• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Kerangka Konseptual

1. Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Return saham.

Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas

penghasil utama pendapatan perusahaan. Pada umumnya arus kas operasi

berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba

atau rugi bersih. Arus Kas Operasi dapat menghasilkan kas yang dapat

digunakan untuk melunasi pinjaman, membayar deviden, memelihara

kemampuan operasi perusahaan dan melakukan investasi baru tanpa

mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Dengan adanya penerimaan kas

Ginting (2012) mengatakan bahwa Arus Kas Operasi (operating activities) meliputi kas yang dihasilkan dan dikeluarkan yang masuk dalam determinasi penentuan laba bersih Arus Kas dari aktivitas operasi merupakan

indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat

menghasilkan kas yang dapat digunakan untuk melunasi pinjaman,

memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan

melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.

Apabila arus kas bersih dari aktivitas operasi tinggi, maka perusahaan

dikatakan telah dapat meningkatkan nilai perusahaan dan aktivitas operasi

perusahaan. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan meningkatkan

arus kas dari aktivitas operasi mempengaruhi ekspektasi investor untuk

memperoleh arus kas setiap periode. Hal ini dapat menarik investor untuk

melakukan investasinya pada perusahaan tersebut yang kemudian

menyebabkan meningkatnya permintaan terhadap saham sehingga pada

akhirnya akan mempengaruhi return saham.

Ginting (2012) telah membuktikan bahwa Arus Kas Operasi

berpengaruh terhadap Return Saham perusahaan. Livnat dan Zarowin (1992) dalam Daniati (2006) yang menguji komponen arus kas juga telah

membuktikan bahwa komponen arus kas mempunyai hubungan yang lebih

kuat dengan expected return saham.

Secara teori, semakin tinggi arus kas operasi perusahaan maka semakin

besar pula return sahamnya. Dengan demikian arus kas operasi berpengaruh terhadap return saham.

2. Pengaruh Arus Kas Investasi terhadap Return saham.

Aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan

sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas

masa depan. Perusahaan melakukan investasi atas kelebihan kas yang

dimiliki. Penerimaan atas investasinya tersebut yang kemudian digunakan

untuk menjalankan operasi bisnisnya.

Arus kas investasi dapat bernilai positif ataupun negatif. Arus Kas

Investasi yang positif menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh kas

dengan melakukan pelepasan aktiva jangka panjang dan menjual surat

berharga, sedangkan Arus Kas Investasi negatif menunjukkan adanya

peningkatan Investasi yang diartikan oleh para investor sebagai sinyal positif

bagi mereka, yaitu bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang tinggi. Karena

itulah perusahaan mampu untuk berinvestasi, yang pada akhirnya dapat

meningkatkan nilai perusahaan.

Kenaikan investasi memungkinkan timbulnya aliran kas masa depan

yang lebih tinggi apabila kinerja perusahaan baik. Perusahaan yang memiliki

kinerja baik akan mampu memaksimalkan keuntungan perusahaan untuk

meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham, sehingga bisa menarik

investor untuk melakukan investasinya yang kemudian akan menyebabkan

Daniati (2006) dalam penelitiannya berhasil menunjukkan adanya

pengaruh yang signifikan antara Arus Kas Investasi terhadap Return Saham perusahaan. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Miller dan Rock (1985)

dalam Daniati (2006) menemukan hasil bahwa peningkatan investasi

berhubungan dengan peningkatan arus kas masa yang akan datang dan

mempunyai pengaruh positif dengan Return Saham pada saat pengumuman investasi baru.

Secara teori, arus kas investasi perusahaan dengan investasi tinggi akan

menimbulkan kepercayaan investor pada perusahaan tersebut, sehingga

semakin besar pula return sahamnya. Dengan demikian Arus Kas Investasi berpengaruh terhadap return saham.

3. Pengaruh Arus Kas Pendanaan terhadap Return saham

Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan

dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan, salah

satunya adalah penerbitan utang berupa obligasi atau utang berupa uang tunai.

Perusahaan akan menerima kas atas penerbitan obligasi dan utang tersebut.

Kas yang diperoleh tersebut kemudian digunakan sebagai sumber pendanaan

untuk menjalankan bisnisnya dan untuk mensejahterakan para pemegang

saham.

Arus Kas Pendanaan dapat bernilai positif ataupun negatif. Arus Kas

Pendanaan positif menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak menjual

saham dan surat-surat berharga sementara Arus Kas Pendanaan negatif

saham yang beredar. Perusahaan dengan Arus Kas Pendanaan positif akan

ditanggapi negatif oleh investor karena perusahaan lebih banyak menerbitkan

hutang sehingga akan mengurangi arus kas operasi masa depan dan

mengurangi penghasilan perusahaan. Arus Kas Pendanaan yang negatif

memberikan gambaran bahwa perusahaan mampu membayar hutang jangka

panjang dan memberikan devuden dan Return yang lebih besar kepada investor.

Miller dan Rock (1985) dalam Daniati (2006) dengan signaling theory

menjelaskan bahwa pasar akan bereaksi negatif terhadap pengumuman

pendanaan dari kas karena akan berpengaruh terhadap arus kas dari operasi

yang lebih rendah untuk masa yang akan datang, selain itu sinyal ini juga

berpengaruh terhadap keputusan berinvestasi para investor dan

mengakibatkan perubahan terhadap deviden yang sangat erat hubungannya

dengan Return Saham. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Fransiska (2013) dan Adiwiratama (2012) yang menyimpulkan bahwa Arus Kas Pendanaan

berpengaruh terhadap Return Saham perusahaan. 4. Pengaruh Leverage terhadap Return saham

Leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban dengan modal sendiri yang dimiliki. Leverage merupakan perbandingan total hutang dan total ekuitas. Leverage yang tinggi mengindikasikan bahwa risiko investasi terhadap perusahaan juga tinggi dan

Apabila perusahaan memiliki leverage yang tinggi, maka kemampuan perusahaan dinilai buruk karena mempunyai tingkat kebangkrutan yang tinggi

karena proporsi hutang lebih tinggi dari modal, sehingga investor menilai

sebagai sesuatu yang kurang baik. Apabila penilaian investor kurang baik,

maka akan merubah permintaan atas saham perusahaan, sehingga harga

saham akan berubah, dan perubahan harga saham akan mempengaruhi

terhadap return saham.

Jika ukuran utang semakin tinggi rasionya, maka semakin

mengindikasikan utang yang berlebihan pada perusahaan yang menandakan

kemungkinan suatu perusahaan tidak mampu dalam menghasilkan

pendapatan yang memadai untuk memenuhi kewajiban hutang-hutangnya.

Jadi secara teori, semakin tinggi rasio leverage perusahaan, maka semakin rendah tingkat return yang akan diterima oleh pemegang saham.

Penelitian Acheampong (2014) membuktikan bahwa Financial Leverage berpengaruh negatif terhadap Return Saham. Hal yang sama juga dibuktikan oleh Yunina (2013) dan Solechan (2009) yang memberikan

kesimpulan bahwa Leverage berpengaruh negatif terhadap Return Saham. 5. Pengaruh Size terhadap Return saham

Ukuran perusahaan (Size) menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata

tingkat penjualan dan rata-rata total aktiva. Dalam penelitian ini ukuran

perusahaan (Size) diukur menggunakan total aktiva. Semakin besar total aktiva atau kekayaan perusahaan, maka semakin besar pula laba yang akan

dihasilkan perusahaan. Semakin besar laba yang dihasilkan perusahaan maka

deviden yang dibagikan akan semakin besar dan itu akan berdampak pada

kenaikan harga saham. Kenaikan harga saham perusahaan juga akan

meningkatkan tingkat pengembalian (return) saham perusahaan, sehingga akan menarik minat para investor untuk melakukan investasi. Hal ini berarti

bahwa size perusahaan berpengaruh terhadap return saham.

Hal ini didukung oleh penelitian Fransiska (2013) dan Daniati (2006)

yang membuktikan bahwa Size berpengaruh terhadap Return Saham perusahaan. Sementara Ismanto (2011) menyatakan bahwa Size berpengaruh negatif terhadap Return Saham perusahaan.

Penelitian ini merujuk kepada faktor-faktor yang mempengaruhi return

saham diantaranya adalah Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas

Pendanaan, Leverage, dan Ukuran Perusahaan (Size) dan dapat digambarkan dalam bentuk kerangka pemikiran sebagai berikut:

Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y)

Arus Kas Operasi (X1)

Arus Kas Investasi (X2)

Arus Kas Pendanaan (X3) Leverage (X4) Size (X5) Return Saham (Y)

Dokumen terkait