• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN

3.7 Kerangka Operasional Penelitian

Tiap satu sampel RAPP dimasukkan dan direndam selama 8 jam di dalam satu tabung reaksi pada masing-masing kelompok

Sampel Resin Akrilik Polimerisasi Panas (RAPP) sebanyak 24 buah lempeng uji

Sampel RAPP direndam dalam akuades pada suhu 370C selama 48 jam

Sampel RAPP disterilisasi dalam autoklaf Penyelesaian akhir sampel

Sampel RAPP dikontaminasi dengan Candida albicans, kemudian diinkubasi awal pada suhu 370C selama 24 jam

Penanaman model induk dalam kuvet dan pembuatan mold

Pengisian resin akrilik pada mold

Proses kuring

Pembuatan Media Pertumbuhan Candida albicans Sabouraud’s Dextrose Agar (SDA) dan Sabouraud’s Dextrose Broth (SDB)

Pembuatan Phosphate Buffer Saline (PBS)

Pembuatan suspensi Candida albicans

Sampel RAPP dibilas dengan Phosphate Buffer Saline (PBS) dua kali Perendaman sampel RAPP dalam saliva buatan selama 1 jam

57

Hasil

Sampel RAPP dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml Sabouraud’s

Dextrose Broth (SDB), kemudian digetarkan dengan vortex

Sabouraud’s Dextrose Broth (SDB) dibenihkan pada Sabouraud’s Dextrose Agar

(SDA), lalu diinkubasi akhir pada suhu 370C selama 48 jam

Sampel RAPP dibilas kembali dengan Phosphate Buffer Saline (PBS) dua kali

Penghitungan jumlah Candida albicans dengan menggunakan colony counter dalam satuan CFU/ml

Analisis data Pengumpulan data Vinegar Apel 5% (n = 6) Vinegar Apel 6,23% (n = 6) NaCl 0,9% (n = 6) Sodium Hipoklorit 1% (n = 6)

58

3.8 Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Uji Univarian untuk mengetahui nilai rata-rata dan standar deviasi setiap kelompok pada basis gigi tiruan RAPP setelah dilakukan perendaman dalam vinegar apel 5%, vinegar apel 6,23%, sodium hipoklorit 1%, dan NaCl 0,9% selama 8 jam.

2. Uji Kruskal-Wallis untuk mengetahui pengaruh perendaman basis gigi tiruan RAPP pada kelompok yang direndam dalam vinegar apel 5%, vinegar apel 6,23%, sodium hipoklorit 1%, dan NaCl 0,9% selama 8 jam terhadap jumlah Candida

albicans, karena hasil tes Homogeneity of Variances menunjukkan distribusi data

tidak normal (p<0,05) dan varians data tidak sama.

3. Uji Mann-Whitney untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara perendaman basis gigi tiruan RAPP pada kelompok yang direndam dalam vinegar apel 5%, vinegar apel 6,23%, dan sodium hipoklorit 1% selama 8 jam terhadap jumlah Candida albicans.

59

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Jumlah Candida albicans Setelah Dilakukan Perendaman Basis Gigi Tiruan RAPP dalam Vinegar Apel 5%, Vinegar Apel 6,23%, Sodium Hipoklorit 1%, dan NaCl 0,9% Selama 8 Jam

Penghitungan jumlah Candida albicans dilakukan setelah perendaman basis gigi tiruan RAPP selama 8 jam dalam vinegar apel 5%, vinegar apel 6,23%, sodium hipoklorit 1%, dan NaCl 0,9% (sebagai kontrol negatif) yaitu dilakukan dengan cara setiap sampel RAPP dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml

Sabouraud’s Dextrose Broth (SDB) dan kemudian digetarkan dengan vortex, lalu

diambil 0,1 ml suspensi Candida albicans yang berasal dari sampel RAPP pada

Sabouraud’s Dextrose Broth (SDB) dan dibenihkan pada Sabouraud’s Dextrose Agar

(SDA), selanjutnya diinkubasi akhir pada suhu 370C selama 48 jam. Jumlah Candida

albicans dihitung dengan menggunakan colony counter dalam satuan CFU/ml

(Gambar 13). Data yang diperoleh berupa nilai rerata dan standar deviasi yang dihitung menggunakan uji univarian.

Gambar 13. Koloni Candida albicans dalam Sabouraud’s Dextrose Agar (SDA) pada masing-masing kelompok yaitu vinegar apel 5% (A), vinegar apel 6,23% (B), sodium hipoklorit 1% (C), dan NaCl 0,9% (D)

Tabel 5 menunjukkan jumlah Candida albicans pada basis gigi tiruan RAPP yang direndam dalam vinegar apel 5% nilai terendah adalah 1 x 100 CFU/ml dan nilai tertinggi adalah 4 x 100 CFU/ml, serta nilai rerata dan standar deviasi adalah 183,33 ± 116,905. Sedangkan, jumlah Candida albicans pada basis gigi tiruan RAPP

60

yang direndam dalam vinegar apel 6,23% nilai terendah adalah 0 x 100 CFU/ml dan nilai tertinggi adalah 2 x 100 CFU/ml, serta nilai rerata dan standar deviasi adalah 83,33 ± 98,319 (tabel 5).

Pada basis gigi tiruan RAPP yang direndam dalam sodium hipoklorit 1% menunjukkan jumlah Candida albicans dengan nilai yang terendah adalah 0 x 100 CFU/ml dan nilai tertinggi adalah 2 x 100 CFU/ml, serta nilai rerata dan standar deviasi adalah 50,00 ± 83,666. Pada basis gigi tiruan RAPP yang direndam dalam NaCl 0,9% sebagai kelompok kontrol negatif jumlah Candida albicans dengan nilai terendah adalah 798 x 100 CFU/ml dan nilai tertinggi adalah 1021 x 100 CFU/ml, serta nilai rerata dan standar deviasi adalah 92050,00 ± 7997,437 (tabel 5).

Tabel 5. Jumlah Candida albicans Pada Basis Gigi Tiruan RAPP yang Direndam dalam Vinegar Apel 5%, Vinegar Apel 6,23%, Sodium Hipoklorit 1%, dan NaCl 0,9% Selama 8 Jam (CFU/ml)

Nomor Sampel

Jumlah Candida albicans (CFU/ml) Vinegar Apel 5% (Kelompok A) Vinegar Apel 6,23% (Kelompok B) Sodium Hipok1orit 1% (Kelompok C) NaCl 0,9% (Kelompok D) 1 2 x 100 2 x 100** 1 x 100 890 x 100 2 1 x 100* 0 x 100* 2 x 100** 798 x 100* 3 1 x 100* 1 x 100 0 x 100* 886 x 100 4 4 x 100** 2 x 100** 0 x 100* 1021 x 100** 5 2 x 100 0 x 100* 0 x 100* 986 x 100 6 1 x 100* 0 x 100* 0 x 100* 942 x 100 X ± SD 183,33 ± 116,905 83,33 ± 98,319 50,00 ± 83,666 92050,00 ± 7997,437

Keterangan: * = Jumlah Candida albicans dengan nilai terendah ** = Jumlah Candida albicans dengan nilai tertinggi

61

4.2 Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan RAPP dalam Vinegar Apel 5%, Vinegar Apel 6,23%, Sodium Hipoklorit 1%, dan NaCl 0,9% Selama 8 Jam terhadap Jumlah Candida albicans

Pengaruh perendaman basis gigi tiruan RAPP dalam vinegar apel 5%, vinegar apel 6,23%, sodium hipoklorit 1%, dan NaCl 0,9% selama 8 jam terhadap jumlah

Candida albicans dapat dilihat dari nilai rerata, standar deviasi, dan derajat

kemaknaan jumlah Candida albicans setelah dilakukan perendaman pada seluruh kelompok perlakuan dan kontrol. Tabel 6 menunjukkan nilai rerata dan standar deviasi kelompok A direndam dalam vinegar apel 5% adalah 183,33 ± 116,905 dan kelompok B direndam dalam vinegar apel 6,23% adalah 83,33 ± 98,319. Nilai rerata dan standar deviasi kelompok C direndam dalam sodium hipoklorit 1% adalah 50,00 ± 83,666 dan kelompok direndam D dalam NaCl 0,9% adalah 92050,00 ± 7997,437. Untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh perendaman basis gigi tiruan RAPP dalam vinegar apel 5%, vinegar apel 6,23%, sodium hipoklorit 1%, dan NaCl 0,9% selama 8 jam terhadap jumlah Candida albicans, maka dilakukan uji statistik ANOVA satu arah dan hasil tes Homogeneity of Variances menunjukkan distribusi data tidak normal dan nilai data varian tidak sama sehingga untuk memastikan nilai p dilakukan uji Kruskal-Wallis. Hasil uji statistik diperoleh tingkat signifikansi p = 0,001 (p <0,05) menunjukkan bahwa ada pengaruh perendaman basis gigi tiruan RAPP dalam vinegar apel 5%, vinegar apel 6,23%, sodium hipoklorit 1%, dan NaCl 0,9% selama 8 jam terhadap jumlah Candida albicans (tabel 6).

Tabel 6. Nilai Rerata dan Standar Deviasi Jumlah Candida albicans pada Basis Gigi Tiruan RAPP dalam Vinegar Apel 5%, Vinegar Apel 6,23%, Sodium Hipoklorit 1%, dan NaCl 0,9% (CFU/ml)

Kelompok Perlakuan

Jumlah Candida albicans

p N X ± SD Vinegar Apel 5% 6 183,33 ± 116,905 0,001* Vinegar Apel 6,23% 6 83,33 ± 98,319 Sodium Hipoklorit 1% 6 50,00 ± 83,666 NaCl 0,9% 6 92050,00 ± 7997,437 Keterangan: * = Perbedaan yang signifikan

62

4.3 Perbedaan Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan RAPP dalam Vinegar Apel 5%, Vinegar Apel 6,23%, dan Sodium Hipoklorit Selama 8 Jam terhadap Jumlah Candida albicans

Untuk menentukan apakah ada perbedaan pengaruh perendaman basis gigi tiruan RAPP dalam kelompok vinegar apel 5%, vinegar apel 6,23%, dan sodium hipoklorit 1% terhadap jumlah Candida albicans dilakukan uji Mann-Whitney.

Pada tabel 7 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada jumlah Candida albicans setelah dilakukan perendaman basis gigi tiruan RAPP dalam vinegar apel 5% dibandingkan dengan vinegar apel 6,23% selama 8 jam dengan nilai rata-rata perbedaan sebesar 100,000 dan diperoleh p = 0,155.

Nilai rata-rata perbedaan jumlah Candida albicans setelah dilakukan perendaman basis gigi tiruan RAPP dalam vinegar apel 5% dibandingkan dengan sodium hipoklorit 1% adalah sebesar 133,333 dan diperoleh p = 0,037 yang menunjukkan terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada jumlah Candida

albicans setelah dilakukan perendaman basis gigi tiruan RAPP dalam vinegar apel

5% dibandingkan dengan sodium hipoklorit 1% selama 8 jam (tabel 7).

Terdapat perbedaan yang signifikan pada jumlah Candida albicans setelah dilakukan perendaman basis gigi tiruan RAPP dalam vinegar apel 5% dibandingkan dengan NaCl 0,9% selama 8 jam dengan nilai rata-rata perbedaan sebesar 91866,667 dan diperoleh p = 0,004 (tabel 7).

Nilai rata-rata perbedaan jumlah Candida albicans setelah dilakukan perendaman basis gigi tiruan RAPP dalam vinegar apel 6,23% dibandingkan dengan sodium hipoklorit 1% adalah sebesar 33,333 dan diperoleh p = 0,527 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada jumlah

Candida albicans setelah dilakukan perendaman basis gigi tiruan RAPP dalam

vinegar apel 6,23% dibandingkan dengan sodium hipoklorit 1% selama 8 jam. Menurut uji statistik terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan pada jumlah

Candida albicans setelah dilakukan perendaman basis gigi tiruan RAPP selama 8 jam

dalam vinegar apel 6,23% dibandingkan dengan NaCl 0,9% dengan nilai rata-rata perbedaan sebesar 91966,667 dan diperoleh nilai p = 0,004 (tabel 7).

63

Hal ini berarti menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan setelah dilakukan perendaman basis gigi tiruan RAPP dalam vinegar apel 5% dibandingkan dengan vinegar apel 6,23% selama 8 jam terhadap jumlah Candida

albicans dan terdapat perbedaan yang signifikan antara pengaruh perendaman basis

gigi tiruan RAPP dalam vinegar apel 5% dibandingkan dengan sodium hipoklorit 1% selama 8 jam terhadap jumlah Candida albicans dan terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan setelah dilakukan perendaman basis gigi tiruan RAPP dalam vinegar apel 5% dibandingkan dengan NaCl 0,9% selama 8 jam terhadap jumlah Candida

albicans.

Sedangkan, tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan setelah dilakukan perendaman basis gigi tiruan RAPP dalam vinegar apel 6,23% dibandingkan dengan vinegar apel 5% dan sodium hipoklorit 1% selama 8 jam terhadap jumlah Candida albicans, meskipun nilai rerata jumlah Candida albicans pada basis gigi tiruan RAPP yang direndam dalam sodium hipoklorit 1% lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah Candida albicans pada basis gigi tiruan RAPP yang direndam dalam vinegar 5% dan vinegar apel 6,23% selama 8 jam, serta terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan setelah dilakukan perendaman basis gigi tiruan RAPP dalam vinegar apel 6,23% dibandingkan dengan NaCl 0,9% selama 8 jam terhadap jumlah Candida albicans. (tabel 7).

64

Tabel 7. Perbedaan Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan RAPP dalam Vinegar Apel 5%, Vinegar Apel 6,23%, dan Sodium Hipoklorit 1% Selama 8 Jam terhadap Jumlah Candida albicans

Perlakuan

Rata-Rata

Perbedaan p

Vinegar apel 5% Vinegar apel 6,23%

Sodium Hipoklorit 1% NaCl 0,9% 100,000 133,333* 91866,667* 0,155 0,037* 0,004* Vinegar apel 6,23% Vinegar apel 5%

Sodium Hipoklorit 1% NaCl 0,9% 100,000 33,333 91966,667* 0,155 0,527 0,004* Sodium Hipoklorit 1% Vinegar apel 5%

Vinegar apel 6,23% NaCl 0,9% 133,333* 33,333 92000,000* 0,037* 0,527 0,003* Keterangan: * = Perbedaan yang signifikan

65

BAB 5 PEMBAHASAN

Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan menggunakan desain post test only control group. Penelitian eksperimental merupakan penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan pengaruh yang timbul sebagai akibat adanya pemberian perlakuan tertentu antara variabel bebas yaitu basis gigi tiruan RAPP yang direndam dalam vinegar apel 5% dan vinegar apel 6,23% kemudian dibandingkan dengan sodium hipoklorit 1% sebagai kontrol positif dan NaCl 0,9% sebagai kontrol negatif dengan variabel terikat yaitu jumlah Candida albicans.

5.1 Jumlah Candida albicans Setelah Dilakukan Perendaman Basis Gigi Tiruan RAPP dalam Vinegar Apel 5%, Vinegar Apel 6,23%, Sodium Hipoklorit 1%, dan NaCl 0,9% Selama 8 Jam

Jumlah Candida albicans dari kelompok A, kelompok B, kelompok C, dan kelompok D didapatkan dengan cara melakukan penghitungan koloni pada basis gigi tiruan RAPP yang direndam dalam vinegar apel 5%, vinegar apel 6,23%, sodium hipoklorit 1%, dan NaCl 0,9% selama 8 jam dengan menggunakan alat colony

counter dalam satuan CFU/ml.

Pada tabel 5 menunjukkan nilai yang bervariasi dimana pada basis gigi tiruan RAPP yang direndam dalam vinegar apel 5% jumlah Candida albicans tertinggi yaitu 4 x 100 CFU/ml dan terendah yaitu 1 x 100 CFU/ml, sedangkan pada kelompok yang direndam dalam vinegar apel 6,23% jumlah Candida albicans tertinggi yaitu 2 x 100 CFU/ml dan terendah yaitu 0 x 100 CFU/ml. Pada basis gigi tiruan RAPP yang direndam dalam sodium hipoklorit 1% jumlah Candida albicans tertinggi yaitu 2 x 100 CFU/ml dan terendah yaitu 0 x 100 CFU/ml, sedangkan pada kelompok yang direndam dalam NaCl 0,9% jumlah Candida albicans tertinggi yaitu 1021 x 100 CFU/ml dan terendah yaitu 798 x 100 CFU/ml. Perbedaan jumlah koloni Candida

66

albicans yang tersisa pada setiap kelompok disebabkan karena kemampuan yang

berbeda antara vinegar apel 5%, vinegar apel 6,23%, sodium hipoklorit 1%, dan NaCl 0,9% terhadap penurunan jumlah Candida albicans, hal ini kemungkinan dapat disebabkan pada saat proses penyelesaian akhir lempeng uji RAPP sebagai sampel yaitu adanya perbedaan kualitas lempeng uji RAPP karena permukaan RAPP yang dihaluskan hanya dengan kertas abrasif secara manual sehingga menyebabkan permukaan sampel RAPP tidak mendapatkan penekanan yang sama rata. Permukaan sampel RAPP yang kasar karena tidak dipoles merupakan tempat retensi bagi

Candida albicans. Perbedaan nilai tersebut kemungkinan juga dapat disebabkan

karena cara menggetarkan tabung reaksi Sabouraud’s Dextrose Broth untuk melepaskan Candida albicans yang melekat pada sampel RAPP dengan alat getar

vortex yang tidak sama untuk setiap sampel sehingga dapat menyebabkan Candida albicans yang terlepas dari sampel juga menjadi tidak sama rata. Perbedaan jumlah Candida albicans pada setiap sampel kemungkinan juga dapat disebabkan pada saat

pembenihan suspensi Candida albicans dari media Sabouraud’s Dextrose Broth ke

Sabouraud’s Dextrose Agar yang cairan tersebut tidak diteteskan semuanya dan

penyebaran suspensi Candida albicans ke seluruh permukaan media tidak sama pada setiap sampel sehingga kemungkinan dapat menyebabkan Candida albicans yang tumbuh pada setiap sampel juga menjadi tidak sama rata.

5.2 Pengaruh Perendaman Basis Gigi Tiruan RAPP dalam Vinegar Apel 5%, Vinegar Apel 6,23%, Sodium Hipoklorit 1%, dan NaCl 0,9% Selama 8 Jam terhadap Jumlah Candida albicans

Pada tabel 6 menunjukkan nilai rerata dan standar deviasi kelompok yang direndam dalam vinegar apel 5% adalah 183,33 ± 116,905 dan kelompok yang direndam dalam vinegar apel 6,23% adalah 83,33 ± 98,319. Nilai rerata dan standar deviasi kelompok C direndam dalam sodium hipoklorit 1% adalah 50,00 ± 83,666 dan kelompok D direndam dalam NaCl 0,9% adalah 92050,00 ± 7997,437. Jumlah

Candida albicans pada kelompok vinegar apel 5%, vinegar apel 6,23%, sodium

67

terlalu tinggi dan ada data yang terlalu rendah dari rata-rata, dapat dilihat dari hasil tes Homogeneity of Variances, menunjukkan distribusi data tidak normal dan nilai data varian yang tidak sama, sehingga untuk memastikan nilai p dilakukan uji Kruskal-Wallis. Dari hasil analisis Kruskal-Wallis terbukti bahwa jumlah Candida

albicans pada kelompok vinegar apel 5%, vinegar apel 6,23%, sodium hipoklorit 1%,

dan NaCl 0,9% memiliki perbedaan secara signifikan (p < 0,05).

Hasil uji statistik dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh perendaman basis gigi tiruan RAPP dalam vinegar apel selama 8 jam terhadap jumlah

Candida albicans. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada pengaruh

perendaman basis gigi tiruan RAPP dalam NaCl 0,9% selama 8 jam terhadap jumlah

Candida albicans. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan vinegar apel seperti

asam asetat, asam malat, senyawa polifenol yang berasal dari buah apel yaitu tanin dan flavonoid yang mempunyai efek menekan pertumbuhan jamur dan bakteri sehingga vinegar apel bisa diharapkan sebagai antiseptik di dalam rongga mulut yang dapat menyebabkan penurunan terhadap jumlah Candida albicans pada basis gigi tiruan RAPP. Menurut penelitian Ostrosky EA, dkk. (2008) bahwa kandungan asam asetat dalam vinegar akan menunjukkan mekanisme kerja yang dapat menyebabkan potensi hidrogen menjadi berkurang untuk memfasilitasi terjadinya difusi asam, sehingga asam asetat dapat melintasi membran plasma dari sel jamur dan menyebabkan terjadinya apoptosis sel Candida albicans.16,38 Sementara, menurut Suskovic Hs, dkk. (2010) terjadi pengaruh penghambatan oleh asam asetat terhadap enzim 14α-lanosterol-demethylase yang terlibat dalam pembentukan ergosterol pada Candida albicans yang sangat penting untuk mempertahankan integritas membran

plasma jamur.16 Penelitian Phillips AJ, dkk. (2006) menunjukkan bahwa vinegar yang memiliki kandungan asam asetat dengan dosis rendah dapat berefek fungisida yaitu menginduksi apoptosis dan menyebabkan kematian sel Candida albicans.17,20 Oleh karena itu, vinegar apel dapat menjadi pilihan bahan pembersih gigi tiruan sebagai salah satu dari perawatan alternatif pada pasien denture stomatitis.15 Studi selanjutnya Komiyama EY, dkk. (2012) telah membuktikan adanya aktivitas antifungi dari vinegar.23 Vinegar apel juga mengandung senyawa polifenol salah satunya adalah

68

tanin dan flavonoid yang besarnya kandungan pada buah apel dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti varietas, pemanenan, penyimpanan, dan pengolahan buah apel. Tanin merupakan kumpulan poli hidroksil senyawa polifenol yang bersifat koloid dan merupakan asam lemah. Tanin dapat berperan sebagai bakteriostatik dan fungistatik. Menurut American Dental Association (ADA) 1998 bahwa tanin memiliki kandungan zat yang dapat mencegah kerusakan gigi dan penyakit gingiva yang disebabkan oleh tumpukan plak.33 Sifat antifungi tanin diketahui dari kemampuannya dalam mengganggu struktur membran sel dan menghambat proses reproduksi vegetatif Candida albicans. Menurut Ratnasari A, dkk. (2013) bahwa tanin dapat menghambat biosintesis ergosterol yang merupakan sterol utama dalam membran sel Candida. Sterol ini bertanggung jawab atas fluiditas dan permeabilitas membran, sehingga jika sterol tidak terbentuk maka membran sel Candida akan terganggu fungsinya.40 Flavonoid juga termasuk ke dalam senyawa polifenol. Konsentrasi polifenol berbeda antara kulit dan daging buah apel.33 Pada kulit apel terdapat kandungan flavonoid turunan senyawa polifenol seperti kuersetin,

phloridzin, asam klorogenik dan katekin. Daging buah apel juga mengandung

senyawa-senyawa tersebut, tetapi dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan pada kulit buah apel.Katekin merupakan golongan flavonoid yang memiliki peran sebagai agen antifungi. Studi in vivo dan in vitro menunjukkan bahwa flavonoid memiliki aktivitas antimikroba yaitu dengan mendenaturasi ikatan protein sehingga membran sel Candida albicans menjadi lisis. Akibatnya sel tersebut masuk ke dalam inti sel sehingga jamur tidak berkembang.31,36,40,41

Pada tabel 6 menunjukkan nilai rerata dan dan standar deviasi dari masing- masing kelompok. Terlihat bahwa kelompok sodium hipoklorit 1% memiliki jumlah

Candida albicans yang lebih sedikit daripada kelompok kontrol. Dari hasil analisis

uji Kruskal-Wallis terbukti bahwa jumlah Candida albicans pada kelompok sodium hipoklorit 1% dan NaCl 0,9% berbeda secara signifikan (p < 0,05). Hasil uji statistik dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh perendaman basis gigi tiruan RAPP dalam sodium hipoklorit 1% selama 8 jam terhadap jumlah Candida albicans karena sodium hipoklorit termasuk golongan halogen yang berbahan dasar klorin atau

69

senyawa toksik yaitu N-chloro. Larutan ini merupakan desinfektan derajat tingkat tinggi karena sangat aktif pada semua bakteri, virus, jamur, parasit, dan beberapa spora.Saat dilakukan perendaman basis gigi tiruan RAPP dalam sodium hipoklorit 1%, maka larutan tersebut akan membentuk asam hipoklorit yang akan melepaskan klorin. Klorin yang dilepaskan akan menempel pada lipoprotein dinding sel jamur yang terdapat pada permukaan basis gigi tiruan RAPP tersebut dan kemudian akan membentuk senyawa toksik yaitu N-chloro yang dapat menggangu pembelahan sel, menghentikan regenerasi sel dan mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah

Candida albicans.27 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jafari AA, dkk. (2012) yang melaporkan mengenai mekanisme kerja dari sodium hipokorit 1% di dalam sebuah larutan yaitu akan membentuk asam hipoklorit (HOCl) dan oxychloride (OCl) yang akan mengoksidasi kelompok sulfhidril (-SH) dari asam amino dan protein untuk menghasilkan bentuk disulfida (SS) yang efektif menghilangkan 100% Candida albicans pada penelitian ini.20,27

5.3 Perbedaan Pengaruh antara Perendaman Basis Gigi Tiruan RAPP dalam Vinegar Apel 5%, Vinegar Apel 6,23%, dan Sodium Hipoklorit 1% Selama 8 Jam terhadap Jumlah Candida albicans

Pada tabel 7 menunjukkan rata-rata perbedaan dan tingkat signifikansi antara kelompok yang direndam dalam vinegar apel 5%, kelompok yang direndam dalam vinegar apel 6,23%, kelompok yang direndam sodium hipoklorit 1% dan kelompok yang direndam dalam NaCl 0,9%. Dari tabel 7 terlihat bahwa nilai rata-rata perbedaan jumlah Candida albicans antara kelompok yang direndam dalam vinegar apel 5% dengan kelompok yang direndam dalam vinegar apel 6,23% sebesar 100,000 (p = 0,155) dan kelompok yang direndam dalam vinegar apel 5% dengan kelompok yang direndam dalam sodium hipoklorit 1% sebesar 133,333 (p = 0,037). Sedangkan, pada kelompok vinegar apel 5% dengan NaCl 0,9% sebesar 91966,667 (p = 0,004). Pada tabel 7 menunjukkan nilai rata-rata perbedaan jumlah Candida albicans antara kelompok yang direndam dalam vinegar apel 6,23% dengan kelompok yang direndam dalam sodium hipoklorit 1% sebesar 33,333 (p = 0,527) dan kelompok

70

yang direndam dalam vinegar apel 6,23% dengan NaCl 0,9% sebesar 91966,667 (p = 0,004). Sedangkan, nilai rata-rata perbedaan jumlah Candida albicans antara kelompok sodium hipoklorit 1% dengan NaCl 0,9% sebesar 92000,000 (p = 0,003).

Dari hasil uji Mann-Whitney, didapatkan bahwa pada tingkat signifikansi 5% rata-rata perendaman basis gigi tiruan RAPP dalam vinegar apel 5% dan vinegar apel 6,23% tidak ada perbedaan secara signifikan (p > 0,05) (tabel 7). Hal ini disebabkan karena adanya kandungan vinegar apel seperti asam asetat, asam malat, senyawa polifenol yang berasal dari buah apel yaitu tanin dan flavonoid yang mempunyai efek menekan pertumbuhan jamur dan bakteri sehingga vinegar apel bisa diharapkan sebagai antiseptik di dalam rongga mulut yang dapat menyebabkan penurunan terhadap jumlah Candida albicans pada basis gigi tiruan RAPP. Penelitian Phillips AJ, dkk. (2006) menunjukkan bahwa vinegar yang memiliki kandungan asam asetat dengan dosis rendah dapat berefek fungisida yaitu menginduksi apoptosis dan menyebabkan kematian sel Candida albicans.17,20 Azuma, dkk. (2006) melakukan analisis terhadap perbedaan konsentrasi pada beberapa jenis vinegar dan diamati bahwa vinegar dengan konsentrasi yang rendah yaitu 3% sampai 6% efektif dalam membunuh Candida albicans.22 Menurut hasil penelitian Kumar MN, dkk. (2012) terdapat perbedaan yang signifikan antara vinegar 4% dan vinegar murni yang dibandingkan dengan kelompok kontrol dalam membunuh Candida albicans dan vinegar 4% lebih efektif daripada vinegar murni. Hasil penelitian Mota ACLG, dkk. (2015) melaporkan bahwa vinegar apel 4% menunjukan efek fungisida terhadap

Candida spp. karena memiliki kandungan asam malat yang bersifat bakterisida dan

fungisida. Penelitian ini membandingkan vinegar apel 4% dengan agen antijamur yaitu nistatin. Oleh karena itu, vinegar apel dapat menjadi pilihan bahan pembersih gigi tiruan sebagai salah satu dari perawatan alternatif pada pasien denture

stomatitis.15 Studi selanjutnya Komiyama EY, dkk. (2012) telah membuktikan adanya aktivitas antifungi dari vinegar.23 Vinegar apel juga mengandung senyawa polifenol salah satunya adalah tanin dan flavonoid yang besarnya kandungan pada buah apel dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti varietas, pemanenan, penyimpanan, dan pengolahan buah apel. Tanin merupakan kumpulan poli hidroksil senyawa polifenol

Dokumen terkait