• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNICEF tahun 1998 diacu dalam Soekirman 2000 dan Black tahun 2005 menjelaskan tahapan penyebab timbulnya kurang gizi pada anak balita yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung yaitu intake zat gizi dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering diare atau demam akhirnya dapat menderita kurang gizi. Sebaliknya anak yang makan tidak cukup baik daya tahan tubuhnya (imunitas) dapat melemah. Dalam kenyataannya makanan dan penyakit secara bersama-sama merupakan penyebab kurang gizi.

Penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak serta pelayanana kesehatan dan kesehatan lingkungan. Ketahanan pangan dikeluarga (household food scuriy) adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya. Pola pengasuhan adalah kemampuan keluarga dan masyarakat untuk menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik secara fisik, mental dan social. Pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan adalah tersedianya air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkannya. Ketiga faktor tidak langsung tersebut saling berkaitan dan bersumber pada akar masalah yaitu pendidikan dan ekonomi keluarga serta keterampilan memanfaatkan sumber daya keluarga dan masyarakat. Kerangka pemikiran masalah stunting anak usia 0-59 bulan di Indonesia berpola pada bagan UNICEF. Stunting anak dipengaruhi oleh beberapa faktor determinan. Faktor determinan yang mungkin diduga menyebabkan stunting yaitu karakteristik sosio ekonomi, karakteristik gizi, kesehatan dan lingkungan. Pada penelitian ini dengan menggunakan data Riskesdas 2010 akan dianalisis faktor determinan yang dapat mempengaruhi stunting pada anak usia 0-59 bulan di Indonesia. Adapun alurnya dapat dilihat pada Gambar 3.

23

Gambar 3 Kerangka Pemikiran

Karakteristik Anak Usia

Jenis kelamin

BB/U

Berat Badan Lahir

Konsumsi Zat Gizi Tk. Kecukupan Energi Tk. Kecukupan protein Tk. Kecukupan zat besi Tk. Kons kalsium Tk. Kecukupan Vit A

Mutu Gizi Pangan

Stunting (TB/U)

Lingkungan rumah: Jumlah air bersih

Kualitas air bersih

Akses air bersih

Jumlah air minum

Tempat pembuangan air limbah

Cakupan dan komponen Penyakit Infeksi

(Malaria)

Karakteristik Sosial Ekonomi: Pekerjaan orang tua

Pengeluaran

Wilayah tempat tinggal

Karakteristik Sosio-demografi: Usia orang tua

Tingkat pendidikan orang tua

Tinggi badan

Besar keluarga

Jumlah balita

:Variabel yang diteliti :Hubungan yang diteliti :Hubungan yang tidak

24

METODE

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan data skunder yang bersumber dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Indonesia, sehingga metode yang dilakukan secara keseluruhan mengacu pada desain penelitian yang dilakukan oleh Riskesdas. Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Pengumpulan data dilakukan oleh tim Riskesdas pada bulan Mei-Agustus 2010 di Kabupaten/Kota di Indonesia. Pengolahan, analisis, dan interpretasi data penelitian oleh peneliti dilakukan pada bulan April-September 2012 di Kampus IPB Dramaga Bogor, Jawa Barat.

Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan data Riskesdas 2010. Sampel Riskesdas 2010 di tingkat kabupaten/kota berasal dari 441 kabupaten/kota yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jumlah tersebut merupakan sebagian dari jumlah keseluruhan kabupaten/kota di Indonesia (497 kabupaten/kota). Sebanyak 56 kabupaten tidak termasuk ke dalam sampel Riskesdas, karena daerah tersebut tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan, yaitu jumlah rumah tangga yang kurang dari 25 RT dan terdapat satu kabupaten di Provinsi Papua (Kabupaten Nduga) yang tidak dapat dikunjungi dalam periode waktu pengumpulan data Riskesdas.

Populasi dalam Riskesdas 2010 adalah seluruh rumah tangga yang mewakili 33 provinsi. Sampel rumah tangga dalam Riskesdas 2010 dipilih bedasarkan listing Sensus Penduduk tahun 2010. Proses pemilihan rumah tangga dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan two stage sampling yaitu pemilihan sampel dengan dua tahap. Riskesdas mengambil sejumlah blok sensus dari setiap kabupaten/kota yang termasuk ke dalam kerangka sampel kabupaten/kota. Pemilihan blok sensus tersebut dilakukan sepenuhnya oleh BPS dengan memperhatikan status ekonomi, dan rasio perkotaan/perdesaan. Blok sensus yang dipilih untuk kesehatan masyarakat adalah sebesar 2 800 blok sensus denga 70 000 rumah tangga.

Riskesdas 2010 berhasil mengunjungi 2 798 blok sensus dari 441 kabupaten/kota. Jumlah rumah tangga dari blok sensus tersebut sebanyak 69 300 rumah tangga dengan jumlah rumah tangga sebanyak 251 388 anggota. Berdasarkan jumlah anggota rumah tangga tersebut diperoleh 19 097 anak berusia 0-59 bulan dengan jumlah anak laki-laki sebanyak 9 655 orang dan anak perempuan sebanyak 9 422 orang.

Proses cleaning dilakukan terhadap sampel yang tidak memiliki data asupan energi, tinggi badan dan berat badan. Proses claning juga dilakukan terhadap sampel dengan z-score TB/U yang melampaui batas indikator z-score TB/U pada rentang ± 6 SD dan z-skor BB/U sesuai WHO Anthro 2007. Maka total sampel penelitian yang diperoleh sebesar 11 240 anak balita.

25

Gambar 4 Alur cleaning pengambilan sampel

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder. Data diperoleh dalam bentuk electronic file berupa entri data dan hasil pengolahan Riskesdas 2010.

Tabel 3 Sumber Dan Cara Pengumpulan Data

Variabel Sumber data yang digunakan

Cara pengambilan data Karakteristik anak: Kuesioner Riskesdas (RKD10.RT) Wawancara

1. Usia Blok IV no 7 2. Jenis kelamin Blok IV no 4 3. Berat badan

Kuesioner Riskesdas (RKD10.IND)

Pengukuran langsung: Diukur dengan timbangan

Berat badan digital (Kapasitas 150 kg dan Ketelitian 50 g)

Karakteristik Sosio-demografi Kuesioner Riskesdas (RKD10.RT) Wawancara 1. Usia ayah Blok IV no 7

2. Usia ibu Blok IV no 7 3. Pendidikan ayah Blok IV no 8 4. Pendidikan ibu Blok IV no 8

5. Tinggi badan ibu Blok X No 9 No 1a, 1b Diukur dengan alat ukur tinggi Badan multi fungsi

(kapasitas ukur 2 m dan ketelitian 0.1) 6. Besar keluarga Blok II no 2 Wawancara

7. Jumlah balita Blok II no 3 Karakteristik Sosial Ekonomi Kuesioner Riskesdas (RKD10.RT) Wawancara

1. Pekerjaan ayah Blok IV no 9 2. Pekerjaan ibu Blok IV no 9 3. Pengeluaran Blok VII A, B

4. Wilayah tempat tinggal Blok I no 5 Karakteristik lingkungan Kuesioner Riskesdas (RKD10.RT) Wawancara

1. Jumlah air bersih Blok VI No 1b 2. Kualitas air bersih Blok VI no 7 3. Akses air bersih Blok VI No 4a, 4b 4. Jumlah air minum Blok VI No 1b 5. Tempat pembuangan air

limbah

Blok VI no 10 Pemeriksaan kehamilan Kuesioner Riskesdas (RKD10.IND) Wawancara

1. Cakupan ANC Blok VIII Dd 18

2. Komponen ANC Blok VIII Dd 20, dd 23, dd 25 Penyakit infeksi (Malaria) Kuesioner Riskesdas (RKD10.IND) Wawancara

Blok VIII B01

Konsumsi zat gizi (E,P, Vit A, Ca, Fe)

Hasil olahan Riskesdas 2010

Olahan BPS dihitung Menggunakan Nutrisurvey Software

Kriteria proses cleaning:

- Tidak ada data asupan pangan: 952 sampel

- Tinggi badan ibu: 904 sampel

- Tidak ada data panjang badan: 901 sampel

- Tidak ada data berat badan: 435 sampel

- Berat badan lahir: 3 340 sampel

- z-score TB/U dan BB/U dianggap pencilan: 1 325 sampel Jumlah sampel awal 19 097

26

Pengolahan Data

Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program komputer Microsoft Office Excel, SPSS, dan WHO Anthro Plus (untuk mengetahui status gizi anak). Proses pengolahan data meliputi editing, cleaning, dan analisis. Proses cleaning data dilakukan untuk memperoleh data yang sesuai dengan variabel yang ditentukan. Proses cleaning data dilakukan pada data asupan pangan, berat badan, dan tinggi badan ibu yang tidak lengkap.

Karakteristik

Data mengenai karakteristik anak adalah usia, jenis kelamin, BB/U dan berat badan lahir. Kategori usia dikelompokan menjadi enam kategori yaitu 0-5 bulan, 6-11 bulan, 12-23 bulan, 24-35 bulan, 36-47 bulan, 48-59 bulan. Kategori jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kategori z-score BB/U cut off points dari indikator tersebut yaitu kurus apabila z-score <-2.0, normal pada range z-score - 2.0 s/d z-score 2.0 dan tergolong gizi lebih z-score >2.0. Kategori berat badan lahir dikelompokan menjadi dua kategori berat badan lahir rendah apabila <2.500 g dan normal apabila berat badan normal ≥ 2.500 g. Data penyakit infeksi (malaria) dikategorikan menjadi dua kategori yaitu menderita dan tidak menderita. Data mengenai karakteristik sosio-demografi dianalisis secara statistik deskriptif. Data tersebut adalah usia orang tua, pendidikan orang tua, tinggi badan ibu, besar keluarga dan jumlah balita. Kategori usia orang tua dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu < 20 tahun, 20-30 tahun dan >30 tahun. Kategori pendidikan orang tua dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu ≤SD/MI, SLTP dan SLTA dan PT. Kategori tinggi badan ibu dikelompokan menjadi dua kategori yaitu <155 Cm dan ≥155 Cm. Kategori besar keluarga dikelompokan menjadi dua kategori yaitu ≤4 orang dan >4 orang. Kategori jumlah balita dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu kategori 1 balita dan >1 balita.

Data mengenai karakteristik sosial ekonomi dianalisis secara statistik deskriptif. Data tersebut adalah pekerjaan orang tua, pengeluarn dan wilayah tempat tinggal. Kategori pekerjaan orang tua dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu petani/nelayan/buruh/tidak kerja, pegawai negeri/pegawai, wiraswasta/dagang/jasa/lain. Kategori ekonomi keluarga dalam bentuk kuintil yaitu kuintil kuintil 1 dan 2, kuintil 3 dan 4 dan kuintil 5. Wilayah tempat tinggal dibedakan menjadi dua kelompok yaitu desa dan kota.

Data Lingkungan rumah yang dianalisis meliputi jumlah air bersih, kualitas air bersih, akses air bersih, jumlah air minum dan tempat pembuangan air limbah. Data lingkungan rumah diolah dengan memberikan skor dan bobot untuk melihat tingkatan yang sangat penting sampai yang dianggap kurang penting dalam kaitan dengan sanitasi dari beberapa item jawaban pertanyaan sesuai dengan kuesioner Riskesdas 2010 selanjutnya dijumlahkan. Total skor maksimum 67 dan total skor minimum 31. Cut off points dari indikator tersebut adalah dikatakan baik jika total ≥ 60 (≥ 80%) dan kurang baik jika total skor < 60 (< 80%) dapat dilihat pada tabel 4.

27 Tabel 4 Penilaian Karakteristik Lingkungan

No Macam dan indikator Bobot Skor

1 Berapa jumlah pemakaian air untuk keperluan seluruh rumah tangga (termasuk minum dan masak dalam sehari semalam

2

1. < 5 liter 3

2. 5-20 liter 2

3. >20 liter 1

2 Berapa jumlah pemakaian air untuk kebutuhan minum rumah tangga dalam sehari semalam

2

1. <2 liter 2

2. ≥2 liter 1

3 Berapa jarak dan lama waktu yang diperlukan untuk memperoleh air kebutuhan minum 1 1. ≤1 km 2 2. >1 km 1 4 Waktu 3 1. ≤60 menit 2 2. >60 menit 1

5 Air yang digunakan keruh? 4

1. Tidak 2

2. Ya 1

6 Air yang digunakan berwarna? 4

1. Tidak 2

2. Ya 1

7 Air yang digunakan berasa? 4

1. Tidak 2

2. Ya 1

8 Air yang digunakan berbusa? 4

1. Tidak 2

2. Ya 1

9 Air yang digunakan berbau? 4

1. Tidak 2

2. Ya 1

10 Tempat pembuangan air limbah dari kamar mandi/tempat cuci/dapur 3 1. Sarana pembuangan air limbah (SPAL), penampungan tertutup

dipekarangan

2. Penampungan terbuka dipekarangan

3. Penampungan diluar pekarangan,tanpa penampungan (ditanah), langsung ke got/sungai

3 2 1

Pemeriksaan Kehamilan

Data mengenai pemeriksaan kehamilan yang dianalisis meliputi cakupan ANC dan komponen ANC. Cakupan ANC diukur berdasarkan berapa kali ibu memeriksakan kehamilan, minimal satu kali kontak pada triwulan I dalam 3 bulan pertama, minimal satu kali kontak pada triwulan II antara 4-6 bulan dan minimal tiga kali kontak pada triwulan III antara 7-9 bulan. Kemudian dikategorikan baik jika 4 kali antenatal selama kehamilan, kurang baik jika < 4 kali antenatal selama kehamilan. Komponen ANC diukur berdasarkan minimal “5T” yaitu pengukuran tinggi badan dan berat badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran tinggi fundus, pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT), pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe) selama kehamilan. Selanjutnya dikategorikan baik jika memenuhi 5T yang dinilai dan kurang baik jika tidak memenuhi <5T yang dinilai.

Tingkat Kecukupan Zat Gizi

Berdasarkan data asupan zat gizi dapat diperoleh data tingkat kecukupan zat gizi dengan membandingkan antara zat gizi yang dikonsumsi dengan kebutuhan zat gizi sampel berdasarkan perhitungan rumus kebutuhan untuk zat

28

gizi (energi, protein, zat besi, kalsium dan vitamin A) serta Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2004 yang dinyatakan dalam persen. Berikut adalah perhitungan tingkat kecukupan zat gizi:

Tingkat kecukupan zat gizi = x100%

Mutu Gizi Pangan (MGP)

Berdasarkan tingkat kecukupan zat gizi dapat diperoleh mutu gizi pangan (MGP) yang mengukur seluruh zat gizi. Penilaian MGP dilakukan dengan menghitung rata-rata tingkat kecukupan zat gizi yang dinyatakan dalam %. Mutu gizi asupan pangan dapat dihitung dengan rumus (Hardinsyah 2001):

MGP( %) = ∑( ) Keterangan:

TKGi = Tingkat kecukupan zat gizi ke-I, yaitu (asupan zat gizi ke-i/kecukupan zat gizi ke-i) x 100

n = Jumlah zat gizi yang dipertimbangkan dalam penilaian MGP(energi, protein, zat besi, kalsium, vitamin A)

Perhitungan tingkat kecukupan gizi ke-i (TKGi) setiap nilai TKGi bernailai maksimum 100 (truncated at 100) dengan alasan untuk meminimalkan kompensasi antara nilai TKGi yang rendah dan tinggi secara matematik, karena secara biologis antar zat gizi yang berbeda tidak dapat saling substitusi melainkan saling berinteraksi.Selain diperoleh nilai MGP, lebih lanjut nilai tersebut dikategorikan <55% tergolong sangat kurang, 55-69% tergolong kurang, 70-84% tergolong cukup dan ≥ 85 % tergolong baik.

Status Gizi

Status gizi diolah menggunakan application software WHO AnthroPlus yang dapat mengukur status gizi pada kelompok 0-59 bulan. Untuk menilai status gizi anak, maka angka berat badan dan tinggi badan setiap sampel dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (z-score) dengan menggunakan baku antropometri WHO (2007). Nilai z-score yang digunakan dalam penilaian status gizi anak adalah HAZ (Height-for-age-z-score). Cut off points indikator HAZ adalah balita dikatakan normal apabila z-score ≥-2.0, stunting apabila z-score < 2.0. Berbeda dengan Cut off points indicator WAZ (Weight-for-age-z-score) adalah balita dikatakan kurus apabila z-score <-2.0, normal apabila range z-score ≥-2.0 s/d z-score 2.0, gemuk apabila z-score >2.0.

Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus :

Z−skor = ( Ni lai Individual Subjek−Ni lai Median Baku Rujukan) Nilai Simpangan Baku Rujukan

29 Tabel 5 Pengkategorian Variabel Penelitian

Variabel Kategori Sumber

Karakteristik anak

Usia anak 1. <12 bulan WNPG 2004 2. 12-23 bulan

3. 24-35 bulan 4. 36-47 bulan 5. 48-59 bulan

Jenis kelamin 1. Perempuan Kemenkes 2010 2. Laki-laki

Berat badan lahir 1. Normal >2500 2. BBLR ≤ 2500

Z skore BB/U 1. Kurang <-2 SD WHO 1995 2. Baik -2 s/d +2 SD

3. Lebih >+2 SD

Karakteristik Sosio-demografi

Usia ibu dan ayah 1. ≤30 tahun 2. >30 tahun

Pendidikan ibu dan ayah 1. ≤SD/MI Kemenkes 2010 2. SLTP dan SLTA

3. Perguruan Tinggi Tinggi badan ibu 1. <155 cm

2. ≥155 cm

Besar keluarga 1. ≤4 orang BKKBN 2001 2. >4 orang

Jumlah balita 1. 1 balita 2. >1 balita

Karakteristik sosial ekonomi

Pekerjaan ibu dan ayah 1. Petani/nelayan/buruh/tdk kerja Kemenkes 2010 2. Pegawai negeri/pegawai

3. Wiraswasta/ dagang/jasa/lain

Ekonomi keluarga 1. Kuintil 1dan 2 Kemenkes 2010 2. Kuintil 3 dan 4

3. Kuintil 5

Wilayah tempat tinggal 1. Desa Kemenkes 2010 2. Kota

Karakteristik lingkungan 1. Kurang baik 2. Baik

Penyakit infeksi

Status malaria 1. Menderita 2. Tidak menderita

Gizi

Tingkat kecukupan energi 1. Kurang: <70% AKG Deptan dan 2. Baik: ≥70% AKG GMSK-IPB Tingkat kecukupan protein 1. Kurang: <70% AKG

2. Cukup: ≥70% AKG Tingkat kecukupan zat besi 1. Kurang: <70% AKG

2. Cukup: ≥70% AKG Tingkat kecukupan kalsium 1. Kurang: <70% AKG

2. Cukup: ≥70% AKG Tingkat kecukupani vitamin A 1. Kurang: <70% AKG

2. Cukup: ≥70% AKG

Mutu gizi pangan 1. Sangat kurang: <55% Hardinsyah 1996 2. Kurang: 55-69%

3. Cukup: 70-84% 4. Baik:≥ 85%

Cakupan dan komponen ANC 1. Kurang baik:<3 kali dan 5T 2. Baik: ≥3 kali dan 5T

Stunting 1. Normal ≥-2 SD WHO 1995

30

Analisis Data

Analisis hubungan antara peubah bebas dengan peubah terikat menggunakan uji Chi-square (X2). Untuk menarik kesimpulan akhir penelitian akan dilakukan perhitungan analisis multivariat. Pada penelitian ini dipergunakan analisis logistic regression (regresi logistik) karena keluaran variabel data bersifat dikotom.

Analisis faktor determinan stunting anak menggunakan regresi logistik ganda. Peubah terikat yaitu stunting, sedangkan peubah bebas disaring dari 24 peubah yang terkait dengan stunting anak 0-59 bulan. Dengan tahapan sebagai berikut: 1) Seluruh peubah yang memenuhi tingkat kemaknaan p≤0.25 pada uji bivariat atau memenuhi korelasi spearman r<0.7 pada uji kolinieritas diikutsertakan didalam analisis multivariat. 2) dilakukan analisisi regresi logistik dengan metode backward LR dengan kriteria kemaknaan statistik yang dipakai p<0.05. Nilai confidence interval (CI) ditetapkan 95%.

Persamaan model regresi logistik ganda sebagai berikut:

( = 1| ) = 1

1 + ( ⋯ )

Keterangan

a = Konstata

b1,b2,…bk = Koefisien regresi

y = Stunting (0=normal; 1=stunting) X1

=

Usia (0=<12 bulan;1=12-23 bulan; 2=24-35 bulan; 3=36-47 bulan; 4=48-59 bulan)

X2 = Berat badan lahir (0=>2500 g; 1=≤2500 g)

X3 = Z skor BB/U (0=BB baik; 1=BB kurang; 2=BB lebih)

X4 = Tinggi badan ibu (0=≥155 cm; 1=<155 cm)

X5 = Usia ayah (0=≤30 tahun; 1=>30 tahun)

X6

=

Pekerjaan ibu (0=pegawai negeri/pegawai; 1=petani/nelayan/buruh/tdk bekerja)

X7

=

Pekerjaan ayah (0=pegawai negeri/pegawai; 1=petani/nelayan/buruh/tdk bekerja)

X8 = Pendidikan ibu (0=PT; 1=≤SD/MI; 2=SLTP&SLTA)

X9 = Pendidikan ayah (0=PT; 1=≤SD/MI; 2=SLTP&SLTA)

X10 = Status ekonomi (0=kuintil 5; 1=kuintil 1&2; 2=kuintil 3&4)

X11 = Tingkat konsumsi zat besi (0=baik; 1=kurang)

X12 = Tingkat konsumsi protein(0=baik; 1=kurang)

X13 = Tingkat konsumsi kalsium (0=baik; 1=kurang)

X14 = Mutu gizi pangan (0=baik; 1= sangat kurang; 2=kurang; 3=cukup)

X15 =

Pekerjaan ayah (0=pegawai negeri/pegawai;

1=petani/nelayan/buruh/tdk kerja; 2=wiraswasta/dagang/jasa/lainnya) X16 = Wilayah tempat tinggal (0=kota; 1=desa)

31

Definisi Operasional Usia anak adalah lama hidup anak dalam bulan.

Jenis kelamin adalah perbedaan organ seks anak.

Berat badan lahir adalah berat badan anak balita saat dilahirkan berdasarkan persepsi ibu dan KMS yang dimiliki.

Z skor BB/U adalah status gizi anak usia 0-59 bulan menurut z -skor yang diukur dari pengukuran berat badan menurut umur BB/U.

Status malaria adalah penyakit infeksi (malaria) yang pernah diderita oleh anak balita dalam 1 tahun terakhir.

Usia ibu adalah lama hidup ibu dalam tahun.

Pendidikan ibu adalah tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh ibu.

Pekerjaan ibu adalah kondisi dimana ibu melakukan kegiatan atau bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Tinggi badan ibu adalah Pengukuran status tinggi badan ibu dilakukan dengan menggunakan alat mikrotoa dengan tingkat ketelitian 0,1 cm.

Usia ayah adalah lama hidup ayah dalam tahun.

Pendidikan ayah adalah tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh ayah.

Pekerjaan ayah adalah kondisi dimana ayah melakukan kegiatan atau bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga dalam rumah tangga yang menjadi tanggungan dan tinggal dalam seatap.

Jumlah balita adalah banyaknya anak umur 0-59 bulan dalam keluarga baik anak kandung maupun bukan anak kandung yang menjadi tanggungan hidup dalam keluarga.

Ekonomi keluarga adalah besar pengeluaran makanan dan non makanan selama 1 minggu terakhir kemudian dibagi jumlah anggota keluarga lalu diukur berdasarkan kuintil.

Tempat tinggal tempat responden tinggal pada saat dilakukan penelitian.

Karakteristik lingkungan adalah keadaan yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan, jumlah air bersih, kualitas air bersih, akses air bersih, jumlah air minum, tempat pembuangan air limbah.

Tingkat kecukupan zat gizi adalah tingkat kecukupan energi, protein, vitamin A, zat besi dan kalsium berdasarkan persen AKG.

Mutu Gizi Asupan Pangan adalah nilai yang mencerminkan pemenuhan kebutuhan gizi secara keseluruhan.

Cakupan dan komponen ANC adalah banyaknya kunjungan minimal 3 kali kunjungan serta pemeriksaan yang dilakukan ibu hamil minimal 5T pengukuran tinggi badan dan berat badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran tinggi fundus, pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT), pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe).

Stunting Status gizi anak usia 0-59 bulan menurut z skor yang diukur dari pengukuran tinggi badan menurut umur TB/U dengan nilai z skor <-2 SD.

32

Dokumen terkait