keterangan :
MVE (Equity Market Value ) = harga penutupan saham di akhir tahun buku x banyaknya saham biasa yang beredar BVE (Equity Book Value) = total aset – total kewajiban
3.5.2 Pengukuran Variabel Penelitian a. Kepemilikan manajerial
Kepemilikan manajerial = jumlah saham yang dimiliki manajemen : jumlah keseluruhan saham yang beredar x 100% b. Kepemilikan institusional
Kepemilikan institusional = jumlah saham yang dimiliki investor institusional : jumlah keseluruhan saham yang beredar x 100%
c. Kepemilikan asing
Kepemilikan asing = jumlah saham yang dimiliki investor asing : jumlah saham yang beredar x 100%
d. Komisaris independen
Komisaris independen = jumlah anggota komisaris yang berasal
dari pihak luar : jumlah keseluruhan anggota komisaris. e. Kualitas auditor
Dalam penelitian ini, kualitas audit merupakan variabel dummy.
Jika perusahaan diaudit oleh KAP Big Four maka mendapat nilai 1 dan 0 sebaliknya.
3.6 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang dilakukan dengan analisis
3.6.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskriptifkan
variabel-variabel dalam penelitian ini. Statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum dari setiap variabel penelitian. Alat analisis yang
digunakan adalah nilai rata-rata (mean), distribusi frekuensi, nilai minimum dan maksimum serta deviasi standar. Data yang diteliti akan dikelompokkan yaitu manajemen laba, nilai perusahaan, kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, komisaris independen, kualitas auditor dan ukuran perusahaan.
3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik
Peneliti menggunakan pengujian asumsi klasik yang meliputi :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, penelitian ini menggunakan analisis
statistik.Analisis statistik merupakan alat statistik yang sering digunakan untuk menguji normalitas residual yaitu uji statistik non-parametik
signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka dapat disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedasitas (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, penelitian ini menggunakan Uji Glejser.Uji Glejser dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel
independen. Dalam pengambilan keputusan dapat dilihat dari koefisien parameter, jika nilaiprobabilitas signifikansinya di atas 0,05 maka dapat
disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Namun sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikansinya di bawah 0,05 maka dapat dikatakan telah terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dariautokorelasi (Ghozali,
uji Durbin-Watson (DW test). Uji autokorelasi dengan Durbin-Watson (DW test) hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan
mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen. Pengambilan keputusan ada atautidaknya autokorelasi, yaitu:
nilai DW < dl = ada korelasi positif
dl < nilai DW < du = tidak dapat disimpulkan
du < nilai DW < 4-du = tidak ada autokorelasi
4 – du < nilai DW < 4 – du = tidak dapat disimpulkan nilai DW > 4 – dl = ada korelasi negatif
d. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah di dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
bebas (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance (tolerance value) dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Kedua
ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai cutoff yang umum digunakan adalah
nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF diatas 10. Apabila nilai tolerance lebih dari 0,10 atau nilai VIF kurang dari 10 maka dapat
dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel dalam
3.6.3 Analisis Regresi
Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan
antara variabelbebas dengan variabel terikat. Model regresi berganda yang digunakan adalah sebagaiberikut:
Model Regresi H1:Y1= α +β χ +ε
1 1
H2: Y2= α +β2χ2 +ε
H3: Y3= α +β3χ3+ε
H4: Y4= α +β4χ4 +ε
H5: Y5= α +β5χ5 +ε
H6: Y6= α+β1χ1 +β2χ2 +β3χ3 +β4χ4 +β5χ5ε
Keterangan :
Y = Nilai Perusahaan
X1= Kepemilikan Institusional
X2 = Kepemilikan Manajerial
X3= Kepemilikan Asing
X4 = Komisaris Independen
X5 = Kualitas Auditor
= konstanta
= error
a . Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) untuk menentukan kemampuan variabel
independen dalammenjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai (R2) yang kecil
berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 (satu) berartivariabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005).
b . Uji F
Digunakan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan sudah tepat. Ketentuan yang digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut:
1. Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig. < 0,05), maka model penelitian dapat
digunakan atau model tersebut sudah tepat.
2. Jika F hitung lebih kecil dari F tabel atau probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi (Sig. > 0,05), maka model penelitian tidak
dapat digunakan atau model tersebut tidak tepat.
3. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut
tabel. Jika nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka model penelitian sudah tepat. Selain untuk mengetahui ketepatan suatu model regresi, uji F juga digunakan untuk mengetahui pengaruh
3.7 Jadwal Penelitian
Jadwal Penelitian yang direncanakn adalah sebagai berikut :
Tahap Penelitian Feb’11 Mar’11 Apr’11 Mei’11
Pengajuan judul
Penyusunan proposal
Pengumpulan data
Bimbingan proposal
Seminar proposal
Penulisan Laporan
Ujian Skripsi
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan persamaan regresi sederhana. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya
dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi sederhana. Pengujian asumsi klasik dan regresi sederhana ini dilakukan dengan
menggunakan software SPSS versi 18. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 18 perusahaan yang memenuhi kriteria dengan 54 unit analisis dan dijadikan sampel dalam penelitian dan diamati selama periode 2007 - 2009.
Tabel 4.1
Daftar Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Kode
1 PT Bank Central Asia Tbk BBCA
2 PT Bank Bukopin Tbk BBKP
3 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI 4 PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP 5 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI
6 PT Bank Danamon Tbk BDMN
13 PT Bank Victoria Internasional Tbk BVIC
15 PT Bank Mega Tbk MEGA
16 PT Bank NISP Tbk NISP
17 PT Bank Pan Indonesia Tbk PNBN
18 PT Bank Himpunan Saudara Tbk SDRA
4.2 Analisis Hasil Penelitian
4.2.1 Pengujian Asumsi Klasik
Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian
hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu.
a. Uji normalitas data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah variabel
independen dan variabel dependen berdistribusi normal. Ada dua cara yang bisa digunakan untuk mendeteksi kenormalan residu dari model regresi. Cara pertama yaitu dengan analisis grafik dan yang kedua adalah
uji statistik. Kedua cara tersebut akan digunakan dalam penelitian ini.
1) Analisis Grafik
Pada analisis grafik akan digunakan histogram dan Normal
Probability Plot. Pada histogram, data distribusi nilai residu (error)
menunjukkan distribusi normal apabila grafik berbentuk lonceng.
apabila sebaran error (berupa dot) masih berada disekitar garis diagonal.
Gambar 4.1 Uji Normalitas (1)
Dengan melihat tampilan histrogram yang berbentuk lonceng dan Normal Probability Plot yang menunjukkan bahwa dot tersebar
disekitar garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Analisis grafik bisa menimbulkan interpretasi yang berbeda
antar pembaca satu dengan pembaca lainnya. Sehingga uji statistik diperlukan untuk memastikan kesalahan interpretasi pembacaan
grafik tidak terjadi. 2) Uji Statistik
Salah satu pengujian statistik yang bisa dilakukan untuk
memastikan bahwa error berdistribusi normal adalah dengan menggunakan uji kolmogrov-smirnov. Jika nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa error berdistribusi normal, dan sebaliknya. Hasil uji kolmogrov-smirnov dapat dilihat pada tabel
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai signifikansi variabel adalah 0,274 (lebih besar dari 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Heteroskedastisistas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi liner kesalahan pengganggu (errors) mempunyai varians
yang sama atau tidak dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian heterokedatisitas di lakukan dengan Analisis grafik yaitu dengan melihat scatterplot. Apabila titik-titik (dots) menyebar dan tidak
memperlihatkan sebuah pola tertentu (misalkan pola menaikkan ke kanan atas, atau pola menaik ke kiri bawah), maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi bebas dari masalah heteroskedastisitas. Berikut Scatterplot dari model regresi pada penelitian ini
Pada scatterplot diatas terlihat bahwa dots tersebar dan tidak membentuk suatu pola. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model
regresi dalam penelitian ini terbebas dari masalah heteroskedastisitas. c. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Jika
terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah
model regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson (DW). Dalam model regresi ini tidak terjadi
autokorelasi apabila nilai du < dw < 4 – du.
Tabel 4.3 menyajikan hasil uji Durbin Watson dengan
menggunakan program SPSS Versi 18.
Tabel 4.3
Table Uji Autokorelasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
i
Untuk menguji hasil output SPSS yang telah dilakukan terhadap uji autokorelasi, maka hasil tersebut akan disajikan dalam bentuk gambar
sebagai berikut:
dl du 4-du 4-dl 1,3669 1,7684 2,113 2,232 2,633
Gambar 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
Dari tabel diatas terlihat bahwa bahwa nilai Durbin-Watson adalah 2,113. Dapat dilihat bahwa pada gambar tersebut terlihat bahwa nilai DW pada penelitian ini terletak pada zona No autocorrelation, sehingga
dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini terbebas dari autokorelasi.
d. Uji Multikoleniaritas
Multikolinieritas adalah keadaan dimana variabel yang independen saling berkorelasi satu sama lain. Hal ini terjadi pada model persamaan atau regresi linear yang memiliki banyak variabel independen.
Kesimpulannya, uji ini adalah untuk mengetahui apakah variabel independen memiliki korelasi satu sama lain. Semakin banyak variabel
adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan nilai Tolerance lebih dari
0,1, antar variabel independen tidak terjadi multikolinieritas. Sebaliknya, jika nilai VIF lebih dari 10 dan nilai Tolerance kurang dari 0,1, antar variabel independen terjadi multikolinieritas.
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikoleniaritas
Terlihat bahwa nilai VIF variabel komisaris independen,
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing, dan kualitas auditor kurang dari 10, dan nilai tolerance kelima variabel
Coefficientsa
Komisaris_Independen .338 .489 .103 .851 1.174
Kepemilikan_Manajerial .005 .077 .009 .974 1.026
Kepemilikan_Institusional -.007 .006 -.295 .355 2.816
Kepemilikan_Asing .000 .005 .011 .375 2.666
Kualitas_Auditor .146 .261 .086 .789 1.268
bebas tersebut lebih dari 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi koleniaritas antar ketiga variabel tersebut.
4.2.2 Persamaan Pada Model Regresi Linear Berganda
Berdasarkan output SPSS pada tabel diatas, dapat dirumuskan
persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y=1,65 + 0,338X1 + 0,005X2 - 0,007X3 + 0,007X3 + 0,000X4 + 0,146X5
Persamaan tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 1,65 menyatakan bahwa jika variabel komisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
kepemilikan asing dan kulaitas auditor bernilai 0, maka nilai perusahaan meningkat sebesar 1,65
b. Koefisien regresi sebesar 0,338 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1% jumlah komisaris independen, maka nilai perusahaan akan meningkatkan
sebesar 0,338
c. Koefisien regresi sebesar 0,005 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 %
saham yang dimiliki pihak manajerial, nilai perusahaan akan meningkat sebesar 0,005
d. Koefisien regresi sebesar 0,007 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 %
e. Koefisien regresi sebesar 0,000 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 %
saham yang dimiliki pihak asing, nilai perusahaan akan meningkat sebesar
0,000
f. Koefisien regresi sebesar 0,146 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 %
saham yang dimiliki pihak manajerial, nilai perusahaan akan meningkat
sebesar 0,146
4.2.3 Hasil Pengujian Hipotesis a. Uji-F (Uji secara serentak)
Uji-F dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh semua
variabel bebas secara serentak terhadap variabel terikat. Uji-F dapat dilakukan dengan melihat nilai F hitung dari output SPSS 18.0 dan juga membandingkan hasil dari probability value. Jika F hitung > F tabel dan
probability value dalam kolom sig < dari 0,05 maka dapat disimpulkan
H1 diterima.
Jumlah pengamatan sebanyak 54 (n=54), variabel penelitian berjumlah 6 (k=6), maka dapat ditentukan F tabel dengan menggunakan
derajat penyebut (df1) = k-1 dan derajat pembilang (df2) = n-k. Maka diperoleh df1 = 5 dan df2 = 48, sehingga nilai F-tabel adalah 2,41.
Hasil uj-F dalam tabel ANOVA diatas menunjukkan bahwa F tabel > F hitung (2,41 > 1,041) dan maka dapat disimpulkan bahwa corporate governance dalam penelitian tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai perusahaan.
b. Uji-t (Uji Secara Parsial)
Uji-t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Dalam uji-t digunakan hipotesis sebagai berikut :
H1 : b1, b2, b3, b4, b5 = 0, berarti bahwa komisaris independen,
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing,
dan kualitas auditor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan
H0 : b1, b2, b3, b4, b5 ≠ 0, berarti bahwa komisaris independen,
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing, dan kualitas auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
diterima jika t hitung < dari t tabel dengan α = 2,5%
Tabel 4.6
Kepemilikan_Institusional -.007 .006 -.295
-1.281
.206 .355 2.816
Kepemilikan_Asing .000 .005 .011 .050 .960 .375 2.666
Kualitas_Auditor .146 .261 .086 .558 .579 .789 1.268
a. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan
Jumlah pengamatan sebanyak 54 (n=54), variabel berjumlah 6
(k=6), dan degree of freedom (df) = n-k atau 54-6 = 48. Dengan df = 56 dan α = 2,5%, maka diperoleh nilai t-tabel adalah 2,011.
Hasil Uji statistik pada tabel 4.6 dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Pengaruh komisaris independen Terhadap nilai perusahaan
Nilai t hitung = 0,69 menyatakan bahwa peningkatkan jumlah
komisaris independen secara umum meningkatkan nilai perusahaan. Nilai t hitung < t tabel atau 0,69 < 2,011, maka diterima. Sehingga