• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepemimpinan dalam organisasi merupakan suatu hal yang diutamakan dalam

ruang lingkup organisasi. Sebuah organisasi tanpa adanya seorang pemimpin, maka

organisasi tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Seorang pemimpin itu mampu

menggerakkan bawahan maka dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut berhasil

dalam pencapaian tugasnya. Kepemimpinan dalam organisasi harus disamakan

dengan bawahan yang mempunyai hobi atau keinginan yang sama serta membuat

organisasi. Teori Path Goal adalah suatu model kontijensi kepemimpinan yang menyaring elemen-elemen dari penelitian Ohio State tentang kepemimpinan pada inisiating structure dan consideration serta teori pengharapan motivasi. Empat perbedaan gaya kepemimpinan dijelaskan dalam ModelPath-Goal, (Robbins, dalam buku Perilaku Organisasi Penerjemah : Ratna Saraswati dan Febriella Sirait

2015:256):

Kepemimpinan Pengarah merupakan perilaku pemimpin yang memberitahukan

kepada bawahan apa yang diharapkan dari mereka. Seorang pemimpin

memberitahukan jadwal kerja yang harus disesuaikan dan standar kerja, serta

memberikan bimbingan/arahan secara spesifik tentang cara-cara menyelesaikan tugas

tersebut, termasuk di dalamnya aspek perencanaan, organisasi, koordinasi dan

pengawasan.

Kepemimpinan Pendukung ini merupakan pemimpin yang bersifat ramah dan

dapat menunjukkan kepedulian pada kebutuhan bawahan. Sikap pemimpin ini

memperlakukan semua bawahan sama dan menunjukkan tentang keberadaan mereka,

status, dan kebutuhan-kebutuhan pribadi, sebagai usaha untuk mengembangkan

hubungan interpersonal yang menyenangkan di antara anggota kelompok.

Kepemimpinan pendukung memberikan pengaruh yang besar terhadap kinerja

bawahan pada saat mereka sedang mengalami frustasi dan kekecewaan.

Kepemimpinan Partisipatif ini adalah pemimpin yang selalu berkonsultasi

dengan bawahan. Pemimpin seperti ini selalu bermusyawarah atau mengadakan rapat

sebelum mengambil suatu keputusan. Kepemimpinan partisipatif dapat meningkatkan

motivasi kerja bawahan.

Kepemimpinan Berorientasi Prestasi ini dimana pemimpin menetapkan tujuan

yang menantang dan mengharapkan bawahan untuk berprestasi semaksimal mungkin

serta terus menerus mencari pengembangan prestasi dalam proses pencapaian tujuan

tersebut.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka definisi operasional dalam

penelitian ini adalah:

Gaya kepemimpinan adalah cara pemimpin KPU Kota Cimahi untuk

mempengaruhi orang lain atau bawahannya sehingga orang tersebut mau melakukan

kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal

tersebut mungkin tidak disenangi.

Gaya kepemimpinan Ketua KPU Kota Cimahi adalah perwujudan tingkah laku

dari Ketua KPU Kota Cimahi sebagai seorang pemimpin, yang menyangkut

kemampuannya dalam memimpin serta gaya kepemimpinannya dalam sosialisasi

Pemilihan Umum Legislatif 2014 di tingkat pemilih pemula.

Kepemimpinan Pengarah (Directive Leadership) dimana seorang Ketua KPU Kota Cimahi memberitahukan kepada bawahan apa yang diharapkan dari mereka,

dalam hal ini mengenai program sosialisasi Pemilihan Umum Legislatif 2014 di

tingkat pemilih pemula khususnya Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi,

memberitahukan jadwal kerja yang harus disesuaikan dan standar kerja, serta

tersebut, termasuk di dalamnya aspek perencanaan, organisasi, koordinasi dan

pengawasan.

Kepemimpinan Pendukung (Supportive Leadership) ini dimana Ketua KPU Kota Cimahi bersifat ramah dan menunjukkan kepedulian akan kebutuhan bawahan.

Ia juga memperlakukan semua bawahan sama dan menunjukkan tentang keberadaan

mereka, status, dan kebutuhan-kebutuhan pribadi, sebagai usaha untuk

mengembangkan hubungan interpersonal yang menyenangkan di antara anggota

kelompok. Kepemimpinan pendukung (supportive) memberikan pengaruh yang besar terhadap kinerja bawahan pada saat mereka sedang mengalami frustasi dan

kekecewaan.

Kepemimpinan Partisipatif (Participative Leadership) merupakan sikap Ketua KPU Kota Cimahi berkonsultasi dengan bawahan dan menggunakan saran-saran dan

ide mereka sebelum mengambil suatu keputusan. Kepemimpinan partisipatif dapat

meningkatkan motivasi kerja bawahan.

Kepemimpinan Berorientasi Prestasi (Achievement-Oriented Leadership) merupakan perilaku Ketua KPU Kota Cimahi yang menetapkan tujuan yang

menantang dan mengharapkan bawahan untuk berprestasi semaksimal mungkin serta

terus menerus mencari pengembangan prestasi dalam proses pencapaian tujuan

tersebut.

Gaya kepemimpinan di mana pemimpin menetapkan tujuan yang menantang

dan mengharapkan bawahan untuk berprestasi semaksimal mungkin serta terus

Keempat model kepemimpinan di atas merupakan ukuran untuk menilai gaya

kepemimpinan Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Cimahi dalam sosialisasi

pemilihan umum legislatif 2014 di tingkat pemilih pemula. Berdasarkan uraian di atas

dapat dibuat kerangka pemikiran seperti gambar berikut ini:

Gambar 2.1

Model Kerangka Pemikiran

1. Kepemimpinan Pengarah (Directive Leadership) Tujuan program sosialiasi

Kesesuaian jadwal kerja dengan standar kerja

Perencanaan

Pengorganisasian

Pengkoordinasian

Pengawasan

2. Kepemimpinan Pendukung (Supportive Leadership) Kepedulian akan kebutuhan bawahan

Bersikap adil

Menunjukkan rasa simpati dan empati

Dukungan moral

3. Kepemimpinan Partisipatif (Participative Leadership) Komunikasi dengan bawahan

Menerima saran dan ide dari bawahan

Bersikap terbuka terhadap kritik

Memotivasi bawahan

4. Kepemimpinan Berorientasi Prestasi (Achievement-Oriented Leadership) Tujuan yang menantang

Mendukung bawahan untuk meningkatkan kinerja

Memberikan reward dan penghargaan kepada bawahan yang berprestasi

Gaya Kepemimpinan Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Cimahi Mensosialisasikan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 2014 Di

Kalangan Pemilih Pemula Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi

Meningkatnya Partisipasi Politik Pemilih Pemula Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi

✁ ✂ 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka peneliti menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Gaya kepemimpinan directive leadership (pengarah) Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Cimahi mensosialisasikan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 2014 di kalangan pemilih pemula masih ada kelemahan karena masih ada pengaruh dari birokrasi, padahal seharusnya seorang pemimpin harus mampu merubah perilaku seseorang pada tujuan yang dicapai tanpa ada pengaruh dari pribadi lain.

2. Gaya kepemimpinan supportive leadership (pendukung) Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Cimahi mensosialisasikan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 2014 di kalangan pemilih pemula belum sesuai dengan yang diharapkan. Ketua KPUD Kota Cimahi harus berupaya untuk meningkatkan kesatuan dan kekompakkan kelompok dengan menggunakan gaya kepemimpinan suportif, sehingga bawahan akan memperoleh kepuasan sosial dikarenakan tidak ada tekanan, tidak membosankan atau berbahaya dan kepemimpinan suportif akan mengubah bawahan menjadi yakin akan kemampuan dirinya sendiri.

3. Gaya kepemimpinan participative leadership (partisipatif) Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Cimahi mensosialisasikan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 2014 di kalangan pemilih pemula tidak berjalan dengan baik, karena masih banyak pemilih pemula yang sulit untuk menyadari tentang pentingya menggunakan hak suara dalam Pemilu yang berpengaruh pada lajunya pembangunan.

4. Gaya kepemimpinan Achievement-Oriented Leadership (berorientasi prestasi) Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Cimahi mensosialisasikan Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 2014 di kalangan pemilih pemula belum berjalan dengan optimal. Hal ini ditunjukkan dengan belum tercapainya target sosialisasi Pemilihan Umum Legislatif 2014 di Tingkat Pemilih Pemula.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran.

1 Perlu adanya rapat evaluasi kinerja KPU Kota Cimahi dalam sosialisasi pemilihan umum legislatif 2014 di tingkat pemilih pemula harus lebih optimal, maka seorang pemimpin harus memotivasi bawahannya untuk selalu meningkatkan kinerjanya secara keseluruhan di KPU Kota Cimahi dengan cara lebih gencar untuk melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada pemilih pemula.

2 Sebaiknya ketua KPU Kota Cimahi harus lebih menjunjung loyalitas baik ke atas maupun ke bawah dengan lebih memperhitungkan segala yang dibutuhkan oleh mereka dalam kelangsungan dan kenyamanan situasi kerja. Ketua KPU Kota Cimahi memenuhi semua yang dibutuhkan oleh bawahan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing seperti kebutuhan-kebutuhan untuk mengadakan sosialisasi berupa sarana dan prasarana ataupun kebutuhan financial.

3 Seharusnya ketua KPU Kota Cimahi dalam melaksanakan sosialisasi terutama kepada pemilih pemula harus lebih banyak memberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapat atau masukan-masukan. Para pemilih pemula diajak untuk bertukar pikiran dalam suasana yang penuh kekeluargaan sehingga pemilih pemula berani untuk mengeluarkan pendapat atau ide-ide yang beragam bagi pelaksanaan Pemilu.

Sebaiknya KPU Kota Cimahi mencari cara untuk lebih bisa merangkul pemilih pemula agar lebih memahami arti politik dan lebih berperan serta dalam penyelenggaraan Pemilu. Para pemilih pemula dilibatkan langsung sebagai panitia penyelenggara pemilihan umum, atau diberi tugas panitia pengawas Pemilu baik di tingkat kelurahan ataupun tingkat kecamatan.

DAERAH DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Dokumen terkait