TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diri
2.5 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual atau kerangka pemikiran adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antara variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah di identifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei literatur (Kuncoro, 2003:44).
Tjahjono (2008:46) menjelaskan bahwa bagi banyak orang keputusan untuk berwirausaha merupakan perilaku dengan keterlibatan (high involvement) yang akan melibatkan beberapa faktor diantaranya :
a. Faktor internal seperti kepribadian, persepsi, motivasi, dan pembelajaran (sikap).
b. Faktor eksternal seperti keluarga, teman, tetangga, dan lain sebagainya. Sementara itu, keinginan seseorang untuk berwirausaha akan muncul apabila seseorang berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Keberanian mahasiswa untuk masuk ke dalam dunia usaha tersebut akan sangat dipengaruhi oleh konsep diri sebagai salah satu faktor internal yang tertanam dalam diri mahasiswa. Selain itu mahasiswa juga akan membutuhkan dukungan dari lingkungannya, salah satunya yaitu lingkungan keluarga. Hal ini sejalan dengan pendapat Soedjono dalam Suryana (2003:39) bahwa prilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yaitu konsep diri. Konsep diri adalah pandangan diri anda tentang anda sendiri. Potret diri mental ini memiliki tiga dimensi yaitu pengetahuan anda tentang diri anda sendiri, pengharapan anda mengenai diri anda dan penilaian
tentang diri anda sendiri. Faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertama karena inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan, dan dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merumuskan kerangka konseptual :
Sumber : Tjahjono (2008), Suryana (2003) Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.6 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah “Konsep diri dan Lingkungan keluarga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha”
Konsep Diri (X1) Lingkungan Keluarga (X2) Minat Berwirausaha (Y)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, pengangguran dan kemiskinan masih menjadi permasalahan di banyak Negara berkembang (Developing Country), khususnya di Indonesia. Masalah ini muncul dan bahkan meningkat dari tahun ke tahun dari segi kualitas dan kuantitasnya. Penganggurandan kemiskinan terjadi karena perbandingan antara jumlah penawaran kesempatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lulusan atau penawaran tenaga kerja baru.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional jumlah angkatan kerja yang menganggur sebagian besar diciptakan oleh pengangguran terdidik. Hal ini disebabkan karena orientasi para lulusan perguruan tinggi bukan untuk menciptakan lapangan kerja, melainkan mencari pekerjaan. Pandangan sebagian besar tamatan perguruan tinggi yang sempit dan memaknai pendidikan sebagai bekal untuk menjadi pencari kerja (Job seeker), bukan sebagai proses untuk meningkatkan kualitas diri sebagai manusia ataupun menjadi pencipta lapangan pekerjaan (Job creator) bagi masyarakat.
Saat ini banyak lulusan perguruan tinggi belum mampu berwirausaha. Kebanyakan mahasiswa berpikir bagaimana dan di mana nantinya mereka akan bekerja sesuai dengan gelar kesarjanaannya dan dengan gaji yang sesuai. Sehingga ketika menyelesaikan pendidikannya, mereka berpikir lebih baik mencari informasi pekerjaan yang sesuai daripada mencari informasi peluang bisnis yang sebenarnya bisa mereka usahakan. Bahkan ketika masih duduk di
perguruan tinggi pun mereka sudah menetapkan tujuan untuk bekerja dimana ketika mereka nantinya menyelesaikan kuliahnya. Padahal saat ini banyak juga mahasiswa yang berwirausaha saat duduk di bangku kuliah, misalnya bisnis menjual pulsa. Sekalipun untung yang didapat tidaklah begitu besar, namun apa yang mereka lakukan juga merupakan kegiatan wirausaha. Mahasiswa yang melakukan bisnis sambil kuliah hanyalah satu dari sekian banyak mahasiswa yang ada dalam sebuah perguruan tinggi. Kebanyakan mahasiswa hanya sibuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. Jarang yang memanfaatkan masa-masa kuliah untuk membangun sebuah bisnis atau mencari informasi mengenai bisnis apa yang cocok untuk mereka.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), yaitu mereka yang mempunyai pendidikan tinggi justru kurang berminat wirausaha, tercatat hanya 10% berminat wirausaha. Adapun mereka yang pendidikannya rendah justru 49% berminat wirausaha. Beberapa penyebab munculnya fenomena ini adalah keinginan untuk menjadi pegawai negeri, sifat malas (tidak mau bekerja), belum siap pakai, sikap mental yang kurang baik, tidak percaya diri, dan lain-lain. Sifat-sifat tersebut bersumber pada kehidupan yang penuh keragu-raguan dan tanpa orientasi tegas, yaitu sifat mentalis yang suka menerabas, sifat tidak percaya pada diri sendiri, sifat tidak berdisiplin dan mentalis yang mengabaikan tanggung jawab yang kokoh(Qomarrun, 2000 : 17).
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang membutuhkan lebih banyak lagi wirausahawan. Jumlah wirausahawan di Indonesia masih jauh tertinggal dari Negara Asia lainnya seperti Cina dan Jepang dengan jumlah
wirausahawan mencapai 10 persen dari total populasinya, Malaysia 5 persen, Singapura 7,2 persen, dan Thailand 4,1 persen. Amerika sendiri, lebih dari 11 persen penduduknya adalah wirausaha (www.pikiran-rakyat.com). Kenyataan yang sering disampaikan bahwa suatu negara akan maju dan stabil perekonomiannya jika penduduk yang menjadi wirausahawan minimal 2 persen dari jumlah penduduk.
Sayangnya, saat ini jumlah wirausahawandi Indonesia masih sedikit dan belum mencapai angka 2 persen dari jumlah penduduk begitu juga dengan kualitas wirausahawan yang ada masih belum bisa dikatakan hebat untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga persoalan wirausaha ini menjadi persoalan yang mendesak dan penting bagi suksesnya pembangunan perekonomian di Indonesia. Dalam rangka meningkatkan jumlah wirausahawan, maka Indonesia membutuhkan manusia yang memiliki kemampuan untuk berwirausaha.
Slameto (2003:180) mengatakan bahwa suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa individu lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Individu yang memiliki minat terhadap suatu subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian lebih besar terhadap subjek tertentu.
Sejalan dengan pengertian di atas, Djaali (2007: 121) mengungkapkan bahwa minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Jika seseorang telah memiliki minat yang besar kepada suatu objek maka minat ini akan menuntun seseorang untuk memperhatikan lebih rinci, mencari informasi terhadap objek yang diminatinya, dan mempunyai keinginan untuk ikut atau memiliki objek tersebut. Minat merupakan salah satu hal yang ikut menentukan keberhasilan seseorang dalam suatu bidang, baik studi, kerja dan kegiatan-kegiatan lain. Minat pada suatu bidang tertentu akan memunculkan perhatian terhadap bidang tertentu.
Minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang mendorongnya untuk memperoleh sesuatu atau untuk mencapai suatu tujuan, sehingga minat mengandung unsur keinginan untuk mengetahui dan mempelajari sesuatu dari yang diinginkannya itu sebagai kebutuhannya. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh sebab itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Minat merupakan suatu keinginan yang cenderung menetap pada diri seseorang untuk mengarahkan pada suatu pilihan tertentu sebagai kebutuhannya, kemudian dilanjutkan untuk diwujudkan dalam tindakan nyata dengan adanya perhatian pada objek yang diinginkannya itu untuk mencari informasi sebagai wawasan bagi dirinya.
Dengan tumbuhnya minat yang besar terhadap dunia usaha, maka diharapkan mahasiswa dapat lebih aktif untuk mencari informasi mengenai peluang bisnis yang tersedia. Saat ini banyak mahasiswa yang memang sama sekali tidak memiliki minat terhadap dunia usaha. Dalam pemikiran mereka masih tertanam cara pandang yang menganggap dunia usaha itu sulit dan penuh dengan resiko. Sehingga mereka tidak berminat untuk mencoba dunia usaha.
Minat dan bakat yang timbul atau sudah tertanam dalam diri seseorang akan mempermudah beradaptasi dalam mengembangkan usahanya, karena usaha tersebut dijalankan dengan sungguh-sungguh sesuai keahlian. Dengan adanya minat dan bakat tersebut, seseorang akan lebih percaya diri dalam menjalankan usaha yang dimilikinya.
Menurut Suryana(2003:47) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk berwirausaha adalah faktor pribadi dan faktor lingkungan. Faktor yang pertama yaitu bahwa untuk menumbuhkan minat dalam berwirausaha yang perlu diperhatikan adalah masalah konsep diri sebagai faktor pribadi. Hal ini disebabkan karena didalam konsep diri terkandung didalamnya mengenai pandangan tentang kondisi fisik, psikologis dan sikap.
Menurut Mulyana (2000:7) konsep diri adalah pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan orang lain pada diri individu. Hal ini dapat diartikan bahwa konsep diri yang dimiliki individu dapat diketahui lewat informasi, pendapat, penilaian atau evaluasi dari orang lain mengenai dirinya. Konsep diri ini penting agar seseorang dapat menentukan posisinya di tengah-tengah masyarakat. Semakin baik konsep
diri seseorang akan dirinya maka diharapkan dapat menambah tingkat kepercayaan dirinya dalam melakukan suatu aktivitas. Konsep diri ini dibangun sejak seseorang mendapatkan pendidikan dan juga dari lingkungan sosialnya.
Saat ini konsep diri kebanyakan mahasiswa adalah mereka memandang rendah diri mereka. Mereka beranggapan bahwa mereka tidak cocok dan tidak mampu dalam dunia bisnis. Jadi dapat dikatakan bahwa mereka sudah gagal bahkan sebelum mereka mencoba dunia bisnis itu sendiri. Sehingga mereka akan fokus mempersiapkan diri untuk perusahaan yang menjadi target mereka setelah lulus dari perguruan tinggi daripada memikirkan bagaimana caranya untuk menjadi seorang wirausahawan.
Konsep diri yang baik yang tertanam dibenak mahasiswa diharapkan dapat memambah minat mahasiswa untuk memasuki dunia usaha. Konsep diri yang baik dapat diartikan ketika mahasiswa memiliki pandangan diri yang positif dan dapat menerima kekurangan serta kelebihan dirinya. Apabila mahasiswa memiliki konsep diri yang baik, maka pemikiran-pemikiran yang membatasi mahasiswa untuk berwirausaha dapat dikurangi. Mahasiswa juga dapat berpikir realistis dengan merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan kemampuan dirinya. Sehingga ketika mengenali dirinya, timbul keberanian dan rasa optimis untuk mencoba dunia usaha untuk kemudian dapat langsung terjun ke dunia usaha tersebut dan tidak menyerah sebelum mencoba.
Menurut Zimmerer dan Scorborough (2008: 11), seseorang yang termotivasi akan sesuatu pasti di sebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena keuntungan – keuntungan dalam dunia kewirausahaan. Selain memperoleh
keuntungan, seorang wirausaha juga bisa dihadapi dengan berbagai macam kendala yang muncul. Adapun keuntungan – keuntungan yang diperoleh mencakup peluang untuk menentukan nasib anda sendiri, karena memiliki usaha sendiri memberikan kebebasan dan peluang untuk mencapai apa yang penting bagi anda.
Adapun faktor lain yang juga dapat mempengaruhi minat berwirausaha adalah lingkungan keluarga. Peran keluarga sangat penting dalam menumbuhkan minat anak. Orang tua merupakan pendidik utama dalam keluarga, sehingga orang tualah yang banyak memberikan pengaruh dan membentuk kepribadian seorang anak. Cara orang tua mendidik anak akan membentuk konsep diri yangpositif dalam jiwa seorang anak, misalkan bagaimana cara orang tua menegur, memberikan pengertian, dan memberi perintah. Orang tua akan selalu berusaha mempersiapkan bekal yang lengkap kepada anak dengan memperkenalkan pola tingkah laku, sikap keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan yang diharapkan akan dijalankan oleh mereka.
Faktor keluarga diperlukan dalam keberhasilan berwirausaha, dengan adanya motivasi atau dukungan dari keluarga, seorang wirausaha akan gigih dalam menjalankan usahanya. Dalam hal ini, semangat dari keluarga sangat diperlukan oleh seseorang agar usaha yang dijalankan dapat bertahan dan berkembang dengan sukses.
Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga yang baik akan membantu seorang anak mendapatkan bekal untuk menghadapi lingkungan sosial
yang lebih luas. Dalam kaitannya dengan minat berwirausaha bahwa lingkungan keluarga dan dengan segala kondisi didalamnya dapat mendorong, memotivasi, dan membimbing mahasiswa memilih karier untuk kehidupannya di masa mendatang, termasuk pilihan untuk menjadi seorang wirausahawan. Dukungan dari lingkungan keluarga juga dibutuhkan agar mahasiswa semakin yakin dalam menentukan pilihannya. Karena ketika mahasiswa memiliki minat yang besar untuk berwirausaha, namun tidak ada dukungan dari keluarga, maka mahasiswa ini kemungkinan akan kurang yakin dan berpikir ulang tentang pilihannya.
Penelitian ini akan dilakukan terhadap mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis merupakan salah satu fakultas di Universitas Sumatera Utara yang mendukung dan mendorong mahasiswanya untuk menjadi seorang wirausahawan, khususnya pada program studi manajemen ekstensi dengan memberikan mata kuliah kewirausahaan kepada mahasiswanya. Tujuan pemberian mata kuliah kewirausahaan ini tidak lain adalah untuk menumbuhkan minat mahasiswanya untuk menjadi seorang wirausahawan yang kreatif dan inovatif. Latar belakang mahasiswa dari program studi manajemen ekstensi ini juga kebanyakan merupakan mahasiswa yang sudah bekerja, baik itu bekerja sebagai pegawai sebuah instansi ataupun mahasiswa yang menjadi seorang wirausahawan. Fenomena seperti yang telah dipaparkan diatas saat ini juga sedang terjadi pada lulusan Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis USU.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Konsep Diri Dan Lingkungan Keluarga Terhadap
Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis USU”.