• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

Dalam dokumen TESIS OLEH. NOVIZA ASNI WARUWU /Akt (Halaman 43-50)

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep pemikiran teoritis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut ini :

1. Pengaruh ROA terhadapReturn Saham

Menurut Kasmir (2004), Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aset yang digunakan dalam operasional perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi return on assets maka akan menunjukkan semakin efisien operasional dari suatu perusahaan, begitupun sebaliknya rendahnya return on assetsdapat disebabkan oleh banyaknya aset perusahaan yang menganggur, investasi dalam persediaan yang terlalu banyak, kelebihan uang kertas, aset tetap beroperasi dibawah normal dan lain-lain. Perusahaan dengan return on assets yang besar akan menarik minat para investor untuk menanamkan

modalnya pada perusahaan tersebut, karena keuntungan yang akan mereka terima besar, demikian juga sebaliknya jika return on assetsrendah, maka minat investasi turun, dan harga saham pun turun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi return on assetsmenunjukkan semakin efektif perusahaan memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan semakin meningkatnya return on assetsmaka kinerja perusahaan yang ditinjau dari profitabilitas semakin baik. Hal ini akan menarik investor untuk memiliki saham perusahan tersebut. Dari argumentasi di atas, disimpulkan return on assetsberpengaruh positif terhadap return saham. Hal ini dikuatkan dengan bukti empiris yang dilakukan oleh Ulupui (2005) yang menunjukkan bahwa return on assets berpengaruh positif terhadap return saham.

2. Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Return Saham

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas yang lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penepatan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Livnat dan Zarowin (1990) dalam Daniati dan Suhairi (2006) yang menguji komponen arus kas menemukan bukti bahwa komponen arus kas mempunyai hubungan yang lebih kuat dengan expected return saham dibandingkan hubungan total arus kas dengan return. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Daniati dan Suhairi (2006) yang memperoleh hasil tidak adanya pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi terhadap expected return saham.

Secara teori, semakin tinggi kepercayaan para investor pada perusahaan sehingga makin tinggi nilai expected return saham. Dan sebaliknya, jika semakin rendah arus kas operasional perusahaan maka semakin kecil kepercayaan para investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expected return saham.

3. Pengaruh Arus Kas Investasi terhadapReturn Saham

Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas, mencakup aktivitas meminjamkan uang dan mengumpulkan piutang tersebut serta memperoleh dan menjual investasi dan aktiva jangka panjang produktif. Aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Miller dan Rock (1985) dalam Daniati dan Suhairi (2006) melakukan pengujian mengenai pengaruh investasi pada expected return saham. Hasil studi ini menemukan bahwa peningkatan investasi berhubungan dengan peningkatan arus kas masa yang akan datang dan mempunyai pengaruh postif dengan expected return saham pada saat pengumuman investasi baru. Penelitian yang dilakukan oleh Daniati dan Suhairi (2006) memperoleh hasil bahwa adanya pengaruh yang signifikan dan negatif antara arus kas investasi terhadap expected return saham.

Secara teori, semakin tinggi kepercayaan para investor pada perusahaan sehingga makin tinggi nilai expected return saham. Dan sebaliknya, jika semakin rendah arus kas investasi perusahaan maka semakin kecil kepercayaan para investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expected return saham.

4. Pengaruh Arus Kas Pendanaan terhadapReturn Saham

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Miller dan Rock (1985) dalam Daniati dan Suhairi (2006) dengan signaling theory menjelaskan bahwa pasar akan bereaksi negatif terhadap pengumuman pendanaan dari kas karena akan berpengaruh terhadap arus kas dari operasi yang lebih rendah untuk masa yang akan datang dan mengidentifikasikan adanya sinyal lain yang berpengaruh terhadap arus kas dari pendanaan yaitu perubahan dividen yang sangat erat hubungannya dengan expected return saham. Hasilnya penelitian yang dilakukan oleh Daniati dan Suhairi (2006) belum berhasil membuktikan bahwa adanya pengaruh yang signifikan dan positif antara arus kas pendanaan terhadap expected return saham.

Secara teori, semakin tinggi kepercayaan para investor pada perusahaan sehingga makin tinggi nilai expected return saham. Dan sebaliknya, jika semakin rendah arus kas pendanaan perusahaan maka semakin kecil kepercayaan para investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin kecil pula nilai expected return saham.

5. Pengaruh Economic Value Added(MVA) terhadap Return Saham

Economic Value Added adalah ukuran kinerja keuangan yang paling baik untuk menjelaskan economic profit suatu perusahaan, dibandingkan ukuran lain.

Economic Value Added juga merupakan ukuran kinerja yang berkaitan langsung dengan kemakmuran pemegang saham sepanjang waktu. Keunggulan Economic Value Added sebagai pengukur kinerja terletak pada kemampuannya untuk menyajikan 3 fungsi penting manajemen, yaitu:capital budgeting, performance appraisal dan incentive compensation (Higgins, 1998). Nilai saham merupakan indeks yang tepat untuk mengukur efektifitas perusahaan, sehingga seringkali dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksiumkan kekayaan pemegang saham.

6. Pengaruh Residual Income(RI) terhadap Return Saham

Pradhono dan Christiawan (2005) melakukan penelitian untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Konsep residual income adalah mengukur sejauh mana pencapaian net income melebihi target laba perusahaan. Sebagai contoh apabila kondisi residual income bernilai negatif maka hal ini menunjukkan tingkat pengembalian yang lebih rendah daripada biaya modal, yang menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu memberdayakan modalnya dengan baik, sehingga tidak menghasilkan laba diatas target laba yang dikehendaki bagi pemegang saham yang dapat diartikan pula tidak adanya pembagian deviden bagi pemegang saham. Namun adakalanya pada kondisi residual income negatif perusahaan bisa membagi deviden maupun mengalami kenaikan harga saham.

7. Pengaruh Market Value Added (MVA)terhadap Return Saham

Kristiana dan Sriwidono (2012) membuktikan bahwa market value addedberpengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian market value added yang tidak mempunyai pengaruh, antara lain: Hajiabbasi et al (2012) membuktikan bahwa market value added tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Trisnawati (2009), membuktikan bahwa market value added tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Kartini (2008) hasil pengujiannya membuktikan bahwa market value added tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan Kristanto (2011) menyatakan faktor fundamental perusahaan yang digunakan sebagai dasar untuk memprediksi return saham hanya sebatas pada return on assets,return on equity , economic value added dan earnings pershare saja.

8. Pengaruh Debt To Equity Ratio( DER) terhadap Return Saham

Semakin tinggi debt to equity menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Meningkatnya beban terhadap kreditur menunjukkan sumber modal perusahaan sangat bergantung pada pihak luar, sehingga mengurangi minat investor dalam menanamkan modalnya dalam perusahaan. Menurunnya minat investor berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga return saham semakin menurun (Ang,1997).

Return On Assets (ROA)

Arus Kas Pendanaan (AKP) Arus Kas Operasi ( AKO )

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

3.2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Return on assets,arus kas operasi, arus kasinvestasi,arus kas pendanaan, economic value added, residual income, market value added dan debt to equity ratio berpengaruh return saham secara simultan dan parsial pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

2. Return on assets,arus kas operasi, arus kas investasi,arus kas pendanaan, economic value added, residual income, market value added dan debt toequity ratio berpengaruh return saham dengan kepemilikan institusional sebagai variabel moderating berpengaruh secara simultan dan parsial

Economic Value Added (EVA)

Arus Kas Investasi ( AKI) Return Saham

( RS)

Kepemilikan Institusional (KI) Residual Income (RI)

Market Value Added (MVA)

Debt To Equity Ratio (DER)

terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

BAB IV

METODE PENELITIAN

Dalam dokumen TESIS OLEH. NOVIZA ASNI WARUWU /Akt (Halaman 43-50)

Dokumen terkait