Berat bayi lahir merupakan salah satu faktor penentu kelangsungan hidup dan pertumbuhan selanjutnya. Bayi yang dilahirkan dalam keadaan gizi baik (BBLC) dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan dengan gizi kurang (BBLR) cenderung memberikan gambaran yang berbeda dalam kelangsungan hidup dan pertumbuhan selanjutnya. Menurut Ebrahim 1985, anak yang dilahirkan dari ibu dengan gizi kurang di lingkungan miskin akan mengalami gizi kurang dan mudah terkena infeksi dan selanjutnya menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi badannya kurang (Yongky 2007).
Terjadinya BBLR merupakan hasil interaksi antara sosiodemografi, status gizi ibu hamil, status obstetrik, sosial ekonomi keluarga dan faktor intriksi janin.
Secara garis besar BBLR dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor maternal dan faktor janin.
Faktor risiko yang berhubungan dengan BBLR adalah penyakit infeksi, pendidikan ibu yang rendah, ibu yang tidak menikah, hipertensi, pre eklampsia, komplikasi (TBC, Malaria, Anemia), premature rupture, plasenta previa, kelahiran < 37 minggu dan kurang gizi. Penelitian Singh et al (2007) di AS, melaporkan bahwa Indeks Massa Tubuh (IMT) sebelum hamil < 20, pemeriksaan kehamilan < 3 kali, pre eklampsia dan riwayat kehamilan yang buruk merupakan maternal faktors penyebab BBLR, sedangkan kadar Hb, umur ibu dan paritas tidak berhubungan dengan BBLR. Ada juga penelitian di India yang melaporkan bahwa kunjungan antenatal care (ANC) yang kurang, ANC yang terlambat, kehamilan pada umur belasan tahun dan sosial ekonomi yang rendah memberikan dampak yang besar terhadap bayi beat lahir rendah (Velankar 2008).
Berdasarkan model penyebab kurang gizi yang dikembangkan UNICEF 1998, gizi salah (malnutrition) disebabkan oleh banyak faktor yang saling terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dipengaruhi oleh penyakit infeksi dan tidak cukupnya asupan gizi secara kuantitas maupun kualitas.
Sedangkan secara tidak langsung dipengaruhi oleh akses dan kualitas pelayanan kesehatan, pola asuh anak yang kurang memadai, kurang baiknya kondisi sanitasi lingkungan serta rendahnya ketahanan pangan ditingkat rumah tangga.
Dari kerangka pemikiran tersebut, dapat disusun bagan hubungan faktor-faktor yang dijadikan peubah pada penelitian. Bagan pada gambar 1 menunjukan faktor faktor yang berhubungan dengan berat bayi lahir dan pengaruhnya terhadap status gizi anak ketika berusia 6 – 11 bulan.
Gambar 1 Kerangka pemikiran faktor faktor yang berhubungan dengan berat bayi lahir dan pengaruhnya terhadap status gizi anak ketika berusia
6 – 11 bulan
Karakteristik Ibu
Umur Ibu
Tinggi Badan Ibu
Paritas
Berat Bayi Lahir Status Gizi Anak usia 6 – 11 bulan
Sosial ekonomi
Pendidikan ibu
Pengeluaran perkapita Status Gizi Ibu
IMT Sebelum hamil
Status Gizi Ibu Hamil
Pertambahan BB selama hamil
Paparan terhadap Polutan :
Kebiasan merokok dalam rumah tangga
Penyakit Infeksi
Pelayanan Kesehatan - Pemantauan pertumbuhan - Akses tehadap Yankes - Pemanfaatan Yankes
Konsumsi Gizi Pelayanan kesehatan
Pemeriksaan Kehamilan
Akses terhadap Yankes
Sosial ekonomi-demografi - Pengeluaran perkapita - Pendidikan ibu - Status Gizi Ibu
- Jumlah Anggota Keluarga
Penyakit Infeksi saat hamil
Sanitasi lingkungan
- Pola Asuh - Pengetahuan
Ibu
Ketersediaan Makanan Sanitasi lingkungan
Keterangan :
:Variabel diteliti
:Variabel tidak diteliti
Hipotesis
1 Ada pengaruh berat bayi lahir terhadap status gizi anak ketika berusia 6 – 11 bulan di wilayah Sumatera.
2 Ada hubungan penyakit infeksi, pemantauan pertumbuhan, akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan, dan sanitasi lingkungan dengan status gizi anak usia 6 – 11 bulan.
3 Ada hubungan sosial ekonomi - demografi dengan status gizi anak usia 6 – 11 bulan.
4 Ada hubungan antara umur ibu waktu hamil, tinggi badan, paritas, pemeriksaan kehamilan, akses terhadap pelayanan kesehatan, sanitasi lingkungan, kebiasaan merokok dan sosial ekonomi dengan berat bayi lahir.
METODE
Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007. Data dasar yang dihasilkan Riskesdas terdiri dari status kesehatan (termasuk data biomedis), status gizi, kesehatan lingkungan, perilaku kesehatan dan berbagai aspek pelayanan kesehatan. Data dasar ini, bukan saja berskala nasional, tetapi juga menggambarkan berbagai indikator kesehatan sampai ke tingkat kabupaten/kota. Riskesdas 2007 adalah riset berbasis komunitas dengan sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga yang dapat mewakili populasi ditingkat kabupaten/kota (Depkes RI 2008).
Desain dan Lokasi Riskesdas
Riskesdas merupakan survei dengan rancangan desain cross sectional dimaksudkan untuk menggambarkan masalah kesehatan penduduk di Indonesia secara keseluruhan, akurat dan berorientasi pada kepentingan para pengambil keputusan di berbagai tingkat administratif. Sampel Riskesdas 2007 di tingkat kabupaten/kota berasal dari 440 kabupaten/kota (dari jumlah keseluruhan sebanyak 456 kabupaten/kota) yang tersebar di 33 provinsi se Indonesia.
Kabupaten yang tidak termasuk dalam sampel Riskesdas dikarenakan kabupaten tersebut merupakan pengembangan dari kabupaten baru yang pada saat perencanaan Riskesdas belum diperhitungkan yaitu sebanyak 16 kabupaten.
Populasi dan Sampel Riskesdas
Populasi pada Riskesdas 2007 adalah seluruh rumah tangga di Indonesia.
Sampel adalah rumah tangga dan anggota rumah tangga yang diambil dengan metodologi dan cara penarikan sampel identik dengan two stage sampling yang digunakan dalam Susenas 2007.
Berikut ini adalah uraian cara perhitungan dan penarikan sampel dalam Riskesdas :
a. Penarikan sampel blok sensus
Riskesdas menggunakan sepenuhnya sampel yang yang terpilih dalam Susenas 2007, jika dalam sebuah blok sensus terdapat lebih dari 150 rumah tangga maka dalam penarikan sampel akan dibentuk sub blok sensus
b. Penarikan sampel rumah tangga
Dari setiap blok sensus terpilih kemudian dipilih 16 rumah tangga secara acak sederhana (simple random sampling) yang menjadi sampel rumah tangga dengan jumlah rumah tangga di blok sensus tersebut.
c. Sampel anggota rumah tangga.
Selanjutnya, seluruh anggota rumah tangga dari setiap rumah tangga yang terpilih dari kedua proses penarikan sampel tersebut diambil sebagai sampel individu.
Cara Pengumpulan Data Riskesdas
Pengumpulan data dalam Riskesdas 2007 dilakukan dengan teknik wawancara. Kuisioner rumah tangga terdiri atas pengenalan tempat, keterangan rumah tangga, keterangan anggota rumah tangga, mortalitas, akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan, sanitasi lingkungan dan konsumsi. Selain kuesioner rumah tangga, terdapat pula kuesioner individu. Sampel pada kuesioner individu adalah seluruh anggota rumah tangga yang tinggal di rumah. Kuisioner individu terdiri atas identifikasi responden, penyakit, ketanggapan pelayanan kesehatan, pengetahuan, sikap dan perilaku, disabilitas, kesehatan mental, dan pengukuran antropomeri. Riskesdas 2007 melakukan pengukuran biomedis dan pada blok sensus kabupaten/kota terpilih dilakukan pula penarikan sampel pemeriksaan yodium.
Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
Lokasi penelitian adalah 10 provinsi di wilayah Sumatera. Populasi pada penelitian adalah rumah tangga yang mempunyai anak usia 6 – 11 bulan. Sebagai unit sampel yaitu anak usia 6 - 11 bulan dan ibunya. Sampel awal pada penelitian ini berjumlah 2.822 rumah tangga yang mempunyai anak usia 6 – 11 bulan.
Kriteria inklusi penelitian yaitu anak usia 6 – 11 bulan yang mempunyai catatan berat badan lahir dan dilakukan pengukuran berat badan serta panjang badan sehingga sampel yang memenuhi syarat penelitian menjadi 1.749 rumah tangga.
Data yang dikumpulkan meliputi ; berat bayi lahir, status gizi anak setelah berusia 6 – 11 bulan, penyakit infeksi, pemantauan pertumbuhan, akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan, sanitasi lingkungan dan sosial ekonomi – demografi. Selain itu juga dikumpulkan data karakteristik risiko BBLR yang meliputi ; umur ibu waktu hamil, tinggi badan, paritas, pemeriksaan kehamilan, akses terhadap pelayanan kesehatan dan kebiasaan merokok.
Pengolahan Data
Pengolahan data menggunakan software Microsoft Office Excell 2007, SPSS versi 16.0 2007 dan SAS. Penentuan nilai Z score berdasarkan berat badan, tinggi badan dan umur anak menggunakan software Anthro WHO versi 3.0.1 2009. Sebelum pengolahan dilakukan cleaning data sesuai dengan kriteria yang ditetapkan peneliti. Pengolahan data dilakukan terhadap dua unit sampel yaitu anak usia 6 – 11 bulan dan ibu/orang tua anak. Untuk mempermudah dalam pembahasan maka variabel penelitian dikategorikan sesuai dengan skala pengukuran yang disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2 Pengkategorian Variabel Penelitian
Variabel Kategori Pengukuran
Berat bayi lahir - < 2.500 gram (BBLR) - 2.500 - < 3.000 gram - 3.000 - < 3.500 gram - ≥3.500 gram
Status Gizi anak usia 6 – 11 bln
Berdasarkan indikator BB/U – Gizi Buruk Z-score < -3,0
– Gizi Kurang Z-score ≥-3,0 s/d Z-score <-2,0 – Gizi Baik Z-score ≥-2,0 s/d Z-score ≤2,0 – Gizi Lebih Z-score >2,0
Berdasarkan indikator TB/U:
– Sangat Pendek Z-score < -3,0
– Pendek Z-score ≥-3,0 s/d Z-score <-2,0 – Normal Z-score ≥-2,0
Berdasarkan indikator BB/TB:
– Sangat Kurus Z-score < -3,0
– Kurus Z-score ≥-3,0 s/d Z-score <-2,0 – Normal Z-score ≥-2,0 s/d Z-score ≤2,0 – Gemuk Z-score >2,0
Variabel Kategori Pengukuran Status Gizi Ibu - Kurus jika IMT < 18,5
- Normal jika IMT 18,5 – 25,00 - Gemuk jika IMT 25,01 – 27,00 - Obes jika IMT > 27,00
Pemantauan pertumbuhan
- Buruk jika tidak pernah melakukan pemantauan - Kurang jika 1 - 3 kali dalam 6 bulan terakhir.
- Baik jika ≥4 kali dalam 6 bulan terakhir Akses terhadap
Yankes
- Buruk jika < 60%
- Kurang jika 60 - 80%
- Baik jika > 80%
Pemanfaatan Yankes - Buruk jika < 60%
- Kurang jika 60 - 80%
- Baik jika > 80%
Sanitasi lingkungan - Buruk jika < 60%
- Kurang jika 60 - 80%
- Baik jika > 80%
Tahun pendidikan - < 9 tahun - 9 – 12 tahun - > 12 tahun Pemeriksaan
kehamilan
- ≥4 kali selama kehamilan
- Tidak pernah atau < 4 kali selama kehamilan Penyakit Infeksi - Infeksi jika pernah menderita infeksi
- Tidak infeksi jika tidak pernah terkena infeksi Kebiasaan merokok - Merokok
- Tidak Merokok
Tingkat paritas - Kelahiran/anak pertama - Kelahiran/anak kedua - Kelahiran/anak ≥ketiga
Umur Ibu - Umur Risiko (< 20 s/d > 35 tahun) - Tidak Risiko ( 20 s/d 35 tahun) Tinggi badan ibu - Risiko ( < 150 cm)
- Tidak risiko (≥150 cm) Tingkat Pengeluaran
perkapita
- Kuintil 1 - Kuintil 2 - Kuintil 3 - Kuintil 4 - Kuintil 5 Jumlah anggota
keluarga
- Besar jika jumlahnya ≥7 orang - Sedang jika 5 – 6 orang
- Kecil jika ≤4 orang
Analisis Data
Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dan proporsi dari variabel dependen dan independen. Untuk menarik kesimpulan akhir penelitian dan agar dapat memperkirakan berat bayi lahir dan status gizi anak serta untuk mengkuantifikasi hubungan variabel dependen dan independen dilakukan analisis Regresi Linier Berganda dan dalam proses estimasi parameter menggunakan metode Stepwise. Peubah – peubah yang diduga berhubungan dengan berat bayi lahir yaitu umur, tinggi badan, paritas, jarak kelahiran, pemeriksaan kehamilan, akses terhadap pelayanan kesehatan, kebiasaan merokok, sanitasi dan sosial ekonomi (pendidikan ibu dan pengeluaran perkapita). Model persamaan Regresi linier berganda adalah sebagai berikut :
Ŷ = β0+β1X1+ β2X2+ ... + βnXn+ €
Ŷ : Variabel terikat (Berat Bayi Lahir) β1,β2,...βn : Koefisien Regresi
€ : Galat
β0 : Intercept X1,X2 ...Xn : Variabel bebas
Faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan status gizi anak usia 6 – 11 bulan juga dilakukan uji Regresi linier berganda dan dalam proses estimasi parameter menggunakan metode Stepwise. Status gizi anak dinilai berdasarkan tiga indikator yaitu BB/U, BB/TB dan TB/U. Peubah-peubah yang diduga berhubungan dengan status gizi anak adalah berat bayi lahir, penyakit infeksi, Variabel bebas :
X1
X2 X3 X4 X5
X6
X7 X8 X9
: : : : : : : : :
Pendidikan Ibu Tinggi Badan Ibu Sanitasi Lingkungan Umur Ibu saat hamil
Pemeriksaan Kehamilan (ANC Akses terhadap Pelayanan Kesehatan Paritas
Pengeluaran Rumah Tangga Kebiasaan Merokok
pemantauan pertumbuhan, akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan, sanitasi lingkungan dan sosial ekonomi demografi (pengeluaran perkapita, pendidikan ibu.
status gizi ibu dan jumlah anggota keluarga).
Model persamaan Regresi linier berganda adalah sebagai berikut :
Ŷ = β0+β1X1+ β2 X2+ ... + βnXn+ €
Ŷ : Variabel terikat
(Status Gizi Anak Indikator ; BB/U, BB/TB dan TB/U)) β1,β2,...βn : Koefisien Regresi
€ : Galat
β0 : Intercept X1,X2 ...Xn : Variabel bebas
Variabel bebas : X1
X2
X3
X4 X5 X6
X7
X8
X9 X10
: : : : : : : : : :
Jumlah Anggota Rumah Tangga Pemantauan Pertumbuhan Berat Bayi Lahir
Pendidikan Ibu
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Sanitasi Lingkungan
Penyakit Infeksi
Akses Terhadap Pelayanan Kesehatan Status Gizi Ibu
Pengeluaran Rumah Tanggga
Definisi Operasional Berat Bayi Lahir
Berat bayi baru lahir yang ditimbang dengan timbangan bayi segera pada saat bayi lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir.
Status Gizi anak usia 6 – 11 bulan
Keadaan gizi anak usia 6 – 11 bulan yang diamati berdasarkan indikator berat badan menurut umur, panjang badan menurut umur dan berat badan menurut panjang badan dengan standart antropometri WHO 2005.
Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi yang pernah diderita oleh anak yang dinilai berdasarkan penyakit TB Paru, campak, demam berdarah yang pernah diderita dalam 12 bulan terakhir dan penyakit diare, ISPA, pneumonia, malaria, typoid yang pernah diderita dalam 1 bulan terakhir yang diukur melalui wawancara dengan orang tua anak.
Status Gizi Ibu
Keadaan gizi ibu pada saat mempunyai anak usia 6 – 11 bulan yang dianalisis berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT = BB (kg) / TB2(m).
Pendidikan Ibu
Lamanya pendidikan formal yang pernah ditempuh dan ditamatkan oleh ibu balita yang dihitung dalam tahun.
Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
Pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan kehamilan yang diberikan kepada ibu hamil oleh tenaga kesehatan secara berkala selama kehamilannya, dengan jumlah standar kunjungan selama hamil minimal 4 kali.
Umur Ibu
Umur ibu pada waktu hamil terakhir yang dihitung berdasarkan selisih tahun pencatatan/penelitian dibanding tahun lahir yang dihitung dalam tahun penuh.
Paritas
Urutan kelahiran anak, baik kelahiran hidup maupun bayi mati dengan jumlah bayi yang dilahirkan tunggal atau kembar.
Tinggi Badan Ibu
Ukuran jarak dari ujung kaki sampai ujung kepala ibu pada posisi tegak berdiri tanpa menggunakan alas kaki dengan posisi kepala lurus kedepan yang diukur dengan microtoice.
Pengeluaran perkapita
Pengeluaran rata-rata setiap bulan perorang yang dihitung berdasarkan pengeluaran baik untuk keperluan pangan maupun non pangan yang dihitung dari total pengeluaran keluarga dibagi dengan jumlah anggota keluarga yang ada.
Pemantauan Pertumbuhan
Kegiatan yang dilakukan oleh ibu/pengasuh anak dalam upaya pemantauan status gizi anaknya ke sarana pelayanan kesehatan dalam enam bulan terakhir baik di pelayananan kesehatan maupun UKBM.
Sanitasi Lingkungan
Kondisi kesehatan lingkungan keluarga responden yang diukur berdasarkan air bersih yang digunakan, pembuang limbah/sampah dan keadaan lingkungan tempat tinggal.
Akses Pelayanan Kesehatan
Tingkat kemudahan dalam mengakses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang diukur berdasarkan jarak dan waktu yang diperlukan agar mendapatkan pelayanan kesehatan yang tersedia baik pemerintah maupun UKBM yang ada.
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan yang diukur berdasarkan pemanfaatan pelayanan kesehatan baik untuk memperoleh pengobatan, penyuluhan, imunisasi dan perbaikan gizi balita terhadap pelayanan yang telah tersedia baik pemerintah maupun UKBM yang ada.
Jumlah Anggota Keluarga
Banyaknya anggota dalam rumah tangga yaitu semua orang yang bertempat tinggal dalam satu rumah, baik berada di rumah ataupun tidak ada pada saat penelitian dan makan dari satu dapur yang sama.
Kebiasaan Merokok dalam Rumah Tangga
Kebiasaan kepala keluarga (bapak) dalam menghisap rokok di dalam rumah yang dinilai berdasarkan kebiasaan merokok atau tidak merokok.