• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masalah gizi kurang pada balita bukanlah merupakan hal yang baru, namun masalah ini tetap aktual. Masalah gizi kurang tersebut makin serius semenjak Indonesia mengalami krisis dan diperparah dengan sering adanya berbagai bencana alam. Riskesdas (Depkes 2008) menunjukkan di Indonesia periode 2005-2007, telah terjadi perbaikan status gizi balita yang melampaui target pembangunan jangka menengah (20%), namun masih belum merata dan bahkan masih terdapat 19 propinsi dengan prevalensi gizi buruk dan gizi kurang yang masih cukup tinggi. Masalah gizi kurang (KEP) dapat diatasi dengan secara lebih berkelanjutan dengan pendekatan ketersediaan dan konsumsi pangan (food based approach). Intervensi yang dikhususkan untuk balita yang menderita masalah Kurang Energi Protein (KEP) dikenal dengan sebutan PMT-Pemulihan (PMT-P).

Makanan tambahan (PMT) biskuit fungsional adalah biskuit yang diperkaya dengan tepung protein ikan lele Dumbo (Clarias gariepinus) dan isolat protein kedele, selain mengandung zat gizi (terutama energi dan protein) yang padat, juga mengandung probiotik Enterococcus faecium IS-27526 yang sudah dimikroenkapsulasi. Kandungan energi dan protein yang bermutu tinggi (asam amino yang relatif lengkap) dari biskuit fungsional tersebut akan dapat mempercepat penambahan kuantitas dan kualitas asupan gizi balita KEP. Namun besarnya tambahan asupan gizi yang diperoleh, juga tergantung seberapa tingkat kepatuhan dalam mengkonsumsi makanan tambahan. Keberadaan probiotik dalam biskuit fungsional tersebut akan dapat mendukung keseimbangan mikrobiota usus yang berhubungan dengan GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue). Selain adanya perbaikan dan peningkatan struktur dan fungsi saluran pencernaan (gastro intestinal tract) serta peningkatan keseimbangan koloni mikrobiota usus, probiotik juga akan dapat berefek pada gastro intestinal mucosa yang menstimulasi respon imun non spesifik dan spesifik sebagai sistem pertahanan tubuh. Pertahanan pertama tubuh (non spesifik), diantaranya adalah sistem sekresi IgA, yang memproduksi antibodi mukosa berupa sIgA. Fungsi utama sekresi antibodi adalah mediasi terhadap benda-benda asing. Selain itu keberadaan probiotik, zat gizi dan komponen lain (prebiotik) juga dapat berperan dalam meningkatkan metabolisme tubuh (absorbsi gizi) dan memperbaiki selera makan.

Kecukupan konsumsi gizi balita, selain dipengaruhi biskuit fungsional, juga ditentukan oleh jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari (konsumsi harian). Konsumsi makanan harian balita, selain dipengaruhi langsung oleh ketersediaan pangan keluarga dan pola asuh, secara tidak langsung dipengaruhi oleh kondisi (sosial ekonomi demografi) keluarga.

Status gizi balita, secara langsung dipengaruhi konsumsi zat gizi, secara langsung juga dipengaruhi morbiditas, terutama penyakit infeksi seperti ISPA dan diare. Tingkat morbiditas pada balita, selain secara langsung dipengaruhi oleh konsumsi dan respon imun, juga dipengaruhi oleh kualitas dari pola pengasuhan yang meliputi: pola pemberian maka, pola akses pelayanan kesehatan dasar dan hygiene serta sanitasi lingkungan fisik dimana balita tinggal. Infeksi sering terjadi pada anak usia balita karena sistem imun yang belum matang. Timbulnya suatu penyakit pada masyarakat tertentu pada dasarnya merupakan hasil interaksi antara masyarakat (penduduk) setempat dengan berbagai komponen dilingkungannya, dimana dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat termasuk balita berinteraksi dengan pangan, udara, air serta serangga.

Adanya tambahan konsumsi berupa biskuit fungsional yang mengandung protein yang bermutu tinggi serta sekaligus didukung adanya perbaikan penyerapan gizi, peningkatan nafsu makan dan peningkatan respon imunitas humoral sebagai efek dari probiotik biskuit fungsional, maka adanya sinergi tersebut akan sangat memungkinkan dapat mempercepat perbaikan status gizi dan penurunan kejadian sakit infeksi balita yang menderita berat badan rendah (BBR). Balita yang menderita masalah gizi kurang (malnutrisi) terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa jenis zat gizi yang dibutuhkan. Masalah gizi kurang merupakan penyebab utama dari penurunan imunitas yang secara langsung berdampak pada respon phase akut dan mudah meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan infeksi pada umumnya, baik infeksi akut maupun kronis

.

Ket : ---- tidak diteliti

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian efikasi biskuit fungsional sebagai makanan tambahan untuk meningkatkan status gizi, respon imun humoral (sIgA) dan morbiditas balita berat badan rendah (BBR)

Sanitasi Lingkungan Profil gut micro flora Biskuit Fungsional Konsumsi tambahan Tingkat kepatuhan Nafsu makan Absorbsi zat gizi Respon imun humoral (sIgA) Konsumsi balita Konsumsi harian

Status Gizi

Karakteristik : Sosial -ekonomi – demografi keluarga Pola Asuh: -pemberian makan -akses yan dasar -higiene Ketersediaan pangan - Sumber pangan - Sumber prebiotik Morbiditas ( penyakit & infeksi)

Hipotesis

1. Terdapat perbedaan efikasi (pengaruh) PMT biskuit yang diperkaya dengan tepung protein ikan lele Dumbo, isolat protein kedelai dan probiotik E. faecium IS-27526 (biskuit fungsional) dan biskuit kontrol terhadap status gizi (Z-skor BB/U, TB/U dan BB/TB) balita dengan berat badan rendah (BBR)

2. Terdapat perbedaan efikasi (pengaruh) pemberian makanan tambahan (PMT) biskuit yang diperkaya dengan tepung protein ikan lele Dumbo, isolat protein kedelai dan probiotik E. faecium IS-27526 (biskuit fungsional) dan biskuit kontrol terhadap respon imun humoral (sIgA) balita dengan berat badan rendah (BBR).

3. Terdapat perbedaan efikasi (pengaruh) PMT biskuit yang diperkaya dengan tepung protein ikan lele Dumbo, isolat protein kedelai dan probiotik E. faecium IS-27526 (biskuit fungsional) dan biskuit kontrol terhadap morbiditas (diare dan ISPA) balita dengan berat badan rendah (BBR)

Secara matematis, hipotesis tersebut dituliskan sebagai berikut: H0 : µ0-µ1 H = 0 1 : µ0-µ1 Penjelasan: ≠ 0 µ0 µ

= rata-rata status gizi, respon imun humoral (sIgA) dan morbiditas balita yang tidak mendapat makanan tambahan biskuit yang diperkaya dengan tepung protein ikan lele Dumbo, isolat protein kedelai dan probiotik E. faecium IS-27526 (biskuit kontrol).

1

= rata-rata status gizi, respon imun humoral (sIgA) dan morbiditas balita yang mendapat makanan tambahan biskuit yang diperkaya dengan tepung protein ikan lele Dumbo, isolat protein kedelai dan probiotik E. faecium IS-27526 (biskuit fungsional)

Definisi operasional dan hasil ukur dari variabel-varibel penelitian disajikan secara lengkap pada Tabel 8.

Tabel 8. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Hasil Ukur

1. Biskuit fungsional

Produk makanan kering dibuat dengan cara memanggang adonan berbasis bahan dasar protein ikan, isolat protein kedelai, terigu, susu bubuk, gula, margarin, mentega, telur serta soda kue dan baking powder, ditambah krim yang mengandung probiotik E. faecium IS-27526 (108 cfu/hari) yang dimikroenkapsulasi.

2 Konsumsi gizi Semua pangan (makanan harian dan biskuit fungsional) yang dimakan oleh balita yang diterjemahkan ke dalam zat gizi

a. Rasio dalam satuan zat gizi (Kal, g, mg, RE) b. Ordinal (%): 1 = < 70 % 2= 70 – 90% 3 ≥ 90 % 3 Tingkat kepatuhan

Tingkatan ketaatan sasaran dalam mengikuti intervensi pemberian makanan tambahan biskuit fungsional yang diukur melalui persentasi biskuit yang dikonsumsi.

a. Rasio dalam persen (%) b. Ordinal (%): 1 = < 50 % 2 = 50 – 70 % 3 ≥ 70 % 4. Balita berat badan rendah (BBR)

Keadaan balita yang diukur menggunakan indikator berat badan menurut umur (BB/U) dengan nilai Z-skor < -2 SD

a. Gizi kurang (tingkat keparahan BBR ringan) : Z skor -2 s/d -3 SD b. Gizi buruk (tingkat ke-

parahan BBR sedang/ berat : Z-skor < - 3 SD 5 Status gizi Tingkat keadaan gizi balita sebagai

gambaran perbandingan berat badan, tinggi badan dan umur terhadap baku antropometri WHO 2006

a. Rasio dalam nilai Z-skor b. Ordinal : Z skor < - 3,0 Z skor -3,0 s/d -2,0 Z skor -2,0 s/d 2,0 Z skor ≥ 2,0 6 Profil mikrobiota

Jenis (spesies) mikrobiota yang dieksaminasi dari feses anak balita dengan metode Polymerase Chain Reaction ( PCR).

Nominal, jenis bakteri : 1. Bifidobacterium 2. Escherichia coli

3. Enterococcus faecium 7 Respon imun

humoral

Resistensi tubuh terhadap penyakit yang ditandai dengan muncul dan meningkatnya konsentrasi para- meter humoral spesifik sekresi antibodi (sIgA) untuk mempertahan kan daya tahan tubuh dengan cara melawan antigen yang masuk dalam tubuh

Rasio dalam µg/g sampel feses basah

8 Antibodi Imunoglobulin A sekretori

Komponen utama imunoglobulin A berupa IgA sekretori (sIgA) yang ditemukan dalam feses balita dengan metode sandwich ELISA

Ordinal (µg/g): 1 = < 1,9 µg/g 2 = 1,9 - 5,7 µg/g 3 ≥ 5,7 µg/g 9 Morbiditas (penyakit dan infeksi)

Kejadian sakit ISPA dan diare (frekuensi dan lama) yang pernah diderita balita selama masa intervensi.

Nominal, jenis penyakit : 1:ISPA, 2: Diare Rasio, frekuensi sakit (kali)

,lama (hari), episode (kali/4 bln)

No Variabel Definisi Hasil Ukur

10 Pola asuh Praktek-praktek pengasuhan yang diterapkan ibu/pengasuh pada balita terkait dengan pemberian makan, akses pelayanan dasar dan hidup bersih sehat (higiene) Pola asuh makan adalah praktek- praktek yang diterapkan pada balita meliputi: riwayat pemberian ASI dan cara pemberian makanan

Ordinal:

1. Buruk = < 60 % 2. Cukup = 60 – 74.9% 3 Baik ≥ 75 %

Pola akses pelayanan dasar adalah praktek-praktek yang diterapkan pada balita terkait pencarian pelayanan gizi dan pelayanan kesehatan.

Ordinal:

1. Buruk = < 60 % 2. Cukup = 60 – 74.9% 3. Baik ≥ 75 %

Pola asuh higiene (hidup sehat) adalah praktek-praktek yang diterapkan pada balita terkait kebiasaan hidup bersih dan teratur (mandi, cuci tangan)

Ordinal: 1. Buruk = < 60 % 2. Cukup = 60 – 74.9% 3. Baik, ≥ 75 % 11 Sanitasi lingkungan fisik

Keadaan fisik tempat tinggal yang meliputi rumah, MCK dan sumber air Ordinal: 1. Buruk = < 60 % 2. Cukup = 60 – 74.9% 3. Baik ≥ 75 % 12 Sosial ekonomi keluarga

Keadaan keluarga berdasarkan tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan,besar keluarga dan pengetahun gizi kesehatan

Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang ditamatkan orangtua/pengasuh balita

Ordinal meliputi: 1) Tidak sekolah,2) SD, 3) SLTP, 4) SLTA, dan 5) PT

Pekerjaan adalah jenis kegiatan produktif yang dilakukan orangtua/ pengasuh untuk memenuhi kebutuhan keluarga

Nominal meliputi:1) Tidak bekerja, 2) Petani, 3) Dagang,4) PNS, Nelayan, 7) lainnya

Pendapatan adalah jumlah penghasilan (nilai uang) keluarga yang diperoleh dari seluruh anggota keluarga dalam satu bulan terakhir

Ordinal berdasarkan kuintil: - (Rp/keluarga/bulan) - (Rp/kapita/bulan)

Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga

Ordinal (orang): 1) ≤ 4, 2) 5 -6 dan 3) ≥ 7

Pengetahuan Gizi Kesehatan adalah penguasaan pengetahuan dalam bidang gizi dan kesehatan anggota RT (ibu/pengasuh) yang diyatakan dengan nilai skor dari jawaban yang benar

a. Rasio dalam persen (%) b. Ordinal (%):

1 = < 60 % 2= 60 – 74.9% 3 ≥ 75 %

Dokumen terkait