• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

X: DER dan Beta Saham

2.4 Kerangka Konseptual

Investasi yang dilakukan pada surat berharga oleh seorang pemodal diharapkan mendapat keuntungan/return. Namun, mungkin saja potensi keuntungan tersebut bisa berbalik menjadi sebuah kerugian yang tidak diduga sebelumnya. Dunia pasar modal memang tidak terlepas dari dua sisi yaitu risk dan return. Investasi dalam bentuk saham mempunyai risiko tinggi karena harga saham sangat peka terhadap banyak faktor, baik faktor eksternal maupun internal perusahaan. Di samping itu berlaku pula suatu prinsip yaitu ”high risk-high return”. Hal ini menggambarkan semakin tinggi tingkat keuntungan (return) yang diharapkan investor maka akan semakin tinggi pula risiko yang harus dihadapi. Melihat kondisi ini maka investor sangat perlu melakukan analisis untuk menilai kinerja dari perusahaan dimana investor melakukan investasi. Dalam melakukan analisis untuk memutuskan investasi suatu jenis saham Investor perlu menganalisis risiko (risk) yang dihadapi dan keuntungan (return) yang diharapkan. Salah satu alat analisis yang digunakan adalah analisis fundamental berupa laporan keuangan. Semakin baik kinerja suatu perusahaan maka semakin besar return yang akan diterima oleh investor.

Likuiditas (CR) Leverage

(DER) Return Saham

(RS) Aktivitas

(TAT) Profitabilitas

(ROA)

Begitu juga sebaliknya, semakin menurun kinerja suatu perusahaan maka semakin kecil kemungkinan return yang akan diterima oleh investor.

Kinerja suatu perusahaan dapat dianalisis dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas. Rasio likuiditas menggunakan current ratio (CR), rasio leverage menggunakan debt to equity ratio (DER), rasio aktivitas dengan total asset turnover (TAT) dan rasio profitabilitas diukur dengan return on asset (ROA).

Gambar 2.1.

Kerangka Konseptual

a. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return Saham

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio (CR) didapatkan dengan membandingkan nilai aktiva lancar dengan kewajiban lancar perusahaan. Semakin tinggi nilai CR berarti semakin baik kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Semakin baik kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibannya berarti semakin kecil resiko likuidasi yang dialami perusahaan dengan kata lain semakin kecil resiko yang harus ditanggung oleh pemegang saham perushaan. Sangat penting bagi para investor untuk mengetahui nilai CR, walaupun nilai CR hanya bersifat sementara atau jangka pendek. Investor akan menganggap perusahaan beroperasi dengan baik dan menutupi kewajiban jangka pendeknya sehingga ketika CR meningkat maka nilai return saham juga akan mengalami peningkatan. Hipotesis CR berpengaruh terhadap return saham didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2005). Dengan demikian hubungan antara pengaruh current ratio (CR) terhadap return saham dihipotesiskan sebagai berikut:

H 1 : Current ratio (CR) berpengaruh positif terhadap return saham.

b. Pengaruh Deb to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham

Semakin tinggi rasio DER menunjukkan tingkat pengembalian yang semakin kecil. Resiko yang ditanggung oleh investor akan semakin tinggi karena tingkat hutang yang tinggi berarti beban bunga yang semakin tinggi yang akan mengurangi resiko, dan berakibat menurunkan return saham (Ang,

1997). Hipotesis ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Restiyani (2006) dan Suharli (2005). Dengan demikian hubungan antara pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap return saham dapat dihipotesiskan sebagai berikut:

H 2 : Debt to equity ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap return saham.

c. Pengaruh Total Assets Turnover (TAT) terhadap Return Saham Peningkatan pada nilai TAT akan menyebabkan meningkatnya penjualan netto (penjualan bersih) yang dicapai perusahaan yang akan mendorong terjadinya peningkatan laba. Peningkatan laba akan mendorong terjadinya peningkatan return saham dengan kata lain peningkatan nilai TAT akan menyebabkan peningkatan return saham. Rasio TAT sangat berguna bagi para kreditur dan pemilik perusahaan (pemegang saham) karena dapat mengetahui efisiensi perusahaan untuk meningkatkan penjualan akan tetapi TAT sangat berguna bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui seberapa efektifkah perusahaan mengelola aktivanya sehingga mampu meningkatkan nilai perusahaan yang akan berakibat pada meningkatnya nilai return saham yang akan diterima investor (Sartono, 2001). Hipotesis bahwa TAT berpengaruh terhadap return saham didukung oleh Restiyani (2006). Dengan demikian hubungan antara pengaruh total assets turnover (TAT) terhadap Return Saham dihipotesiskan sebagai berikut:

H 3 : Total assets turnover (TAT) berpengaruh positif terhadap return saham.

d. Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Return Saham

Meningkatkan ROA berarti di sisi lain juga meningkatkan nilai pendapatan bersih yang berarti meningkatkan nilai penjualan. Perusahaan yang penjualannya meningkat akan mendorong terjadinya peningkatan laba yang menunjukkan operasional perusahaan sehat dan baik. Hal ini akan disukai oleh para investor. Investor yang rasional tentu saja akan memilih investasi pada perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi, sehingga akan mendorong peningkatan harga saham yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan return saham yang akan diterima investor. Hipotesis ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ardhiastari (2006), Natarsyah (2002), dan Ulupui (2005). Dengan demikian hubungan antara pengaruh return on assets (ROA) terhadap Return Saham dihipotesiskan sebagai berikut:

H 4 : Return on assets (ROA) berpengaruh positif terhadap Return Saham.

e. Pengaruh Current Ratio (CR), Deb to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TAT) dan Return On Assets (ROA) terhadap Return Saham

Semakin tinggi nilai CR berarti semakin baik kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Sehingga semakin kecil resiko likuidasi yang dialami perusahaan dan nilai return saham juga akan mengalami peningkatan. Sedangkan semakin tinggi rasio DER, maka resiko yang ditanggung oleh investor akan semakin tinggi karena tingkat

hutang yang tinggi berarti beban bunga yang semakin tinggi yang akan menambah resiko, dan berakibat menurunkan return saham.

Peningkatan pada nilai TAT akan menyebabkan meningkatnya laba yang menyebabkan peningkatan terhadap return saham. Peningkatan rasio ROA akan meningkatkan pendapatan bersih perusahaan, yang dapat menarik minat investor dalam dalam menginvestasikan modalnya pada perusahaan. Hal ini mendorong peningkatan harga saham yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan return saham. Dengan demikian dapat disimpulkan sebuah hipotesis sebagai berikut :

H5 : Current Ratio (CR), Deb to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TAT) dan Return On Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap Return Saham.

BAB III

Dokumen terkait