• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Pemikiran

Sadiman et al. (1986) berpendapat bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Bentuknya tidak hanya terbatas pada media cetak dan elektronik, akan tetapi kegiatan seperti pelatihan, penataran, diskusi penyuluhan dan bentuk lainnya yang sifatnya tatap muka (interpersonal and group communication) dapat digolongkan sebagai moda komunikasi. Atas dasar pemikiran tersebut, maka media dalam penelitian ini diartikan sebagai wahana yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran baik dalam pendidikan formal, nonformal, maupun informal guna meningkatkan kompetensi nelayan.

Penggunaan suatu media dan pemanfaatan informasi sangat dikaitkan dengan karakteristik individu nelayan yang memanfaatkannya. Menurut Setiawan (2002), karakteristik tersebut meliputi umur, tingkat pendidikan formal dan non- formal, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berusaha dan pendapatan. Sementara menurut Hamzen (2007), karakteristik individu dipengaruhi oleh kekondusifan lingkungan yang ditempati. Kekondusifan lingkungan dapat dilihat dari kelembagaan nelayan, ketersediaan informasi, penyuluhan, dan sarana prasarana yang ada. Perbedaan karakteristik nelayan tersebut akan menentukan pilihan penggunaan media dan pemanfaatan informasi yang disajikan dalam media tersebut dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan.

Di sisi lain, suatu media digunakan dan dimanfaatkan tergantung kepada (1) ketersediaan media, (2) mutu media dan (3) kesesuaian media (Eko et al. 2000). Penggunaan informasi tergantung pada kredibilitas suatu media informasi. Tingkat kredibilitas media tersebut sangat bergantung pada tingkat kemanfaatan informasi bagi pengguna, mampu memecahkan masalah dan disampaikan tepat waktu dan tepat sasaran. Efektivitas dan efisiensi penggunaan media tergantung dari komunikasi yang dilakukan. Penggunaan media informasi teknologi dan pemanfaatan informasi pertanian menurut Sumardjo (1999) sangat dipengaruhi oleh kinerja media komunikasi itu sendiri. Faktor kinerja media yang dimaksud adalah (1) ketersediaan media, (2) kemudahan media untuk diakses, (3) persepsi nelayan terhadap peran penyuluh, (4) kebutuhan terhadap media informasi dan (5) pemanfaatan media.

Media komunikasi sangat memengaruhi dalam proses komunikasi. Media komunikasi merupakan suatu alat yang digunakan untuk mempermudah penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan dan mencapai tujuan yang ditentukan. Media komunikasi sangat berperan dalam memengaruhi perubahan masyarakat. Media komunikasi secara umum dapat digolongkan menjadi komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, media massa dan media hybrid.

Menurut Dikurahman dan Sofhan (2013), nelayan dapat mengakses media belajar, baik media massa, media terprogram, maupun media lingkungan dalam meningkatkan kompetensinya. Intensitas penggunaan media yang tinggi menunjukkan bahwa yang bersangkutan memiliki kemandirian belajar tinggi. Sebaliknya, jika intensitas penggunaan medianya rendah, menunjukkan kemandirian belajarnya rendah. Intensitas penggunaan media ini diduga

41 berpengaruh positif terhadap nelayan. Artinya jika nelayan memiliki intensitas penggunaan media yang baik maka kompetensinya baik pula. Sebaliknya, jika intensitas penggunaan medianya rendah, maka kompetensinya rendah pula.

Setiap individu nelayan dapat melakukan proses belajar melalui media apapun, sekalipun media tersebut tidak dirancang khusus untuk proses belajar, misalnya nelayan dapat mengikuti siaran televisi tentang pelarangan penangkapan ikan dengan cara pengeboman. Dengan membaca koran, misalnya nelayan dapat belajar budidaya tambak yang berhasil dikembangkan di suatu daerah. Begitupun dengan media lainnya, nelayan dapat belajar dengan cara, waktu dan tempat yang sesuai dengan dirinya. Media seperti surat kabar, majalah, buku, radio, televisi, dan internet dapat dimanfaatkan oleh siapapun yang bisa mengaksesnya sebagai media belajar.

Komunikasi merupakan dasar semua interaksi manusia dan untuk semua fungsi kelompok. Burgon dan Ruffner dalam Sendjaja (2004) memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah, sehingga semua anggota kelompok dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat. Fungsi media komunikasi ialah sebagai berikut (Burgon & Huffner 2002):

1. Efisiensi penyebaran informasi; dengan adanya media komunikasi akan lebih membuat penyebaran informasi menjadi efisien. Efisiensi yang dimaksudkan di sini ialah penghematan dalam biaya, tenaga, pemikiran dan waktu.

2. Memperkuat eksistensi informasi; dengan adanya media komunikasi, kita dapat membuat informasi atau pesan lebih kuat berkesan terhadap audience.

3. Mendidik/mengarahkan/persuasi; media komunikasi dapat lebih menarik audience tentunya mempermudah komunikator dalam mempersuasi, mendidik dan mengarahkan karena adanya efek emosi positif.

4. Menghibur/entertain/joyfull; media komunikasi tentunya lebih menyenangkan dan dapat memberikan hiburan tersendiri bagi audience.

5. Kontrol sosial; media komunikasi akan lebih mempunyai fungsi pengawasan terhadap kebijakan sosial.

Daud (2011) menyatakan bahwa konsep perubahan perilaku yang lebih partisipatif, mandiri dan kreatif dalam mengembangkan kegiatan usahanya merupakan harapan dan fokus dari pemanfaatan media itu sendiri dan kelompok masyarakat nelayan yang sudah semakin tahu, mau mengatur dirinya sendiri dan mampu melaksanakan, serta menempatkan dirinya pada posisi sejajar dengan kelompok nelayan yang lain menunjukkan adanya kristalisasi pemberdayaan yang semakin baik. Semakin beragam bentuk peranserta anggota khalayak nelayan dan semakin mampu anggota nelayan menentukan peransertanya, menunjukkan bahwa kelompok nelayan tersebut semakin berdaya. Peningkatan potensi diri, serta kemampuan mengelola potensi yang lain di luar dirinya, juga merupakan petunjuk adanya keberdayaan.

Bogar (2009) berpendapat bahwa pemberdayaan merupakan segala upaya yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri dan oleh pihak dari luar, sehingga secara sosial, ekonomi, teknis dan budaya masyarakat tersebut menjadi lebih berdaya. Tingkat keberdayaan/kemampuan anggota kelompok nelayan adalah suatu fenomena yang timbul pada diri setiap anggota kelompok nelayan, baik pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (pengetahuan, sikap dan

42

keterampilan) sebagai akibat dari pemberian stimulasi dan motivasi melalui suatu proses pembelajaran yang terencana dan berkesinambungan melalui proses pendampingan, sehingga mereka tahu, mau, dan mampu serta dengan kepercayaan diri yang tinggi termotivasi untuk menggerakkan dirinya sendiri. Keberdayaan nelayan dalam penelitian ini diukur berdasarkan (1) kemampuan manajerial; (2) kemampuan meningkatkan nilai tambah; (3) kemampuan pemasaran dan (4) kemampuan bertahan. Berdasarkan pemikiran tersebut, dirumuskan suatu kerangka pemikiran pada Gambar 1.

Hipotesis

Berdasarkan kajian dan kerangka berpikir dapat dirumuskan beberapa hipotesis penelitian, seperti berikut ini:

1. Terdapat pengaruh nyata antara karakteristik nelayan terhadap keberdayaan. 2. Terdapat pengaruh nyata antara karakteristik nelayan terhadap moda

komunikasi yang berimplikasi terhadap keberdayaan.

3. Terdapat hubungan nyata antara moda komunikasi dengan efektivitas fungsi media.

4. Terdapat pengaruh nyata antara karakteristik nelayan terhadap efektivitas fungsi media yang berimplikasi terhadap keberdayaan.

43

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Karakteristik nelayan (X1)

X1.1 Umur

X1.2 Tingkat pendidikan formal X1.3 Jumlah tanggungan

keluarga

X1.4 Pengalaman bekerja di bidang pertanian X1.5 Tingkat pendapatan

Rumah Tangga Nelayan

Moda Komunikasi (Y1) Y1.1 Komunikasi interpersonal Y1.2 Komunikasi kelompok Y1.3 Media massa Y1.4 Media hybrid Keberdayaan nelayan (Y3): Y3.1 Kemampuan manajerial Y3.2 Kemampuan meningkatkan nilai tambah Y3.3 Kemampuan pemasaran Y3.4 Kemampuan bertahan Dukungan Lingkungan (X2) X2.1 Ketersediaan media informasi X2.2Ketersediaan tenaga penyuluh

X2.3 Ketersediana sarana dan prasarana X2.4 Ketersediaan kelembagaan nelayan Efektivitas fungsi media(Y2): Y2.1 Informasi Y2.2 Persuasi Y2.3 Hiburan

Dokumen terkait