• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

D. Pengukuran Efektivitas Pengelolahan Program

2.4. Kerangka Konseptual

Berdasarkan pemikiran di atas, maka dapat digambarkan sebuah kerangka konseptual seperti gambar di bawah ini:

Gambar 2.1.

Kerangka Konseptual 2.5. Hipotesis Penelitian.

Berdasarkan dari paparan teoritis rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka dengan ini peneliti dapat merumuskan hipotesis penelitiannya sebagai berikut :Diduga ada pengaruh positif signifikan dari efektivitas pengelolahan program Raskin terhadap peningkatan kesejahterahan masyarakat Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

H0 : = 0, H1 :  0

Efektivitas Pengelolahan Program Raskin

(X)

Kesejahteraan Masyarakat (Y)

Keterangan:

H0 = hipotesis nol (tidak ada pengaruh efektivitas pengelolahan program Raskin terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik)

H1 = hipotesis alternatif (ada pengaruh efektivitas pengelolahan program Raskin terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik)

 = koefisien regresi pengaruh efektivitas pengelolahan program Raskin terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.

31 3.1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif adalah penelitian tentang masalah sosial atau kemanusiaan berdasarkan pengujian teori yang terdiri atas variabel -variabel, diukur dengan angka, dan dianalisis dengan prosedur statistik, guna menentukan apakah generalisasi prediktif dari suatu teori memang berlaku.

Sedangkan jenis penelitian ini adalah eksplanatori, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan dua atau lebih variabel yang diteliti. Metode yang digunakan adalah survei dengan alat bantu menggunakan wawancara kuesioner (Notoatmodjo, 2003:178).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah di Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2013 sampai Juni 2014. Adapun kegiatan penelitian adalah dimulai dari persiapan penelitian, mengajukan proposal, menyusun instrument penelitian, uji coba instrument penelitian, pengumpulan data yang berkaitan dengan efektivitas pengelolahan program Raskin dan kesejahteraan masyarakat Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik, dilanjutkan dengan pengolahan data, kemudian dilakukan analisis data dan diakhiri dengan pembuatan laporan hasil penelitian.

3.3. Definisi dan Operasional Variabel 3.3.1. Definisi Variabel

Variabel merupakan konsep atau konstruk yang memiliki variasi (dua atau lebih) nilai, sehingga dapat diobservasi (observable) atau dapat diukur (measurable) (Silalahi, 2009:115). Variabel adalah objek yang diteliti yang mempunyai variasi nilai. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari : (1). Efektivitas pengelolaan program Raskin sebagai independent (variabel bebas) yang disimbolkan dengan X dan (2). Kesejahteraan masyarakat sebagai variabel dependent (terikat) yang disimbolkan dengan Y

3.3.2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah kondisi-kondisi, bahan-bahan, dan prosedur-prosedur yang diperlukan untuk mengidentifikasi atau menghasilkan kembali satu atau lebih acuan konsep yang didefinisikan. Singkatnya, definisi operasional merupakan definisi yang menyatakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan empiris (artinya, harus menghitung, mengukur, atau dengan cara yang lain dapat mengumpulkan informasi melalui penalaran). Karena itu, suatu definisi operasional diciptakan atau dibuat ketika peneliti menggunakan satu strategi pengukuran seperti kuesioner, instrumen, atau skala untuk mendefinisikan konsep (Silalahi, 2009:120).

Definisi Operasional diperlukan dalam menentukan pemakaian alat yang digunakan untuk mengambil data penelitian sehingga data yang diperoleh dapat sesuai dengan tujuan penelitian. Variabel dalam penelitian ini

adalah efektivitas pengelolahan program Raskin dan kesejahteraan masyarakat:

1. Efektivitas pengelolahan program Raskin (X), proses pelaksanaan program Raskin dilihat dari aspek efektivitasnya, yaitu ukuran keberhasilan pelaksanaan program Raskin, yang meliputi: tepat sasaran penerima manfaat, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu dan tepat administrasi. Indikator-indikator variabel ini dapat diukur sebagai berikut:

1) Tepat Sasaran Penerima Manfaat; Raskin hanya diberikan kepada rumah tangga miskin (RTM) penerima manfaat Raskin (PMR) hasil musyawarah desa Mamahan yang tercantm dalam daftar penerima manfaat (DPM-1) dan diberi identitas (Kartu Raskin atau bentuk lain).

2) Tepat Jumlah; jumlah beras RASKIN yang merupakan hak penerima manfaat adalah sebanyak 15 Kg per RTM per bulan selama 12 bulan sesuai dengan hasil musyawarah desa.

3) Tepat Harga; harga beras RASKIN adalah sebesar 1.600 rupiah per Kg netto di Titik Distribusi atau ditingkat desa.

4) Tepat Waktu; waktu pelaksanaan distribusi beras RASKIN kepada rumah tangga miskin (RTM) Penerima Manfaat Raskin (PMR) sesuai dengan rencana distribusi.

5) Tepat Administrasi; terpenuhinya persyaratan Administrasi secara benar dan tepat waktu

2. Kesejahteraan masyarakat (Y), yaitu kondisi kehidupan sosial ekonomi keluarga pra sejahtera dan sejahtera I berdasarkan konsep BKKBN, sebagai penerima manfaat program Raskin yang diamati darii tingkat kecukupan akan pangan, sandang dan papan (rumah tempat tinggal) sebagai kebutuhan pokok, kemudian pendidikan, kesehatan dan gizi, air dan sanitasi serta partisipasi

Berdasarkan uraian definisi operasional di atas maka dapat diringkas kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1. Kisi-kisi Pengukuran Variabel Penelitian

No Variabel Indikator Item

1. Efektivitas Pengelolahan Program Raskin (X)

1) Tepat Sasaran Penerima Manfaat;

Raskin hanya diberikan kepada rumah tangga miskin (RTM) penerima manfaat Raskin (PMR) hasil musyawarah desa Mamahan yang tercantm dalam daftar penerima manfaat (DPM-1) dan diberi identitas (Kartu Raskin atau bentuk lain).

2) Tepat Jumlah; jumlah beras RASKIN yang merupakan hak penerima manfaat adalah sebanyak 15 Kg per RTM per bulan selama 12 bulan sesuai dengan hasil musyawarah desa.

3) Tepat Harga; harga beras RASKIN

1-5

No Variabel Indikator Item adalah sebesar 1.600 rupiah per Kg

netto di Titik Distribusi atau ditingkat desa.

4) Tepat Waktu; waktu pelaksanaan distribusi beras RASKIN kepada rumah tangga miskin (RTM) Penerima Manfaat Raskin (PMR) sesuai dengan rencana distribusi.

5) Tepat Administrasi; terpenuhinya persyaratan Administrasi secara benar dan tepat waktu

2. Kesejahteraan Masyarakat (Y)

1) Kecukupan akan sandang, pangan, dan papan

2) Kecukupan akan pendidikan 3) Kesehatan dan gizi

4) Air dan sanitasi 5) Partisipasi

6-10

3.4. Populasi Penelitian

Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di mana peneliti tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang-orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua

(Silalahi, 2009:253). Dalam penelitian ini, seluruh masyarakat Kecamatan Cerme yang merupakan RTM (Rumah Tangga Miskin) yang berjumlah 5014.

Dikarenakan sampai akhir tahun ini jumlah penyaluran program Raskin hanya tersalur ke 4262 RTM atau sebesar 85 %. Maka jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 85% dari jumlah keseluruhan populasi awal.

3.5. Sampel Penelitian

Sampel adalah satu subset atau tiap bagian dari populasi berdasarkan apakah itu representatif atau tidak. Sampel merupakan bagian tertentu yang dipilih dari populasi (Silalahi, 2009:254).

Adapun ukuran sampel yang ditentukan dalam penelitian ini adalah berdasarkan perhitungan Slovin (Samosir, 2005) sebagai berikut:

n = 2

e = Taraf kesalahan ditetapkan 5%.

n = sampel.

Dengan melihat ukuran sampel minimal 365,68, maka dalam penelitian ini akan dibulatkan menjadi 366 responden yang termasuk dalam RTM (Rumah Tangga Miskin).

3.6. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

A. Data primer merupakan data yang dikumpulkan dari situasi aktual ketika peristiwa terjadi. Data primer ini diperoleh dari sumber data primer.

Sumber data primer merupakan suatu objek atau dokumen original-material mentah dari pelaku yang disebut sebagai ’first hand information’

(Silalahi, 2009:289). Sumber data primer dalam penelitian ini merupakan masyarakat yang terdaftar menjadi RTM (Rumah Tangga Miskin).

B. Data sekunder yaitu data yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Data ini berupa studi kepustakaan yang berupa teori-teori, buku literatur,ataupun catatan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, seperti data pendistribusian dan pengelolahan program Raskin di Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik.

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Selanjutnya, teknik atau metode pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan atau mendapatkan data dari fenomena empiris (Silalahi, 2009:291). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode survei adalah metode yang berusaha untuk mengumpulkan data dari anggota populasi untuk

menentukan status terakhir dari populasi mengenai satu atau lebih fenomena (Silalahi, 2009: 293).

Dalam penelitian ini prosedur pengumpulan atau metode pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:

a. Kuesioner

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data tersetruktur (structured data collection), yaitu pengumpulan data melalui penyampaian kuesioner formal yang menyajikan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun secara teratur terlebih dahulu (Malhotra dan Dash, 2009:183). Dalam penelitian ini, kuesioner yang disusun dan kemudian peneliti menyebarkan kuesioner kepada masyarakat yang termasuk dalam RTM dan meminta mereka untuk mengisi seluruh pernyataan yang ada dalam kuesioner.

b. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data, seperti data profil dari obyek penelitian yang berkaitan dengan visi misi dan sampai pada struktur organisasi beserta fungsi-fusngsinya.

3.8. Teknik Analisa Data 1. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif, yaitu statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum. Dalam statistik deskriptif maka penyajian data adalah meliputi beberapa bentuk di antaranya:

a. Tabel Distribusi Frekuensi

Distribusi frekuensi adalah penyusunan suatu data mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar yang membagi banyaknya data ke dalam beberapa kelas. Kegunaan data yang masuk dalam distribusi frekuensi adalah untuk memudahkan data dalam penyajian, mudah dipahami dan mudah dibaca sebagai bahan informasi, pada gilirannya digunakan untuk perhitungan membuat gambar statistik dalam berbagai bentuk penyajian data (Riduwan, 2008:66).

b. Mean

Mean (rata-rata) adalah cara untuk mengukur lokasi pusat untuk variabel atau data dengan skala minimal interval atau rasio, di mana jumlah keseluruhan skor atau nilai dari satu variabel dibagi oleh keseluruhan anggota atau obyek pengamatan (Silalahi, 2009:364).

Analisis mean digunakan untuk mengetahui respon atau penilaian terhadap setiap pernyataan dalm kuesioner yang paling menonjol (paling tinggi maupun paling rendah).

2. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur kevalidan suatu kuesioner.

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang akan diukur (Umar, 2005:99). Langkah dalam menguji validitas butir pertanyaan pada kuisioner yaitu mencari r hitung (angka korelasi Pearson) dengan rumus sebagai berikut:

rxy =

 

r adalah Pearson Product Moment Correlation n adalah jumlah sampel (responden penelitian) X adalah skor tiap item

Y adalah skor total (Umar, 2005:105)

Dengan ketentuan bahwa sebuah item kuesioner dinyatakan valid jika nilai r memiliki tingkat signifikansi kurang dari 5% (Ghozali, 2006:132).

3. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel apabila jawaban seorang sampel terhadap pernyataan bersifat konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dengan demikian reliabel ádalah suatu keadaan di mana instrumen penelitian tersebut akan tetap menghasilkan data yang sama meskipun disebarkan pada sampel yang berbeda dan pada waktu yang berbeda. Uji reliabilitas akan dilakukan dengan menggunakan uji statistik cronbach’s alpha () dengan ketentuan bahwa variabel yang diteliti dinyatakan reliabel apabila nilai cronbach’s alpha () adalah di atas 0,6 (Ghozali, 2006:133). Adapun rumus reliabilitas adalah:

Rumus Reliabilitas:

α = [ ]

α : Koefisien reliabilitas alpha K : Banyaknya item

Sj² : Varians skor item

Sx² : Varians skor total (Umar, 2005:120).

4. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi linier adalah proses memprediksi satu variabel dari variabel lain untuk mengetahui adanya hubungan signifikan di antara kedua variabel tersebut (Silalahi, 2009:425). Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui hubungan kausal antara variabel bebas dengan variabel terikat di mana jumlah variabel bebas yang diamati adalah satu. Rumus regresi linier sederhana dalam penelitian ini adalah:

X : Efektivitas Pengelolahan Program Raskin

5. Analisis Koefisien Determinasi dan Korelasi

Koefisien determinasi merupakan koefisien yang nilainya dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar variasi perubahan dalam satu variabel independen. Koefisien korelasi digunakan untuk menentukan koefisien determinasi. Dalam konteks ini, koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi yang dinotasi dengan r2 (Silalahi, 2009:376). Oleh karena itu, semakin kuat korelasi diantara variabel yang diamati maka semakin besar pula koefisien determinasi yang dihasilkan. Koefisien determinasi dinyatakan dalam persen (%) sehingga harus dikalikan dengan 100%. Artinya adalah bahwa persentase dari variasi perubahan dalam variabel Y adalah disebabkan oleh adanya variasi perubahan dalam variabel X.

6. Uji t

Uji t (test of significance individual parameter) untuk menguji pengaruh variabel bebas yaitu efektivitas pengelolahan program Raskin terhadap variabel terikat yaitu kesejahteraan masyarakat. Dalam menguji hipotesis penelitian, langkah-langkah atau syarat-syarat yang ditentukan adalah jika nilai probabilitas thitung menurut hasil perhitungan lebih besar daripada 5%, maka efektivitas pengelolahan program Raskin tidak mempengaruhi kesejahteraan masyarakat, akan tetapi jika probabilitas thitung menurut hasil perhitungan lebih kecil daripada 5%, maka efektivitas pengelolahan program Raskin berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat.

43 4.1. Penyajian Data

4.1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik terletak di wilayah Gresik bagian selatan. Letak geografis sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Benjeng, sebelah timur Kecamatan Menganti dan Kecamatan Benowo Kota Surabaya, sebelah utara Kecamatan Duduksampeyan dan Kecamatan Kebomas, sebelah selatan Kecamatan Menganti dan Kecamatan Kedamean.

Kecamatan Cerme bersama 3 kecamatan lain pernah tergabung dalam Wilayah Kawedanan / Eks Pembantu Bupati. Tiga kecamatan tersebut adalah Benjeng, Balongpanggang dan Duduksampeyan. Pendopo kawedanan terletak di Kecamatan Cerme, yang sekarang di pakai Kantor PDAM, depanya Bank Jatim Cerme.

Luas wilayah 71,73 Ha, sebagian besar berupa sawah dan tambak.

Ketinggian 4 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Cerme membawahi 25 pemerintahan desa, yang memiliki 60 dusun , 350 RT dan 130 RW. Ibukota kecamatan adalah Desa Cerme Kidul, kantor Camat terletak di jalan Raya Cerme 65.

Sejarah nama Cerme berasal dari kata dalam bahasa Jawa “ancer – ancer rame” yang dalam bahasa Indonesia berarti “diperkirakan ramai”. Namun ada juga yang mengartikan “tanda-tandanya ramai”, karena kata ancer-ancer

dipergunakan untuk menunjukkan arah dan tempat. Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, pada suatu hari terjadi peperangan yang melibatkan prajurit dari Majapahit, melawan prajurit Giri dari Kerajaan Giri yang saling berperang di wilayah ini. Selanjutnya tempat ini menjadi sangat terkenal dan ramai karena peperangan tersebut.

Dahulu wilayah ini merupakan hutan, sesuai dengan kondisi permukaan tanah yang tidak rata seperti bukit, banyak tanjakan dan turunan, walaupun tidak terlalu curam. Wilayah hutan dahulu menjadi tempat yang sangat menguntukan untuk mengatur strategi perang terutama sebagai tempat bertahan prajurit Giri dari serbuan kerajaan Mojopahit yang sangat terkenal. Selain itu tempat ini menjadi sangat strategis, karena menjadi jalur utama menuju ke Kota Giri (Gresik) dan ke Jalur Pantura Tuban (Lamongan). Dan sebaliknnya, menjadi jalur utama dari Giri menuju Majapahit (Mojokerto) dan Surabaya.

Di masa sekarang Kecamatan Cerme menjadi semakin ramai, berdirinya perumahan rakyat dengan harga yang cukup terjangkau, dan lokasinya yang strategis tidak jauh dari kota Gresik dan Surabaya.

4.1.2. Struktur Organisasi dan Tupoksi

Menurut Peraturan Bupati Gresik Nomor 58 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Kecamatan, maka susunan Organisasi Kecamatan Cerme digambarkan pada tabel 4.1 di bawah ini. Berikut adalah gambar 4.1.

struktur organisasinya:

Gambar 4.1. Struktur Organisasi

Berikut ini disertakan data tentang profil dari pegawai kecamatan Cerme Kabupaten Gresik:

Tabel 4.1

Profil Pegawai Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik

No Nama Jabatan Jenis Kelamin Pendidikan

1. Suropadi, S.Pd., MM Camat Laki - Laki Strata 2 (S2)

2. Hamim, S.Sos., MM Sekretaris Camat Laki - Laki Strata 2 (S2) 3. Anik Lestari, S.Sos Kasubag Umum

dan Kepegawaian

Perempuan Strata 1 (S1) 4. Luluk Atul Fuat, S.Sos Kasubag

Keuangan, Program, dan

Laporan

Perempuan Strata 1 (S1)

5. Purwo Widodo, S.E Seksi

Kesejahteraan

No Nama Jabatan Jenis Kelamin Pendidikan 6. Soefiyasmono, S.Sos Seksi Ekonomi Laki - Laki Strata 1 (S1) 7. Ervan Sudarijanto, S.Sos Seksi Ketentraman

dan Ketertiban

9. Saiful Arif Seksi Pemerintahan Laki - Laki Sekolah

Mengengah Atas (SMA) Sumber: Data LPJ Tahun 2013

Peraturan Bupati Gresik Nomor 58 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Kecamatan, berikut ini uraian Tugas dan Fungsi dari masing – masik struktural di atas:

1. Camat mempunyai tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan tugas umum pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang meliputi:

a. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat

b. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum

c. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan

d. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum

e. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan

f. Membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan?atau kelurahan

g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan /atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa dan/atau kelurahan

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang diuraikan di atas, maka camat menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Pengkoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan

b. Pengkoordinasian dan penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan masyarakat

c. Pengkoordinasian dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum

d. Pengkoordinasian penerapan dan penegakan peraturan perundang – undangan

e. Pengkoordinasian dan penyelenggaraan pemeliharaan sarana dan prasarana fasilitas umum

f. Pengkoordinasian penyelenggaraan pemerintahan di tingkat kecamatan;

g. Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan;

h. Pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau belum dapat dilaksanakan desa dan/atau kelurahan;

i. Pengkoordinasian pencegahan, penanggulangan dan penanganan pasca bencana;

j. Pengkoordinasian dan penyelenggaraan pelayanan di bidang administrasi pertanahan dan kependudukan di kecamatan;

k. Pelaksanaan pelaporan hasil monitoring kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di wilayah kerja kecamatan;

l. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Sekretaris Kecamatan mempunyai tugas mengkoordinasikan penyusunan rencana program dan kegiatan, melaksanakan pelayanan administrasi umum dan tata usaha, kearsipan, administrasi kepegawaian, keuangan dan perlengkapan serta mengkoordinasikan pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan yang diselenggarakan masing-masing Seksi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud di atas maka sekretaris kecamatan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan usulan program dan evaluasi kegiatan secretariat b. Pelaksanaan pelayanan administrasi kepada seluruh

perangkat/aparatur kecamatan;

c. Pengelolaan urusan keuangan;

d. Pelaksanaan tata usaha dan kepegawaian;

e. Pelaksanaan urusan perlengkapan dan rumah tangga;

f. Pengkoordinasian kegiatan antar seksi dalam rangka penyusunan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan kecamatan;

g. Pemrosesan usulan dan pertimbangan pengangkatan Lurah;

h. Pelaksanaan inventarisasi aset daerah atau kekayaan daerah lainnya yang ada di wilayah kerjanya;

i. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan kecamatan;

j. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan bidang tugasnya

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Melaksanakan pelayanan administrasi kepada seluruh perangkat/aparatur kecamatan

b. Melaksanakan tata usaha dan kepegawaian;

c. Memproses usulan dan pertimbangan pengangkatan Lurah;

d. Melaksanakan inventarisasi aset daerah atau kekayaan daerah lainnya yang ada di wilayah kerjanya;

e. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Sekretaris Kecamatan sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Sub Bagian Keuangan, Program dan Pelaporan mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Menyusun usulan program dan evaluasi kegiatan sekretariat

b. Mengelolah urusan keuangan

c. Mengkoordinasikan kegiatan antar seksi dalam rangka penyusunan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan kecamatan

d. Mempersiapkan pelaksanaan musyawarah pembangunan tingkat kecamatan

e. Menyusun laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan kecamatan

f. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh sekretaris kecamatan sesuai dengan bidang tugasnya.

5. Seksi Pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kecamatan di bidang pemerintahan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Seksi Pemerintahan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Penyusunan program dan kegiatan bidang pemerintahan b. Pelaksanaan kegiatan pelayanan pemerintahan umum

c. Fasilitasi penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa;

d. Pelaksanaan persiapan pengesahan dan pengukuhan anggota Badan Permusyawaratan Desa;

e. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan di Desa dan Kelurahan;

f. Pelaksanaan persiapan pengambilan Sumpah/Janji dan Pelantikan Kepala Desa, Pimpinan dan Anggota Badan Permusyawaratan Desa di wilayah kerjanya;

g. Fasilitasi penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Kepala Desa;

h. Fasilitasi penyelenggaraan kerjasama antar desa dan penyelesaian perselisihan antar Desa;

i. Fasilitasi penataan Desa dan/atau Kelurahan dan penyusunan peraturan desa;

j. Pelaksanaan pengawasan atas tanah-tanah negara dan tanah aset pemerintah Daerah di wilayah kerjanya;

k. Pelaksanaan tugas pembantuan terhadap pelaksanaan pembebasan tanah milik dan pelepasan hak yang akan dipergunakan untuk kepentingan pembangunan, serta peralihan status tanah negara menjadi hak milik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

l. Pelaksanaan tugas pembantuan dalam hal penetapan peruntukan, proses pengalihan, dan perubahan status tanah kekayaan desa serta pengalihan status tanah kekayaan desa yang berubah menjadi kelurahan;

m. Pelaksanaan monitoring dan inventarisasi penggunaan tanah terlantar, tanah negara bebas, dan tanah timbul di wilayah kerjanya;

n. Pemrosesan pengusulan pj. Kepala Desa;

o. Fasilitasi penyelesaian perbatasan antar desa dalam wilayah kecamatan;

p. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan bidang tugasnya.

6. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kecamatan di bidang ketentraman dan ketertiban umum dalam rangka mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum. Dalam melaksanakan tugas di atas, Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Penyusunan program dan kegiatan bidang ketentraman dan ketertiban umum

b. Penyelenggaraan pembinaan ketentraman dan ketertiban, ideologi negara, kesatuan bangsa dan kemasyarakatan;

c. Pelaksanaan koordinasi dan pembinaan satuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat di wilayah kerjanya;

d. Pemrosesan rekomendasi persyaratan perizinan tertentu yang berhubungan dengan ketertiban umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

e. Pengkoordinasian, pembinaan dan pengawasan serta pelaporan langkah-langkah penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan;

f. Pelaksanaan pencegahan atas pengambilan sumber daya alam tanpa ijin dan dapat mengganggu serta membahayakan makhluk hidup dan kelestarian lingkungan;

g. Pembantuan operasional penegakan dan pelaksanaan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah serta peraturan perundang-undangan lainnya di wilayah kerjanya;

g. Pembantuan operasional penegakan dan pelaksanaan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah serta peraturan perundang-undangan lainnya di wilayah kerjanya;

Dokumen terkait