• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Konseptual .1Free Trade .1Free Trade

1. Haryo Prasodjo, Kebijakan

1.6 Kerangka Konseptual .1Free Trade .1Free Trade

perjanjian perdagangan otomotif India Indonesia. Sedangkan dalam

kerjasama AIFTA terdapat pengurangan tariff pajak dan hambatan birokrasi ekspor impor yang

diberlakukan di Indonesia tahun 2010.

 Perkembangan ekspansi perusahaan otomotif India (Bajaj Auto, Tata Motors, TVS) ada keterkaitannya dengan kebijakan yang diputuskan dari kedua perjanjian tersebut.

1.6Kerangka Konseptual 1.6.1 Free Trade

Perdagangan bebas (free trade) atauliberalisasi perdagangan(trade liberalization)mengacu kepada berlangsungnya penjualan produk antar negara dengan tanpa dikenai pajak ekspor – impor atau hambatan perdagangan lainnya.

17 Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan atas dasar regulasi yang diterapkan dalam satu negara) dalam perdagangan antar indvidual dan antar perusahaan yang berada di negara yang berbeda.9

Menurut David richardo10 aktivitas komersial yang dijalankan secara bebas dari perbatasan nasional yang akan membawa keuntungan bagi semua partisipan, sebab perdagangan bebas menjadikan spesialisasi, dan spesialisasi meningkatkan efisiensi. Sehingga dengan demikian dapat meningkatkan produktivitas.Perdagangan bebas mengacu pada penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor impor atau tanpa hambatan perdagangan lainnya. Liberalisasi perdagangan menjadi semakin menarik untuk dibahas karena menimbulkan pro dan kontra. Menurut kelompok yang mendukung liberalisasi, kebijakan ini akan memberikan dampak positif bagi setiap negara. Pemikiran ini didasarkan pada pandangan bahwa penghapusan hambatan perdagangan akan menyebabkan arus barang dan jasa menjadi semakin lancar.

Adam Smith (1723-1790), seorang guru besar dibidang Filosofi moral dari Glasgow University pada tahun 1750, sekaligus juga dikenal sebagai ahli teori hukum dan bapak ekonomi modernmengajarkan bahwa perdagangan bebas akan dengan sendirinya menciptakan internationaldevision of labour(pembagian kerja internasional) yang saling menguntungkan, di mana masing-masing negara akan mengekspor barang maupun jasa ke pasar internasional yang dianggap

9

Ida susanti dan Bayu Seto, 2003, Aspek Hukum Dari Perdagangan Bebas: Menelaah Kesiapan Hukum Indonesia Dalam melaksanakan perdagangan Bebas, Bandung: Citra Aditya Bakti, hal. 5.

10

Robert Jackson and George Sorensen, 2009, Introduction to International Relation, oxford University Press Inc, New York. P.234

18 paling menguntungkan dari segi biaya produksi maupun jasa ke pasar internasional.11

Kerjasama ASEAN-India tertuang dalam Asean-India Free Trade Agreement (AIFTA)untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta serta menciptakan pasar regional. India saat ini memiliki hubungan perdagangan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara sehingga hubungan perdagangan Indonesia India masuk dalam Asean-India Free Trade Agreement (AIFTA) yang merupakan kesepakatan perdagangan bebas antara India dengan ASEAN, dimana barang-barang antar negara-negara di India dan ASEAN akan saling bebas masuk dengan pembebasan tarif hingga nol persen. Dalam penelitian ini konsep free Trade untuk melihat bagaimana perkembangan ekspansi Perusahaan Otomotif India (Bajaj Auto Limted, Tata Motors, TVS) ini semakin meningkat karena Konsep Free Trade melarang adanya hambaan-hambatan perdagangan dan adanya penurunan tarif pajak bea cukai melalui perjanjian AIFTA. Sehingga dengan adanya bebas hambatan dan penurunan tariff bea cukai akan mempengaruhi proses ekspor Produk Otomotif India (Bajaj Auto Limted, Tata Motors, TVS) ke Indonesia.

11 Bob s. Hadiwinata dan Aknolt K. Pakpahan, 2004, Fair Trade Gerakan Perdagangan Alternatif, Bandung: Pustaka belajar Oxfam, hal. 2

19 1.6.2 Hubungan Bilateral

Kerjasama bilateral merupakan interaksi antara dua negara yang saling berkomitmen dalam mencapai kepentingan masing – masing negara.Indonesia memiliki hubungan bilateral dengan mayoritas Negara – Negara yang berdaulat baik di Asia, Eropa, Afrika dan juga Amerika.India merupakan salah satu negara di Asia Selatan yang memiliki hubungan bilateral dengan Indonesia.

Konsep hubungan bilateral, menurut Kusumohamidjojo konsep hubungan bilateral:12

“Hubungan bilateral adalah suatu bentuk kerjasama diantara dua

negara yang berdekatan secara geografis maupun yang jauh diseberang lautan dengan sasaran utama menciptakan kerjasama

politik, kebudayaan, dan struktur ekonomi.”

Hubungan antar bangsa sudah lama ada dan terus berkembang sepanjang waktu. Di dorong oleh kebutuhan dan keinginan yang tidak dapat dipenuhi sendiri maka suatu negara berusaha mengadakan hubungan luar negeri dengan negara lain dalam konsep interaksi hubungan kerjasama yang saling menguntungkan. Untuk Kerjasam Internasional jenis kerjasama bilateral mengacu pada hubungan saling mempengaruhi antara dua negara.Dalam hubungan internasional interaksi antar negara selalu berlangsung dalam dua tipe,

1. Hubungan yang ekstrim yaitu konflik 2. Hubungan yang harmonis yaitu kerjasama.

12Budiono Kusumohamidjojo, Hubungan Internasional, Kerangka untuk Analitis, Bina Cipta Jakarta, 1987, halaman. 86

20 Menurut sejarah perkembangannya hubungan antar negara, kerjasama bilateral adalah salah satu bentuk hubungan antar negara yang paling tertua dan sudah terjadi sejak lama, sebelum adanya perjanjian Westpalia 1648.Sampai saat ini, seiring dengan semakin menguatnya multipolarisme dalam sistem ekonomi dan politik internasional, tetap dirasakan pentingnya kerjasama bilateral utamanya dalam menciptakan hubungan yang harmonis.

Dilaksanakannya kerjasama bilateral antar dua negara dirasakan akan sangat penting artinya, oleh karena itu suatu negara tidak dapat memenuhi semua kebutuhannya tanpa kerjasama dengan negara lain.Pola interaksi timbal balik antara dua negara dalam hubungan internasional di definisikan dengan hubungan bilateral.Hubungan bilateral sebagai suatu konsep dalam ilmu hubungan internasional, mempunyai makna yang lebih kompleks dan lebih beragam serta mengandung sejumlah pengertian yang berkaitan dengan dinamika hubungan internasional itu sendiri.

Kerjasama dapat pula diartikan dengan adanya kepentingan yang mendasari kesepakatan antara dua negara untuk berinteraksi dalam suatu bidang kehidupan tertentu dengan cara-cara dan tujuan-tujuan yang telah disetujui bersama untuk saling memenuhi kebutuhan bersama. Sebagaimana sebuah kerangka pemahaman Holsti menjelaskan terbentuknya kerjasama sebagai berikut:

Dalam kebanyakan kasus, sejumlah pemerintah saling mendekati dengan penyelesaian yang diusulkan atau membahas masalah, mengemukakan bukti-bukti teknis untuk menyetujui suatu penyelesaian atau lainnya dan mengakhiri perundingan dengan

21 perjanjian atau pengertia tertentu yang memuaskan kedua belah

pihak.Proses ini disebut kerjasama.”13

Pendapat Holsti di atas memberikan batasan konsepsi yang jelas antara dua bentuk interaksi dalam hubungan internasional, yaitu konflik dan kerjasama. Apabila dalam menghadapi suatu kasus satu (atau lebih) pihak-pihak yang terlibat gagal mencapai kesepakatan, maka interaksi antar aktor tersebut akan berujung pada konflik. Namun apabila pihak-pihak yang terlibat berhasil mnecapai suatu kesepakatan bersama, maka interaksi antar aktor tersebut akan menghasilkan suatu bentuk kerjasama.

Dalam kamus politik internasional, hubungan bilateral secara sederhana dijelaskan sebagai,

“…keadaan yang menggambarkan adanya hubungan saling mempengaruhi atau terjadi hubungan timbal balik antara dua pihak (dua negara)”.14

Batasan seperti ini mengandung maksud bahwa hubungan bilateral merupakan hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara dua negara.Terdapat beberapa bidang yang meliputi hubungan bilateral ini, dimana yang paling umum adalah bidang perdagangan, pendidikan dan sosial budaya, politik bahkan pertahanan keamanan.

13 K. J Holsti.1998. Politik Internasional : Kerangka untuk Analisis. Jakarta: Erlangga. Hal 209

14

22 Dalam penelitian ini memfokuskan hubungan bilateral India dengan Indonesia dalam bidang otomotif yang mana didalamnya membahas masalah adanya hubungan kerjasama kemitraan strategis India dan Indonesia mengenai kerjasama otomotif hingga kebijakan yang dihasilkan dapat mempengaruhi perkembangan ekspansi perusahaan otomotif India (Bajaj Auto, Tata Motor, TVS).

1.7 Metode Penelitian

Dokumen terkait