TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dibangun untuk memperlihatkan hubungan pengaruh setiap variabel dalam satu penelitian. Berdasarkan rumusan masalah, landasan teoritis dan review penelitian terdahulu, kerangka konseptual penelitian ini digambarkan pada Gambar berikut
Kerangka konseptual di atas menjelaskan hubungan masing-masing variabel independen dan dependen. Penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut:
2.3.1 Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Anggaran daerah harus bisa menjadi tolak ukur pencapaian kinerja yang diharapkan, sehingga perencanaan daerah harus bisa menggambarkan sasaran kinerja secara jelas. Pelaksanaan anggaran yang belum efektif juga dapat
Kejelasan Sasaran Anggaran (X1)
Partisipasi Anggaran (X2)
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (X3)
disebabkan oleh unsur lain dalam anggaran. Suatu anggaran dapat berjalan secara efektif apabila penyusunan dan penerapan anggaran telah memenuhi lima indikator dalam Budgetary Goal Characteristics yang terdiri dari partisipasi anggaran (budgetary participation), kejelasan sasaran anggaran (budget goal clarity), evaluasi anggaran (budgetary evaluation), umpan balik anggaran
(budgetary feedback), dan kesulitan sasaran anggaran (budget goal difficulty).
Kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut.
Oleh sebab itu, sasaran anggaran daerah harus dinyatakan secara jelas, spesifik dan dapat dimengerti oleh mereka yang bertanggung jawab untuk menyusun dan melaksanakan kegiatan anggaran.
Ketidakjelasan sasaran anggaran menjadi bingung, tidak tenang dan tidak puas dalam bekerja, implikasinya pada penurunan kinerja yang berarti juga penurunan akuntabilitas kinerja organisasi. Adanya sasaran anggaran yang jelas, maka akan mempermudah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas organisasi dalam rangka untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Penelitian Mei Anjarwati (2012) yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara Kejelasan Sasaran Anggaran dengan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
2.3.2 Partisipasi Anggaran terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Partisipasi anggaran adalah salah satu cara untuk menciptakan pengendalian manajemen yang baik sehingga diharapkan dapat tercapainya tujuan institusi terkait. Dengan menyusun anggaran secara partisipatif, diharapkan kinerja unit kerja organisasi akan meningkat. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu tujuan/standar yang dirancang secara partisipatif disetujui oleh pimpinan, maka pegawai akan bersungguh-sungguh dalam tujuan/standar yang telah ditetapkan dan pegawai juga memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya karena ikut serta terlibat dalam penyusunannya sehingga dapat meningkatkan kinerja pemerintah. Dengan menyusun anggaran secara partisipatif diharapkan akuntabilitas para manajer akan meningkat.
Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu tujuan atau standar yang dirancang secara partisipatif disetujui, maka manajer akan menginternalisasikan tujuan atau standar yang ditetapkan, dan para stakeholder juga memiliki rasa tanggungjawab pribadi untuk mencapainya karena mereka ikut serta terlibat dalam penyusunannya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2013) menyimpulkan bahwa Partisipasi Anggaran berpengaruh signifikan terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
2.3.3 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Sistem pengendalian intern pemerintah merupakan bagian dari manajemen risiko yang harus dilaksanakan oleh setiap lembaga/organisasi untuk mencapai tujuan. Penerapan pengendalian intern yang memadai akan memberikan keyakinan yang berkualitas atas keandalan dari laporan keuangan serta akan
meningkatkan kepercayaan stakeholders. Halim (2004) menyatakan bahwa untuk mendukung akuntabilitas dibutuhkan adanya sistem pengendalian intern dan sistem pengendalian ekstern yang baik serta dapat dipertanggungjawabkan.
dengan terwujudnya sistem pengendalian intern di lingkungan pemerintah maka good governance pemerintah daerah yang baik akan tercapai yang ditandai
dengan tercapainya visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah. Peneliti menduga bahwa semakin tinggi penerapan sistem pengendalian intern maka akan membuat akuntabilitas publik semakin baik. Penerapan pengendalian yang memadai akan memberikan keyakinan atas kualitas laporan keuangan yang telah dibuat, sehingga instansi akan mampu memberikan informasi dan akan mengkomunikasikan kepada publik sebagai bentuk pertanggungjawaban. Adanya pengendalian intern dapat diketahui apakah suatu instansi telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien serta sesuai dengan rencana dan kebijakan yang berlaku. Sehingga dengan adanya pengendalian intern dapat mendorong terwujudnya akuntabilitas. Penelitian Ramon (2014) menyimpulkan bahwa Sistem Pengendalian Intern Pemerintah berpengaruh signifikan terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
2.3.4 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Akuntabilitas yaitu Standar Akuntansi Pemerintahan dapat disimpulkan sebagai alat untuk memfasilitasi pelaporan yang semakin transparan dan akuntabel dapat disimpulkan bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan merupakan sebagai alat untuk memfasilitasi
pelaporan semakin transparan dan akuntabel. Dengan demikian informasi keuangan pemerintahan akan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan di pemerintahan dan juga terwujudnya transparansi serta akuntabilitas. Keterkaitan antara sistem akuntansi pemerintah daerah dengan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah karena dengan adanya suatu rangkaian prosedur yang tersistematis dalam rangka mempertanggungjawabkan APBD nya maka akan sangat berpengaruh dalam mewujudkan tingkat pencapaian kinerja/pertanggungjawaban kinerja atas kegiatan yang telah tersusun didalam perencanaan strategis suatu instansi. Penelitian yang dilakukan oleh Nugraeni (2011), yang menemukan bahwa penerapan sistem akuntansi pemerintah daerah berpengaruh terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
2.3.5 Komitmen Organisasi terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Komitmen organisasi merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan yang didetapkan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi.
Komitmen organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula.
Oleh sebab itu individu yang memiliki komitmen yang kuat dalam organisasi maka semakin besar juga usaha mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas pekerjaanya yang akan berimbas pada kinerja yang baik, yang akan berguna bagi organisasinya. Artinya individu dengan komitmen organisasi yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang baik demi tercapainya tujuan organisasi. Hasil penelitian ini mendukung Penelitian yang dilakukan oleh Kouzes dalam Rommy
(2011), menunjukkan bahwa kredibilitas yang tinggi mampu menghasilkan suatu komitmen, dan hanya dengan komitmen yang tinggi, suatu instansi pemerintahan mampu menghasilkan kinerja yang baik. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Febri (2017) yang menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi publik. Jadi antara komitmen organisasi dengan kinerja terdapat pengaruh yang positif dimana kinerja yang baik pastinya dilatar belakangi oleh komitmen yang kuat. Komitmen organisasi yang buruk tidak menghasilkan kinerja yang tinggi. Jadi, semakin tinggi derajat komitmen organisasi semakin tinggi pula kinerja yang dicapainya
2.3.6 Kejelasan Sasaran Anggaran, Partisipasi Anggaran, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Komitmen Organisasi terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Adanya sasaran anggaran yang jelas, maka akan mempermudah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas organisasi dalam rangka untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Menyusun anggaran secara partisipatif diharapkan akuntabilitas para manajer akan meningkat. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu tujuan atau standar yang dirancang secara partisipatif disetujui, maka manajer akan menginternalisasikan tujuan atau standar yang ditetapkan, dan para stakeholder juga memiliki rasa tanggungjawab pribadi untuk mencapainya karena mereka ikut serta terlibat dalam penyusunannya. Penerapan pengendalian yang memadai akan memberikan keyakinan atas kualitas laporan
keuangan yang telah dibuat, sehingga instansi akan mampu memberikan informasi dan akan mengkomunikasikan kepada publik sebagai bentuk pertanggungjawaban. Adanya pengendalian intern dapat diketahui apakah suatu instansi telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien serta sesuai dengan rencana dan kebijakan yang berlaku.
Sehingga dengan adanya pengendalian intern dapat mendorong terwujudnya akuntabilitas. Standar Akuntansi Pemerintahan merupakan sebagai alat untuk memfasilitasi pelaporan semakin transparan dan akuntabel. Dengan demikian informasi keuangan pemerintahan akan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan di pemerintahan dan juga terwujudnya transparansi serta akuntabilitas.
Komitmen organisasi merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan yang didetapkan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi.
Komitmen organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula.
Oleh sebab itu individu yang memiliki komitmen yang kuat dalam organisasi maka semakin besar juga usaha mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas pekerjaanya yang akan berimbas pada kinerja yang baik, yang akan berguna bagi organisasinya.