• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

B. Kerangka Pemikiran

Keterangan:

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup merupakan payung hukum dalam mewujudkan kelestarian lingkungan hidup. Upaya pelaksanaan Otonomi Daerah semakin memberikan perubahan hubungan antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah termasuk dalam bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

(Pasal 71,72,73,74 tentang Pengawasan dan Pembinaan)

Peraturan Bupati Klaten Nomor 56 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten.

1. Mekanisme Pengawasan BLH Kabupaten Klaten terhadap pengolahan limbah di PT.SGM 2. Tindak Lanjut dari hasil Pengawasan yang dilakukan oleh BLH

Hasil Pengawasan

Sehingga setiap daerah dapat melaksanakan tugas pemerintahan daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Termasuk Pemerintah Kabupaten Klaten juga mempunyai kewenangan untuk melakukan urusan daerahnya sendiri. Wujud dari otonomi daerah di Kabupaten Klaten dalam bidang lingkungan hidup yaitu dengan diundangkannya Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 25 tahun 2008 tentang Oranisasi Dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten dan Peraturan Bupati Klaten Nomor 56 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten. Peraturan inilah yang mengatur tentang kewenangan Badan Lingkungan Hidup dalam pengelolaan lingkungan.

Penulisan hukum ini akan mengkaji pelaksanaan dari tugas pokok dan fungsi Badan Lingkungan hidup Kabupaten Klaten dalam konteks pengelolaan limbah yang dilakukan oleh PT.SGM. Sehingga jelas akan diketahui peranan konkrit dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten. Untuk kemudian peranan tersebut akan ditinjau juga dari Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagai payung hukumnya. Pelaksanaan tugas dan wewenang oleh Badan Lingkungan Hidup terhadap hasil pengawasan pada suatu kegiatan ini tentunya akan ada tindak lanjut terhadap permasalahan lingkungan yang telah ditimbulkan guna mewujudkan lingkungan yang baik, sehat dan bebas dari pencemaran.

41

Badan Lingkungan hidup Kabupaten Klaten merupakan unsur pendukung pelaksanaan tugas di bidang lingkungan hidup. Badan Lingkungan Hidup sendiri berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekertaris Daerah Badan Lingkungan Hidup KabupatenKlaten dibetuk menurut Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 25 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten (Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2008 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Klaten Nomor 17).

2. Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok dan fungsi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten terdapat dalam Pasal 2 ayat (2) dan (3) Peraturan Bupati Klaten Nomor 56 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten. Badan Lingkungan Hidup mempunyai tugas membantu dan menunjang kelancaran tugas Bupati dalam menyelenggarakan Pemerintahan Daerah di bidang lingkungan hidup. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Badan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi: a. Pelaksanaan perumusan kebijakan teknis di bidang pengendalian

lingkungan hidup;

b. Pelaksanaan pelayanan penunjang dalam penyelenggaran pemerintah daerah di bidang pengendalian lingkungan hidup;

c. Pelaksana penyusunan rencana dan program pelaksana monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang pengendalian lingkungan hidup;

d. Pemberian rekomendasi perijinan bidang lingkungan hidup; e. Penyelidikan dan penyelesaian kasus di bidang lingkungan hidup; f. Koordinasi kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup;

g. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan, Analisis mengenai Dampak Lingkungan, Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.

3. Visi dan Misi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Badan Lingkungan Hidup memiliki visi dan Misi. Visi dan Misi tersebut terdapat dalam rencana strategik yang berorientasi pada hasil (outcome) yang ingin dicapai selama 5 (lima) tahun, yaitu periode 2015 – 2020.

Visi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten adalah “Meningkatkan kualitas lingkungan hidup untuk mendukung terwujudnya Kabupaten Klaten yang maju dan mandiri”.

Visi BLH Kabupaten Klaten tersebut mengandung beberapa unsur dan memiliki arti sebagai berikut:

1. Kualitas lingkungan hidup artinya sebagai keadaan lingkungan yang dapat memberikan daya dukung optimal bagi kelangsungan hidup manusia pada suatu wilayah.

2. Kabupaten Klaten yaitu suatu wilayah yang di Provinsi Jawa Tengah yang mempunyai batas wilayah timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul dan sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali. Luas mencapai 665,57 km2 dan mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus pemerintahan dan kepentingan masyarakatnya.

3. Maju sesuai dengan visi Kabupaten Klaten dapat tercukupi kebutuhannya secara adil danmerata, baik kebutuhan lahiriah yang meliputi sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan, maupun kebutuhan batiniah yang meliputi rasa aman, tentram dan damai.

4. Mandiri sesuai dengan visi Kabupaten Klaten yaitu bahwa masyarakat Kabupaten Klaten mampu bertumpu pada kondisi, potensi dan kemampuan sendiri tanpa harus meninggalkan kerjasama dengan para pihak untuk melaksanakan pembangungan.

Misi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten adalah :

1. Meningkatkan Kualitas dan Profesioalisme Sumber Daya Manusia Bidang Lingkungan Hidup.

2. Mewujudkan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup dan pelestarian sumber daya alam dengan mengendalikan tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.

4. Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten

Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten terdapat dalam Pasal 2 Peraturan Bupati Nomor 56 Tahuun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten, yaitu :

a. Kepala. Kepala Badan Lingkungan Hidup mempuyai tugas memimppin penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di bidang lingkungan hidup.

b. Sekretariat. Sekretariat mempunyai tugas mengelola urusan administrasi ketatausahaan yang meliputi urusan umum, kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi dan pelaporan. Sekretariat terdiri dari :

1) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan. Sub bagian perencanaan dan Pelaporan mempunyai tugas pokok menyusun rencana program kegiatan, pengumpulan dan pengolahan data, evaluasi dan pelaporan kegiatan Badan.

2) Sub Bagian Keuangan. Sub bagian keuangan mempunyai tugas pokok sebagai Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) yang melaksanakan fungsi pengelolaan keuangan badan.

3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. Sub bagian umum dan keuangan mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat, penggandaan, ekspedisi, kearsipan, rumah tangga, pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan kantor serta melakukan pengelolaan administrasi kepegawaian.

c. Bidang Analisis mengenai dampak lingkungan dan pengembangan kapasitas lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas

badan dibidang pemantauan dan pengembangan kapasistas lingkungan serta pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis bidang kajian dampak lingkungan, pengkajian dokumen lingkungan, perizinan dan penataan ruang, pengembangan sistem manajemen lingkungan dan pengembangan kemitraan lingkungan. Bidang Analisis Mengenai dampak lingkungan dan pengembangan kapasistas lingkungan terdiri dari:

1) Sub bidang mengenai dampak lingkungan. Subbidang mengenai dampak lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagaian tugas bidang analisis mengenai dampak lingkungan dan kapasistas lingkungan yang menyelenggarakan pemantauan, evaluasi, pengembangan lingkungan hidup dan pengkasjian perizinan di bidanng lingkungan hidup.

2) Sub Bidang Pengembangan Kapasistas Lingkungan. Sub bidang pengembangan kapasistas lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas bidang analisis mengenai dampak lingkungan dan pengembangan kapasistas lingkungan yang menyelenggarakan pengembangan sistem menejemen lingkungan, perangkat ekonomi lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan serta pengembangan kemitraan lingkungan.

d. Bidang pengendalian dampak lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas badan yang menyelenggarakan pengendalian pencemaran air, udara limbah padat dan bahan beracun dan berbahaya, tanah, pengendalian kerusakan lahan, kerusakan sumber daya air, kerusakan kawasan konservasi dan kerusakan keanekaragaman hayati. Bidang pengendalian dampak lingkungan terdiri dari :

1) Sub bidang pengendalian pencemaran lingkungan. Sub bidang pengendalian pencemaran lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas bidang pengendalian dampak lingkungan yang menyelenggarakan pengendalian pencemaran

lingkungan yang meyelenggarakan pengendalian pencemaran lingkungan.

2) Sub bidang pengendalian kerusakan lingkungan. Sub bidang pengendalian kerusakan lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas bidang pengendalian dampak lingkungan yang menyelenggarakan pencegahan dan penanggulangan kerusakan lingkungan

e. Kelompok Jabatan Fungsional. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas sesuai bidang keahliannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan.

B. Pembahasan

1. Mekanisme Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten terhadap penaatan pengelolaan limbah di PT.SGM

Usaha yang dijalankan oleh PT.SGM adalah industri pengolahan susu. Produk utama PT.SGM disajikan pada tabel berikut:

No Nama Produk Bentuk Kemasan

1 Susu Bubuk SGM Padat Alumunium

Foil

2 Susu Bubuk LLM Padat Alumunium

Foil

3 Susu Bubuk VITALAC Padat Alumunium

Foil

4 Susu Bubuk Vitaplus Padat Alumunium

Foil 5 Susu bubuk Lactamil ibu

hamil dan menyusui

Padat Alumunium

6 SGM Sereal Padat Alumunium Foil

7 Susu Bubuk Nutricia Base Powder

Padat Alumunium

Foil

8 Susu Bubuk Dumex

Powder

Padat Alumunium

Foil Sumber : Dokumen UKL/UPL,PT.SGM

Tabel 1. Dokumen Kelayakan Lingkungan untuk Kegiatan Operasional Pabrik PT. SGM Unit II

No Nama Dokumen Keputusan Keterangan

1 Dokumen UKL-UPL PT.SGM Tbk. Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten No.660.1/239.1/24 tentang Persetujuan Dokumen UKL-UPL PT.SGM Tbk. - Luas Lahan : 150.00 m2 - Luas Bangunan: 45.925m2 - Tenaga Kerja : 450 orang - Kapasitas Produksi : 34.426/tahun 2 Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten No.510.44/22 tentang rekomendasi atas DPLH KegiatanIndustri

Pengolahan Susu oleh PT.SGM Unit II, Desa Kemundo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten - Luas lahan : 154.796 m2 - Luas bangunan : 51.623 m2 - Tenaga kerja : 794 orang - Kapasitas produksi 90.000 ton/tahun.

Proses produksi PT.SGM Unit II menggunakan beberapa jenis bahan baku, bahan penolong dan bahan pengemas. Proses pengolahan susu bubuk di PT.SGM meliputi dua proses, yaitu proses basah (wet process) dan proses kering (dryprocess). Proses basah merupakan pengolahan susu yang masih dalam bentuk cair, sedangkan proses kering merupakan proses pengeringan susu cair menjadi susu bubuk.

Berdasarkan dokumen UKL-UPL yang disetujui maka sebagai pemegang izin lingkungan PT.SGM berkewajiban untuk mengelolaa limbah, tidak menggabungkan saluran limbah cair dengan air hujan, membuang limbah cair ke badan air yang dibawah baku mutu limbah, mungujikan kualitas air limbah setiap sebulan sekali, memasang flowmeter di IPAL, mencatat swapantau harian (Ph,suhu,debit) dan wajib melakukan sekaligus membiayai penanggulangan dan pemulihan apabila terjadi pencemaran atau kerusakan yang diakibatkan dari kegiatan perusahaan. Selain izin lingkungan, izin PPLH yang dimiliki PT.SGM anatara lain mencakup:

1. Izin Usaha;

2. Izin Pmbuangan Limbah Cair; 3. Izin Pengelolaan Limbah B3, dan 4. Izin ABT (Air Bawah Tanah).

Berdasarkan dokumen UKL-UPL yang telah disetujui sebelumnya, saat ini PT.SGM Unit II telah menjalankan kegiatan operasional. Kegiatan ini melibatkan berbagai aktivitas dan penggunaan berbagai peralatan yang berpotensi memberi dampak terhadap karyawan, masyarakat maupun lingkungan di sekitarnya. Mastriks ringkasan dampak untuk kegiatan operasional yang saat ini sedang berjalan disajikan dalam tabel berikut.

No Sumber Dampak Dampak

1 Material expired, kertas, karton, kayu, logam, aluminium

Timbulan sampah 2 Pencucian peralatan produksidan truk tangki

susu segar

Penurunan kualitas air sungai

3 Pengolaha limbah cair yang kurang optimal Pencemaran kualitas udara (kebauan)

4 Kegiatan dariproses pengujian, pemeriksaan, penelitian dan pengembangan di laboratorium serta maintenance peralatan produksi

Timbulan limbah B3

5 Operasional boiler, diesel dan drier Pencemaran kualitas udara ambien

6 Berdirinya pabrik Dampak lingkungan

pabrik dan karyawan Sumber: Laporan Dokumen UKL- UPL,PT.Sarihusada Generasi Mahardhika Unit II(SGM)

Sistem yang dipakai dalam pengelolaan limbah cair di PT.SGM adalah mengacu pada kombinasi proses anaerobik dan aerobik di instalasi pengolahan air limbah pabrik PT.SGM Unit II. Air limbah yang telah diolah dan sesuai baku mutuakan dimanfaatkan ssebagai penyiram tanaman dan dibuang keperairan umum. Sementara itu, untuk limbah padat domestik dari pekerja dan kegiatan operasional pabrik dilakukan pemilahan antara bahan organik dan bahan anorganik. Bahan organik selanjutnya akan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai bahan pembuatan kompos, sedangkan bahan anorganik disalurkan kepada pihak ketiga sebagai perantara daur ulang.

1. Mekanisme Pelaksanaan Pengawasan Badan Lingkungan Hidup

Berdasarkan penjelasan umum Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah dalam hal ini berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan Pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat (Suparto Wijoyo, 2005 : 165). Dikaitkan dengan tugas perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkugan Hidup, maka pemerintah kabupaten/kota dapat

mengatur urusannya dalam bidang lingkungan di daerah berdasarkan pemberian otonomi ini. Tugas dan wewenang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pemerintah kabupaten/kota tercantum dalam pasal 63 ayat (3) Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Tugas dan wewenang terebut mencakup pembuatan kebijakan, menerapkan kebijakan, pembinaan dan pengawasan dan pembinaan di bidang lingkungan hidup.

Pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 25 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten merupakan salah satu wujud dari pelaksanaan otonomi daerah. Lembaga teknis daerah yang dibentuk untuk dikonsentrasikan di bidang lingkungan yaitu Badan Lingkungan Hidup. Lembaga teknis daerah merupakan unsur pendukung dari pelaksanaan pemerintah daerah. Begitu pula badan lingkungan hidup kabupaten Klaten merupakan bagian dari lembaga teknis daerah yang mempunyai tugas membantu Bupati dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah di bidang lingkungan hidup.

Telah dijabarkan diatas mengenai tugas dari badan lingkungan hidup Kabupaten Klaten. Penjabaran tugas pokok dan fungsinya tercantum dalam Peraturan Daerah Klaten Nomoer 56 tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi, Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten. Tugas dan fungsi tersebut sangatlah berkaitan erat dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Pengawasan pengelolaan limbah PT.SGM merupakan kewajiban Bupati Klaten yang kemudian mendelegasikan kepada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten. Kemudian dalam struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten, bidang yang memiliki tugas terhadap pengawasan pengelolaan limbah PT.SGM yaitu subbidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan. Subbidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan mempunyai tugas pokok menyediakan bahan rencana program dan kegiatan, pelaksanaan, pengembangan teknis,

fasilitasi, pelayanan administrasi dan teknis pemantauan dan evaluasi, pelaporan bidang pengendalian pencemaran lingkungan.

Pelakasanaan pengawasan pengelolaan limbah PT.SGM yaitu Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah ditetapkan Bupati Klaten. Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD) yang melaksanakan pengawasan pengelolaan limbah PT.Sgm merupakan staff dari subbidang pengendalian pencemaran lingkungan karena yang diawasi terkait pengendalian pengelolaan limbah.

Pelaksanaan pengawasan kemudian berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pembinaan dan Pengawasan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam standar Operasional Prosedur (SOP) terdapat alur melakukan pengawasan pengelolaan lingkungan hidup. Alur pelaksanaannya sebagai berikut:

1. Menyusun jadwal pengawasan pengelolaan lingkungan hidup terhadap penanggung jawab usaha/kegiatan untuk ditanda tangani kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten. Pelaksanaan pengawasan ditujukan kepada usaha/kegiatan maka sebelumnya juga dibuat daftar usaha/kegiatan yang berpotensi mencemari lingkugan. Jangka waktu pelaksanaannya yaitu 7 hari.

2. Memberikan pelaksanaan pengawasan kepenanggung jawab usaha/kegiatan yang menjadi sasaran target. Penanggung jawab kegiatan dapat disebut sebagai pemilik usaha. Jangka waktu 1 hari. 3. Disiapkan Surat Perintah Tugas pengawasan pengelolaan lingkungan

hidup setelah penanggung jawab usaha/kegiatan menerima pemberithuan pengawasan dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten. Setelah Surat Perintah Tugas selesai dibuat surat pelaksana tugas maka diajukan kepada Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten.

4. Penandatanganan Surat Perintah oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten.

5. Persiapan ke lapangan serta membawa persyaratan atau perlengkapan, antara lain: Surat Perintah Tugas, blangko, Surat Perintah Perjalanan Dinas(SPPD), format berita acara, data awal, kendaraan bermotor/mobil dinas, Global Positioning System (GPS),kamera peraturan perundang-undangan.

6. Pelaksanaan pengawasan di lapangan dengan membawa surat perintah tugas, berita acara kelengkapan.

7. Melakukan evaluasi, analisa terhadap pengawasan setelah dilaksanakannya kegiatan tersebut dan dilaporkan ke Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten. Pada tahap akan tersusun draf hasil evaluasi, analisis terhadap hasil pengawasan yang dilakukan oleh tim teknis maka diperlukan 3 hari untuk melakukan kegiatan tersebut. 8. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten menerima hasil

laporan, mengakaji dan menyampaikan pemberitahuan ke penanggung jawab kegiatan/usaha terkait temuan-temuan. Hasil temuannya dapat berupa dianggap telah taat atau tidak/belum taat melaksanakan ketentuan yang dipersyaratkan. Jika usaha/kegiatan tersebut tidak/belum taat, permasalahannya dilimpahkkan ke bidang penataan lingkungan dan peningkatan kapasitas lingkungan untuk mendapatkan teguran dan atau sanksi setelah dilakukan pembinaan dan pengawasan minimal 3 kali atau tergantung ada tidaknya perbaikan yang dilakukan penanggung jawab usaha/kegiatan. Jangka waktu pada tahap ini yaitu 4 hari.

Pengawasan terhadap PT.SGM itu sendiri dilakukan beradasarkan pengawasan dokumen lingkungan yaitu Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). Dokumen lingkungan tersebut didalamnya memuat pengelolaan lingkungan, limbah padat, air limbah, udara ( udara ambien, kebisingan,emisi ) dan sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat. Peran PT.SGM dalam pengawasan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten sangat penting untuk mendukung terlaksananya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Untuk

mengetahui seberapa besar prosentase peningkatan dari Badan Lingkungan Hidup, maka pihak PT.SGM harus menyampaikan laporan triwulan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup ke Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten secara berkala paling sedikit 1 kali dalam 3 bulan. Catatan yang harus dilaporkan mengenai jumlah Ph,COD, BOD, debit air limbah, udara catatan neraca limbah, udara ambien.

Tabel 2. Hasil Uji Laboratorium pH, COD, BOD, TSS, NH3 dan S= No Parameter Hasil

analisis

Ketidakpastian Baku Mutu

Klas II Klas III Klas IV

1 Temperatur 30,0 1,300 Dev 3 Dev 3 Dev 3

2 TSS 45,0 0,526 50 400 400 3 pH 7,28 0,076 6-9 6-9 6-9 4 COD 12,03 1,84 25 50 100 5 BOD 4,43 0,021 3 6 12 6 NH3-N 0,077 0,002 - - -7 Sulfida sebagai S 0,082 0,002 - -

-Sumber : Laporan Dokumen UKL- UPL,PT.Sarihusada Generasi Mahardhika Unit II(SGM)

No Parameter Hasil analisis

Ketidakpastian Baku Mutu

Klas II Klas III Klas IV

1 Temperatur 30,0 1,300 Dev 3 Dev 3 Dev 3

2 TSS 46,0 0,526 50 400 400 3 pH 7,40 0,076 6-9 6-9 6-9 4 COD 24,53 1,90 25 50 100 5 BOD 8,90 0,042 3 6 12 6 NH3-N 0,237 0,006 - - -7 Sulfida sebagai S 0,159 0,003 - -

-Sumber : Laporan Dokumen UKL- UPL,PT.Sarihusada Generasi Mahardhika Unit II(SGM)

Tabel 3. Hasil Uji Laboratorium Air Limbah Industri Susu No Parameter Hasil Analisa ketidakpastian Baku Mutu

1 Temperatur 25,7 1,300 -2 TSS 62,0 0,526 50 3 pH 4,36 0,076 6,0-9,0 4 COD 5468 92,85 100 5 BOD 363 12,69 40 6 DHL 3,09 - -7 DO - -

-Sumber : Laporan Dokumen UKL- UPL,PT.Sarihusada Generasi Mahardhika Unit II(SGM)

Tabel 4. Hasil Uji Laboratorium Udara Ambien

No Parmeter Hasil Analisis Baku Mutu

Data Fisik

1 Suhu ambien 32,5

-2 Kelembaban 43,5%

-3 Tekanan Barometer 723 mmHg

-4 Cuaca Cerah

-5 Kecepatan Angin 5,3-7,9 km/jam

-6 Arah angin dari Barat

-Data Kimia

1 H2S <0,003 ppm 0,02

2 NH3 0,04ppm 2,0

3 Kebisingan 50,41 dB A 70

Sumber : Laporan Dokumen UKL- UPL,PT.Sarihusada Generasi Mahardhika Unit II(SGM)

Keterangan :

- Dari tabel-tabel diatas terdapat ada beberapa parameter yang melampaui baku mutu, seperti BOD (II), COD (II), dan BOD (II) (III).

Pengawasan dilakukan untuk menilai tingkat ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau pejabat instansi lingkungan hidup yang ditugaskan. Hasil pengawasan disusun dalam berita acara pengawasan. Pengawasan dilakukan dengan cara:

1. Pengawasan langsung, dilakukan melalui inspeksi lapangan menggunakan panduan inspeksi lapangan proper yang ditetapkan oleh menteri.

2. Pengawasan tidak langsung, dilakukan dengan memeriksa laporan ketaatan pengelolaan lingkungan hidup yang disampaikan oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.

Badan lingkungan hidup Kabupaten Klaten dalam melaksanakan pengawasan berdasarkan Peraturan menteri ini termasuk pengawasan tidak langsung. Pelaksanaan pengawasan dan pembinaan pegelolaan limbah produksi PT.SGM lebih terfokus pada dokumen lingkungan UKL/UPL. Jika terjadi suatu pelanggaran dalam hal yang berdampak lingkungan bagi pemegang dokumen UKL/UPL dan SPPLH, Badan Lingkungan Hidup lah yang berwenang penuh dalam menangani atau memberikan pembinaan bagi suatu kegiatan usaha tersebut. Dari hasil evaluasi yang dilakuakan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten terhadap dokumen lingkungan PT.SGM tingkat ketaatan terhadap kepemilikan dokumen lingkungan dan ketaatan pemantauan lingkungan hidup dan kontinuitas pelaporan masih ada yang belum sesuai. Namun, terkait permasalahan aduan masyarakat terhadap PT.SGM Badan Lingkungan Hidup memeberi masukan untuk memperbaiki kinerjanya dan harus segera ditindaklanjuti.

Pelaksanaan pengawasan ini Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Klaten tidak bekerja sendirian, namun di bantu oleh masyarakat. Masyarakat dapat melakukan pengaduan yang difasilitasi oleh Badan Lingkungan Hidup yaitu Pos Pengaduan bilamana terjadi

pelanggaran atau dampak – dampak yang diterima lingkungan sekitar kegiatan usaha dirasa merugikan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Berdasarkan aduan dari masyarakat mengenai permasalahan lingkungan yang timbul akibat kegiatan produksi dari PT.SGM, pihak badan lingkungan hidup telah melakukan verifikasi terhadap aduan yang masuk. Dari hasil monitoring dilapangan pihak badan lingkungan hidup sudah tidak menjumpai luapan limbah dari IPAL pada area persawahan. Setelah dikonfirmasi pihak sarihusada sendiri membenarkan memang pernah mengalami kerusakan teknis pada sistem IPALnya. Namun ketika terjadi permasalahan tersebut, pihak perusahan juga sudah melaksanakan kesepakatan dengan masyarakatnya dan pada petani yang terkena dampak dengan melakukan pembersihan lahan dengan penyedotan kembali.

Dari hasil pemantauan dokumen perusahaan SGM tercatat telah melakukan hasil limbah yang dikeluarkan secara berkala, antara lain:

a. Terhadap limbah cair, perusahaan sarihusada seharusnya melaporkan ke BLH secara berkala setiap sebulan sekali,