• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Kerangka Konseptual

Dalam kerangka pemikiran dijelaskan secara teoritis antara variabel independen dan variabel dependen. Sebelum melakukan penelitian mengenai Pajak Pertambahan Nilai ini, Penulis melakukan berbagai telaah yang menghubungkan variabel variabel penelitian ini dengan Pajak Pertambahan Nilai, seperti yang telah Penulis bahas dalam tinjauan variabel variabel penelitian sebelumnya.

Setelah melihat hubungan tersebut, penulis membuat kerangka konseptual dari penelitian ini yaitu Penerimaan PPN di Sumatera Utara (sebagai variabel terikat) dipengaruhi oleh Penerimaan Domestik Regional Bruto (PDRB), tingkat inflasi, jumlah ekspor, jumlah Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan sosialisasi perpajakan (sebagai variabel bebas) sebagai berikut :

Tingkat Inflasi (X2)

Penerimaan PPN ( Y ) Jumlah PDRB (X1)

Ekspor (X3)

Jumlah PKP (X4)

Sosialisasi Perpajakan (X5)

Kerangka Konseptual

1. Pengaruh Jumlah PDRB Terhadap Penerimaan PPN

Jumlah PDRB seringkali disajikan menurut harga berlaku (current year price) dan menurut harga konstan (base year price). Menurut harga berlaku artinya nilai barang jasa dihitung berdasarkan harga pada tahun yang bersangkutan, yang berarti termasuk kenaikan harga-harga ikut dihitung. Badan Pusat Statistik (2010) memberi definisi PDRB (ditinjau dari segi pendapatan) adalah jumlah pendapatan atau balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk wilayah itu yang ikut serta dalam proses produksi dalam jangka waktu tertentu. Jumlah PDRB meningkat sangat berpengaruh juga bagi penerimaan PPN. Pernyataan ini didukung penelitian oleh Saepudin (2008) yang menyatakan bahwa jumlah PDRB berpengaruh positif terhadap penerimaan PPN di Sumatera Utara.

2. Pengaruh Tingkat Inflasi Terhadap Penerimaan PPN

Menurut Pasaribu (2011) inflasi adalah suatu keadaan dari nilai uang turun terus menerus dan harga naik terus menerus. Suatu negara dimana terjadi penurunan nilai mata uang karena banyaknya jumlah uang yang beredar dimana mengakibatkan kenaikan harga secara umum dan terus menerus sehingga menyebabkan daya beli masyarakat akan turun. Salah satu kendala yang dialami oleh berbagai Negara dalam perekonomian adalah inflasi. Tingkat inflasi berpengaruh terhadap daya konsumsi masyarakat, dimana konsumsi itu berpengaruh terhadap penerimaan PPN. Semakin tinggi konsumsi maka semakin tinggi pula penerimaan PPN karena PPN adalah pajak atas konsumsi. Hal ini diperkuat dengan penelitian oleh Saepudin (2008) dan Tugino (2012) yang

membuktikan bahwa tingkat inflasi mempunyai pengaruh negative terhadap penerimaan PPN di Sumatera Utara.

3. Pengaruh Ekspor Terhadap Penerimaan PPN

Ekspor merupakan mengeluarkan barang-barang dari peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan ke luar negeri sesuai ketentuan pemerintah dan mengharapkan pembayaran dalam bentuk valuta asing ataupun ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing, dengan mengharapkan bayaran dengan valuta asing. Tujuan dari ekspor ini agar dapat meningkatkan laba perusahaan melalui perluasan pasar serta memperoleh harga jual yang lebih baik lagi. Dengan ekspor dikenakan tarif PPN 0% maka eksportir mengalami kelebihan bayar PPN yang dapat diminta kembali (restitusi) sehingga mempengaruhi penerimaan PPN. Pernyataan ini diperkuat dengan adanya penelitian oleh Wahad (2009) yang membuktikan hasil penelitiannya bahwa ekspor berpengaruh negatif terhadap penerimaan PPN.

4. Pengaruh Jumlah PKP terhadap Penerimaan PPN

Tingkat kepatuhan PKP menjadi hal yang penting dalam hubungannya dengan penerimaan PPN, karena PKP adalah pemungut PPN selain Bendaharawan Pemerintah/Lembaga Negara lainnya dan Badan Usaha Milik Negara/Daerah. PPN dipungut oleh PKP dari transaksi penjualan barang/penyerahan jasa yang dilakukannya. Berdasarkan prinsip self assessment, yang berlaku dalam sistem perpajakan di Indonesia. PKP kemudian melaporkan setiap transaksi yang dikenakan PPN. Sebaliknya, PKP juga berhak untuk mengkreditkan PPN yang dikenakan atas pembelian yang dilakukannya. Selisih di

antara keduanya, apabila ternyata lebih besar pajak yang dipungut oleh PKP dari transaksi penjualannya, kemudian disebut sebagai PPN yang terutang dari kegiatan usaha PKP dan wajib disetorkan ke Kas Negara oleh PKP. Oleh karena itu, keberadaan PKP terdaftar merupakan hal yang penting bagi penerimaan PPN suatu wilayah. Pernyataan ini diperkuat dengan adanya penelitian oleh Saepudin (2008) yang menjelaskan bahwa adanya pengaruh positif jumlah PKP terhadap penerimaan PPN di Sumatera Utara.

5. Pengaruh Sosialisasi Perpajakan terhadap Penerimaan PPN

Dalam Surat Edaran Dirjen Pajak No SE-98/PJ/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Laporan Kegiatan Penyuluhan Perpajakan Unit Vertikal di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak disebutkan bahwa upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang hak dan kewajiban perpajakannya harus terus dilakukan.

Dalam rangka mencapai tujuannya, maka kegiatan sosialisasi atau penyuluhan perpajakan dibagi ke dalam tiga fokus yaitu : (1) kegiatan sosialisasi bagi calon wajib pajak dengan tujuan membangun awareness tentang pentingnya pajak serta menjaring wajib pajak baru, (2) kegiatan sosialisasi bagi wajib pajak baru bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya khususnya bagi mereka yang belum menyampaikan SPT dan belum melakukan penyetoran pajak untuk pertama kali dan (3) kegiatan sosialisasi bagi wajib pajak terdaftar bertujuan untuk menjaga komitmen wajib pajak untuk terus patuh.

Dengan meningkatnya kesadaran Wajib Pajak memenuhi hak dan kewajiban perpajakannya, khususnya kewajiban membayar pajak maka sosialisasi perpajakan akan meningkatkan penerimaan pajak.

3.2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks (Lubis, 2012). Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Produk Domestik Regional Bruto berpengaruh positif terhadap penerimaan PPN di Sumatera Utara.

2. Tingkat Inflasi berpengaruh negatif terhadap penerimaan PPN di Sumatera Utara.

3. Jumlah Ekspor berpengaruh negatif terhadap penerimaan PPN di Sumatera Utara.

4. Jumlah Pengusaha Kena Pajak berpengaruh positif terhadap penerimaan PPN di Sumatera Utara.

5. Sosialisasi Perpajakan berpengaruh positif terhadap penerimaan PPN di Sumatera Utara

6. Pendapatan Domestik Regional Bruto, Inflasi, jumlah Ekspor, jumlah Pengusaha Kena Pajak dan sosialisasi perpajakan secara simultan berpengaruh positif terhadap penerimaan PPN di Sumatera Utara.

BAB IV

METODE PENELITIAN

Dokumen terkait