Laporan keuangan merupakan suatu media yang dapat menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Namun dalam menginterpresentasikan laporan keuangan dibutuhkan suatu tindak lanjut analisa agar laporan keuangan dibutuhkan suatu tindak lanjut analisa agar laporan keuangan tersebut dapat menjadi informasi yang lebih tepat dan akurat. Dengan adanya analisis laporan keuangan, pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat menjadikan laporan keungan tersebut sebagai dasar pengambilan keputusan.
Analisis laporan keuangan sering kali memasuki aktivitas untuk membuat berbagai transformasi atas laporan keuangan. Teknik analisis tersebut memungkinkan untuk dilakukan indentifikasi, pengkajian dan perangkuman hubungan-hubungan yang signifikan dari data keuangan perusahaan. Teknik yang biasa digunakan dalam hal seperti ini adalah analisis rasio keuangan.
Menurut S. Munawir (2007:65) analisis resiko keuangan adalah :
“Suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut”
Manajemen keuangan memiliki ruang lingkup yang luas dan dinamis.
Keuangan dapat berpengaruh secara langsung dalam kehidupan manusia dan organisasi. Untuk memperoleh laba dalam melakukan suatu usaha diperlukan keuangan yang optimal untuk dapat berjalan dengan baik sehingga untuk dapat mengoptimalkan keuangan perusahaan maka diperlukan manajemen yang baik.
Oleh karna itu, keuangan mempunyai hubungan yang erat hubungannya terhadap ilmu manajerial.
Seiring dengan perkembangan zaman, manajemen keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan, mengendalikan posisi kas, membayar tagihan-tagihan, dan mencari dana. Akan tetapi, manajeman keuangan juga mengatur dalam penginvestasian dana, mengatur kombinasi dana yang optimal, serta mengatur pendistribusian keuntungan (pembagian deviden.)
Menurut Sutrisno (2003:3) bahwa manajemen keuangan adalah :
“Sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.”
Fungsi manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga tugas penting, yaitu (1) memutuskan alternative pembiayaan. Fungsi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam memilih alternative pembiayaan terbaik dari berbagai alternative sumber dana yang ada, sehingga diperoleh satu kombinasi pembiayaan. (2) menetapkan pengalokasian dana. Fungsi ini mencakup keputusan yang harus dilakukan oleh menejer keuangan dalam menetapkan kombinasi dari pengalokasian dana yang paling baik bagi perusahaan. (3) kebijakan pembagian deviden. Kewajiban manajer keuangan didalam menetapkan kebijakan bembagian deviden, karna fungsi ini akan mempengaruhi nilai dari perusahaan tersebut, yang akan memberikan gambaran atas keuntungan para pemilik deviden.
Ketiga fungsi pokok manajer keuangan tersebut pada akhirnya hanya mengarah pada satu tujuan yaitu untuk memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemiliknya. Dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh kebijakan keuangan yang menggambarkan komposisi pembiayaan dalam struktur keuangan perusahan dan juga besarnya deviden yang dibagikan sebagai gambaran keuntungan kepemilikan. Ketiga variabel manajemen keuangan tersebut saling terkait dan bersifat saling mempengaruhi.
Optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana salah satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat diukur dari harga pasar. Harga pasar (Market Value) menunjukan harga yang bersedia dibayar oleh investor. Harga pasar dapat lebih tinggi maupun lebih rendah dibandingkan nilai bukunya. Perbandingan nilai pasar terhadap nilai buku saham yang semakin tinggi menunjukan penilaian investor terhadap perusahaan semakin baik.
Struktur modal suatu perusahaan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua bagian pokok yaitu modal dari para pemilik atau pengambil saham (modal sendiri) dan modal yang berasal dari kereditur (modal asing).
Menurut Harjito (2007:240) :
“Struktur modal (capital structure) adalah perbandingan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.”
Menurut Darsono (2006:153) :
“Struktur modal adalah jumlah permanen perusahaan yang tersumber dari utang jangka panjang dan modal sendiri.”
Berdasarkan kedua pengertian diatas dilihat dari keuangan neraca perusahan maka yang dimaksud dengan struktur permodalan disini adalah pada bagian kredit yang tercermin pada perkiraan hutang jangka panjang dengan unsur modal sendiri, dimana kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau dana jangka panjang.
Debt Equity Ratio (DER) menunjukan hubungan antara hutang jangka panjang yang diberikan kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan dalam rangka mengukur resiko, fokus perhatian kreditur jangka panjang ditunjukan pada prospek laba dan perkiraan arus kas perusahaan.
Meskipun demikian, mereka tidak dapat mengabaikan pentingnya tetap dalam mempertahankan keseimbangan antara proporsi aktiva yang didanai oleh kreditor dengan yang didanai oleh pemilik perusahaan. Pengukuran tersebut dilakukan dengan rasio debt to equity. Dimana rasio ini merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
Rasio debt to equity dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan sehingga dapat dilihat resiko tak tertagihnya hutang. Semakin besar proporsi hutang relative terhadap ekuitas maka semakin besar pula resiko perusahaan.
Mengalokasikan dana secara efisien merupakan tugas perusahaan didalam menginvestasikan dananya pada aktiva yang dapat memberikan keuntungan yang maksimal. Menurut Tendi Heruman (2008:8) bahwa :
“Investasi adalah pertumbuhan total asset perusahaan dari tahun ke tahun yang menunjukan perkembangan investasi perusahaan.”
Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan akan menentukan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang. Apabila tingkat investasi disuatu perusahaan tinggi, maka akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut karena pertumbuhan investasi dapat dipresepsikan sebagai good news bagi investor.
Selain itu, peningkatan investasi ini akan dianggap sebagai pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang dan penentu nilai perusahaan itu sendiri.
Rasio dividend payout merupakan perbandingan jumlah deviden yang dibayarkan perlembar saham terhadap EPS perusahaan. Semakin tinggi rasio ini akan menguntungkan para investor tetapi akan memperlemah internal financing perusahaan karena memperkecil laba ditahan. Sebaliknya rasio yang semmakin kecil akan merugikan para pemegang saham (investor) tetapi internal financial perusahaan akan semakin kuat.
Kebijakan deviden ini merupakan corporate action yang penting harus dilakukan perusahaan. Semakin besar deviden yang dibagikan kepada investor, maka perusahaan akan dianggap semakin baik. Perusahaan yang baik di anggap menguntungkan dan tentunya penilaian terhadap perusahaan akan semakin baik pula, biasanya tercermin melalui peningkatan harga saham perusahaan. Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran deviden, mungkin diartikan sebagai sinyal positif membaiknya kinerja perusahaan dimasa yang akan datang. Sehingga kebijakan deviden memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Dari penjelasan tersebut, maka dapat dibuat kaitan antara keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan dengan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Keputusan Investasi
Kebijakan Deviden
Nilai Perusahaan Keputusan Pendanaan
Gambar 2.2
Kerangka pikir konseptual
Kinerja perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI dalam menghasilkan laba
Hasil pengujian statistik secara simultan maupun parsial Kebijakan Laba
Perumusan Hipotesis
Non keuangan Keputusan investasi
Faktor keuangan 1. TAG (X1) 2. DER (X2) 3. DPR (X3)
Kebijakan Dividen
Faktor yang mempengaruhi Nilai perusahaan
(Y)
Pengujian Statistik Kajian Teoritis :
1. Manajemen keuangan 2. Analisis laporan keuangan
Kajian Empiris :
1. Arie Afzal dan Abdul Rohman (2012) 2. Titin Herawati (2012)
Keputusan pendanaan