• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN

1.4. Kerangka Pemikiran

Kawasan konservasi Pulau Liwutongkidi, Sebagai kawasan kaya akan sumberdaya hayati yang cukup tinggi, dengan kekayaan sumberdaya hayati yang cukup tinggi dan sebagai daerah nursery ground dan spawning ground maka kawasan tersebut dikelola dengan baik. Pemanfatan kawasan pesisir Pulau liwutongkidi dan sekitarnya akhir-akhir ini sangat dikhawatirkan dan berdampak

penurunan sumberdaya alam dan lingkungannya. Kondisi ini mendesak kita untuk berbuat sesuatu untuk tujuan perlindungan kawasan ini melalui pengelolaan Kawasan Konservasi Laut. Sebagai salah satu dasar pengelolaan, maka pengelolaan secara ekologi-ekonomi di kawasan ini menjadi sangat penting untuk memahami sejauh mana pemanfaatan Kawasan Konservasi Laut ini memberikan manfaat baik itu manfaat langsung maupun tidak langsung, manfaat ekonomi ataupun manfaat non ekonomi terhadap masyarakat di wilayah pesisir.

Semua sumberdaya laut tersebut harus dimanfaatkan secara terencana dan terarah. Tanpa adanya suatu perencanaan yang matang dalam rangka pemanfaatan sumberdaya tersebut dapat mengancam kelestarian ekosistem sumberdaya itu sendiri, selanjutnya juga akan berpengaruh terhadap ketersediaan sumberdaya hayati laut yang dapat dimanfaatan oleh manusia. Sehingga pemanfaatan potensi sumberdaya tersebut mutlak harus dilakukan dengan memperhatikan asas keberlanjutan.

Pengelolaan terumbu karang secara berkelanjutan sangat penting dan harus dilakukan. Keberadaan ekosistem terumbu karang yang sangat produktif dapat mendukung kehidupan nelayan setempat. Jika habitat terumbu karang dapat berfungsi secara optimal maka produksi perikanan ikan akan meningkat sehingga secara tidak langsung akan memberikan keuntungan baik secara sosial maupun ekonomi.

Perikanan bukanlah kegiatan ekonomi semata, namun sudah merupakan jalan hidup sebagian besar nelayan kecil di daerah tropis. Oleh karena itu pendekatan sosial-ekologi yang mengakomodasikan aspek ekologi dan ekonomi dalam suatu sistem layak untuk dipertimbangkan dalam pengelolaan sumberdaya ikan ke depan.

Pengelolaan wilayah pesisir merupakan suatu proses atau upaya untuk mengendalikan kegiatan manusia dalam pemanfaatan sumberdaya alam diwilayah pesisir, sehingga dapat menjamin keuntungan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, sekarang dan dimasa mendatang. Oleh karena itu untuk menyelidiki cara pengelolaan yang baik, sifat ekosistem terumbu karang yang dinamis dan kondisi lingkungan yang unik perlu dipahami terlebih dahulu. Adanya kesamaan perspektif tentang tujuan, pola pemanfaatan dan pengelolaan ekosistem terumbu karang merupakan wahana untuk mencapai keuntungan bagi masyarakat.

Selanjutnya kualitas ekosistem terumbu karang dan kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal terhadap berbagai kriteria suatu model pengelolaan perikanan berbasis ekosistem perikanan karang dengan menggunakan pendekatan ekologi dan pendekatan ekonomi.

Ekosistem terumbu karang adalah salah satu ekosistem khas pesisir tropis yang memiliki berbagai fungsi penting, baik secara ekologis maupun ekonomis. Fungsi ekologis tersebut adalah penyedia nutrien bagi biota perairan, pelindung fisik, tempat pemijahan biota perairan, tempat bermain, dan asuhan bagi berbagai biota. Di samping fungsi ekologis, terumbu karang juga menghasilkan berbagai produk yang mempunyai nilai ekonomi penting seperti berbagai jenis ikan karang, udang karang, alga, teripang, dan lain-lain.

Pendekatan ekologi dari ekosistem terumbu karang adalah salah satu faktor yang sangat penting untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada struktur komunitas ikan yang meliputi persen penutupan karang, keanekaragaman, keseragaman dan dominasi dari karang serta ikan-ikan karang serta melihat korelasi antara ikan dan karang. Deskripsi kondisi terumbu karang menggunakan metode survei Line Intercept Transect (LIT) dengan panjang transek 70 m pada kedalaman antara 3 - 10 m sejajar garis pantai.

Pendekatan ekonomi dari aspek ekonomi perikanan karang ditentukan berdasarkan nilai penggunaan langsung (direct use value) dan nilai penggunaan tidak langsung (indirect use value). Nilai penggunaan langsung berupa produksi yang dapat langsung dari suatu ekosistem contoh manfaat perikanan ikan konsumsi dan ikan hias, sedangkan nilai penggunaan tidak langsung sulit untuk ditetapkan karena nilainya selalu tidak tetap seperti fungsi ekosistem karang sebagai natural breakwater, dan habitat bagi berbagai jenis ikan karang.

Selain itu terumbu karang menyediakan berbagai pemakaian langsung dan tak langsung yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat pesisir sekitar Pulau Liwutongkidi. Pemakaian yang paling dominan dan paling bernilai adalah besarnya hasil yang dapat diperoleh dari sumberdaya perikanan laut yang didukung oleh ekosistem terumbu karang.

Pendekatan ekologi dan ekonomi dijadikan dasar dalam menentukan pola pendekatan kebijakan yang akan dilakukan. Mengkaji sebuah model pendekatan ekologis-ekonomis sehingga pengelolaan perikanan berbasis terumbu karang menjadi pengelolaan yang terpadu dan berkelanjutan. Pengelolaan sumberdaya

pesisir secara terpadu adalah suatu proses interaktif dan evolusioner untuk mewujudkan pembangunan kawasan pesisir secara optimal dan berkelanjutan.

Dalam menyususn model pengelolaan ekologi-ekonomi dalam pemanfaatan ekositem perikanan karang di wilayah pesisir Pulau Liwutongkidi, dengan menggunakan software Stella 9.02 sebagai tools yang komprehensif untuk menggambarkan terkaitnya kegiatan pemanfaatan ekologi-ekonomi ekosistem terumbu karang. Mengidentifikasi akar permasalahan yang mendasari penurunan ekosistem terumbu karang di wilayah pesisir Pulau Liwutongkidi, dan menentukan skenario pengelolaan yang tepat untuk mengurangi tekanan kegiatan pemanfaatan pada ekosistein terumbu karang. Sehingga tujuan akhir dari pengelolaan perikanan berkelanjutan bukan hanya untuk mengejar pertumbuhan ekonomi (economic growth) jangka pendek, melainkan juga menjamin pertumbuhan ekonomi yang dapat dinikmati secara adil dan proporsional oleh segenap pihak yang terlibat (stakeholders), dan memelihara daya dukung serta kualitas lingkungan pesisir, sehingga pembangunan dapat berlangsung secara lestari. Secara diagramatik kerangka pemikiran penelitianini disajikan pada Gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1. Diagram alur penelitian dengan pendekatan ekologi-ekonomi

Model Pengelolaan Perikanan Berbasis Ekosistem

Kawasan Konservasi Laut Pulau Liwutongkidi

 Persen penutupan substrat dasar

 Indeks Mortaitas

 Keanekaragaman

 Keseragaman dan

 Dominasi

Identifikasi Aspek Ekonomi

Perikanan Karang

Identifikasi Aspek Struktur Komunitas Ikan Karang

 Sistem perikanan karang

 Pola pemanfaatan dan pengelolaan

perikanan karang

 Nilai ekonomi sumberdaya

perikanan karang Analisis Ekologi- Ekonomi Perikanan Karang Keberkelanjutan Perikanan Karang Ekosistem Terumbu Karang

Dokumen terkait