• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Konsep Diri Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Konsep Diri Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

KUESIONER PENGARUH KONSEP DIRI DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA MANAJEMEN EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

No. Responden : ... Responden yang terhormat

Pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini hanya semata-mata untuk data

penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Konsep Diri Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis USU”

Saya mengharapkan kesediaan saudara/saudari untuk menjawab pertanyaan dengan baik.

I. Identitas Responden

Nama :

Program Studi :

Stambuk :

Umur :

Pekerjaan orang tua :

(2)

— Sangat Setuju (SS)

— Setuju (S)

— Kurang Setuju (KS)

— Tidak Setuju (TS)

— Sangat Tidak Setuju (STS)

Berilah tanda ( x ) pada jawaban yang paling sesuai menurut pendapat anda Variabel Konsep Diri untuk kemudian menilai keadaan diri berdasarkan penilaian orang lain

Variabel Lingkungan Keluarga

Skala Ukur

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Saya termotivasi untuk menjadi seorang wirausaha karena dukungan dari keluarga

2. Keluarga saya memberi kebebasan atas pilihan saya termasuk untuk menjadi seorang wirausaha 3. Cinta dan kasih sayang dari keluarga membuat

saya bersemangat untuk menjadi wirausahawan 4. Keluarga saya percaya kepada pilihan saya

untuk menjadi seorang wirausaha

(3)

Variabel Minat Berwirausaha

Skala Ukur

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Saya merasa senang untuk mencari informasi peluang usaha yang tersedia

2. Saya makin merasa termotivasi ketika melihat ada wirausahawan yang sukses dalam dunia usaha

3. Saya memahami pentingnya peran wirausahawan untuk menopang prekonomian 4. Saya memiliki keinginan untuk mendapatkan

penghasilan sendiri sebagai wirausahawan 5. Saya mampu melihat peluang usaha yang

tersedia

(4)
(5)
(6)
(7)

4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4

4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5

4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4

5 5 3 5 5 3 4 4 4 3 5 5 4 5 5

3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4

5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5

4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5

4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4

4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5

4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3

4 4 3 4 4 4 5 3 5 3 3 4 5 3 3

4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4

4 4 4 5 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4 5

5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4

5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5

4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4

4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5

4 5 3 4 4 3 4 5 4 4 4 3 5 5 3

5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4

4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5

4 4 3 4 5 4 3 3 3 5 4 4 3 4 3

(8)

Lampiran 3 – Hasil Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

VAR00001 60.03 26.516 .547 .850

VAR00002 59.97 26.792 .472 .853

VAR00003 60.33 25.402 .617 .845

VAR00004 59.93 25.375 .586 .847

VAR00005 59.97 27.137 .409 .856

VAR00006 60.10 25.886 .502 .851

VAR00007 59.87 26.326 .480 .853

VAR00008 60.10 26.369 .428 .856

VAR00009 60.20 26.924 .383 .858

VAR00010 60.13 26.257 .458 .854

VAR00011 60.23 26.461 .542 .850

VAR00012 59.87 26.395 .527 .850

VAR00013 59.97 26.792 .416 .856

VAR00014 59.93 24.961 .653 .843

(9)

Lampiran 4 – Uji Asumsi Klasik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.73114273

Most Extreme Differences Absolute .092

Positive .070

Negative -.092

Kolmogorov-Smirnov Z .916

Asymp. Sig. (2-tailed)

.372

(10)

Lampiran 5 – Regresi Linear Berganda Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .548a .300 .285 1.749

a. Predictors: (Constant), LingkunganKeluarga, KonsepDiri

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 127.071 2 63.536 20.772 .000a

Residual 296.689 97 3.059

Total 423.760 99

a. Predictors: (Constant), LingkunganKeluarga, KonsepDiri

b. Dependent Variable: MinatBerwirausaha

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.703 2.644 1.401 .164

KonsepDiri .417 .102 .362 4.103 .000

LingkunganKeluarga .385 .104 .327 3.706 .000

(11)

DAFTAR PUSTAKA BUKU :

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT.

Rineka Cipta

Buchari, Alma. 2000. Kewirausahaan, Edisi Revisi. Bandung : Alfabeta

Burns, R. B. 1993.Konsep Diri : Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. terj. Eddy. Jakarta : Arcan

Centi, Paul J. 1993. Mengapa Rendah Diri?. Yogyakarta : Kanisius Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Desmita. 2008. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Ginting, Paham dan Syafrizal Helmi Situmorang. 2008. Filsafat dan Metode

Riset. Medan USU Press

Kasmir. 2006.Kewirausahaan. Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta :

Erlangga

Mulyana, Dedy. 2000. Ilmu Komunikasi, Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosadakarya

Nirbito.2000. Manajemen Perusahaan Kecil dan Kewirausahaan. Jakarta : PGSM Depdiknas

Pudjijogjayanti, R. C.1995. Konsep Diri Dalam Pendidikan. Jakarta : Arcan Qomarrun. 2000. Kewirausahaan. Buku Pegangan Kuliah. Surakarta : Jurusan

Teknik Arsitektur UMS

Rakhmat, Jalaludin. 2004. Psikologi Komunikasi.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Ratnaningsih. 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT. Renika Cipta Ristanti, W.2002. Minat Anak. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, CV Alfa Beta, Bandung.

Situmorang, Syafrizal Helmi dan Lutfi, 2012. Analisis Data Untuk Riset

Manajemen dan Bisnis, USU Press, Medan.

Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta

(12)

Suparyanto, R.W. 2012. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta

Soelaeman, M.I. 1994.Pendidikan dalam keluarga. Bandung : Alfabeta Umar, Husein. 2003. Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.

Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Zimmerer, Thomas W, Scorborough. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen

Usaha Kecil. Jakarta : Salemba Empat

WEBSITE :

www.pikiran-rakyat.com. Diakses tanggal 20 Maret 2014, pukul 10.00 WIB.

SKRIPSI :

Ruth, Debora. (2013). “Pengaruh Konsep Diri, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Lingkungan

Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha”, Skripsi Fakultas Pendidikan

Ekonomi dan

Bisnis UPI (Tidak dipublikasikan)

Tobing, Fitriani (2010). “Pengaruh Konsep Diri, Prestasi Belajar Mata Kuliah Kewirausahaan

dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Politeknik

Negeri Medan Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan Tahun

Akademik 2009-2010”, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (Tidak

dipublikasikan) JURNAL

Fuadi, Iski Fadli, 2009. “Hubungan Minat Berwirausaha dengan prestasi Praktik Kerja

Industri Siswa kelas XII Teknik Otomotif SMK Negri 1 Adiwerna Kabupaten Tegal”,

(13)

Koranti, Komsi , 2013. “Analisis Pengaruh Faktor Eksternal Dan Internal Terhadap Minat

Berwirausaha”, Jurnal Universitas Gunadarma, Volume 5 hal 45.

Putra, Aditia Rano, 2012. “Faktor-Faktor Penentu Minat Mahasiswa Manajemen Untuk

Berwirausaha”, Jurnal Manajemen UNP, Volume 01 Nomor 01 hal 05.

(14)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003: 35). Oleh karena itu penelitian ini akan menjelaskan pengaruh konsep diri dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada Mahasiswa manajemen ekstensi fakultas Ekonomi USU.

3.2 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada Mahasiswa manajemen ekstensi Fakultas Ekonomi, yang beralamat di Jl. Prof. T.M. Hanafiah, Kampus USU, Medan 20155, sedangkan waktu penelitian akan dilakukan pada bulan April 2014 hingga selesai.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian yang dilakukan.Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini dibatasi pada variabel sebagai berikut:

(15)

Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Konsep diri (X1) dan

Lingkungan keluarga (X2)

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah

Minat berwirausaha (Y).

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Definisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel suatu faktor berkaitan dengan faktor lainnya. Definisi variabel-variabel memberikan dan menuntun arah penelitian bagaimana cara mengukur suatu variabel.Definisi Operasional dari variabel – variabel yang akan diteliti adalah :

1. Konsep Diri (X1)

Konsep diri adalah pandangan individu mengenai siapa diri individu. 2. Lingkungan Keluarga (X2)

Seseorang yang sudah menjiwai suatu pekerjaan karena terlahir dan dibesarkan dari keluarga yang memiliki tradisi kuat dalam berwirausaha.

3. Minat Berwirausaha (Y)

(16)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi variabel Indikator Skala

pengukuran

Konsep Diri (X1)

Konsep diri adalah pandangan individu mengenai siapa diri individu.

Lingkungan dimana anak tumbuh dan berkembang yang memiliki tradisi kuat dalam berwirausaha. ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

3.5 Skala Pengukuran Variabel

(17)

memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberi skor (Sugiyono, 2008: 86). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat berbentuk seperti ditunjukkan pada Tabel 3.2

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu-ragu (RR) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono (2008: 86) 3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

(18)

Tabel 3.3

Jumlah Mahasiswa S1 Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Tahun

Jumlah Mahasiswa

Total

Laki-Laki Perempuan

2007 4 8 12

2008 10 9 19

2009 10 6 16

2010 28 25 53

2011 49 89 138

2012 52 97 149

2013 47 93 140

Total 200 327 527

Sumber : Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Sumatera Utara (April 2014)

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (dalam Umar, 2003 :76) sebagai berikut :

(19)

= 99,81 digenapkan menjadi 100 orang

Dimana :

: Jumlah sampel N: Jumlah populasi e : Taraf kesalahan 3.6.3 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel.

3.7 Jenis Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan data sekunder:

1. Data Primer

Data diperoleh langsung dari objek penelitian, dimana data ini memerlukan pengolahan lebih lanjut seperti hasil kuesioner yang disebar kepada responden.

2. Data Sekunder

Data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti mendapat data sekunder dari buku-buku, internet, dan literatur.

3.8 Metode Pengumpulan Data

(20)

1. Kuesioner

Metode pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan dalam bentuk angket kepada mahasiswa yang telah ditetapkan sebagai sampel atau responden penelitian.

2. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur data yang diinginkan serta mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010:211). Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Ginting dan Situmorang, 2008:172). Penelitian ini menggunakan alat kuesioner, karena itu uji validitas dilakukan untuk menguji data yang didapat setelah penelitian, data yang diperoleh valid atau tidak dengan menggunakan alat ukur kuesioner tersebut. Pengujian validitas dilakukan pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi USU dengan jumlah responden sebanyak 30 orang diluar sampel, dengan menggunakan software SPSS (Statistic Product and Service Solution)16.00 for windows dengan kriteria sebagai berikut:

(21)

Jika rhitung< rtabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

Tabel 3.4 menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan valid, karena nilai

Corrected item-total correlation seluruh pernyataan bernilai lebih besar dengan

nilai rtabel0,361 dan dapat dipergunakan dalam penelitian. 3.9.2 Uji Reliabilitas

(22)

Situmorang (2008:176), reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan tingkat kestabilan, konsistensi, dan atau kehandalan instrumen untuk menggambarkan gejala sesuai dengan yang ada. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut digunakan untuk subjek yang sama, dalam waktu dan kondisi yang berbeda, tetap menunjukkan hasil yang sama. Adapun kriteria dari pengujian reliabilitas adalah:

Jika ralpha positif atau > rtabel, maka pertanyaan reliabel. Jika ralpha negatif atau < rtabel, maka pertanyaan tidak reliabel.

Berdasarka tabel 3.4 diatas, nilai Cronbach’s alpha bernilai diatas 0,7. Hal ini menunjukkan bahwa kuisener penelitian ini reliabel sehingga dapat diteruskan untuk melakukan penelitian.

3.10 Metode Analisis Data

Teknik analisis data penelitian ini adalah: 3.10.1 Metode Analisis Statistik Deskriptif

Suatu metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diintepretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang akan dibahas.

3.10.2 Pengujian Asumsi Klasik

Model regresi berganda harus memenuhi syarat asumsi klasik sebelum data tersebut dianalisis, adapun syarat asumsi klasik tersebut meliputi:

(23)

Uji normalitas bertujuan untuk menguji data dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui analisis

Kolmogorov Smirnov.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikonealiritas di dalam model regresi dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance

Inflation Factor) melalui SPSS 16.00 for windows dengan ketentuan:

Bila VIF > 5 maka terdapat masalah multikolinearitas Bila VIF < 5 maka tidak terdapat masalah multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas

(24)

3.10.3 Metode Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Model regresi linear berganda yang digunakan adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e Dimana:

Y = Minat berwirausaha a = Konstanta

b1,2= Koefisien Regresi Berganda X1 = Konsep diri

X2 = Lingkungan keluarga

e = Kesalahan Pengganggu (standard error)

Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik akan digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis yaitu:

a. Uji Statistik-t (uji pengaruh parsial)

Uji statistik-t dilakukan untuk melihat secara parsial bagaimana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam Uji Statistik-t ini adalah:

(25)

H0 : b1, b2≠ 0, artinya Konsep Diri (X1) dan Lingkungan keluarga(X2) secara parsial berpengaruh terhadap Minat Berwirausaha (Y).

Kriteria penilaian hipotesis pada uji-t ini adalah: H0 diterima jika thitung< ttabel pada α = 5% H0 ditolak jika thitung> ttabel pada α = 5% b. Uji Statistik-F (uji serempak)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikasi dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama atau secara simultan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:

H0 : b1 = b2 = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari Konsep Diri (X1) dan Lingkungan keluarga(X2) terhadap Minat Berwirausaha (Y).

Ha : minimal satu; b1, b2≠0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari Konsep Diri (X1) dan Lingkungan keluarga(X2) terhadap Minat Berwirausaha (Y).

Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah: Terima H0 bila Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5%

Tolak H0 (terima Ha) bila Fhitung > Ftabelpada α = 5% c. Koefisien Determinasi (R2)

(26)
(27)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Profil Instansi

Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu dari tiga Program Pendidikan Starta-I yang berada dibawah Fakultas Ekonomi USU. Manajemen Ekstensi dibentuk pada tahun 1992. Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU, dipimpin oleh seorang Ketua dibantu oleh seorang Sekretaris dengan beberapa pegawai administrasi. Ketua dan Sekretaris dipilih oleh dosen tetap Program Studi untuk masa bakti 4 tahun.

4.1.2 Visi Departemen Manajemen Ekstensi FEB USU

Menjadi Program Studi Manajemen yang mandiri, mampu memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas tinggi, menjadi pusat informasi bisnis bagi masyarakat, serta berpartisipasi penuh dalam pengembangan Bisnis dan Manajemen di wilayah Asia Tenggara (ASEAN Region).

4.1.3 Misi Departemen Manajemen Ekstensi FEB USU

Mempersiapkan tenaga ahli di bidang bisnis dan manajemen untuk menghasilkan manajemen yang professional dalam berbagai bidang bisnis dalam rangka memenuhi perkembangan yang pesat dari bisnis dan industri, terutama untuk perkembangan ekonomi di Sumatera Utara.

(28)

2) Meningkatkan Akses ke Usaha Kecil dan Menengah, Dunia Bisnis, dan Industri serta Meningkatkan sarana dan prasarana Departemen Manajemen Ekstensi dalam menghadapi krisis global.

4.1.4 Tujuan pendidikan S-1 Manajemen Ekstensi FEB USU

a. Mampu menghasilkan Manajer-manajer Profesional untuk menghadapi Perkembangan Dunia Bisnis dan Industri.

b. Mampu menghasilkan penelitian yang berkualitas, dapat diterapkan di dunia Bisnis dan Manajemen.

c. Mampu mempublikasikan dan menyebar luaskan hasil-hasil penelitian kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

d. Dapat memberikan konsultasi Bisnis, seperti Pemberian saran-saran pelaksanaan Bisnis dan layanan konsultasi dalam berbagai bidang Manajemen.

4.1.5 Sasaran Pendidikan Program Studi Manajemen

1. Menghasilkan lulusan yang dapat diterima di dunia bisnis dan mampu membuka dan menjalankan usaha.

2. Meningkatkan fasilitas layanan pendidikan Program Studi Manajemen untuk stake holders.

3. Mempublikasikan minimal 15 (lima belas) publikasi ilmiah tiap tahun.

4. Sebagai konsultan bisnis minimal 12 konsultasi per tahun.

(29)

4.2 Metode Analisis Data 4.2.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis statistik deskriptif merupakan cara menguraikan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan. Analisis statistik deskriptif yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan mendistribusikan jawaban responden dalam bentuk tabel sehingga memperoleh gambaran yang jelas tentang distribusi jawaban responden.

1. Karakteristik Reponden

a. Karakteristik Berdasarkan Umur Responden Tabel 4.1 Usia Responden

Usia Frekuensi Persentase

21 tahun 38 38 %

22 tahun 32 32 %

23 tahun 21 21 %

24 tahun 7 7 %

25 tahun 1 1 %

26 tahun 1 1 %

Jumlah 100 100 %

Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner (Juni 2014)

(30)

persentase 38%, mahasiswa yang berusia 22 tahun sebanyak 32%, usia 23 tahun 21%, dan mahasiswa yang berusia 24 tahun sebanyak 7 %, 25 dan 26 tahun masing-masing sebanyak 1%.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk. Tabel 4.2

Stambuk/Angkatan Responden

Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner (Juni 2014)

Tabel 4.2 menunjukkan mayoritas responden yang menjawab pertanyaan ini adalah mahasiswa dari stambuk 2012 yaitu sebanyak 38 orang (38%), stambuk 2013 sebanyak 32%, stambuk 2011 sebanyak 25% sedangkan dari stambuk 2007 tidak ada, dari stambuk 2008 dan 2009 masing-masing hanya 1 orang, dan stambuk 2010 hanya 3 orang. Hal ini disebabkan karena frekuensi kehadiran mahasiswa stambuk 2007-2010 sudah minim, sedangkan mayoritas mahasiswa yang sering ke kampus adalah mahasiswa dari stambuk 2011 sampai dengan stambuk 2013.

Stambuk Frekuensi Persentase

2007 - 0 %

2008 1 1 %

2009 1 1 %

2010 3 3 %

2011 25 25 %

2012 38 38 %

2013 32 32 %

(31)

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua Tabel 4.3

Pekerjaan Orang Tua

Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase

Pegawai Negeri Sipil 45 45 %

Pegawai Swasta 30 30 %

Wirausahawan 23 23 %

Petani 2 2 %

Jumlah 100 100 %

Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner (Juni 2014)

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat mayoritas responden yang menjawab pertanyaan kuesioner mengenai pengaruh konsep diri dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha adalah mahasiswa yang orang tuanya bekerja sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil), sebanyak 45 orang dengan tingkat persentase sebesar 45 %, Pegawai Swasta 30 %, Wirausahawan 23 %, dan Petani 23 %. Hal ini menunjukkan latar belakang pekerjaan orang tua mahasiswa sangat beragam. 2. Hasil Pernyataan Kuesioner Dari 100 Responden

a. Konsep Diri (X1)

Tabel 4.4 Konsep Diri Butir

Pernyataan

Frekuensi

SS % S % KS % TS % STS %

1 42 42 53 53 4 4 1 1 0 0

(32)

3 26 26 62 62 11 11 1 1 0 0

4 31 31 58 58 10 10 1 1 0 0

5 30 30 61 61 8 8 0 0 1 1

Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner (Juni 2014)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 100 orang responden untuk variabel konsep diri pada Tabel 4.4, yaitu :

1) Pada pernyataanpertama (saya merasa optimis akan berhasil ketika menjadi seorang wirausahawan)sebanyak 42 orang (42%) menjawab sangat setuju, 53 orang (53%) menjawab setuju, 4 orang (4%) menjawab kurang setuju, 1 orang (1%) menjawab tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.

2) Pada pernyataan kedua (saya merasa puas akan penilaian orang lain terhadap diri saya) sebanyak 37 orang (37%) menjawab sangat setuju, 55 orang (55%) menjawab setuju, 7 orang (7%) menjawab kurang setuju, tidak ada yang menjawab tidak setuju, dan 1 orang (1%) menjawab sangat tidak setuju.

3) Pada pernyataan ketiga (saya memiliki cita-cita untuk menjadi seorang wirausahawan yang sukses) sebanyak 26 orang (26%) menjawab sangat setuju, 62 orang (62%) menjawab setuju, 11 orang (11%) menjawab kurang setuju, 1 orang (1%) menjawab tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.

(33)

sangatsetuju, 58 orang (58%) menjawab setuju, 10 orang (10%) menjawab kurang setuju, 1 orang (1%) menjawab tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.

5) Pada pernyataan kelima (saya mampu menerima kritikan dari orang lain untuk kemudian menilai keadaan diri berdasarkan penilaian orang lain) sebanyak 30 orang (30%) menjawab sangat setuju, 61 orang (61%) menjawab setuju, 8 orang (8%) menjawab kurang setuju, tidak ada yang menjawab tidak setuju, dan 1 orang (1%) menjawab sangat tidak setuju. b. Lingkungan Keluarga (X2)

Tabel 4.5

Variabel Lingkungan Keluarga Butir

Pernyataan

Frekuensi

SS % S % KS % TS % STS %

1 29 29 66 66 5 5 0 0 0 0

2 37 37 56 56 7 7 0 0 0 0

3 20 20 57 57 23 23 0 0 0 0

4 41 41 50 50 9 9 0 0 0 0

5 42 42 51 51 7 7 0 0 0 0

Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner (Juni 2014)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 100 orang responden untuk variabel lingkungan keluarga pada Tabel 4.5, yaitu :

(34)

menjawab sangat setuju, 66 orang (66%) menjawab setuju, 5 orang (5%) menjawab kurang setuju, tidak ada yang menjawab tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.

2) Pada pernyataan kedua (keluarga saya memberi kebebasan atas pilihan saya untuk menjadi seorang wirausaha) sebanyak 37 orang (37%) menjawab sangat setuju, 56 orang (56%) menjawab setuju, 7 orang (5%) menjawab kurang setuju, tidak ada yang menjawab tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.

3) Pada pernyataan ketiga (cinta dan kasih sayang dari keluarga membuat saya bersemangat untuk menjadi wirausahawan) sebanyak 20 orang (20%) menjawab sangat setuju, 57 orang (57%) menjawab setuju, 23 orang (23%) menjawab kurang setuju, tidak ada yang menjawab tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.

4) Pada pernyataan keempat (keluarga saya percaya kepada pilihan saya untuk menjadi seorang wirausaha) sebanyak 41 orang (41%) menjawab sangat setuju, 50 orang (50%) menjawab setuju, 9 orang (9%) menjawab kurang setuju, tidak ada yang menjawab tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.

(35)

c. Minat Berwirausaha (Y)

Tabel 4.6

Variabel Minat Berwirausaha Butir

Pernyataan

Frekuensi

SS % S % KS % TS % STS %

1 24 24 72 72 4 4 0 0 0 0

2 35 35 59 59 6 6 0 0 0 0

3 30 30 59 59 10 10 0 0 1 1

4 23 23 45 45 30 30 1 1 1 1

5 27 27 63 63 8 8 1 1 1 1

Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner (Juni 2014)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 100 orang responden untuk variabel lingkungan keluarga pada Tabel 4.6, yaitu :

1) Pada pernyataan pertama (saya merasa senang untuk mencari informasi peluang usaha yang tersedia) sebanyak 24 orang (24%) menjawab sangat setuju, 72 orang (72%) menjawab setuju, 4 orang (4%) menjawab kurang setuju, tidak ada yang menjawab tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.

(36)

3) Pada pernyataan ketiga (saya memahami pentingnya peran wirausahawan untuk menopang prekonomian) sebanyak 30 orang (30%) menjawab sangat setuju, 59 orang (59%) menjawab setuju, 10 orang (10%) menjawab kurang setuju, tidak ada yang menjawab tidak setuju, dan 1 orang (1%) ada menjawab sangat tidak setuju.

4) Pada pernyataan keempat (saya memiliki keinginan untuk mendapatkan penghasilan sendiri sebagai wirausahawan) sebanyak 23 orang (23%) menjawab sangat setuju, 45 orang (45%) menjawab setuju, 30 orang (30%) menjawab kurang setuju, 1 orang (1%) menjawab tidak setuju, dan 1 orang (1%) menjawab sangat tidak setuju.

5) Pada pernyataan kelima (saya mampu melihat peluang usaha yang tersedia) sebanyak 27 orang (27%) menjawab sangat setuju, 63 orang (63%) menjawab setuju, 8 orang (8%) menjawab kurang setuju, 1 orang (1%) menjawab tidak setuju, dan 1 orang (1%) menjawab sangat tidak setuju.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik 1.Uji Normalitas Data

(37)

menggunakan tingkat signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal.Hasil dari output SPSS terlihat seperti Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 :

Gambar 4.1 Plot Uji Normalitas

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner)denganmenggunakan

(38)

Gambar 4.2

Histogram Uji Normalitas

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner)dengan menggunakan

SPSS 16.00, 2014

(39)

lebih memastikan bahwa data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Tabel 4.7

Hasil Analisis Instrumen One Sample KS Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.73114273

Most Extreme Differences Absolute .092

Positive .070

Negative -.092

Kolmogorov-Smirnov Z .916

Asymp. Sig. (2-tailed) .372

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner)dengan menggunakan

SPSS 16.00, 2014

Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,372 dan di atas nilai signifikan (0,05). Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal. Nilai kolmogrov-smirnov Z lebih kecil dari 1,97 yaitu sebesar 0,916. Ini berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empiric atau dengan kata lain dikatakan normal.

2. Multikolinearitas

(40)

(VIF < 5) dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 (Tolerance> 0,1). Uji multikolinearitas pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner)dengan menggunakan

SPSS 16.00, 2014

Tabel 4.8 menunjukkan tidak adanya masalah multikolinearitas, dimana hasil uji Variance Inflation Factor (VIF) pada variabel konsep diri, dan lingkungan keluargamenunjukkan nilai kurang dari lima (VIF < 5). Nilai Variance

Inflation Factor (VIF) pada variabel konsep diriadalah 1,075; dan variabel

lingkungan keluargaadalah 1,075. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang lebih kecil dari 5 (lima) menunjukkan bahwa tidak ada masalah multikolinearitas dalam model penelitian ini.

(41)

3. Heteroskedastisitas

(42)

variabel independen (konsep diri dan lingkungan keluarga)menunjukkan nilai lebih besar dari 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada data penelitian tidak terdapat adanya heteroskedastisitas dalam model regresi.

Uji heteroskedastisitas dapat juga dilihat melalui gambar scatterplot. Gambar 4.3 berikut adalah gambar scatterplot yang dapat mengindikasi ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas. Suatu model regresi jika dianalisis dengan pendekatan grafik, tidak terkena heteroskedastisitas apabila pada grafik scatterplot terlihat titik-titik yang menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu.

Gambar 4.3

Scatterplot Dependent Variable (Minat Berwirausaha)

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner)dengan menggunakan

(43)

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa penyebaran residual cenderung tidak teratur, terdapat titik-titik yang berpencar dan tidak membentuk pola tertentu. Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi penelitian ini.

4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (konsep diri dan lingkungan keluarga)terhadap variabel terikat (minat berwirausaha) pada mahasiswa manajemen ekstensi. Analisis dilakukan dengan bantuan SPSS versi 16.00 dengan menggunakan metode enter. Metode enter digunakan untuk analisis regresi agar dapat mengetahui apakah variabel bebas mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat. Seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam analisis untuk dapat diketahui apakah variabel independen mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen.

4.2.3.1 Uji-F (Uji Serempak)

Uji F (uji serentak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau hubungan positif dan signifikan variabel bebas (X1 dan X2) berupa variabel konsep diridan variabel lingkungan keluarga terhadap variabel terikat (Y) berupa minat berwirausaha.

Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F ini adalah sebagai berikut:

(44)

H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, Artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y). Penelitidalam menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:

df (pembilang) = k-1 df (penyebut) = n-k Keterangan:

n = jumlah sampel penelitian

k = jumlah variabel bebas dan terikat

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 100 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh:

1) df (pembilang) = k-1 df (pembilang) = 3-1 = 2 2) df (penyebut) = n-k df (penyebut) = 100-3 = 97

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for

Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat α = 5%

(2:97) = 3,09 dengan kriteria uji sebagai berikut: H0 diterima bila Fhitung< Ftabel pada α = 5% H0 ditolak bila Fhitung> Ftabel pada α = 5%

(45)

keluarga dapat dipakai untuk mengestimasi minat berwirausaha (Y) pada mahasiswa manajemen ekstensi. Kedua variabel tersebut secara simultan (serempak) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel minat berwirausaha

Tabel 4.10

Hasil Instrumen Uji-F (Uji Serempak)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 127.071 2 63.536 20.772 .000a

Residual 296.689 97 3.059

Total

423.760 99

a. Predictors: (Constant), LingkunganKeluarga, KonsepDiri

b. Dependent Variable: MinatBerwirausaha

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner)dengan menggunakan

SPSS 16.00, 2014

4.2.3.2 Uji-t (Uji Parsial)

Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Untuk melakukan uji-t menggunakan tabel

coefficients. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas dengan

(46)

Tabel 4.11

Hasil Intrumen Uji-t (Uji Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.703 2.644 1.401 .164

KonsepDiri .417 .102 .362 4.103 .000

LingkunganKeluarga .385 .104 .327 3.706 .000

a. Dependent Variable: MinatBerwirausaha

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner)dengan menggunakan

SPSS 16.00, 2014

Tabel 4.11 di atas menjelaskan bahwa hasil uji signifikansi parsial masing-masing variabel adalah:

1. Nilai thitungpada variabelkonsep diriadalah 4,103 dan nilai ttabel adalah 1,98397 sehingga thitung > ttabel ( 4,103 > 1,98397 ). Tingkat signifikansi pada variabel konsep diriyaitu 0,000 , lebih kecil dari 0,05 (0,05 > 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel konsep diriterhadap variabel minat berwirausaha pada mahasiswa manajemen ekstensi.

(47)

antara variabel lingkungan keluargaterhadap variabel minat berwirausaha pada mahasiswa manajemen ekstensi.

Dari hasil penggunaan metode analisis regresi linear berganda pada penelitian ini, maka diperoleh suatu bentuk persamaan, yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Y = 3,703 + 0,417X1 + 0,385X2 + e

Dimana :

Y = Minat berwirausaha a = Konstanta

b1,2= Koefisien Regresi Berganda X1 = Konsep diri

X2 = Lingkungan keluarga

e = Kesalahan Pengganggu (standard error)

Hal ini mengandung arti bahwa pengambilan keputusan yang terlihat dari nilai konstanta sebesar 3,703; apabila variabel konsep dirimeningkat 1 satuan maka minat berwirausaha meningkat sebesar 0,417 satuan (unit) dan apabila lingkungan keluargameningkat 1 satuan, maka minat berwirausaha akan meningkat sebesar 0,385 satuan (unit).

4.2.3.3 Koefisien Determinan (R2)

(48)

Tabel 4.12

Tabel Hubungan Antar Variabel

Sumber: Situmorang dan Lufti (2012:148)

Tabel 4.12 menjelaskan mengenai tipe hubungan antar variabel, semakin besar nilai R berarti hubungan semakin erat. Koefisiensi determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilainya adalah 0 – 1. Semakin mendekati nol berarti tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model berarti akan semakin baik. Hasil instrumen koefisiensi determinan (R2) dapat dilihat pada Tabel 4.13

Tabel 4.13

Hasil Instrumen Koefisien Determinan (R2) Model Summary

a. Predictors: (Constant), LingkunganKeluarga, KonsepDiri

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner)dengan menggunakan

SPSS 16.00, 2014

(49)

minat berwirausaha (Y) sebesar 54,8%. Hal ini berarti hubungannya erat. Angka

Adjusted R2 sebesar 0,285 berarti 28,5%. Minat mahasiswa untuk berwirausaha dapat dijelaskan oleh variabel konsep diri dan variabel lingkungan keluarga, sedangkan sisanya 71,5% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh konsep diri terhadap minat berwirausaha

Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui bahwa variabel konsep diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa manajemen ekstensi fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Dimana untuk variabel konsep diri nilai thitung > ttabel ( 4,103 > 1,98397 ) dan nilai signifikan pada variabel konsep diriyaitu 0,000.

(50)

4.3.2 Pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha

Berdasarkanhasil uji t pada variabel lingkungan keluargaterdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel lingkungan keluarga terhadap variabel minat berwirausaha pada mahasiswa manajemen ekstensi.Dimana thitung > ttabel ( 3,706 > 1,98397 ). Dan tingkat signifikansi pada variabel lingkungan keluargayaitu 0,000. Keluarga merupakan lingkungan sosial terdekat seorang wirausaha. Lingkungan keluarga yang saling mendukung akan mendorong lahirnya potensi sifat dan jiwa wirausaha dari tiap orang, karena walaupun seseorang memiliki niat dan tekun dalam mendalami dunia wirausaha namun jika lingkungan sekitarnya tidak mendukung, maka kemungkinan keberhasilan akan kecil.

(51)

dan Lingkungan Keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Berwirausaha.

Berdasarkan uji secara parsial dapat dilihat bahwa variabel konsep diri dan lingkungan keluarga secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi masing-masing variabel yaitu 0,000dan lebih kecil dari α = 0,05 sehingga kedua variabel ini, baik variabel konsep diri maupun lingkungan keluarga merupakan variabel yang berpengaruh dominan.

(52)

Pembagian responden berdasarkan umur, mayoritas responden berumur 21 tahun yaitu sebanyak 38 orang (38%), 22 tahun sebanyak 32 orang (32%), 23 tahun sebanyak 21 orang (21%), 24 tahun sebanyak 7 orang (7%), 25 tahun dan 26 tahun masing-masing sebanyak 1 orang (1%).Hal ini mengindikasikan bahwa kebanyakan mahasiswa sudah cukup dewasa dan bijak dalam menentukan pilihan hidup mereka, termasuk pilihan mereka untuk menjadi seorang wirausahawan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban pernyataan variabel minat berwirausaha pada pernyataan pertama (saya merasa senang untuk mencari informasi peluang usaha yang tersedia), di mana sebanyak 24 orang (24%) menjawab sangat setuju, 72 orang (72%) menjawab setuju. Ini menunjukkan bahwa kebanyakan mahasiswa sudah bersikap proaktif dalam mencari informasi dan sudah menunjukkan minatnya dalam dunia usaha.

(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan,peneliti dapat memberi kesimpulan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel konsep diri dan variabel lingkungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis USU dengan F hitung yaitu sebesar 20,772% lebih besar dari F tabel yaitu sebesar 3,09% maka hipotesis diterima.

Berdasarkan Uji-t variabel konsep diri dan lingkungan keluarga merupakan variabel yangdominan mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa manajemen ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis USU.Apabila mahasiswa memiliki konsep diri yang tinggi, dan lingkungan keluarga yang baik, maka hal tersebut akan menumbuhkan minat mahasiswa untuk berwirausaha.

(54)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil saran sebagai berikut:

1. Untuk menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan diperlukan suatu usaha nyata oleh pihak fakultas, misalnya dengan memberikan wadah bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dengan mendirikan bisnis kecil di lokasi universitas, selain itu melalui kebijakan yang dapat memfasilitasi mahasiswa yang memiliki minat berwirausaha dan membuat program-program untuk mendukung terciptanya lulusan perguruan tinggi yang lebih siap bekerja dan menciptakan pekerjaan.

(55)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Diri

2.1.1 Pengertian Konsep Diri

Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari mahluk lainnya. Para ahli psikologi kepribadian berusaha menjelaskan sifat dan fungsi dari konsep diri, sehingga terdapat berbagai pengertian.Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.

(56)

orang lain tanpa ada informasi atau masukan dari lingkungan maupun orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung, individu telah menilai dirinya sendiri. Penilaian terhadap diri sendiri itu meliputi watak dirinya, orang lain dapat menghargai dirinya atau tidak, dirinya termasuk orang yang berpenampilan menarik, cantik atau tidak (Mulyana, 2000:7).

Menurut William D. Brooks bahwa pengertian konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita (Rakhmat, 2004:105). Sedangkan Centi (1993:9) mengemukakan konsep diri tidak lain tidak bukan adalah gagasan tentang diri sendiri. Konsep diri terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita harapkan.

(57)

2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri

Menurut Rakhmat (2004:100), Faktor yang mempengaruhi konsep diri, antara lain :

a) Orang lain

Sebagaimana yang telah dibahas diatas bahwa orang lain mempunyai pengaruh terhadap individu dalam menyimpulkan konsep dirinya. Selain itu, mengutip pernyataan Gabriel Marcel dalam Rakmat (2004:100),

The fact is that we can understand ourself by starting from the other, or

from others, and only starting from them.” Kita mengenal diri kita dengan mengenal orang lain terlebih dahulu. Bagaimana anda menilai diri saya akan membentuk konsep diri saya.

Kita sepakat bahwa orang lain mempunyai pengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Tetapi, tidak semua orang lain mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri kita. Ada yang paling berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling dekat dengan diri kita. George Herbert Mead dalam Rakhmat (2004:101) menyebut mereka Significant others – orang lain yang sangat penting.

b) Kelompok Rujukan

(58)

denganciri-ciri kelompoknya. ketika kita menjadi anggota kelompok persatuan bulu tangkis, ikatan mahasiswa Universitas, dan lain-lain.

Menurut Pudjijogyanti(1995:12) konsep diri bukan merupakan faktor bawaan sejak lahir, melainkan faktor yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan dengan individu lain. Dengan demikian pembentukan konsep diri dipengaruhi oleh orang lain yang dekat di sekitar kita. Menurut James F.C (1995) sebagaimana dikutip oleh Ratnaningsih (2002:15-16) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri ada dua yaitu :

1. Faktor pelaku, terdiri dari : a. Orang Tua

Orang tua merupakan kontak sosial paling awal yang kita alami dan yang paling kuat. Informasi yang dikomunikasikan orang tua pada anak akan lebih menancap daripada informasi lain yang diterima anak sepanjang hidupnya dan orang tualah yang menetapkan penghargaan bagi anak-anaknya. Murphy dalam Burns (1993:204) menyatakan bahwa menurutnya sangat penting untuk menyelamatkan anak dari mendapatkan suatu pandangan mengenai dirinya yang tidak menyenangkan. Konsep diri yang positif pada anak akan tercipta apabila kondisi keluarga ditandai dengan adanya integrita dan tenggang rasa yang tinggi antar anggota keluarga. Selanjutnya Burns

(1993:256) membuktikan bahwa “ada hubungan erat antara kualitas

hubungan orang tua dengan pandangan anak terhadap diri dan

(59)

b. Teman sebaya

Teman sebaya sangatlah mempengaruhi konsep diri pada diri anak. Anak juga membutuhkan penerimaan dari temannya atau kelompoknya. Apabila anak selalu digoda, dicaci maki, dan dibentak, maka konsep diri anak akan terganggu.

c. Masyarakat

Anak muda tidak terlalu mementingkan kelahiran mereka, kenyataan bahwa mereka hitam atau putih, anak orang kaya atau bukan, mereka laki-laki atau perempuan. Tetapi masyarakat mereka menganggap penting fakta-fakta semacam itu, akhirnya penilaian ini sampai pada anak dan mempengaruhi konsep dirinya.

2. Faktor substansi, terdiri dari : a. Belajar

Konsep diri kita merupakan hasil dari belajar, belajar ini berlangsung terus-menerus tidak pernah kita sadari. Belajar merupakan perubahan psikologis yang relatif permanen yang sebagai akibat dari pengalaman. Dari pengalaman inilah individu dapat mempelajari konsep dirinya. b. Asosiasi Manusia

(60)

c. Motivasi

Semakin tinggi yang kita berikan pada sesuatu hadiah, semakin besar kemungkinan kita melakukan kegiatan yang akan menghasilkan hadiah tersebut. Dengan kata lain belajar mencakup motivasi yaitu keadaan yang membangkitkan, yang kita alami ketika bekerja untuk mencapai suatu tujuan. Dua alasan yang diduga sangat penting dalam mempelajari konsep diri adalah keinginan untuk berhasil dan keinginan untuk harga diri.

2.1.3 Jenis-jenis konsep diri

Jenis-jenis konsep diri ada dua macam yaitu konsep diri yang positif dan konsep diri yang negatif.

a. Menururt James F.C (1995) dalam Ratnaningsih (2002:13-14) bahwa konsep diri yang positif adalah pandangan individu tentang dirinya yang bersifat positif, dimana individu menerima tentang kelebihan dan kekurangannya.

Ciri-ciri orang yang memiliki konsep diri positif adalah : 1. Dapat menerima dan mengenal dirinya dengan baik.

2. Dapat menyimpan informasi tentang dirinya sendiri baik itu informasi yang positif maupun yang negatif. Jadi mereka dapat memahami dan menerima fakta bermacam-macam tentang dirinya.

3. Dapat menyerap pengalaman mentalnya.

(61)

5. Selalu memiliki ide yang diberikan pada kehidupannya dan bagaimana seharusnya dirinya mendekati dunia.

6. Individu menyadari bahwa setiap orang memiliki perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat.

b. MenurutRatnaningsih (2002:14) menerangkan bahwa ciri orang yang memiliki konsep diri negatif adalah :

1. Individu mudah marah dan naik pitam serta tidak tahan terhadap kritikan yang diterimanya.

2. Individu responsif sekali terhadap pujian yang diberikan oleh orang lain kepadanya.

3. Individu tidak pandai dan tidak sanggup untuk mengungkapkan penghargaan atau pengakuan kelebihan yang dimiliki orang lain. 4. Individu bersikap pesimis terhadap kompetisi, keengganan bersaing

dengan orang lain dalam membuat prestasi.

(62)

2.2 Minat Berwirausaha 2.2.1 Pengertian Minat

Menurut Djaali(2007:121) minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antar diri sendiri dengan sesuatu diluar dirinya. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minatnya. Jika seseorang telah melaksanakan kesungguhannya kepada suatu objek maka minat ini akan menuntun seseorang untuk memperhatikan lebih rinci dan mempunyai keinginan untuk ikut atau memiliki objek tersebut.Minat merupakan perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu.

2.2.2 Pengertian Wirausaha

Menurut Robert Hisrich dalam Alma (2000:23) wirausaha (entrepreneur) adalah merupakan proses menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang lainnya dan mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya disertai dengan menanggung resiko keuangan, kejiwaan, sosial dan menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan pribadinya.

(63)

yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna menghasilkan keuntungan dari peluang tersebut.

Adapun menurut pendapat Tropman dan Morningstar dalam Nirbito (2000:52) mengemukakan bahwa wirausaha adalah kombinasi dari pemikir dan pelaksana yang melihat peluang untuk produk dan jasa baru, suatu pendekatan baru, suatu kebijakan baru, atau cara baru untuk memecahkan masalah-masalah sekaligus berbuat sesuatu dengan apa yang dilihatnya hingga memberikan suatu hasil keuntungan.

Wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan menemukan dan mengevaluasi peluang-peluang menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan dari peluang-peluang itu (Kasmir, 2006:15).

Menurut Joseph Schumpeter dalam Alma (2000: 24) wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang memperkenalkan barang dan jasa yang baru untuk mendobrak sistem ekonomi yang ada atau dengan menciptakan bentuk organisasi yang baru dan mengolah bahan baku baru juga. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru ataupun bisa pula dilakukan dalam organisasi bisnis yang sudah ada.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha

(64)

lahir, melainkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, sebagaimana yang dikutip dalam Ristanti (2002:31-32) yaitu :

1) Kebutuhan Pendapatan

Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun barang. Berwirausaha dapat memberikan pendapatan yang dapat digunakan untuk memenuhi hidupnya. Keinginan untuk memperoleh pendapatan itulah yang akan menimbulkan minat seseorang untuk berwirausaha.

2) Harga Diri

Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia, karena dikaruniai akal, pikiran dan perasaan. Hal ini menyebabkan manusia merasa butuh dihargai dan dihormati orang lain. Berwirausaha dalam suatu bidang usaha dapat digunakan untuk meningkatkan harga diri seseorang karena dengan usaha tersebut seseorang akan memperoleh popularitas, menjaga gengsi, dan menghindari ketergantungan terhadap orang lain. Keinginan untuk meningkatkan harga diri terebut akan menimbulkan seseorang berminat untuk berwirausaha.

3) Perasaan Senang

(65)

kemauan, dan kepuasan dalam bidang wirausaha. Hal ini berarti rasa senang terhadap bidang wirausaha akan menimbulkan minat berwirausaha. 4) Peluang

Peluang merupakan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan apa yang diinginkan atau menjadi harapannya. Suatu daerah yang memberikan peluang usaha akan menimbulkan minat seseorang untuk memanfaatkan peluang tersebut.

2.2.4 Karakteristik Wirausahawan

Para wirausahawan sukses di berbagai negara pada umumnya memiliki

karakteristik yang relatif mirip di antara mereka. William D. Bygrave dalam Suparyanto (2012:11)mengemukakan 10 karakteristik wirausahawan, sebagai berikut:

1. Mimpi (Dreams)

Visi masa depan serta kemampuan untuk mengimplementasikan mimpi tersebut.

2. Ketegasan(Decisiveness)

Tidak mengulur-ulur waktu dalam mengambil keputusan, kecepatan dianggap sebagai kunci kesuksesan.

3. Pelaku(Doers)

Menentukan suatu tindakan dan melakukannya secara cepat dan tepat. 4. Ketetapan Hati (Determination)

(66)

5. Berdedikasi (Dedication)

Memiliki dedikasi total terhadap usahanya. Bila dianggap perlu akan mengesampingkan hubungan dengan keluarga dan temannya.

6. Kesetiaan (Devotion)

Mencintai usaha mereka sehingga efektif dalam menjual produk bagi kemajuan usahanya.

7. Terperinci (Details)

Bersifat kritis dan melakukan perincian dalam berbagai hal yang menyangkut usahanya.

8. Nasib (Destiny)

Bertanggungjawab atas nasib dirinya dan tidak tergantung kepada orang lain.

9. Uang (Dollars)

Menjadikan uang sebagai salah satu ukuran kesuksesan. Jika sukses akan mendapatkan uang banyak.

10.Distribusi (Distribute)

Mendistribusikan atau mendelegasikan sebagian dari tugas, wewenang, dan tanggung-jawab kepada orang lain.

Sementara itu Angelita S. Bajaro dalam Suparyanto (2012:12) mengungkapkan bahwa para wirausahawan sukses umumnya memiliki karakter sebagai berikut:

1. Berani menanggung risiko yang dipertimbangkan;

(67)

3. Gigih dan bekerja keras; 4. Bersemangat;

5. Mampu memanfaatkan umpan balik; 6. Bertanggung-jawab;

7. Percaya diri; 8. Berpengetahuan;

9. Mampu meyakinkan orang lain; 10. Memiliki kemampuan manajerial;

Berikut adalah ciri dan watak seorang wirausaha menurut Alma (2000:7) : Tabel 2.1

Ciri dan Watak Seorang Wirausaha

Ciri – Ciri Watak

Percaya diri yang kuat 1. Kepercayaan (keteguhan) 2. Ketidaktergantungan,

kepribadian mantap 3. Optimisme

Berorientasikan tugas dan hasil 1. kebutuhan atau haus akan berprestasi

2. berorientasikan laba atau hasil 3. tekun dan tabah

4. tekad , kerja keras, motivasi 5. energik

6. penuh inisiatif

Pengambilan resiko 1. mampu mengambil risiko 2. suka pada tantangan

Kepemimpinan 1. mampu memimpin

2. dapat bergaul dengan orang lain 3. menanggapi saran dan kritik

Keorisinilan 1. inovatif (pembaharu)

(68)

2.2.5 Minat Berwirausaha

Dari beberapa penjelasan yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa apabila seseorang yang memiliki minat untuk berwirausaha, maka orang tersebut akan mencari berbagai cara dan berjuang untuk mendapatkan keinginannya menjadi seorang wirausahawan. Hal ini sejalan dengan pendapat Fuadi (2009:93) yang menyatakan bahwa minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan, serta kesediaan untuk bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi, serta berkemauan keras untuk belajar dari kegagalan.

2.3 Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga, merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha. Adapun faktor-faktor yang terkandung dalam keluarga menurut Slameto (2003:60-64) lingkungan keluarga terdiri dari :

a) Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap cara belajar dan berfikir anak. Ada orang tua yang mendidik secara diktator militer, ada yang demokratis dan ada juga keluarga yang acuh tak acuh dengan pendapat setiap keluarga.

b) Relasi antar anggota keluarga

(69)

perlu adanya relasi yang baik didalam keluarga. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan untuk mensukseskan belajar anak.

c) Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagi situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan pada anak yang belajar. Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok pertengkaran antar anggota keluarga atau dengan keluarga lain menyebabkan ank menjadi bosan di rumah, suka keluar rumah dan akibatnya belajar kacau sehingga untuk memikirkan masa depannya pun tidaklah terkonsentrasi dengan baik.

d) Keadaan ekonomi keluarga

(70)

semua kebutuhan anaknya, akibatnya anak menjadi malas untuk belajar dan prestasi yang diperoleh tidak akan baik.

e) Orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, maka orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak baik di sekolah maupun di masyarakat. Hal ini penting untuk tetap menumbuhkan rasa percaya dirinya.

f) Latar belakang keluarga

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam kehidupannya. Kepada anak perlu di tanamkan kebiasaan- kebiasan dan diberi contoh figur yang baik, agar menndorong anak untuk menjadi semangat dalam meniti masa depan dan kariernya ke depan. Cara orang tua dalam meraih suatu keberhasilan dalam pekerjaanya merupakan modal yang baik untuk melatih minat, kecakapan dan kemampuan nilai-nilai tertentu yang berhubungan dengan pekerjaan yang diingini anak.

2.3.1 Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga ada beberapa jenis. Fungsi keluarga menurut Soelaeman (1994:85-114) adalah :

1) Fungsi edukasi

(71)

tidak sekedar menyangkut pada penentuan dan pengukuhan landasan yang mendasari upaya pendidikan itu, tetapi juga meliputi pengarahan dan perumusan tujuan pendidikan, perencanaan dan pengelolaannya, penyediaan dana dan sarananya, serta pengayaan wawasan.

2) Fungsi sosialisasi

Tugas keluarga dalam mendidik anaknya tidak saja mencakup pengembangan individu anak agar menjadi pribadi yang mantap, akan tetapi meliputi pula upaya membantunya dan mempersiapkannya menjadi anggota masyarakat yang baik. Dalam melaksanakan fungsi sosialisasi, keluarga menduduki kedudukan sebagai penghubung anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial. Fungsi sosialisasi membantu anak dalam menemukan tempatnya dalam kehidupan sosial ini secara mantap yang dapat diterima rekan-rekannya atau lebih lagi dapat diterima masyarakat.

3) Fungsi proteksi atau fungsi lindungan

(72)

4) Fungsi afeksi atau fungsi perasaan

Anak berkomunikasi dengan ligkungannya, juga berkomunikasi dengan orang tuanya dengan keseluruhan pribadinya terutama pada saat anak masih kecil yang masih menghayati dunianya secara global dan belum terdifferensiasikan. Kehangatan yang terpancar dari keseluruhan gerakan, ucapan, mimik serta perbuatan orang tua merupakan bumbu pokok dalam pelaksanaan pendidikan anak dalam keluarga. Makna kasih orang tua terhadap anak tidak tergantung dari banyaknya hadiah yang dilimpahkan kepadanya, melainkan lebih atas dasar seberapa jauh kasih itu dipersepsi atau dihayati. Adapun yang diharapkan dicapai melalui pelaksann fungsi afeksi itu ialah terbinanya suasana perasaan yang sehat dalam keluarga, yang tercipta berkat kebersihan hati masing-masing anggotanya, bersih dari iri dan dengki dari hasut dan buruk sangka.

5) Fungsi religius

Keluarga mempunyai fungsi religius, artinya keluarga berkewajiban memperkenalkan dan mengajak serta anak dan anggota keluarga lainnya kepada kehidupan beragama.

6) Fungsi ekonomis

(73)

kebahagiaan keluarga. Mereka yang keadaan ekonominya kuat mempunyai lebih banyak kemungkinan memenuhi kebutuhan material anak dibandingkan dengan yang lemah. Akan tetapi pelaksanaaan tersebut belum menjamin pelaksanaan ekonomis keluarga sebagaimana mestinya. Sebab pelaksanaan fungsi keluarga yang baik tidak terutama tergantung dari banyaknya uang atau hadian yang diberikan tetapi juga pada cara memberikan dan kuantitatif peneriman serta persepsi anak.

7) Fungsi rekreasi

Rekreasi itu dirasakan orang apabila ia menghayati suasana tenang dan damai, jauh dari ketegangan batin, segar dan santai dan kepada yang bersangkutan memberikan perasaan bebas terlepas dari segala ketegangan dan kehidupan sehari-hari. Rekreasi itu memberikan keseimbangan kepada penyaluran energi dalam melaksanakan tugas sehari-hari yang rutin dan mungkin menimbulkan kebosanan. Makna fungsi rekreasi dalam keluarga diarahkan kepada tergugahnya kemampuan untuk dapat mepersepsi kehidupan dalam keluarga secar wajar dan sungguh sebagiman dimaksudkan dan digariskan kaidah-kaidah hidup keluarga.

8) Fungsi Biologis

(74)

itu, hendaknya tidak berat sebelah, tidak memisah-misahkan fungsi yang satu dari yang lain dan tidak pula hanya dilakukan oleh satu pihak saja, karena keluarga merupakan satu kesatuan.

(75)
(76)

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka pemikiran adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antara variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah di identifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei literatur (Kuncoro, 2003:44).

Tjahjono (2008:46) menjelaskan bahwa bagi banyak orang keputusan untuk berwirausaha merupakan perilaku dengan keterlibatan (high involvement) yang akan melibatkan beberapa faktor diantaranya :

a. Faktor internal seperti kepribadian, persepsi, motivasi, dan pembelajaran (sikap).

(77)

tentang diri anda sendiri. Faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertama karena inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan, dan dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merumuskan kerangka konseptual :

Sumber : Tjahjono (2008), Suryana (2003) Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah “Konsep diri dan Lingkungan keluarga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha”

Konsep Diri (X1)

Lingkungan Keluarga (X2)

Gambar

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
Tabel 3.3 Jumlah Mahasiswa S1 Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan valid, karena nilai
+7

Referensi

Dokumen terkait

dibidang administrasi pembangunan, pengendalian dan Eavaluasi Pembangunan yang dilaksanakan serta pembinaan usaha jasa pembangunan dalam wilayah Provinsi

Karakteristik pasir besi di pantai selatan Kulonprogo untuk material pesawat terbang sangat cocok hal ini dikarenakan pasir besi di Kulonprogo mengandung titanium sebagai bahan

bangunan bersejarah (historic building) yang berlaku dan etika yang tepat dalam mengonservasi bangunan, serta metode yang tepat dalam mengumpulkan data. •

Bagian ini mencakup (i) kategori sumber-sumber utama emisi gas-gas rumah kaca (GRK)dan jenis emisi GRK dari masing-masing kegiatan terkait proses industri dan penggunaan produk

bahwa ketentuan dalam beberapa pasal Perahran Daerah Nomor 06 Tatrun 2005 tentang Pembentukan / Pemekaran, Penggabungan dan Penghapusan Kecamatan di Kabupaten

Berdasarkan hasil pertandingan yang telah dilaksanakan pada 4 (empat) Regional yang terdiri dari Kontes Robot ABU Robocon Indonesia (KRAI), Kontes Robot Pemadam Api

Selanjutnya Pokja ULP akan mengadakan penilaian/evaluasi administrasi dan teknis terhadap surat penawaran yang memenuhi syarat/lengkap pada saat pembukaan penawaran, dan

Panitia Pengadaan Langsung