• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Kerangka Konseptual

Konsep berpikir penulis pada penelitian pembuatan sabun cair cuci piring dari minyak jelantah ini dapat dilihat pada kerangka konseptual dibawah ini:

Input

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu kerangka berpikir untuk memecahkan

persoalan yang ada. Dalam penelitian ini dilakukan analisa bagaimana proses pembuatan sabun cair cuci piring dari memanfaatkan minyak jelantah dan tergolong ke dalam

kualitas manakah produk yang dihasilkan. Kerangka konseptual terdiri dari tiga kelompok yaitu input , proses dan output.

Input penelitian kali ini adalah minyak goreng bekas (minyak jelantah) sebagai bahan baku , bahan pembantu , peralatan pembuatan sabun cair dan data kualitas sabun cair berdasarkan SNI 06-2048-1990 sebagai acuan pembanding dari produk yang akan dihasilkan. Proses yang terjadi adalah menentukan bagaimana cara pembuatan sabun cair cuci piring dan menganalisa termasuk dalam kualitas sabun cair manakah sabun yang dihasilkan. Output merupakan capaian akhir dari penelitian yang kali ini bertujuan untuk memperoleh produk sabun cair cuci piring yang menjadi alternatif pemanfaatan minyak jelantah.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan kali ini termasuk ke dalam jenis Penelitian

Eksperimental Laboratorium. Eksperimen Laboratorium adalah suatu pengujian yang proses kerjanya dengan melakukan percobaan di laboratorium untuk membuat suatu produk. Menurut Kerlinger (1986:398) yang dimaksud dengan eksperimen

laborartorium adalah suatu penelitian yang mengkaji varian-varian dari semua atau hampir semua variabel bebas yang mungkin berpengaruh, sedangkan variabel-variabel yang tidak relevan dengan masalah-masalah penelitian dibuat seminimal mungkin.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian yang dilakukan berlokasi di tempat penjual gorengan daerah bandes Koto Luar Pauh Padang. Analisis produk sabun cair dilakukan di laboratorium Quality Control PT. Gunung Naga Mas yang terletak di Jalan Raya Kampung Pinang Kuranji, Pauh Padang, Sumatera Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2018.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah semua minyak jelantah yang dihasilkan oleh penjual gorengan di daerah Kecamatan Pauh Padang dan sampel yang diambil pada penelitian ini adalah minyak jelantah yang diambil dari penjual gorengan di daerah bandes Limau Manis Koto Luar Pauh Padang.

3.4 Alat dan Bahan

A. Alat Gelas

2. Sendok atau Pengaduk 3. Panci ( penangas air)

3.5.1 Proses Pemurnian Minyak Jelantah a. Penghilangan Kotoran (despicing)

Memanaskan minyak jelantah dan aquades pada suhu 1100C dengan volume 1:1 sampai volume aquades berkurang menjadi setengah dari volume awal.

Setelah pemanasan selesai,komposisi minyak dan air diendapkan dan dipisahkan dengan corong pisah. Lapisan atas adalah minyak dan lapisan bawah adalah air. Lapisan air berada dibawah karena berat jenis air lebih besar daripada berat jenis minyak. Minyak yang didapatkan disaring dengan menggunakan kertas saring biasa .

b. Netralisasi

Menambahkan KOH 15 gram dalam 100 ml ke dalam minyak yang sudah despicing dan diaduk hingga netral (dalam keadaan panas).

c. Pemucatan (bleaching)

Memanaskan minyak hasil netralisasi hingga suhu 700C lalu tambahkan tempurung kelapa dengan volume 1 :2 .

3.5.2 Proses Pembuatan Sabun Cair a) Memanaskan air dalam penangas

b) Melarutkan KOH 30 % dalam gelas kaca , lalu diambil dan masukkan sebanyak 70 mL dalam air di penangas .

c) Dalam tempat terpisah , panaskan minyak yang sudah dimurnikan tadi sebanyak 100 gram dalam penangas dengan gelas kaca sambil diaduk.

d) Campur KOH dan minyak dalam satu wadah sambil diaduk

e) Masukkan kembali campuran tersebut ke dalam penangas tadi dan diaduk . f) Tambahkan gliserin 10 mL didalamnya sambil diaduk terus .

g) Tambahkan aquades 25 mL , diaduk terus .

h) Lalu tambahkan foambooster 10 gram , pewarna dan pewangi 2 mL dan diaduk rata.

i) Dinginkan dan masukkan ke dalam botol . j) Sabun siap digunakan.

Berikut digambarkan skema proses pembuatan sabun :

Minyak Jelantah Pemurnian Minyak

Pembuatan Sabun

Sabun

Pemanasan Minyak dengan alkali ( KOH)

Gambar 3.1 : Skema Proses Pembuatan Sabun Cair

3.5.3 Melakukan analisa kimiawi atau uji kualitas sabun bedasarkan SNI

Uji kualitas sabun dilakukan bedasarkan SNI 06-2048-1990 ( Mutu dan Cara Uji Sabun Cuci) yang terdiri dari uji alkali bebas, uji lemak tak bersabun , uji minyak pelikan dan jumlah asam lemak. Uji ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sabun yang telah diproduksi.

Tabel 3.1

Syarat Mutu Sabun Cuci Berdasarkan SNI 06 - 2048 - 1990 Sumber : Badan Standarisasi Nasional (1990)

Berikut uraian cara uji sabun menurut SNI : a. Alkali bebas

Sebanyak 5 gram sampel ditimbang dengan teliti ke dalam erlenmeyer 250 ml, ditambahkan 100 ml alkohol netral dan batu didih serta lima tetes phenolphtalein, ditaruh di atas penangas air pakai pendingin tegak dan biarkan mendidih selama 30 menit, kemudian campuran tersebut didinginkan

UNSUR UJI TIPE SABUN

T3 T4 T5 T6

Alkali bebas % Maks 0,1 Maks 0,1 Maks 0,1 Maks 0,1

Lemak tak bersabun % Maks 2,5 Maks 2,5 Maks 2,5 Maks 2,5

Minyak Pelikan Negatif Negatif Negatif Negatif

Jumlah Asam Lemak % Min. 62,0 Min. 57,5 Min. 50,0 Min.40,0

tetapi tidak sampai membeku dan dititrasi dengan HCl dalam alkohol dari 0,1 N.

Keterangan:

N = Konsentrasi (Normalitas) HCl gram zat = berat sampel (produk sabun) b. Lemak tak bersabun

Sebanyak 10 ml KOH dalam alkohol dari 0,5 N dipipetkan ke dalam larutan penetapan asam lemak bebas, dipanaskan di atas penangas air dengan pendingin tegak selama 1 jam, didinginkan dan kemudian dititar dengan HCl 0,5 N dengan indikator phenolphtalein, dilakukan juga penetapan blanko dengan menggunakan alkohol netral sebanyak 70 ml.

c. Jumlah asam lemak ( cara kocok )

Sebanyak 10 gram sampel dicampur dengan 5 – 10 ml HCl 10% hingga berlebihan supaya asam lemak dibebaskan semuanya dan dimasukkan ke dalam corong pisah, tambahkan eter lalu dikocok, larutan air dikeluarkan dan larutan eter dituangkan ke dalam gelas piala, pengerjaan ini diulangi sampai pelarut berjumlah 100 ml, pelarut dikocok dan dicuci lagi dengan 10 ml sampai air tidak bereaksi lagi dengan asam. Setelah itu , pelarut dikeringkan, disaring dan dimasukkan ke dalam labu lemak yang telah ditimbang dengan batu didih. Dilakukan penyulingan dan dikeringkan pada suhu 1050C sampai bobot tetap.

Keterangan :

gram zat = berat sampel (produk sabun) d. Minyak Pelikan

Dari bekas penetapan asam lemak, sebanyak 0,3 ml lemak dicampur dengan 5 ml KOH dalam alkohol dari 0,5 N dan di panaskan. Kemudian ditambahkan air, jika ada kekeruhan maka menandakan adanya minyak mineral.

3.5.4 Mencatat, mengolah dan melakukan perhitungan hasil penelitian

Setelah dilakukan percobaan pembuatan produk sabun maka akan diperoleh data – data yang nantinya akan menentukan karakteristik sabun yang dihasilkan. Contoh perhitungan tersebut antara lain adalah :

Contoh perhitungan untuk uji kualitas produk sabun : 1) Penentuan alkali bebas

Alkali bebas = � � � � ,

�� � � x 100 % (dihitung sebagai KOH) Keterangan:

ml = volume HCl yang dititar N = Konsentrasi (Normalitas) HCl gram zat = berat sampel

2) Penentuan lemak tak bersabun

Kadar lemak tak bersabun = − � � � , 3) Jumlah asam lemak (cara kocok)

Kadar asam lemak = � �

�� � � x 100%

Keterangan :

gram zat = berat sampel

bobot lemak = selisih berat labu lemak

3.5.5 Melakukan pembahasan dan menarik kesimpulan

Langkah terakhir adalah melakukan pembahasan terhadap data – data dan perhitungan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan , kemudian baru menarik kesimpulan dari penelitian tersebut

3.6 Kerangka Metodologi

Penelitian kali ini dirancang sesuai dengan langkah – langkah atau prosedur yang beurutan .

Mempelajari buku . jurnal , diktat yang berkaitan dengan Metodologi penelitian dan pembuatan sabun cuci cair dari minyak jelantah.

Mulai

Identifikasi Masalah

1. Masih banyak ditemukan minyak jelantah yang sudah berkali – kali 2. Perlunya upaya pemanfaatan limbah minyak jelantah

3. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang bahaya pemakaian minyak jelantah

Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pemurnian minyak jelantah dengan menggunakan tempurung kelapa sebagai karbon aktif?

2. Bagaimana proses pembuatan sabun cair dari hasil pemurnian minyak jelantah ditinjau dari aspek teknis dan ekonomis?

3. Apakah keempat parameter kualitas sabun cair yang dihasilkan sesuai dengan SNI sabun cuci cair?

Pengumpulan Data

Pembuatan sabun

Analisa dan uji kualitas sabun

Kesimpulan dan saran x

Gambar 3.2 : Kerangka Metodologi

Diawali dengan survey yang meliputi interview dan observasi dengan salah satu penjual gorengan di bandes Koto Luar Pauh Padang, dan studi literatur dengan buku jurnal dan yang lainnya berkaitan dengan pembuatan sabun cuci cair dari minyak jelantah. Kemudian identifikasi masalah – masalah yanng ada, dan dari identifikasi masalah tersebut didapatkan rumusan masalah. Lalu pengumpulan data dan dilanjutkan pembuatan sabun cair. Produk sabun cair yang dihasilkan tersebut dianalisis atau uji kualitas, pencatatan hasil berupa data, perhitungan dan analisa data, kemudian yang terakhir adalah memperoleh kesimpulan dan saran.

Selesai

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data

Karena jenis penelitian yang dilakukan kali ini ada bersifar eksperimental, maka data hasil penelitian diperoleh dari percobaan pembuatan produk yang telah dilakukan di laboratorium. Data – data yang diperoleh bersifat data utama hasil percobaan pembuatan sabun serta analisa pengujian karakteristik sabun berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI). Semua percobaan dilakukan sebanyak dua kali pengulangan agar diperoleh data rataan yang lebih teliti.

Berikut adalah data – data hasil penelitian dari pembuatan produk sabun cuci :

4.1.1 Data pembuatan sabun

a. Jumlah minyak goreng bekas = 100 gram b. Jumlah sabun yang dihasilkan = 600 mL c. Suhu pemanasan sabun = 70 – 80 0C d. Warna sabun yang terbentuk = Coklat

4.1.2 Data uji kualitas sabun 1. Penentuan alkali bebas

a) Volume HCl yang dititar = 0,6 mL b) Normalitas HCl yang digunakan = 0,0986 N

c) Bobot sabun yang ditimbang = 5,0018 gram 2. Penentuan lemak tak bersabun

a) Volume blanko (b) = 11,5 mL b) Volume sampel (a) = 15 mL

c) Normalitas HCl = 0,0986 N

d) Bobot sabun yang ditimbang =5,0018 gram 3. Penentuan jumlah asam lemak (cara kocok)

a) Tambahan bobot labu lemak = 6,0011 gram b) Bobot sabun yang ditimbang = 10,0023 gram

4.2 Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini umumnya dilakukan dengan menggunakan perhitungan kimia.

1. Percobaan pembuatan sabun

Percobaan yang dilakukan sebanyak empat kali. Percobaan satu hingga ketiga bisa dikatakan belum berhasil seutuhnya menjadi sabun. Namun pada percobaan ke - empat bisa menjadi sabun cair. Ini dikarenakan beberapa faktor yang menjadi ketidakberhasilan percobaan satu hingga ketiga. Salah satunya adalah perbandingan KOH dan minyak, kecepatan pengadukan dan lama pemanasan. Dalam proses pengadukan, peneliti hanya secara manual (tangan). Berikut perbandingan percobaan 1, 2. 3, dan 4 yang dapat dilihat secara visual produk sabun yang dihasilkan :

Tabel 4.1

Perbandingan Percobaan 1, 2, 3, dan 4 Percobaan dihasilkan (secara visual) 1 80 mL 25 gram Yang terbentuk hanya cairan

Pada percobaan ke –empat , produk sabun yang dihasilkan di analisa di laboratorium.

2. Potensi perolehan sabun

Diketahui bahwa untuk pemakaian minyak goreng untuk mengoreng gorengan dalam satu hari adalah empat sampai lima kilogram (maksimal).

Dalam satu hari itu menghasilkan minyak jelantah yang tidak bisa dipakai lagi berkisar antara setengah hingga satu kg. Untuk 100 gram minyak jelantah menghasilkan sabun cair lebih kurang sebanyak 600 mL. Dalam satu bulan, minyak jelantah yang dihasilkan lebih kurang 15 kg (dihitung 30 hari) dan sabun yang dihasilkan mencapai hampir 90 liter.

Untuk pembuatan sabun dari minyak jelantah, ada beberapa bahan yang menjadi pembantu dan penunjang dalam pembuatan sabun. Bahan

yang digunakan dalam pembuatan sabun bisa dilihat dari tabel di bawah ini beserta dengan biaya bahan :

Tabel 4.2

Rincian Biaya Bahan Sabun

No. Bahan Jumlah bahan Harga Total

1 Minyak Jelantah 100 gram Rp.-1.500/kg Rp.150 2 KOH 70 mL / 30 gram Rp.75,-/gram Rp. 3.750 3 Foambooster 10 gram Rp.75,-/gram Rp.750

4 Gliserin 10 mL Rp.75.-/mL Rp. 750

5 Arang aktif 35 gram Rp.-25,-/gram Rp.875

6 Aquades 200 mL Rp.-7,-/mL Rp.1.400

7 Pewangi dan pewarna

2 mL Rp.- 50/mL Rp.100

Total Rp.7.775

Dengan minyak jelantah sebanyak 100 gram dapat menghasilkan sabun lebih kurang 600 mL. Untuk pembuatan sabun sebanyak 600 mL membutuhkan biaya bahan lebih kurang sebanyak Rp. 7.775.

Untuk pembuatan sabun dari minyak jelantah, ada juga beberapa peralatan yang menjadi pembantu dan penunjang dalam pembuatan sabun.

Peralatan yang digunakan dalam pembuatan sabun bisa dilihat dari tabel di bawah ini beserta dengan biaya peralatan :

Tabel 4.3

Rincian Biaya Peralatan Pembuatan Sabun

No Alat Jumlah Harga per pcs

1 Kompor gas 1 Rp. 16.000,-

2 Panci 1 Rp. 30.000,-

3 Gelas kaca 2 Rp. 15.000,-

4 Pengaduk kayu 1 Rp. 5.000,-

5 Pekerja 1 Rp. 15.000,-

6 Gelas Ukur 1 Rp. 20.000,-

Total Rp. 101.000,-

Dalam pembuatan sabun membutuhkan peralatan – peralatan yang membantu pekerjaan. Peralatan yang dibutuhkan ini menghabiskan biaya sebanyak kurang lebih Rp.101.000,-.

Penentuan Alkali bebas Alkali bebas = � � � � ,

�� � � x 100 % (dihitung sebagai KOH)

= , � � , � � ,

, �� x 100 %

= 0,047 % Keterangan:

ml = volume HCl yang dititar N = Konsentrasi (Normalitas) HCl gram zat = berat sampel

Penentuan lemak tak bersabun

Kadar lemak tak bersabun = − � � � ,

, � �� � � x 100%

= �− , � � , � � .

. � , �� x 100%

= 1,50 %

Keterangan :

b = volume blanko

a = volume sampel

N = Normalitas HCl

gram zat = berat sampel

56,1 = bobot setara KOH

258 = rata – rata bilangan penyabunan

Penentuan jumlah asam lemak (cara kocok)

Kadar asam lemak = � �

�� � � x 100%

= , ��

, �� x 100 %

= 59,99 %

Penentuan minyak pelikan

Tidak ada kekeruhan (minyak pelikan negatif).

4.3 Hasil Produk Sabun

Produk sabun yang dihasilkan berwarna coklat. Awalnya minyak jelantah ini bewarna coklat gelap dan terdapat kotoran (kerak gorengan).

Gambar 4.1 : Minyak Jelantah

Kemudian minyak ini dimurnikan melalui tiga tahapan, yaitu : despicing, netralisasi dan bleaching. Pada tahap despicing, minyak jelantah dipanaskan dengan aquades dan kemudian diendap dan dipisahkan dengan corong pisah.

Minyak disaring dengan menggunakan kertas saring biasa untuk menghilangkan kotoran. Pada proses ini waktu yang digunakan cukup lama karena proses penyaringan yang lambat.

Gambar 4.2 : Tahap Despicing

Setelah itu, menambahkan KOH 15 % ke dalam minyak yang sudah despicing hingga pH netral dan diaduk . Proses ini dilakukan harus hati – hati dan

teliti karena jika terlalu banyak KOH yang ditambah maka pH akan berubah menjadi basa (tidak netral).

Gambar 4.3 : Tahap Netralisasi

Minyak hasil netralisasi dipanaskan hingga suhu 700C lalu tambahkan arang aktif dengan volume 1 :2. Minyak didiamkan dulu hingga endapan arang aktif terpisah dari minyak. Untuk hasil maksimal, pengendapan dilakukan selama 24 jam. Kemudian disaring lagi dengan kertas saring biasa, proses penyaringan ini juga agak lama.

Gambar 4.4 : Tahap Bleaching

Minyak yang sudah dimurnikan tersebut bisa langsung dilanjutkan ke tahap pembuatan sabun. Pada pembuatan sabun, KOH yang dicampur kedalam minyak bukan sebaliknya. Perbandingan KOH dan minyak harus diperhatikan karena apabila konsentrasi minyak dan KOH tidak sesuai maka akan

mempengaruhi sabun yang dibuat. Tahap pembuatan sabun dilakukan dalam keadaan panas, dan dalam pembuatan sabun ini diperlukan pengadukan dan pemanasan yang cukup lama yaitu antara 2 – 3 jam. Hasil akhir sabun terlihat pada gambar berikut :

Gambar 4.1 : Produk akhir sabun cair

4.4 Perbandingan Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian, hasil produk sabun cair di analisis di Laboratorium dan didapatkan hasil sesuai standar, adapun hasil yang didapat disesuaikan dengan SNI 06 – 2048 – 1990 tentang sabun cuci dan jurnal penelitian Muhammad Renhard tahun 2016. Adapun perbandingannya sebagai berikut :

Tabel 4.4

Perbandingan Hasil penelitian

Parameter

SNI 06 -2048- 1990

Hasil Peneliti Menurut jurnal penilitian (Renhard,

Muhammad 2016)

Alkali bebas Maks. 0,1 0,047 % 0,032 %

Lemak tak Maks. 2,5 1,50 % 0,32 %

tersabunkan

Jumlah asam lemak Min. 57,5 59,99 % 67,01 %

Minyak pelikan Negatif Negatif Negatif

e) Volume sampel (a) = 15 mL

f) Normalitas HCl = 0,0986 N

g) Bobot sabun yang ditimbang =5,0018 gram 4. Penentuan jumlah asam lemak (cara kocok)

c) Tambahan bobot labu lemak = 6,0011 gram d) Bobot sabun yang ditimbang = 10,0023 gram

4.2 Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini umumnya dilakukan dengan menggunakan perhitungan kimia.

3. Percobaan pembuatan sabun

Percobaan yang dilakukan sebanyak empat kali. Percobaan satu hingga ketiga bisa dikatakan belum berhasil seutuhnya menjadi sabun. Namun pada percobaan ke - empat bisa menjadi sabun cair. Ini dikarenakan beberapa faktor yang menjadi ketidakberhasilan percobaan satu hingga

ketiga. Salah satunya adalah perbandingan KOH dan minyak, kecepatan pengadukan dan lama pemanasan. Dalam proses pengadukan, peneliti hanya secara manual (tangan). Berikut perbandingan percobaan 1, 2. 3, dan 4 yang dapat dilihat secara visual produk sabun yang dihasilkan :

Tabel 4.1

Perbandingan Percobaan 1, 2, 3, dan 4 Percobaan dihasilkan (secara visual) 1 80 mL 25 gram Yang terbentuk hanya cairan

Pada percobaan ke –empat , produk sabun yang dihasilkan di analisa di laboratorium.

4. Potensi perolehan sabun

Diketahui bahwa untuk pemakaian minyak goreng untuk mengoreng gorengan dalam satu hari adalah empat sampai lima kilogram (maksimal).

Dalam satu hari itu menghasilkan minyak jelantah yang tidak bisa dipakai lagi berkisar antara setengah hingga satu kg. Untuk 100 gram minyak jelantah menghasilkan sabun cair lebih kurang sebanyak 600 mL. Dalam satu bulan, minyak jelantah yang dihasilkan lebih kurang 15 kg (dihitung 30 hari) dan sabun yang dihasilkan mencapai hampir 90 liter.

Untuk pembuatan sabun dari minyak jelantah, ada beberapa bahan yang menjadi pembantu dan penunjang dalam pembuatan sabun. Bahan yang digunakan dalam pembuatan sabun bisa dilihat dari tabel di bawah ini beserta dengan biaya bahan :

Tabel 4.2

Rincian Biaya Bahan Sabun

No. Bahan Jumlah bahan Harga Total

1 Minyak Jelantah 100 gram Rp.-1.500/kg Rp.150 2 KOH 70 mL / 30 gram Rp.75,-/gram Rp. 3.750 3 Foambooster 10 gram Rp.75,-/gram Rp.750

4 Gliserin 10 mL Rp.75.-/mL Rp. 750

5 Arang aktif 35 gram Rp.-25,-/gram Rp.875

6 Aquades 200 mL Rp.-7,-/mL Rp.1.400

7 Pewangi dan pewarna

2 mL Rp.- 50/mL Rp.100

Total Rp.7.775

Dengan minyak jelantah sebanyak 100 gram dapat menghasilkan sabun lebih kurang 600 mL. Untuk pembuatan sabun sebanyak 600 mL membutuhkan biaya bahan lebih kurang sebanyak Rp. 7.775.

Untuk pembuatan sabun dari minyak jelantah, ada juga beberapa peralatan yang menjadi pembantu dan penunjang dalam pembuatan sabun.

Peralatan yang digunakan dalam pembuatan sabun bisa dilihat dari tabel di bawah ini beserta dengan biaya peralatan :

Tabel 4.3

Rincian Biaya Peralatan Pembuatan Sabun

No Alat Jumlah Harga per pcs

1 Kompor gas 1 Rp. 16.000,-

2 Panci 1 Rp. 30.000,-

3 Gelas kaca 2 Rp. 15.000,-

4 Pengaduk kayu 1 Rp. 5.000,-

5 Pekerja 1 Rp. 15.000,-

6 Gelas Ukur 1 Rp. 20.000,-

Total Rp. 101.000,-

Dalam pembuatan sabun membutuhkan peralatan – peralatan yang membantu pekerjaan. Peralatan yang dibutuhkan ini menghabiskan biaya sebanyak kurang lebih Rp.101.000,-.

Penentuan Alkali bebas

Alkali bebas = � � � � ,

�� � � x 100 % (dihitung sebagai KOH)

= , � � , � � ,

, �� x 100 %

= 0,047 % Keterangan:

ml = volume HCl yang dititar N = Konsentrasi (Normalitas) HCl gram zat = berat sampel

Penentuan lemak tak bersabun

Kadar lemak tak bersabun = − � � � ,

, � �� � � x 100%

= �− , � � , � � .

. � , �� x 100%

= 1,50 %

Keterangan :

b = volume blanko

a = volume sampel

N = Normalitas HCl

gram zat = berat sampel

56,1 = bobot setara KOH

258 = rata – rata bilangan penyabunan

Penentuan jumlah asam lemak (cara kocok)

Kadar asam lemak = � �

�� � � x 100%

= , ��

, �� x 100 %

= 59,99 %

Penentuan minyak pelikan

Tidak ada kekeruhan (minyak pelikan negatif).

4.3 Hasil Produk Sabun

Produk sabun yang dihasilkan berwarna coklat. Awalnya minyak jelantah ini bewarna coklat gelap dan terdapat kotoran (kerak gorengan).

Gambar 4.1 : Minyak Jelantah

Kemudian minyak ini dimurnikan melalui tiga tahapan, yaitu : despicing, netralisasi dan bleaching. Pada tahap despicing, minyak jelantah dipanaskan dengan aquades dan kemudian diendap dan dipisahkan dengan corong pisah.

Minyak disaring dengan menggunakan kertas saring biasa untuk menghilangkan kotoran. Pada proses ini waktu yang digunakan cukup lama karena proses penyaringan yang lambat.

Gambar 4.2 : Tahap Despicing

Setelah itu, menambahkan KOH 15 % ke dalam minyak yang sudah despicing hingga pH netral dan diaduk . Proses ini dilakukan harus hati – hati dan teliti karena jika terlalu banyak KOH yang ditambah maka pH akan berubah menjadi basa (tidak netral).

Gambar 4.3 : Tahap Netralisasi

Minyak hasil netralisasi dipanaskan hingga suhu 700C lalu tambahkan arang aktif dengan volume 1 :2. Minyak didiamkan dulu hingga endapan arang aktif terpisah dari minyak. Untuk hasil maksimal, pengendapan dilakukan selama 24 jam. Kemudian disaring lagi dengan kertas saring biasa, proses penyaringan ini juga agak lama.

Gambar 4.4 : Tahap Bleaching

Minyak yang sudah dimurnikan tersebut bisa langsung dilanjutkan ke tahap pembuatan sabun. Pada pembuatan sabun, KOH yang dicampur kedalam minyak bukan sebaliknya. Perbandingan KOH dan minyak harus diperhatikan karena apabila konsentrasi minyak dan KOH tidak sesuai maka akan mempengaruhi sabun yang dibuat. Tahap pembuatan sabun dilakukan dalam keadaan panas, dan dalam pembuatan sabun ini diperlukan pengadukan dan pemanasan yang cukup lama yaitu antara 2 – 3 jam. Hasil akhir sabun terlihat pada gambar berikut :

Gambar 4.1 : Produk akhir sabun cair

4.4 Perbandingan Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian, hasil produk sabun cair di analisis di Laboratorium dan didapatkan hasil sesuai standar, adapun hasil yang didapat disesuaikan dengan SNI 06 – 2048 – 1990 tentang sabun cuci dan jurnal penelitian Muhammad Renhard tahun 2016. Adapun perbandingannya sebagai berikut :

Tabel 4.4

Perbandingan Hasil penelitian

Parameter

SNI 06 -2048- 1990

Hasil Peneliti Menurut jurnal penilitian (Renhard,

Muhammad 2016)

Alkali bebas Maks. 0,1 0,047 % 0,032 %

Lemak tak tersabunkan

Maks. 2,5 1,50 % 0,32 %

Jumlah asam lemak Min. 57,5 59,99 % 67,01 %

Minyak pelikan Negatif Negatif Negatif

BAB V

ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA

5.1 Pembuatan Produk Sabun

Sabun yang dibuat pada penelitian kali ini dilatarbelakangi oleh permasalahan limbah minyak jelantah yang dibuang oleh penjual gorengan bahkan ada yang masih menggunakan minyak jelantah tersebut berkali – kali . Limbah minyak jelantah yang menjadi objek penelitian adalah minyak jelantah yang tidak digunakan lagi oleh penjual gorengan di bandes Koto Luar Pauh Padang.

Untuk satu hari membuat gorengan, penjual menggunakan minyak goreng sebanyak tiga sampai empat 4 kg dan menghasilkan minyak jelantah sebanyak setengah hingga satu kilogram. Minyak memiliki struktur yang dapat terurai oleh penambahan alkali (KOH) dan menghasilkan sabun dengan peningkatan suhu serta pengadukan pada kecepatan tertentu.

Sabun yang diperoleh dari penelitian ini merupakan sabun cair pencuci piring. Dari 100 gram minyak jelantah, rata – rata sabun cair yang dihasilkan lebih kurang sebanyak 600 mL. Proses pembuatan sabun dilakukan dengan waktu yang

cukup lama yaitu antara dua sampai tiga jam. Dalam pembuatan sabun, sangat perlu diperhatikan kecepatan pengadukan dan lama pemanasan.

Jika kecepatan pengadukan dan pemanasan tidak sempurna akan sangat mempengaruhi hasil sabun yang dibuat.

5.2 Menentukan Karakteristik Sabun

Penentuan karakteristik dan sifat sabun bertujuan untuk mengetahui identitas sabun dan tergolong ke dalam tipe sabun cuci manakah produk yang dihasilkan. Tipe sabun ditentukan oleh beberapa indikator seperti kandungan asam

Penentuan karakteristik dan sifat sabun bertujuan untuk mengetahui identitas sabun dan tergolong ke dalam tipe sabun cuci manakah produk yang dihasilkan. Tipe sabun ditentukan oleh beberapa indikator seperti kandungan asam

Dokumen terkait