BAB 4 METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka konseptual
libido: 1. Gangguan psikologis Stres
Cemas & gelisah Cinta memudar Depresi, dll. 2. Gangguan fisik Kurang olah raga PMS Perubahan BB Kelelahan Menopause Gangguan siklus haid, dll. 3. Efek progesteron
Efek samping dan kekurangan penggunaan kontrasepsi KB suntik DMPA:
1. Gangguan siklus haid 2. Harus kembali disuntik 3. Tidak dapat dihentikan sewaktu
sebelum suntikan berikutnya 4. Timbul masalah berat badan 5. Tidak dapat melindungi dari
penyakit menular seksual 6. Terlambat kesuburan 7. Perubahan lipid serum 8. Penurunan libido Kategori penurunan libido:
1. Menurunnya hasrat seksual (desire disorder )
2. Menurunnya rangsangan seksual (arousal disorder)
3. Lubrikasi (lubrication) 4. Ganguan orgasme 5. Rendahnya tingkat
kepuasan (Satisfaction) 6. Rasa nyeri (pain)
Pola adaptasi seksual Pendekatan adaptasi Callista Roy 1. Fisiologis 2. Konsep diri 3. Fungsi peran 4. interdependensi Penurunan libido ringan Penurunan libido sedang Penurunan libido berat Respon Adaptif Respon Inefektif Keterangan: : Diteliti : Tidak diteliti : Mempengaruhi
Gambar 3.1 Kerangka konsep Pengaruh penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) terhadap pola adaptasi seksual dengan pendekatan model adaptasi Callista Roy.
44
Penjelasan kerangka konseptual:
Efek samping dan kekurangan penggunaan kontrasepsi KB suntik DMPA salah satunya adalah penurunan libido. Penurunan libido ini terjadi karena adanya efek progesterone dalam jangka waktu yang lama. Penurunan libido dapat berpengaruh pada akseptor KB dalam pola adaptasi seksual. Seseorang yang mengalami penurunan libido baik ringan, sedang maupun berat akan melakukan penyesuaian diri baik itu adaptif maupun inefektif.
3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang sesuatu yang diduga atau hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris. Hipotesis atau dugaan (bukti) sementara diperlukan untuk memandu jalan
H
pikiran ke arah tujuan yang dicapai (Notoatmodjo, 2012).: Ada pengaruh penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA (Depo
Medroxy Progesteron Asetat) terhadap pola adaptasi seksual dengan pendekatan
45
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menuntun peneliti untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian, dimana pada hakekatnya desain penelitian merupakan suatu wahana untuk mencapai tujuan penelitian, yang juga berperan sebagai rambu- rambu yang akan menuntun peneliti dalam seluruh proses penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2011).
Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah model cross
sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau
observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Hidayat, 2010)
4.2 Tempat dan waktu penelitian
Pengambilan penelitian tentang Pengaruh penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) terhadap pola adaptasi seksual dengan pendekatan model adaptasi Callista Roy akan dilaksanakan di dusun Dondong desa Gedongarum kecamatan Kanor kabupaten Bojonegoro, yaitu dilakukan mulai dari penyusunan proposal pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2017.
4.3 Populasi, sampel, sampling 4.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2011), populasi dapat didefinisikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan
46
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
Populasi penelitian ini adalah semua akseptor KB suntik DMPA (suntik 3 bulan) yang mengalami penurunan libido dan sudah menggunakan KB suntik DMPA lebih dari 2 tahun di Dusun Dondong Desa Gedongarum Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro sebanyak 42 akseptor KB suntik.
4.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Menurut Nursalam (2010) menyatakan bahwa semakin banyak sampel maka hasil penelitian akan lebih representatif, jika besar populasi ≤1000, maka sampel bisa diambil 20-30 % dan jika besar populasi <1000,
maka N 42 ² =1 + N d =1 + 42(0,05) =38,0 =38 Keterangan: n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi d = Tingkat signifikansi
Jadi, sampel dalam penelitian penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) terhadap pola adaptasi seksual dengan pendekatan model adaptasi Callista Roy sejumlah 38 responden.
47
4.3.3 Sampling
Sampling merupakan proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek peneltian. Teknik pengambilan sampel dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
probability sampling dan nonprobability sampling (Nursalam, 2010). Teknik
sampling dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan metode simple
random sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara acak tanpa
48
4.4 Kerangka kerja (frame work)
Identifikasi masalah
Penyusunan proposal
Populasi
Semua akseptor KB suntik DMPA yang mengalami penurunan libido dan sudah menggunakan KB suntik DMPA lebih dari 2 tahun di dusun Dondong desa Gedongarum Kecamatan Kanor kabupaten Bojonegoro sebanyak 42 akseptor KB suntik.
Sampling
Simple Random Sampling
Sampel
Sampel sejumlah 38 akseptor KB suntik DMPA yang mengalami penurunan libido dan sudah menggunakan KB suntik DMPA lebih dari 2 tahun di dusun Dondong desa Gedongarum kecamatan Kanor kabupaten Bojonegoro
Desain penelitian
Cross sectional
Pengumpulan Data Menggunakan kuesioner
Variabel independen: Variabel dependen:
penurunan libido Pola adaptasi seksual
Pengolahan Data
Analisa Data
Regresi linier α= 0,05
Penyajian Data
Penyusunan laporan akhir
Gambar 4.1 Kerangka kerja Pengaruh Penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) terhadap pola adaptasi seksual dengan pendekatan model adaptasi Callista Roy.
49
4.5 Identifikasi variabel
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai benda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Sugiyono, 2011).
4.5.1 Variabel Independen (bebas)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), (Sugiyono, 2011). Variabel independen pada penelitian ini adalah Penurunan libido.
4.5.2 Variabel Dependen (terikat)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen), (Sugiyono, 2011). Variabel dependen pada penelitian ini adalah pola adaptasi seksual.
50
4.6 Definisi operasional
Tabel 4.1 Definisi operasional Pengaruh penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) terhadap pola adaptasi seksual dengan pendekatan model adaptasi Callista Roy.
Variabel Definisi Parameter Alat Skala Skor
operasional ukur
Independen Wanita yang 1. Hasrat seksual (desire) K O Skor ≤ 26,5 mengalami 2. Rangsangan seksual U R dinyatakan
Penurunan penurunan (arousal) E D mengalami disfungsi libido hasrat seksual 3. Lubrikasi (lubrication) S I seksual (penurunan
akibat 4. Orgasme I N libido) (Lee et al, pengguaan 5. Kepuasan (Satisfaction) O A 2014)
KB suntik 6. Rasa nyeri (pain) N L Kategori penurunan
DMPA dari 2 E libido :
tahun R 1.Ringan (81-100%)
2.Sedang (61-80%)
3.Berat (≤ 60%)
Dependen Mekanisme koping Respon adaptif dan respon K O Skor keseluruhan
yang inefektif : U R dari item awaban
Pola Adaptasi dimanifestasikan 1. Fisiologis E D kuesioner tentang seksual dengan cara-cara 2. Konsep diri S I pola adaptasi seksual
menyesuaikan diri 3. Fungsi peran I N dibagi menjadi dua dari perubahan 4. interdependensi O A kategori:
seksualitas akibat N L 1. Pola adaptasi
penurunan libido E seksual inefektif ≤
R median 2. Pola adaptasi seksual adaptif > median (Modifikasi Priyo, 2012 & Roy, 2009) 4.7 Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yaitu alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian instrumen yang digunakan variabel Penurunan libido pada akseptor KB Suntik DMPA yaitu dengan menggunakan lembar kuesioner dan pola adaptasi seksual juga menggunakan kuesioner.
51
4.7.1 Uji instrumen penelitian 1. Validitas
Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas data (Hidayat, 2010). Uji validitas menggunakan SPSS 24.
2. Reliabilitas
Setelah mengukur validitas, maka perlu mengukur reliabilitas data, apakah alat ukur dapat digunakan reliable atau tidak. Dalam mengukur reliabilitas dapat menggunakan SPSS 24.
4.8 Pengumpulan data
4.8.1 Metode pengumpulan data
Merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar dapat memperkuat hasil penelitian. Alat ukur pengumpulan data tersebut adalah angket/kuesioner.
1. Angket/kuesioner
Angket/kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya besar dan tidak buta huruf. Selain itu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner mampu menggali hal-hal yang bersifat rahasia. Pembuatan kuesioner ini mengacu pada parameter yang sudah dibuat oleh peneliti sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
Pada penelitian menggunakan kuesioner tertutup dimana responden hanya tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan.
52
4.8.2 Prosedur Penelitian
Setelah mendapatkan ijin dari Kepala STIKes ICMe Jombang dan Kepala BAKESBANGPOL dan LINMAS (Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dan Perlindungan Masyarakat) Kabupaten Bojonegoro setelah itu mendapat surat pengantar ke Dinkes Bojonegoro dengan tembusan Puskesmas Kecamatan Kanor dan surat pengantar ke Kecamatan Kanor dengan tembusan kepada kepala desa Gedongarum setelah mendapat izin dari pihak Puskesmas dan kepala desa, kemudian peneliti mengadakan pendekatan dengan responden untuk mendapatkan persetujuan dari responden sebagai subyek penelitian, dengan didampingi oleh kader setempat. Cara pengambilan data dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden. Kemudian ditunggu selama 30 menit untuk proses pengisian kuesioner dan peneliti akan mengambil kuesioner yang telah diisi oleh responden, setelah lembar kuesioner terkumpul semua, peneliti akan melakukan pengolahan data, dan kemudian peneliti akan melakukan penyusunan hasil dari kuesioner tersebut.
4.8.3 Cara Analisa data
Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah sebagai berikut:
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Hidayat, 2010).
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasannya dalam pemberian
53
kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel (Hidayat, 2010).
1) Responden
Responden 1 = R1 Responden 2 = R2
Responden 3 = R3, dan seterusnya. 2) Umur 23-27 tahun = 1 28-32 tahun = 2 33-37 tahun = 3 38-42 tahun = 4 43-48 tahun = 5
3) Waktu aktivitas bekerja dalam sehari <6 jam = 1 6-10 jam = 2 >10 jam = 3 4) Peningkatan BB Ya = 1 Tidak = 2 5) Siklus haid
Tidak mengalami haid = 1 Perdarahan bercak-bercak = 2 Perdarahan diluar siklus haid = 3
54
Perdarahan lama dan banyak = 4 Tidak terjadi gangguan = 5 6) Penurunan libido Penurunan
libido ringan = 1 Penurunan libido sedang = 2
Penurunan libido berat = 3 7) Pola adaptasi seksual
Pola adaptasi seksual adaptif = 1
3. Scoring
Scoring adalah melakukan penilaian untuk jawaban dari responden untuk
mengukur penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA terhadap pola adaptasi seksual. Pemberian skor pada penilaian ini adalah sebagai berikut:
Pada variabel penurunan libido dari 19 pertanyaan dengan rentang skor 0-5 yang sudah mencakup semua parameter nanti diskor kemudian dijumlahkan dan ditemukan skor tertinggi 26,5 bila akseptor yang mengalami penurunan libido ringan skor antara 81-100%, penurunan libido sedang skor antara 61-80%, dan
penurunan libido berat skor ≤ 60% dari skor tertinggi dari penurunan libido.
Pada variabel pola adaptasi seksual dengan responden bisa memilih 1=tidak 2= ya kemudian dimedian dan ketemu hasilnya yaitu bila pola adaptasi inefektif ≤ median sedangkan pola adaptasi adaptif > median (Priyo, 2012)
55
Tabulating adalah mengelompokkan data kedalam satu tabel tertentu menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap bahwa data telah diproses sehingga harus segera disusun dalam suatu pola format yang telah dirancang.
Adapun hasil pengolahan data tersebut diinterpretasikan menggunakan skala kumulatif.
100% : Seluruhnya
76% - 99% : Hampir seluruhnya
51% - 75% : Sebagian besar dari responden
50% : Setengah responden
26% - 49% : Hampir dari setengahnya
1% - 25% : Sebagian kecil dari responden
0% : Tidak ada satupun dari responden (Arikunto, 2010). 4.9 Analisa data
4.9.1 Analisa Univariat
Setelah semua data terkumpul dari hasil kuesioner responden dikelompokkan sesuai dengan sub variabel yang diteliti. Pada variabel independen setelah ketemu skor nya bisa dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P = X 100%
Keterangan: P : Prosentase F : Jumlah jawaban
56
Dan dikategorikan menjadi:
Ringan : 81-100%
Sedang : 61-80%
Berat : ≤ 60%
Pada variabel dependen yaitu pola adaptasi seksual dengan responden bisa memilih 1=tidak 2= ya kemudian dirata-rata(mean) dan ketemu hasilnya yaitu apabila pola adaptasi inefektif ≤ median sedangkan pola adaptasi adaptif > median.
4.9.2 Analisa Bivariat
Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2012). Untuk mengetahui pengaruh penurunan libido pada
akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) terhadap pola
adaptasi seksual dengan menggunakan pendekatan model adaptasi Callista Roy (di Dusun Dondong Desa Gedongarum kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro) di uji dengan menggunakan regresi linier dengan software SPSS 24, dimana jika hasil pengujian memperlihatkan bahwa (p<0.05) maka menunjukkan adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara signifikan.
4.10 Etika penelitian
4.10.1 Informed Consent (persetujuan)
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden. Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
Informed Consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,
mengetahui dampaknya (Hidayat, 2010). 4.10.2 Anonimity (tanpa nama)
57
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama. Responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2010). 4.10.3 Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2010).
4.11 Keterbatasan penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu pengukuran penelitian hanya dilakukan dengan berdasar dari hasil kuesioner yang disebarkan oleh peneliti dimana hasil dari kuesioner ini tergantung pada responden dalam menjawab pertanyaan. Adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan kuesioner yaitu terkadang jawaban yang diberikan oleh sampel tidak menunjukkan keadaan sesungguhnya, responden mungkin kurang familiar dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, dan memperhatikan sifat sensitif atas pertanyaan yang diajukan, responden mungkin memberi jawaban yang tidak sesuai dengan tindakan-tindakan yang mereka lakukan atas pertanyaan tersebut.
58
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilaksanakan di dusun Dondong desa Gedongarum kecamatan Kanor kabupaten Bojonegoro pada tanggal
01 April – 01 Mei 2017 dengan 38 responden. Hasil penelitian disajikan dalam dua bagian yaitu data umum dan data khusus. Dalam data umum dimuat karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan, waktu aktivitas dalam satu hari, penambahan berat badan, gangguan haid. Sedangkan data khusus terdiri dari penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron
Asetat), dan pola adaptasi seksual dengan pendekatan model adaptasi Callista
Roy. Data-data tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian
Penelitian tentang “Penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA (Depo
Medroxy Progesteron Asetat) terhadap pola adaptasi seksual dengan pendekatan
model adaptasi Callista Roy” dilaksanakan di dusun Dondong desa Gedongarum
kecamatan Kanor kabupaten Bojonegoro pada bulan Mei 2017. Batasan wilayah desa Gedongarum terdiri dari bagian timur berbatasan dengan desa Kedungprimpen sebelah selatan berbatasan dengan desa Temu sebelah barat berbatasan dengan desa Semambung dan sebelah utara berbatasan dengan sungai Bengawan Solo. Desa Gedongarum terdiri dari dua dusun yaitu dusun sebelah timur disebut dusun Dondong dan dusun sebelah barat disebut dusun Gebang. Di dusun Dondong mayoritas pekerjaannya adalah sebagai seorang Petani. Lingkungan disana tidak begitu padat ada jarak antara rumah satu dengan yang lain. Kebanyakan para ibu-
59
ibu disana sering bekerja dari shubuh sampai larut malam bekerja mencari gabah
atau biasa disebut “Ngasak” diberbagai daerah yang sedang panen. Selain itu, ada
juga yang bertani biasa dan sebagai ibu rumah tangga. Masyarakat tidak pernah mendapat penyuluhan kesehatan terutama tentang kontrasepsi.
5.1.2 Data umum
a. Karakteristik responden berdasarkan umur
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden menurut umur di dusun Dondong desa Gedongarum kecamatan Kanor kabupaten Bojonegoro, pada bulan Mei 2017
No Umur (tahun) Frekuensi Persentase
1 23-27 4 10,5% 2 28-32 10 26,3% 3 33-37 9 23,7% 4 38-42 7 18,4% 5 43-48 8 21,1% Jumlah 38 100,0%
Sumber: Data Primer 2017
Tabel 5.1 menunjukkan hampir setengah responden berumur 28-32 tahun dengan jumlah 10 responden (26,3%).
b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden menurut pendidikan pada akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) di dusun Dondong desa Gedongarum kecamatan Kanor kabupaten
Bojonegoro, pada bulan Mei 2017.
No Pendidikan Frekuensi Persentase
1 SD 17 44,7%
2 SMP 15 39,5%
3 SMA 5 13,2%
4 PT 1 2,6%
Jumlah 38 100,0%
Sumber: Data Primer 2017
Tabel 5.2 menunjukkan hampir setengah responden memiliki pendidikan SD dengan jumlah 17 responden (44,7%).
60
c. Karakteristik responden berdasarkan waktu bekerja dalam sehari
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden menurut waktu bekerja dalam sehari di dusun Dondong desa Gedongarum kecamatan Kanor kabupaten Bojonegoro, pada bulan Mei 2017
No Waktu Frekuensi Persentase
1 <6 11 28,9%
2 6-10 20 52,7%
3 >10 7 18,4%
Jumlah 38 100,0%
Sumber: Data Primer 2017
Tabel 5.3 menunjukkan sebagian besar dari responden memiliki waktu bekerja dalam sehari antara 6-10 jam dengan jumlah 20 responden (52,7%). d. Karakteristik responden berdasarkan kejadian peningkatan berat badan
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden menurut kejadian peningkatan berat badan pada akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy
ProgesteronAsetat di dusun Dondong desa Gedongarum
kecamatanKanorkabupaten Bojonegoro, pada bulan Mei 2017.
No Peningkatan BB Frekuensi Persentase
1 Ya 27 71,1%
2 Tidak 11 28,9%
Jumlah 38 100.0%
Sumber: Data Primer 2017
Tabel 5.4 menunjukkan sebagian besar dari responden mengalami peningkatan berat badan sejumlah 27 responden (71,1%).
e. Karakteristik responden berdasarkan siklus haid
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden menurut siklus haid pada akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) di dusun
Dondong desa Gedongarum kecamatan Kanor kabupaten Bojonegoro, pada bulan Mei 2017.
No
1 2 3
Siklus haid Frekuensi Persentase
Tidak mengalami haid 25 65,8%
Perdarahan diluar siklus haid 7 18,4%
Tidak terjadi gangguan 6 15,8
Jumlah 38 100.0%
Sumber: Data Primer 2017
Tabel 5.5 menunjukkan sebagian besar dari responden tidak mengalami haid dengan jumlah 25 responden (65,8%).
61
5.1.2 Data khusus
a. Karakteristik responden berdasarkan penurunan libido
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi berdasarkan penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) di dusun Dondong desa Gedongarum kecamatan Kanor kabupaten Bojonegoro, pada bulan Mei 2017.
No Penurunan libido pada akseptor Frekuensi Persentase
KB suntik DMPA
1 Penurunan libido ringan 11 28,9 %
2 Penurunan libido sedang 15 39,5%
3 Penurunan libido berat 12 31,6%
Jumlah 38 100,0%
Sumber: Data Primer 2017
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa hampir setengah responden mengalami penurunan libido sedang dengan jumlah 15 responden (39,5%).
b. Karakteristik responden berdasarkan pola adaptasi seksual
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi berdasarkan pola adaptasi seksual dengan pendekatan model adaptasi Callista Roy pada akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) di Dusun Dondong Desa Gedongarum Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro pada bulan Mei 2017.
No Pola adaptasi seksual Frekuensi Persentase
1 Pola adaptasi adaptif 15 39,5%
2 Pola adaptasi inefektif 23 60,5%
Jumlah 38 100,0%
Sumber: Data Primer 2017
Tabel 5.7 menunjukkan sebagian besar dari responden mengalami pola adaptasi inefektif sebanyak 23 responden (60,5%).
62
c. Tabulasi silang penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA (Depo
Medroxy Progesteron Asetat) terhadap pola adapatasi seksual dengan
pendekatan model adaptasi Callista Roy (di Dusun Dondong Desa Gedongarum Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro).
Tabel 5.8 Penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy
Progesteron Asetat) terhadap pola adaptasi seksual dengan
pendekatan model adaptasi Callista Roy di Dusun Dondong Desa Gedongarum Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro pada bulan Mei 2017.
Penurunan libido pada akseptor KB Pola adaptasi seksual
suntik DMPA Pola adaptasi Pola Total seksual adaptif adaptasi
seksual inefektif
% % %
Penurunan libido ringan 3 7,9 8 21,1 11 28,9
Penurunan libido sedang 2 5,3 13 34,2 15 39,5
Penurunan libido berat 10 26,3 2 5,3 12 31,6
Total 15 39,5 23 60,5 38 100,0
Sumber: Data Primer 2017
Tabel 5.8 menunjukkan bahwa hampir setengah responden mengalami penurunan libido sedang dan pola adaptasi seksual inefektif dengan jumlah 13 responden (34,2%), sedangkan sebagian kecil dari responden mengalami penurunan libido berat dan pola adaptasi seksual inefektif dengan jumlah 2 responden (5,3%).
63
d. Uji statistik penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy
Progesteron Asetat) terhadap pola adapatasi seksual dengan pendekatan model
adaptasi Callista Roy (di Dusun Dondong Desa Gedongarum Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro).
Tabel 5.9 Uji normalitas One-Sample Kolmogrov-Smirvov Test pada penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy
Progesteron Asetat) terhadap pola adaptasi seksual dengan
pendekatan model adaptasi Callista Roy di Dusun Dondong Desa Gedongarum Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro pada bulan Mei 2017.
Unstandardized Residual
N 38
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.59294057
Most Extreme Differences Absolute .085
Positive .085 Negative -.060 Kolmogorov-Smirnov Z .523
Asymp. Sig. (2-tailed) 947c,d
Berdasarkan uji normalitas diperoleh nilai KS-Z= 0,523 dengan taraf signifikan 0.973 (p>0.05). Hasil tersebut menunjukan memiliki kontribusi yang normal.
64
Tabel 5.10 Uji linieritas pada penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) terhadap pola adaptasi seksual dengan pendekatan model adaptasi Callista Roy di Dusun Dondong Desa Gedongarum Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro pada bulan Mei 2017.
Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
Pola Between (Combined) 573.809 26 22.070 .039
Adaptasi Groups 2.789 Seksual * Linearity 183.201 1 183.201 23.154 .001 Penurunan Deviation 390.608 25 15.624 1.975 .119 Libido from Linearity Within 87.033 11 Groups 7.912 Total 660.842 37
Berdasarkan uji linieritas diperoleh taraf signifikan 0.001 (p<0.05). Hasil tersebut menunjukan bahwa ada hubungan linieritas antara variabel penurunan libido dan variabel pola adaptasi seksual.
Tabel 5.11 Uji regresi linier pada penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy Progesteron Asetat) terhadap pola adaptasi seksual dengan pendekatan model adaptasi Callista Roy di Dusun Dondong Desa Gedongarum Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro pada bulan Mei 2017.
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients B Std. Beta Error 1 (Constant) 56.779 2.339 24.272 .000 Penurunan -.125 .034 -.527 -3.716 .001 Libido
a. Dependent Variable: Pola Adaptasi Seksual
Berdasarkan dari uji regresi linier α= 0,05 antara variabel penurunan libido dengan pola adaptasi seksual di dusun Dondong desa Gedongarum kecamatan Kanor kabupaten Bojonegoro tahun 2017 didapatkan nilai p= 0,001 ≤ 0,05. Hasil tersebut lebih kecil dari taraf signifikan yang digunakan yaitu α=0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa ada
65
Medroxy Progesteron Asetat) terhadap pola adaptasi seksual dengan pendekatan
model adaptasi Callista Roy. 5.2 Pembahasan
5.2.1 Penurunan libido pada akseptor KB suntik DMPA (Depo Medroxy