• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Konseptual

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh : DEDDY (Halaman 48-120)

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.2 Kerangka Konseptual

Adapun penjelasan dari Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Input

Data dari input ini terdiri dari 2 bagian yaitu data primer dan data sekunder:

a. Data primer

1) Mengukur geometri jalan angkut.

a) Pengukuran lebar pada jalan lurus.

b) Pengukuran lebar pada jalan tikungan.

c) Pengukuran pada kemiringan jalan (grade).

2) Menghitung waktu edar alat muat dan alat angkut.

b. Data sekunder 1) Peta topografi.

2) Data curah hujan.

2. Proses

a. Menghitung Geometri jalan angkut yang belum memenuhi standar 1) Merancang lebar pada jalan lurus.

2) Merancang lebar pada jalan tikungan.

3) Merancang jari-jari tikungan.

4) Merancang cross slope

5) Menentukan kemiringan jalan (grade).

b. Menghitung produktivitas dan waktu edar terhadap alat muat dan alat angkut.

3. Output

a. Menganalisis geometri jalan angkut yang ideal.

1) Menganalisis jalan angkut pada jalan lurus yang belum memenuhi standar.

2) Menganalisis jalan angkut pada jalan tikungan yang belum memenuhi standar.

3) Menganalisis jari-jari tikungan.

4) Menganalisis Cross slope

5) Menganalisis kemiringan jalan yang belum memenuhi standar.

b. Menganalisis produktivitas alat angkut setelah geometri jalan angkut diperbaiki.

Dari penjelasan di atas, maka dapat dilihat gambar (2.19) bagan kerangka konseptual tersebut sebagai berikut:

Gambar 2.16 Bagan Kerangka Konseptual INPUT

1. Data primer

A. Mengukur geometri jalan angkut.

B. Menghitung waktu edar alat muat dan alat angkut.

2. Data sekunder 1) Peta topografi.

2) Data curah hujan.

PROSES

1. Merancang Geometri jalan angkut yang belum memenuhi standar 2. Menghitung produktivitas dan waktu edar terhadap alat muat dan

alat angkut angkut.

OUTPUT 1) Geometri jalan angkut yang ideal.

2) Produktivitas alat angkut setelah geometri jalan angkut diperbaiki.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian yang bersifat terapan(applied research), yaitu penelitian yang hati-hati, sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu (Menurut Sedarmayanti,2002).Hasil dari penelitian yang dilakukan tidak perlu sebagai suatu penemuan baru, akan tetapi merupakan aplikasi yang baru dari penelitian yang telah ada.

3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dimulai dari tanggal 7 Juni sampai tanggal 7 Juli tahun 2018.

Lokasi penelitian dilakukan di PT. Bara Indah Lestari yang bertempatkan Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu.PT. Bara Indah Lestari terletak pada arah barat laut sekitar 40 km dari kota Bengkulu, Kabupaten Seluma Propinsi Bengkulu. Secara geografis berada pada koordinat 342’30” LS-447’30” LS dan 10345’10” BT-10350’10” BT. Daerah tersebut dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan beroda dua maupun beroda empat dengan jarak tempuh sebagai berikut:

1. Dari Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang (STTIND) Padang sekitar ± 900 Km dengan menggunakan jalur darat dengan jarak tempuh sekitar ± 23 jam.

2. Dari kota Bengkulu menuju lokasi penambangan menggunakan jalur darat sekitar ± 40 Km dengan jarak tempuh ± 2 jam perjalanan aspal dan ± 20 Km dengan jarak tempuh ± 1,5 jam perjalanan bebatuan (jalan tambang).

Gambar 3.1 Lokasi Tambang PT. Bara Indah Lestari 3.3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka variabel penelitian adalah:

1. Menganalisis geometri jalan angkut yang belum memenuhi syarat.

a. Menganalisis jalan angkut pada jalan lurus yang belum memenuhi standar.

b. Menganalisis jalan angkut pada jalan tikungan yang belum memenuhi standar.

c. Menganalisis jari-jari tikungan.

d. Menganalisis cross slope.

e. Menentukan kemiringan jalan (grade)

2. Menganalisis produktivitas angkut dan waktu edar alat angkut setelah jalan angkut diperbaiki..

3.4. Data Dan Sumber Data

Adapun data dan sumber data dalam penelitian ini dapat di uraikan sebagai berikut :

1. Data primer

a. Mengukur geometri jalan angkut.

3) Pengukuran lebar pada jalan lurus.

4) Pengukuran lebar pada jalan tikungan.

5) Pengukuran kemiringan jalan (grade).

b. Menghitung produktivitas alat muat dan alat angkut dan waktu edarnya.

2. Data sekunder 3) Peta topografi.

4) Data curah hujan.

3. Alat yang digunakan a. Meteran

b. Tenol

c. Alat penghitung waktu atau stopwatch

3.5. Teknik Pengumpulan Dan Pengolahan Data 3.5.1. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik dalam pengumpulan data dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer merupakan data langsung yang diambil dari lapangan.

Adapun data primer meliputi:

a. Pengukuran jalan pada kondisi jalan lurus.

Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan meteran dan alat tenol yang telah dijelaskan pada SUB BAB 2, pengukuran jarak jalan pada kondisi jalan lurus dilakukan dengan menembakan alat tenol ke yalon yang sudah ada kamera penangkap data tersebut, jarak pengukuran sekitar 100 sampai 200 meter dan juga sampai kamera penangkap data tersebut hapus (tidak kelihatan), sedangkan pengukuran pada lebar jalan dengan menggunakan meteran, pengukuran dimulai dari front penambangan menuju stockpile, dan pengukuran pada alat angkut yang terbesar yang melewati jalan angkut tersebut.

b. Pengukuran jalan pada kondisi jalan tikungan.

Pengukuran jarak jalan pada kondisi jalan tikungan dilakukan dengan menembakan alat tenol ke yalon yang sudah ada kamera penangkap data tersebut, lokasi titik tikungan setelah jalan lurus pertama, pengukuran lebar tikungan dilakukan menggunakan meteran, dan juga pengukuran pada alat angkut yang terbesar melewati jalan pada tikungan tersebut atau bisa dengan mengambil spesifikasi alat angkut tersebut.

c. Pengukuran pada kemiringan jalan (grade).

Pengukuran ini dilakukan langsung dengan tim survey kontraktor lapangan, pengukuran kemiringan jalan dilakukan dengan menembakan alat tenol ke yalon yang sudah ada kamera penangkap data tersebut dari front penambangan menuju stockpile, titik lokasi kemiringan jalan langsung dari front penambangan, untuk pengambilan beda tinggi dengan melakukan pengukuran menggunakan tenol dengan cara menembak dari bawah ke atas kemiringan dan dari atas ditembak kebawah kemiringan tersebut maka didapatlah nilai elevasi dan jarak datar pada kemiringan tersebut.

d. Pengambilan data produktivitas alat muat dan alat angkut.

Pengambilan waktu siklus alat muat dan alat angkut dalam melakukan suatu rangkaian kerja dalam merencanakan target produksi untuk menghitung produktivitas alat muat dan alat angkut tersebut. Untuk pengambilan data cycle time dengan melakukan perhitungan ritase pada alat muat dan alat angkut juga ikut serta naik alat angkut bersama operator untuk menghitung waktu edar alat angkut, dan perhitungan pada efisiensi alat muat dan alat angkut, waktu kerja, dan juga spesifikasi alat muat dan alat angkut tersebut.

2. Data sekunder

Data sekunder dimana data diperoleh dari PT. Bara Indah Lestari dan literatur-literatur yang mendukung, adapun datanya meliputi:

a. Peta topografi b. Data curah hujan 3.5.2. Teknik Pengolahan Data

Adapun teknik pengolahan data dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Merancang Geometri Jalan Angkut

Berikut ini adalah pengolahan data-data yang perlu dilakukan dalam penelitian terhadap geometri jalan angkut adalah sebagai berikut:

a. Perhitungan Lebar jalan angkut pada jalan lurus.

b. Perhitungan Lebar jalan angkut pada tikungan.

c. Perhitungan pada jari-jari tikungan.

d. Cross slope.

e. Perhitungan pada Kemiringan jalan angkut.

1) Tahanan kelandaian (grade resistance) 2) Tahanan gelinding

2. Melakukan perhitungan pada produktivitas alat muat dan alat angkut.

3.6. Teknik Analisa Data

Setelah data tersebut diolah, maka akan dilakukan penganalisaan terhadap pengolahan data tersebut, akan diuraikan sebagai berikut:

1. Menganalisis perancangan pada geometri jalan angkut dalam memenuhi standar yang berlaku.

a. Pada jalan lurus

Memastikan jalan angkut di segmen berapa yang masih membutuhkan pelebaran jalan pada jalan lurus supaya alat angkut bisa lewat pada saat berpapasan dengan aman atau leluasa.

b. Pada jalan tikungan

Memastikan jalan angkut di segmen tikungan berapa yang masih membutuhkan pelebaran pada tikungan supaya alat angkut bisa berjalan dengan aman pada saat berpapasan dengan alat angkut lainnya.

c. Jari-jari tikungan

Menganalisis jari-jari jalan pada tikungan setelah dilakukan perhitungan pada lebar jalan tikungan tersebut.

d. Cross slope

Menganalisis beda tinggi pada tengah jalan berdasarkan lebar jalan angkut tersebut.

e. Kemiringan jalan (grade)

Memastikan kemiringan jalan masih perlu dilakukan perbaikan atau tidak pada kemiringan jalan tersebut, supaya alat angkut tidak mengalami hambatan pada saat pendakian ataupun penurunan.

2. Menganalisis pencapaian target produksi pada produktivitas alat angkut setelah geometri jalan angkut diperbaiki. Memastikan setelah jalan angkut di perbaiki dengan melakukan simulasi terhadap waktu edar alat angkut.

3.7. Kerangka Metodologi

Adapun kerangka metodologi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Analisis Pengaruh Geometri jalan angkut Terhadap Produktivitas Alat Angkut Dalam Menunjang Target Produksi

Identifikasi Masalah

1. Terdapatnya alat angkut yang beroperasi secara tidak optimal di karenakan kondisi jalan angkut yang sempit, tanjakan curam, permukaan jalan licin dan lainnya.

2. Terdapatnya waktu edar yang tidak efektif (tidak ideal) dikarenakan jalan angkut yang tidak efisien.

3. Terdapatnya jalan angkut yang mengalami amblasan serta jalan

Tujuan Penelitian

3. Merancang geometri jalan angkut yang ideal di CV. Tahiti Coal.

4. Menganalisis produktivitas alat angkut setelah geometri jalan angkut diperbaiki.

Analisis Pengaruh Geometri jalan angkut Terhadap Produktivitas Alat Angkut Dalam Menunjang Target Produksi

Identifikasi Masalah

4. Terdapatnya alat angkut yang beroperasi secara tidak optimal di karenakan kondisi jalan angkut yang sempit, tanjakan curam dan lainnya.

5. Terdapatnya waktu edar yang tidak efektif (tidak ideal) dikarenakan jalan angkut yang tidak efisien.

Tujuan Penelitian

1. Merancang geometri jalan angkut yang ideal di PT. Bara Indah Lestari.

2. Menganalisis produktivitas alat angkut setelah geometri jalan angkut diperbaiki.

Pengumpulan Data

Data Primer

1. Mengukur geometri jalan angkut.

1) Mengukur lebar pada jalan lurus.

2) Mengukur lebar pada jalan tikungan.

3) Mengukur kemiringan jalan (grade).

4) Pengambilan sampel tanah di lapangan.

2. Menghitung waktu edar alat angkut.

Data Sekunder 3) Peta topografi.

4) Data curah hujan.

Pengumpulan Data

Data Primer

1. Mengukur geometri jalan angkut.

a. Pengukuran lebar pada jalan lurus.

b. Pengukuran lebar pada jalan tikungan.

c. Pengukuran kemiringan jalan (grade).

2. Menghitung produktivitas alat muat dan alat angkut dan waktu edar alat angkut.

Data Sekunder 1. Peta topografi.

2. Data curah hujan.

Gambar 3.2 Bagan Kerangka Metodologi

Gambar 3.2 Bagan Kerangka Metodologi Hasil

1. Merancang geometri jalan angkut yang ideal.

2. Menganalisis produktivitas alat angkut setelah geometri jalan angkut Pengolahan Data

1. Menghitung Geometri jalan angkut yang belum memenuhi standar a. Jalan lurus

b. Jalan tikungan c. Kemiringan jalan d. Jari-jari tikungan e. Cross slope

2. Menghitung produktivitas alat muat dan alat angkut

Hasil 1. Geometri jalan angkut yang ideal.

2. Produktivitas alat angkut setelah geometri jalan angkut diperbaiki.

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data

Adapun data-data yang dikumpulkan dalam penelitian lapangan adalah sebagai berikut:

4.1.1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diambil dari penelitian lapangan PT. Bara Indah Lestari, Adapun datanya sebagai berikut:

1. Pengukuran pada geometri jalan angkut

Pengukuran jalan dilakukan di lapangan dari front penambangan menuju stockpile dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Pengukuran Segmen Jalan Dari Front Penambangan Ke Stockpile

Segmen Panjang Lebar

Tanjakan/Kemiringan Jalan 129 Meter 4, 63 Meter

Jalan Lurus 308 Meter 9,26 Meter

Jalan Tikungan 9 Meter 12,36 Meter

Jalan Lurus 275 Meter 10,12 Meter

Gambar 4.1 Jalan Angkut Dari Front Penambangan ke Stockpile a. Mengukur lebar jalan angkut pada kondisi jalan lurus

Pengukuran lebar jalan pada kondisi jalan lurus terdapat dalam 2 jalan lurus yang lebarnya bervariasi dari front penambangan ke stockpile, pada jalan lurus yang pertama setelah diukur panjang jalan lurusnya 308 meter, lebar 9,26 meter. Jalan yang ke 2 panjang jalan lurusnya 275 meter, lebar 10,12 meter. Dengan pengukuran alat angkut ADT Caterpillar 35 C dengan lebar 3,43 meter, jumlah jalur terdapat 2 jalur dengan kecepatan alat angkut 40 km/jam.

Jalan Lurus 1 Jalan Lurus 2 Gambar 4.2 Pengukuran Pada Jalan Lurus b. Mengukur lebar jalan angkut pada kondisi tikungan

Pengukuran lebar jalan angkut pada kondisi tikungan terdapat 1 jalan tikungan dari front penambangan ke stockpile, panjang tikungan 9 meter, lebar 12, 36 meter.Dengan jumlah jalur 2, jarak jejak roda 2,68 meter, lebar jarak antar AS roda depan dan AS roda belakang (Wb) 6,2 meter, lebar juntai depan alat angkut (Ad) 3,33 meter, lebar juntai belakang (Ab) 1,45 meter, turning radius 9,5 dengan kecepatan alat angkut 30 km/jam.

Gambar 4.3 Lebar Jalan Angkut Pada Tikungan

c. Menentukan grade (kemiringan jalan) angkut

Menentukan grade (kemiringan jalan) angkut dengan melakukan pengukuran menggunakan tenol dengan cara menembak dari bawah ke atas kemiringan dan dari atas ditembak kebawah kemiringan tersebut maka di dapatlah nilai elevasi atas 86 meter, elevasi bawah 69 meter, jarak datar127 meter panjang jalan 129 meter. Dengan berat total alat ADT Caterpillar 35 C 32,84 ton, kecepatan alat angkut 20 km/jam.

Alat yang digunakan a. Thenol

Gambar 4.4 Thenol

b. Meteran

Gambar 4.5 Meteran c. Alat penghitung waktu atau stopwatch handphone 2. Menganalisis produktivitas alat muat dan angkut

a. Waktu edar alat muat

Jumlah waktu edar alat muat excavator caterpillar 340 D di PT. Bara Indah Lestari adalah sebagai berikut:

1) Waktu gali 5,45 detik

2) Waktu mengayun isi 8,45 detik 3) Waktu tumpah 5 detik

4) Waktu mengayun kosong 4,9 detik 5) Jumlah bucket 5 kali

Jadi total rata-rata waktu edar alat muat dalam melakukan siklusnya adalah 23,8 detik.

Tabel 4.2 Total waktu edar alat muat PT. Bara Indah Lestari

1 Waktu gali 5,45 detik

2 Waktu mengayun isi 8,45 detik

3 Waktu tumpah 5 detik

4 Waktu mengayun kosong 4,9 detik

Total 23,8 detik

b. Waktu edar alat angkut

Rata-rata waktu edar alat angkut yang ada di PT. Bara Indah Lestari adalah sebagai berikut:

1) Waktu pemuatan (Loading time) 66,15 detik

2) Waktu pengangkutan bermuatan (Hauling time) 140,75 detik 3) Waktu (Manuver)23,55 detik

4) Waktu penumpahan (Dumping time) 9,8 detik

5) Waktu kembali kososng (Returning time) 151,05 detik

6) Waktu pengambilan posisi pemuatan (Spotting time) 22,65 detik Jadi total rata-rata waktu edar alat angkut dalam melakukan produksi penambangan dari front penambangan ke stockpile adalah 413,95 detik.

Tabel 4.3 Total waktu edar alat angkut PT. Bara Indah Lestari

1 Waktu Pemuatan 66,15 detik

2 Waktu Pengangkutan Bermuatan 140,75 detik

3 Waktu Penumpahan 23,55 detik

4 Waktu manuver tumpah 9,8 detik

5 Waktu Kembali Kosong 151,05 detik

6 Waktu Mengambil Posisi Pemuatan 22,65 detik

Total 413,95 detik

c. Efisiensi kerja

Adapun rata-rata dalam efisiensi kerja atau rata-rata dalam perbandingan antara waktu yang digunakan untuk bekerja dalam waktu yang tersedia adalah senin-kamis-sabtu shift siang 07.00-12.00 dan 13.00-17.00, shift malam 19.00-24.00 dan 01.00-05.00, jumat shift siang 07.00-11.30 dan 13.30-17.00, shift malam 19.00-24.00 dan 01.00-05.00, jadi rata-rata waktu istirahat keseluruhan adalah 6 jam, dan waktu keseluruhan dalam bekerja shift siang dan shift malam dalam satu hari adalah rata-rata 18 jam.

1) Efisiensi kerja alat muat excavator Caterpillar 340 D W = 18 jam

S = 0 jam R = 3 jam

2) Efisiensi kerja alat angkut ADT Caterpillar 35 C W = 18 jam

S = 6 jam

R= 1 jam

Tabel 4.4 Jadwal kerja PT. Bara Indah Lestari

Hari Shift Siang Shift Malam Total Lestari dan literatur–literatur yang mendukung. Data-data tersebut meliputi:

1. Peta topografi 2. Curah hujan

4.2. Pengolahan Data

4.2.1. Merancang Geometri Jalan Angkut 1. Merancang jalan angkut pada kondisi jalan lurus

Berdasarkan spesifikasi alat angkut yang akan digunakan pada kegiatan operasi produksi di PT. Bara Indah Lestari adalah ADT Caterpillar 35 C, yang mempunyai ukuran lebar 3,43 meter, maka lebar jalan angkut minimum pada jalan lurus dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang di gunakan seperti persamaan (2.1)

Wt = 3,43 n = 2

L min = n. Wt + (n+1).(½.Wt)

= 2. 3,43 m + (2+1).(½. 3,43 m) = 12,005 meter

Atau dengan cara, untuk lebar jalan lurus 2 jalur adalah sebagai berikut:

L min = (3 ½) x 3,43 = 3,5 x 3,43 = 12,005 meter

Jadi lebar minimum jalan lurus adalah 12,005 meter.

2. Merancang jalan angkut pada kondisi tikungan

Lebar jalan angkut pada kondisi jalan tikungan selalu lebih besar dari pada jalan lurus. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya penyimpangan lebar jalan alat angkut yang disebabkan oleh sudut yang dibentuk oleh roda depan dengan badan ADT Caterpillar 35 Csaat melintasi tikungan.

Untuk menghitung lebar jalan angkut pada belokan tentu pertama sekali kita mengetahui besaran angka dari spesifikasi alat yang akan digunakan. Dimana berdasarkan spesifikasi alat yang digunakan lebar juntai roda depan, belakang (fa dan Fb),dan sudut penyimpang dari roda dump truck yang akan digunakan. maka pertama sekali kita harus menghitung nilai dan besaran dari juntai roda depan, belakang (Fa dan Fb), dan sudut penyimpangan roda tersebut.

Untuk menghitung (Fa dan Fb) begitu juga dengan sudut penyimpang roda, kita harus mengetahui terlebih dahulu Jarak poros roda depan dengan bagaian depan truck (Ad) dan Jarak poros roda belakang dengan bagaian depan belakang (Ab), Turning radius, Jarak antar AS roda depan dan AS roda belakang dump truck (Wb) berdasarkan spesifikasi alat dump truck yang akan digunakan maka dapat diketahui nilai dari:

a. Jarak antar AS roda depan dan AS roda belakang truck (Wb) = 6,2 m b. Jarak poros roda depan dengan bagaian depan truck (Ad) = 3,33 m c. Jarak poros roda belakang dengan bagian belakang truck (Ab) = 1,45 m d. Jarak antara jejak roda (U) = 2,68 m

e. Turning radius = 9,5 m

Setelah diketahui hal di atas kita dapat menghitung sudut penyimpangan roda maksimum ( sin β), lebar juntai roda depan, belakang (fa dan Fb) yaitu:

a. Sin β= Wb / Turning radius β = Sin -1 (6,2 m / 9,5 m)

= Sin -1 0,65

= 40,680.

b. Fa = Ad x Sin β

= 3,33 x sin 40,680

= 3,33 x 0,65

= 2,16 meter.

c. Fb = Ab x Sin β

= 1,45 x 0,65

= 0,94 meter.

Berdasarkan referensi dan rumus yang akan digunakan terlebih dahulu harus mengetahui ukuran dari jarak antara dua truck yang akan bersimpangan (C), dan jarak sisi luar truck ketepi jalan (Z), maka untuk mengetahui nilai C dan Z terlebih dahulu harus mengetahui nilai dari jarak antara jejak roda (U) = 2,68 meter, lebar juntai roda depan (Fa) = 2,16 meter, lebar juntai roda belakang (Fb) = 0,94 meter.

Maka C dan Z dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

d. C – Z = (U + Fa + Fb) /2

= (2,68 + 2,16 + 0,94) /2

= 2,89 m

Untuk menghitung ukuran dari lebar jalan angkut pada jalan tikungan maka di ketahui lebar jejak roda (U) 2,68 meter, lebar juntai roda depan (Fa) 2,16 m, lebar juntai belakang (Fb) 0,94 m, lebar bagian tepi jalan dan lebar antara kendaraan 2,89 m. Maka dapat dihitung lebar jalan pada belokan sebagi berikut:

W min = 2(U + + Fb + Z) +

= 2 (2,68 + 2,16 + 0,94 + 2,89) + 2

= 19,34

Jadi berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka didapatkan lebar jalan minimum pada tikungan adalah 19,34 meter.

3. Jari-jari tikungan

Tujuan jari-jari tikungan adalah untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang diakibatkan karena kendaran melalui tikungan sehingga tidak stabil, sebelum menghitung besaran dari jari-jari tikungan berdasarkan spesifikasi alat yang digunakan maka diketahui jarak poros roda depan dan belakang (Wb) = 6,2 meter, dan sudut penyimpangan roda depan maksimum truck sebesar (Sinβ) = 40,680 (dan diasumsikan untuk sudut penyimpangan roda depan truck = 20,340) sehingga jari-jari pada tikungan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

R = β R =

=

= 18,23 meter

Jadi berdasarkan perhitungan diatas maka didapatkan jari-jari tikungan pada rencana jalan adalah 18,23 meter.

4. Cross slope

Berdasarkan perhitungan geometri jalan pada lebar jalan lurus didapatkan atau di ketehui lebar jalan pada jalan lurus yaitu 12,005 m, jalan angkut yang baik memiliki cross slope 40 mm/m. Hal ini berarti setiap 1 meter jarak mendatar

terdapat beda tinggi 40 mm atau 4cm. Sehingga untuk jalan angkut dengan lebar 12,005 m mempunyai beda ketinggian pada poros jalan sebesar.

P = ½ x Lebar Jalan

= ½ x 12,005 = 6,0025 meter

Sehingga beda tinggi yang harus dibuat : b = 6,0025 x 40 mm/m

b = 240,1 mm/m = 24,01 cm

Jadi agar jalan angkut memiliki cross slope yang baik, maka jalan angkut pada jalan lurus bagian tengah harus memiliki beda tinggi sebesar 24,01 cm terhadap sisi jalan.

5. Menentukan grade (kemiringan jalan) angkut

Kemiringan jalan angkutan dapat berupa jalan menanjak ataupun jalan menurun, yang di sebabkan perbedaan ketinggian pada jalur jalan. Kemiringan jalan berhubungan langsung dengan kemampuan alat angkut, baik dalam pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan. Kemampuan dalam mengatasi tanjakan untuk setiap alat angkut tidak sama, tergantung pada jenis alat angkut itu sendiri. Sudut kemiringan jalan biasanya dinyatakan dalam persen, yaitu beda tinggi seratus satuan panjang jarak mendatar. sebab adanya kemiringan jalan (grade) menimbulkan tahanan tanjakan (grade resistance) dan juga tahanan gelinding (rolling resistance) yang harus diatasi oleh mesin alat angkut.Kemiringan suatu jalan biasanya dinyatakan dalam persentase,dimana

kemiringan 1% merupakan kemiringan permukaan yang menanjak atau menurun 1 meter secara vertikal dalam jarak horizontal 100 meter.

17 meter

127 meter Keterangan:

Elevasi atas = 86 meter Elevasi bawah = 69 meter Jarak datar = 127 meter

∆ H =Elevasi atas - Elevasi bawah = 86 meter - 69 meter

= 17 meter

Grade(

= 13,38%

Jadi sudut kemiringan jalan adalah : = tan α ( )

α = tan¯1 (

) = 8,40°

Secara umum kemiringan jalan maksimum yang dapat di lalui dengan baik oleh alat angkut besarnya berkisar 18%-10%. Akan tetapi untuk jalan naik

maupun turun pada suatu tanjakan, lebih aman kemiringan jalan maksimum sebesar atau 4.5 sedangkan kemiringan jalan ang ada di T. Bara Indah Lestari adalah 13,38% atau 8,40°, jadi cara mengatasinya adalah dengan melakukan perhitungan penimbunan terhadap jalan tersebut supaya kemiringannya bisa dilewati dengan aman

Panjang (Alas) = 127 meter Tinggi = 17 meter

Jadi total penimbunan pada kemiringan jalan adalah 12959,39 mᶾ a. Tahanan kelandaian

Tahanan kelandaian adalah daya hambat yang terjadi atau dialami oleh setiap alat yang melewati lintasan yang mempunyai kemiringan ini timbul akibat gravitasi bumi.

r = 13,38 % GVW = 32,84 ton

RR = 13,38 % x 32,84 ton = 4,39 kg/ton

Berarti kalau RR = 4,39 kg/ton = 0,439%, maka RR menimbulkan penetrasi ban sebesar 0,439% x 0,6% = 0,2634%.

Maka:

Total Resistance = 0,439% + 0,439% + 0,2634 % = 1,1414% = 11,414 kg/ton

Tenaga yang dibutuhkan = 32,84 ton x 11,414 kg/ton = 374,83 kg = 0,374 ton

Jadi, tenaga yang dibutuhkan alat angkut ADT Caterpillar 35 C dalam mengatasi tanjakan adalah 0,374 ton.

Tabel 4.5 Kemiringan Jalan Angkut Kemiringan

4.2.2. Menghitung Produktivitas Alat Muat dan Alat Angkut 1. Faktor efisiensi alat muat dan alat angkut

Merupakan tingkat prestasi kerja alat yang digunakan untuk melakukan

diperlukan adanya penilaian terhadap kemampuan alat muat dan alat angkut, dengan cara pengamatan dan penelitian terhadap keadaan di lapangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan produksi dari alat muat dan alat angkut, menggunakan rumus (Partanto Prodjosumarto2006, (MA)

a. Efisiensi Kerja Alat Muat ADT Caterpillar 35 C W = 18 jam (rata -rata perhari)

S = 0 jam R = 3 jam

1) Mechanical Availability (MA)

M.A = {(18) / (18 + 3 )} x100%

= 85,71%

2) Physical Availability (PA)

P.A = {(18 + 0) / (18 + 3 + 0)} x 100%

= 85,71%

3) Use of Availability

U.A = {(18) / (18 +0)} x 100%

= 100 %

4) Effective Utiliation (E.U)

E.U = { (18) / (18 + 3 + 0) }x 100%

= 85,71 %

b. Efisiensi kerja alat angkut ADT Caterpillar 35 C W = 18 jam (perhari)

S = 6 jam

R = 1 jam

1) Mechanical Availability (M.A) M.A = {(18) / (18+ 1) x 100%

= 94,73 %

2) Use of Availability (UA) U.A = {(18) / (18 + 6)} x 100%

= 75 %

3) Physical Availability (P.A)

P.A = {(18 + 6) / (18 + 6 + 1)}x 100%

= 96 %

4) Effective Utiliation (E.U) E.U = {(18) / (18 + 6)}x 100%

= 75 %

Untuk Rekapitulasi kondisi Kerja Alat Muat dan Alat Angkut dapat

Untuk Rekapitulasi kondisi Kerja Alat Muat dan Alat Angkut dapat

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh : DEDDY (Halaman 48-120)

Dokumen terkait