• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

2.11 Kerangka Konseptual

Menurut Erlina (2011:33) kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka teoritis akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu antara variabel bebas dan variabel terikat.

Dalam penelitian ini variabel bebas memiliki hubungan positif dan negatif terhadap variabel terikat. Biaya audit mempunyai hubungan positif terhadap opini audit qualified. Biaya audit yang lebih tinggi dapat merencanakan kualitas audit yang lebih tinggi pula dibandingkan dengan biaya audit yang lebih rendah. Dengan tingginya biaya audit yang dibayarkan kepada auditor dapat meningkatkan upaya yang dilakukan auditor dalam menemukan salah saji material yang terjadi dalam laporan keuangan auditee. Besar biaya audit yang dibayarkan

auditee kepada auditor dapat mempengaruhi upaya seorang auditor dalam mengumpulkan bukti-bukti audit. Upaya yang maksimal dalam mengumpulkan bukti-bukti audit tersebut akan menghasilkan kualitas audit yang tinggi sehingga memungkinkan ditemukannya errror, fraud, ataupun salah saji meterial dalam laporan keuangan auditee. Hasil penelitian Ramy Elitzur dan Haim Falk (1996) menghasilkan kesimpulan biaya audit (audit fee) yang lebih tinggi dapat merencanakan kualitas audit yang lebih tinggi pula dibandingkan dengan biaya audit (audit fee) yang lebih rendah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa biaya audit yang tinggi akan menghasilkan kualitas audit yang tinggi pula

sehingga kemungkinan seorang auditor memberikan kualifikasi pada laporan auditannya lebih tinggi.

Reputasi perusahaan auditor yang diproksikan pada Kantor Akuntan Publik (KAP) berafiliasi bigfour dan nonbigfour mempunyai hubungan yang positif terhadap opini audit qualified. Kantor Akuntan Publik (KAP) bigfour diidentifikasikan sebagai auditor dengan kualitas yang lebih baik dan memiliki kapabilitas dalam mendeteksi kesalahan-kesalahan salah saji material, kecurangan serta earning manajemen serta memiliki kemungkinan yang lebih besar dalam mengkualifikasi laporan auditannya dibandingkan dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) nonbigfour (Craswell et al., 2002). Kantor Akuntan Publik (KAP) bigfour

merupakan perusahaan yang lebih independen dibandingkan Kantor Akuntan Publik nonbigfour. Independensi sangat mempengaruhi seorang auditor dalam melaporkan salah saji yang material dalam laporan keuangan auditee. Independensi yang tinggi memungkinkan seorang auditor dalam memberikan kualifikasi dalam laporan keuangan auditee.

Kondisi keuangan perusahaan auditee dalam penelitian ini diproksikan pada rasio

operating margin to total asset (OPM/TA), rasio profit margin (net profit/sales), rasio current asset to current liabilities dan rasio receivable to sales.

Rasio operating margin to total asset (OPM/TA) merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Rasio ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan manajemen perusahaan

auditee dalam memperoleh laba dan efisiensi manajerial secara keseluruhan. Semakin tinggi nilai OPM/TA semakin efektif pula pengelolaan aktiva

perusahaan. Sebaliknya semakin rendah nilai OPM/TA menunjukkan ketidakefisienan kinerja manajerial secara keseluruhan sehingga kemungkinan diberikannya kualifikasi audit lebih besar. Hal ini menunjukkan semakin rendah rasio OPM/TA pada laporan keuangan perusahaan auditee akan semakin tinggi kemungkinan auditor memberikan opini audit qualified pada laporan keuangan

auditee tersebut. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio operating margin to total asset (OPM/TA) dengan penerimaan opini audit qualified.

Profit margin (net profit to sales) merupakan rasio yang menghitung sejauh mana kemampuan ;perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Profit margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau tingkat biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan manajemen, dengan demikian peluang memperoleh kualifikasi audit lebih besar. Hal ini menunjukkan semakin rendah rasio profit margin pada laporan keuangan perusahaan auditee akan semakin tinggi kemungkinan auditor memberikan opini audit qualified pada laporan keuangan auditee. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio profit margin perusahaan auditee dengan penerimaan opini audit qualified.

Dalam kaitannya dengan likuiditas semakin kecil rasio current asset to current liabilities, maka perusahaan dinyatakan kurang likuid sehingga tidak dapat membayar utang kepada para krediturnya. Ketika perusahaan mengalami

masalah likuiditas yang serius maka hal tersebut dapat membuat auditor ragu akan kelangsungan hidup entitas. Dalam keadaan demikian kemungkinan seorang auditor memberi opini audit qualified semakin tinggi. Hal ini menunjukkan semakin kecil rasio current asset to current liabilities akan semakin tinggi kemungkinan auditor memberikan opini audit qualified. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio current asset to current liabilities perusahaan auditee dengan penerimaan opini audit qualified.

Rasio piutang terhadap penjualan (receivable to sales) menurut Houghton dan

Jubb (1999) dipercaya dapat menangkap risiko atau kesulitan dalam mengaudit aset yang melibatkan waktu dan usaha audit yang lebih dibandingkan aset lainnya. Lebih lanjut Jubb mengatakan bahwa pengukuran tersebut mewakili “risiko bisnis” klien dan dibutuhkan untuk menangkap “risiko audit”. Ketika rasio ini tinggi maka menunjukkan besarnya kemungkinan piutang yang tidak dapat tertagih. Dalam keadaan demikian maka kemungkinan diberikannya opini audit

qualified oleh auditor semakin tinggi. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio receivable to sales perusahaan

auditee dengan penerimaan opini audit qualified.

Pertumbuhan perusahaan dalam penelitian ini menggunakan proksi berupa rasio pertumbuhan penjualan. Rasio pertumbuhan penjualan yang positif mengindikasikan bahwa perusahaan dapat going concern. Menurut Pandiangan (2013) penjualan yang terus meningkat akan memberikan peluang untuk memperoleh tingkat laba. Semakin tinggi rasio pertumbuhan penjualan perusahaan auditee maka akan semakin kecil kemungkinan perusahaan tersebut

menerima opini audit qualified. Sebaliknya, perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang negatif mengindikasikan akan mengalami kebangkrutan sehingga tidak dapat melanjutkan kegiatan operasinya sehingga kemungkinan perusahaan tersebut menerima opini audit qualified semakin besar. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara pertumbuhan perusahaan auditee dengan penerimaan opini audit qualified.

Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini akan menguji pengaruh audit fee, tipe perusahaan audit, kondisi keuangan perusahan auditee dan pertumbuhan perusahaan auditee

secara simultan dan parsial terhadap opini audit qualified., maka dapat dibangun kerangka konseptual seperti pada gambar 2.1

\

2.12 Hipotesis

Menurut Erlina (2011:42) hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.

Audit fee ( Biaya Audit ) (X1)

Tipe Perusahaan Audit (X2)

Pertumbuhan Perusahaan

Auditee

(X4)

Kondisi keuangan perusahaan

Auditee (X3)

Opini Audit

Qualified

(Y)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka, dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Audit fee, reputasi perusahaan auditor, kondisi keuangan auditee dan pertumbuhan perusahaan auditee berpengaruh signifikan secara simultan terhadap opini audit qualified pada perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

H2 : Audit fee, reputasi perusahaan auditor, kondisi keuangan auditee dan pertumbuhan perusahaan auditee berpengaruh signifikan secara parsial terhadap opini audit qualified pada perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dokumen terkait