Karakteristik sampel terdiri dari jenis kelamin, umur, alokasi uang makan, berat badan, tinggi badan, dan riwayat penyakit. Pengukruan status gizi terdiri dari Indeks Massa Tubuh (IMT) dan profil lipid (HDL, LDL, trigliesrida dan total kolesterol). Beberapa variabel yang diduga memiliki hubungan dengan variabel penelitian, terdiri dari asupan makanan, kebiasaan olahraga, kebiasaan konsumsi air putih, dan infeksi. Dalam penelitian ini, penyakit infeksi tidak dianalisis secara khusus.
Kemudian intervensi ini terbagi menjadi 2 kelompok, intervensi HIIT ini dilakukan 3 kali seminggu selama 16 menit yang terdiri dari 4 gerakan utama HIIT. Kelompok intervensi air putih dikonsumsi sebanyak 600 mL, 1-2 jam sebelum makan pagi, siang dan malam. Intervensi ini dilakukan selama 2 bulan. Setelah 2 bulan intervensi, dianalisis kembali kebugaran tubuh dan profil lipid setelah intervensi.
Pengaturan pola makan dapat berdampak pada kejadian obesitas. Kemudian, overweight maupun obesitas dapat diperbaiki dengan rutin melakukan aktivitas fisik maupun pengaturan pola makan. Kombinasi antara aktivitas fisik dan diet merupakan kombinasi yang paling efektif dalam pengaturan status gizi. Dalam penelitian ini, HIIIT merupakan kegiatan aktivitas fisik dan pengaturan konsumsi air putih merupakan diet. Sehingga, diharapkan setelah dilakukan penelitian ini dapat memperbaiki status gizi meliputi perubahan berat badan dan profil lipid yang lebih baik. Dapat dilihat dibawah ini Gambar 4 mengenai kerangka pemikiran intervensi.
Gambar 4 Kerangka pemikiran intervensi
High Intensity Interval Training (HIIT) Intervensi Air
Putih OverweightObesitas dan Diet
Perubahan Berat Badan
Perubahan Profil Lipid
11
4 METODE
Desain, Tempat, dan Waktu
Desain penelitian ini adalah pre-post experimental study dengan 3 kelompok perlakuan. Kelompok 1 mendapat intervensi berupa efikasi minum air putih, kelompok 2 mendapatkan efikasi high intensity interval training (HIIT), kelompok 3 mendapatkan efikasi minum air putih dan high intensity interval training (HIIT). Penelitian ini dilakukan pada Bulan Oktober 2014 sampai Bulan Juni 2015. Tempat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu laboratorium penilaian status gizi dan gizi olahraga, Departemen Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor. Perizinan komisi etik (ethical clearance) pada penelitian ini didapat dari komisi etik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia No: 527/UN2.F1/ETIK/2015 (Lampiran 2).
Jumlah dan Cara Penarikan Subjek
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja (usia 18-23 tahun) yang berstatus sebagai mahasiswa Departemen Gizi Masyarakat Angkatan 49. Pemilihan subjek dilakukan dengan melakukan screening berdasarkan berat badan dan tinggi badan tang dipilih secara random. Subjek penelitian adalah mahasiswa yang memiliki IMT ≥23 kg/m2 atau overweight, bersedia mengikuti studi (menandatangani informed consent) dan memenuhi kriteria inkulsi dan ekslusi.
Pemilihan subjek ini berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi yaitu usia 18-23 tahun, memiliki IMT ≥23 kg/m2, tidak menderita penyakit kronis dan tidak merokok, sedangkan kriteria eksklusinya yaitu sedang mengonsumsi obat atau suplemen penurun berat badan, hamil, dan mengalami penyakit kronis.
Penentuan jumlah subjek minimal dihitung berdasarkan asumsi bahwa nilai
α= 5% (Zα=1.96), kekuatan uji= 90% (Zβ=1.28), simpangan baku sebesar
(σ=3.28), perubahan status gizi setelah (2.20 kg/m2). Perhitungan untuk jumlah
subjek sebagai berikut.
n > 2 Sd2 (Z +Z )2 ; n > 9 subjek ∆2
Keterangan:
n = Jumlah subjek minimal
Zα = 1.96 (α= 5%)
Zβ = 0.84 (β= 10%), power of test = 80%
S2 = Standar deviasi (3.28)
∆2
= 2.20 (Kelley 2012)
Pengelompokan subjek dilakukan dengan random sampling. Jumlah subjek yang telah didapat harus ditambahkan sebanyak 10% untuk mempertimbangkan adanya subjek yang drop out, sehingga diperoleh jumlah subjek minimal untuk setiap kelompok adalah 10 orang/kelompok. Pada penelitian ini dibutuhkan 3 kelompok perlakuan. Sehingga, jumlah keseluruhan subjek yang dibutuhkan adalah 30 orang. Saat penelitian ini berlangsung, subjek yang dapat
12
menyelesaikan intervensi berjumlah 27 orang, sebanyak 3 orang tidak dapat melanjutkan intervensi karena alasan kesehatan. Dapat dilihat di bawah Gambar 3 diagram pengambilan subjek berdasarkan kelompok intervensi.
Gambar 3 Diagram pengelompokan subjek berdasarkan kelompok intervensi
Pelaksanaan Intervensi
Intervensi dilakukan dengan dua perlakuan, intervensi minum air putih dan High Intensity Interval Training (HIIT). Intervensi ini dilakukan selama dua bulan. Intervensi minum air putih diberikan dengan mengatur pola konsumsi air putih selama sehari, dengan mengonsumsi sejumlah 3 botol (1.8 L). Kemudian, intervensi High Intensity Interval Training (HIIT) ini dilakukan sebanyak 3 kali/seminggu dengan gerakan yang terstandar.
Intervensi minum air putih diberikan dengan pengaturan, sebelum sarapan sebanyak satu botol (600 mL), sebelum makan siang satu botol (600 mL), dan sebelum makan malam satu botol (600 mL), dalam sehari subjek mengonsumsi 3 botol. Sehingga selama intervensi, subjek mengonsumsi air sebanyak 1.8 L/hari dengan perkiraan menghabiskan 84 botol/bulan/subjek. Distribusi pemberian air putih dilakukan setiap hari sebelum atau sesudah kuliah.
Intervensi High Intensity Interval Training (HIIT) menggunakan video recorder sehingga subjek bisa dengan mudah mengikuti gerakan HIIT. Intervensi
Air putih n = 10
HIIT n = 10
Air putih + HIIT n = 10 Total subjek
n = 30
Baseline dan Endline di ukur BB &TB, IMT, Tekanan darah, Denyut nadi, Kolesterol total, HDL, LDL, Trigliserida (intervensi selama 2 bulan)
Populasi (Mahasiswa GM49)
Subjek dengan gizi lebih (overweight dan obesitas)
13
ini dilakukan sebanyak 3 kali/seminggu dengan durasi latihan 16 menit, mengenai waktu dalam melakukan intervensi ini disepakati subjek penelitian yaitu pada waktu sore atau pagi hari. Gerakan high intensity interval training (HIIT) ini terbagi atas 3 bagian, yaitu warm up cardio, body weight HIIT workout, dan quick cool down stretch. Gerakan high intensity interval training (HIIT) dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini:
Tabel 2 Gerakan High Intensity Interval Training (HIIT)
Bagian Gerakan Durasi Manfaat
Pemanasan Gerakan kepala, merenggangkan dan melentukkan kepala, tangan, kaki. Masing-masing gerakan selama 30 detik Mengurangi cidera sebelum melakukan HIIT High Intensity Interval Training (HIIT)
Broad jump + 2 jacks 20 detik/gerakan sebanyak 4 kali, 10 detik istirahat
Meningkatkan daya tahan cardiovaskular
Pop squats 20 detik/gerakan sebanyak 4 kali, 10 detik istirahat
Memerbaiki kebugaran aerobik dan non aerobik
Barpees + kicks 20 detik/gerakan sebanyak 4 kali, 10 detik istirahat
Memperbaiki lemak abdominal dan berat badan sehingga menjadi massa otot
3 Switch foot jumps 20 detik/gerakan sebanyak 4 kali, 10 detik istirahat
Meningkatkan daya tahan kardiorespiratori
Squat jump slides 20 detik/gerakan sebanyak 4 kali, 10 detik istirahat
Memperbaiki
kebugaran aerobik dan non aerobik
Pendinginan Gerakan kepala, merenggangkan dan melentukkan kepala, tangan, kaki Masing-masing gerakan selama 20 detik Merenggangkan dan membuat otot-otot menjadi lebih rileks
(Kravits 2014)
Intervensi minum air putih dilakukan setiap hari dan kelompok intervensi High Intensity Interval Training (HIIT) dilakukan 3 kali/minggu. Dalam upaya menjaga kepatuhan dalam intervensi dilakukan pengawasan oleh peneliti dengan memonitoring, pengisian form kepatuhan, dan memotivasi subjek supaya dapat terus mengikuti penelitian ini.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa data primer. Data dikumpulkan melalui tiga cara yaitu dengan yaitu dengan wawancara langsung, pengukuran langsung dan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan oleh dokter. Data yang dikumpulkan selama pelaksanaan penelitian meliputi karakteristik subjek, status gizi antropometri dan biokimia, kebiasaan konsumsi air putih, konsumsi pangan, konsumsi minuman, aktivitas fisik, dan kebugaran tubuh. Kuesioner penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1. Dapat dilihat Tabel 3 dibawah ini mengenai variabel, data, metode, dan waktu dalam penelitian.
14
Tabel 3 Variabel, data, metode, dan waktu dalam penelitian
No Variabel Data Metode Waktu
1 Karakteristik subjek
Jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, bentuk tubuh, jumlah uang saku, alokasi uang makan, kebiasaan sarapan Wawancara dengan kuesioner Sebelum intervensi 2 Status Gizi Antropometri
Berat badan, tinggi badan, IMT Wawancara dan pengukuran langsung Sebelum dan sesudah intervensi 3 Status Gizi Biokima
Profil lipid lengkap (kolesterol total, HDL, LDL, dan trigleserida)
Laboratorium Sebelum dan sesudah intervensi 4 Komposisi
tubuh
Percent body fat, total body water Body Composition Analyze Sebelum dan sesudah intervensi 5 Kebiasaan olahraga
Jenis olahraga, frekuensi olahraga / minggu, durasi olahraga / kali
Wawancara dengan kuesioner Sebelum intervensi 6 Kebiasaan konsumsi air putih
Kebiasaan minum air putih sebelum dan sesudah bangun tidur, makan, dan olahraga Interval waktu minum air putih sebelum dan sesudah makan Jumlah air putih yang dikonsumsi/gelas Wawancara dengan kuesioner Sebelum intervensi 7 Konsumsi pangan
Jumlah yang dikonsumsi
(URT/gram), frekuensi makan per hari, minggu, dan bulan
Semi food frequency questionaire (FFQ) Sebelum, selama dan sesudah intervensi 8 Konsumsi minuman
Jenis minuman, jumlah yang dikonsumsi (URT/ml), Wawancara dengan kuesioner Sebelum intervensi dan sesudah intervensi 9 Aktivitas fisik (2x24 jam)
Aktivitas fisik hari kuliah dan hari libur
Record aktivitas fisik dan wawancara Sebelum dan sesudah intervensi 10 Indeks kebugaran
Data kebugaran kardiorespiratori tubuh (VO2max)
Menggunakan test Harvard (jarak 40 cm) modifikasi. Sebelum dan sesudah intervensi
Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan entry, coding, editing, dan cleaning setelah mendapatkan data. Analisis data dilakukan secara bertahap dari data kuesioner sampai data siap untuk dianalisis. Hasil pengolahan data selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan statistik. Selanjutnya, data diolah dan dianalisis menggunakan program komputer Microsoft Excell 2013 dan SPSS versi 21.0 for windows.
Data karakteristik subjek dikumpulkan melalui pengisian kuesioner meliputi usia, jenis kelamin, bentuk tubuh, kebiasaan sarapan, tingkat stress, pola tidur, kebiasaan olahraga, kebiasaan konsumsi air putih, konsumsi zat gizi, dan aktivitas fisik. Kemudian, pengukuran langsung meliputi antropometri dengan IMT (kg/m2) menggunakan timbangan berat badan dan microtoice, profil lipid melalui pembuluh darah vena, tekanan darah menggunakan tensiometer, dan denyut nadi menggunakan alat ukur nadi, profil lipid dan indeks kebugaran.
15
Pengukuran status biokimia yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan pemeriksaan profil lipid darah yaitu total kolesterol, HDL, LDL dan trigliserida. Sehari sebelum pelaksanaan tes, subjek diminta untuk menjalani puasa antara 10-12 jam, dengan tetap boleh minum air putih kemudian dilakukan pengambilan darah secara serentak antara jam 07.00-08.00, selanjutnya darah dibawa ke laboratorium dan kemudian didapat parameter dari pengukuran total kolesterol, kolesterol HDL, kolesterol LDL dan trigliserida. Dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini nilai normal profil lipid darah.
Tabel 4 Nilai normal profil lipid darah
Profil lipid Nilai normal
Kolesterol total <200 mg/dL
Kolesterol LDL <100 mg/dL
Kolesterol HDL >40 mg/dL
Trigliserida <150 mg/dL
Sumber: American Heart Association (2011)
Besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam physical activity level (PAL) atau tingkat aktivitas fisik. PAL merupakan besarnya energi yang dikeluarkan (Kal) per kilogram berat badan dalam 24 jam. Rumus perhitungan PAL dapat dilihat di bawah ini:
PAL = (PAR x Wi) 24 jam
Keterangan:
PAL : Physical activity level (tingkat aktivitas fisik)
PARi : Physical activity rate dari masing-masing aktivitas (jumlah energi yang dikeluarkan untuk tiap jenis aktivitas per jam)
Wi : Alokasi waktu tiap aktivitas
Nilai PAL dari hasil perhitungan menggunakan nilai PAR kemudian dikategorikan untuk mengatahui kategori aktivitas fisiknya termasuk ringan, sedang, atau berat. Keterangan: PAL adalah Physical Activity Level (tingkat aktivitas fisik) dan PAR adalah Physical Activity Ratio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk tiap jenis kegiatan per satuan waktu tertentu). Selanjutnya tingkat aktivitas fisik dikategorikan sebagai berikut: ringan dengan nilai PAL 1.40–1.69, sedang dengan nilai PAL 1.70-1.99, dan berat dengan nilai PAL 2.00-2.40 (FAO/WHO/UNU 2001).
Data konsumsi dari Food Frequency Questionaire (FFQ) direkap untuk diidentifikasi berbagai jenis, ukuran dan frekuensi pangan yang telah dikonsumsi oleh subjek. Data jenis pangan yang telah berhasil diidentifikasi kemudian dikonversi ke dalam zat gizi. Kemudian, tingkat kecukupan energi dan protein subjek dihitung dengan membandingkan antara asupan energi dan protein dengan kebutuhan masing-masing subjek. Selanjutnya akan dilihat tingkat kecukupan energi dan zat gizi dengan kategori yang dapat dilihat pada Tabel 5.
16
Tabel 5 Kategori tingkat kecukupan energi dan zat gizi
Kategori Persentase (%) Energi dan Protein a. Defisit berat (< 70 %)
b. Defisit sedang (70-79 % AKG)
c. Defisit ringan (80-89 % AKG)
d. Normal (90-119 % AKG)
e. Kelebihan ≥ % AKG
Sumber: Kemenkes (2005)
Penentuan nilai indeks kebugaran dinilai menggunakan formula (Khodapur et al. 2012) sebagai berikut:
Indeks kebugaran = lama latihan dalam detik x 100 2 (denyut nadi 1+2+3)
Standar indeks kebugaran tubuh dengan menggunakan Harvards Step Test dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Kategori nilai indeks kebugaran
Kategori Nilai
Baik sekali 90- atas
Baik 80-89 Sedang 65-79 Kurang 55-64 Kurang sekali 0-54 Sumber: Khodapur et al. (2012) Analisis data
Analisa data dilakukan secara bertahap mulai dari data yang terkumpul di lapangan maupun data kuesioner sampai data siap untuk dianalisis. Data yang terkumpul di lapangan dan juga melalui kuesioner kemudian melalui tahapan editing, coding dan entry. Untuk mengetahui sebaran data secara deskriptif menggunakan analisis univariat. Kemudian seluruh data rasio dari variable konsumsi, aktivitas fisik, status gizi dan juga kebugaran antara sebelum dan sesudah perlakuan diuji dengan menggunakan uji skala data yang digunakan paired sample t-test untuk melihan pengaruh sebelum dan sesudah perlakuan. Kemudian, analisis selanjutnya menggunakan analisis ANOVA (analysis of variate) untuk membandingkan perbedaan rata-rata variabel bebas dan terikat dua atau lebih kelompok baik sebelum maupun sesudah perlakuan dilanjutkan dengan Uji Duncan pada variabel yang signifikan.
17