• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Mesin yang bersifat umum/serba guna (general purpose machine). Mesin yang seba guna merupakan suatu mesin yang dibuat untuk mengerjakan

2.2 Kerangka Pemikiran

Terbukanya lalu lintas perdagangan dunia memaksa agar setiap perusahaan untuk memiliki competitive adventage (keunggulan bersaing), agar perusahaan dapat terus bertahan ditengah dunia persaingan yang sangat ketat. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, suatu perusahaan sangatlah bergantung terhadap manajemen dari perusahaan itu sendiri, intinya maju dan berkembangnya sebuah perusahaan merupakan tanggung jawab dari manajemennya. Salah satu cabang atau divisi dalam manajemen adalah manajemen operasional. Semua jenis perusahaan dalam menjalankan kegiatan produksinya tidak terlepas dari kontribusi ilmu manajemen operasional. Dalam membuat suatu barang atau jasa, seluruh organisasi atau perusahaan mempunyai tiga fungsi. Fungsi-fungsi tersebut sangatlah diperlukan untuk kelangsungan organisasi atau perusahaan. Salah satu fungsi tersebut adalah operasi atau sering kita sebut dengan produksi.

Render dan Heizer (2001: 5) mengatakan bahwa tiga fungsi yang harus dijalankan oleh setiap organisasi adalah:

1. Pemasaran, yang membuat adanya permintaan atau paling tidak

mendapatkan pesanan untuk pembuatan barang dan jasa (tidak ada yang terjadi sampai adanya penjualan).

2. Produk/operasi, yang menghasilkan produk.

3. Keuangan/akuntansi, yang memantau apakah perusahaan berjalan

Seperti yang dikatakan oleh Barry Render dan Jay Heizer (2001:2) dalam bukunya yang berjudul Prinsip-prinsip Manajemen Operasi mengatakan bahwa “Manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Kegiatan membuat barang dan jasa terjadi di semua sektor organisasi”.

Akan tetapi dalam buku Operation Management yang terbaru (edisi ketujuh), Heizer dan Render (2005:4) mengatakan dengan maksud yang sama, bahwa “Manajemen Operasi (operation management---OM) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output”.

Untuk itu manajemen perusahaan harus memperhatikan perusahaannya dengan membuat strategi-strategi khusus. Strategi-strategi khusus tersebut dapat diterapkan dalam bidang manapun, baik dalam bidang operasional, pemasaran, SDM, kualitas, keuangan, dll.

Salah satu cara dalam membuat strategi agar dapat menciptakan

competitive advantage dalam bidang manajemen operasi. Maka, manajer operasi

harus bisa membuat keputusan yang efektif. Render dan Heizer (2001:32-33) mengatakan bahwa terdapat sepuluh keputusan-keputusan operasi berdasarkan sepuluh bidang pengaruh. Sepuluh keputusan manajemen operasi yang mendukung misi dan menerapkan strategi adalah:

1. Mutu. Harapan mutu pelanggan harus ditentukan dan kebijakan dan

prosedur dibangun untuk mengidentifikasi serta mencapai mutu yang ditetapkan.

2. Desain barang dan jasa. Merancang barang dan jasa mendefinisikan

sebagian besar proses transformasi. Keputusan mutu, biaya dan sumber daya manusia sangat berinteraksi dengan desain. Desain sering kali menetapkan batas bawah biaya dan batas atas mutu.

3. Desain proses dan kapasitas. Pilihan proses tersedia untuk produk dan jasa.

Keputusan proses mengikat manajemen pada teknologi, mutu, pemanfaatan sumber daya manusia, dan pemeliharaan yang spesifik. Komitmen biaya dan modal ini akan menentukan struktur biaya dasar perusahaan.

4. Seleksi lokasi. Keputusan lokasi fasilitas baik untuk perusahaan manufaktur

maupun jasa bias menentukan keberhasilan perusahaan. Kesalahan yang dibuat pada saat ini dapat menghambat efisiensi.

5. Desain tata letak. Kebutuhan kapasitas, tingkat personel, keputusan

pembelian, dan kebutuhan persediaan mempengaruhi tata letak. Selain itu, proses dan bahan baku harus ditempatkan dengan memperhatikan keterkaitan satu sama lain.

6. Manusia dan system kerja. Manusia adalah bagian integral dan mahal dari

desain system total. Oleh karena itu, kehidupan mutu kerja yang disediakan, bakat dan keahlian yang dibutuhkan, dan biayanya harus ditentukan.

7. Manajemen dan rantai pasokan. Keputusan ini menentukan apa yang akan

dibuat dan apa yang perlu dibeli. Pertimbangan juga diperlukan untuk mutu, pengiriman, dan inovasi, dengan harga memuaskan. Suasana saling menghormati antara pembeli dan pemasok dibutuhkan untuk pembelian yang efektif.

8. Persediaan. Keputusan persediaan bias dioptimalkan hanya bila keputusan

pelanggan, pemasok, jadwal produksi, dan perencanaan sumber daya manusia dipertimbangkan.

9. Penjadwalan. Jadwal produksi yang layak dan efisien harus dikembangkan,

permintaan terhadap sumber daya manusia dan fasilitas harus ditentukan dan dikendalikan.

10. Pemeliharaan. Keputusan harus dibuat berkaitan dengan tingkat

pemeliharaan yang diinginkan. Rencana untuk implementasi dan pengawasan sistem pemeliharaan adalah perlu.

Di antara sepuluh keputusan manajemen operasi yang disebut dengan strategi operasi terdapat pemeliharaan. Dalam hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa pemeliharaan merupakan hal yang penting dalam menjalankan bisnis perusahaan. Hal-hal tersebut diatas merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan strategi yang akan dijalankan oleh manajer operasional.

Pemeliharaan sendiri menurut Joseph G. Monks (1987:630) “Maintenance

is any activity design to keep resources in working condition or restore them to operating status” (Pemeliharaan adalah beberapa aktivitas yang disusun untuk

merawat sumber daya dalam lingkungan kerja atau mengembalikan ke kondisi awal untuk status operasi).

Sedangkan, menurut Sofjan Assauri (2004:95) “Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar

supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan”. Render dan Heizer (2001:622) juga manambahkan bahwa “pemeliharaan meliputi segala aktivitas yang terlibat dalam penjagaan peralatan sistem dalam aturan kerja”.

Dalam hal pemeliharaan ini, perlu diperhatikan bahwa sering terlihat di dalam suatu perusahaan kurang memperhatikan bidang pemeliharaan sehingga terjadi kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur. Peranan yang penting dari kegiatan pemeliharaan baru diingat setelah mesin-mesin mengalami kerusakan. Hendaknya kegiatan pemeliharaan harus dapat menjamin bahwa proses produksi bisa berlangsung tanpa adanya kemacetan yang disebabkan oleh mesin-mesin atau fasilitas lainnya. Tetapi pada umumnya jika terjadi kerusakan akibat pemeliharaan yang kurang baik, maka baru dirasakan betapa pentingnya pemeliharaan tersebut.

Keuntungan yang akan diperoleh perusahaan apabila melakukan pemeliharaan yang baik menurut Agus Ahyari (2002:349) antara lain:

a. Mesin atau peralatan produksi yang ada di dalam perusahaan yang bersangkutan akan dapat dipergunakan di dalam jangka waktu yang relatif panjang.

b. Proses produksi dengan peralatan tersebut dapat berjalan dengan lancar (selama tidak ada sebab-sebab lain) oleh karena dengan adanya pemeliharaan yang baik maka peralatan produksi ini juga berjalan dengan baik dan jarang timbul segala kemacetan peralatan fasilitas produksi.

c. Dapat menghindarkan diri atau paling tidak menekan sekecil mungkin dari adanya kemungkinan dari adanya kemungkinan kerusakan-kerusakan yang

berat dari peralatan atau fasilitas-fasilitas produksi. Hal ini dikarenakan setiap adanya kerusakan segera diperbaiki sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang berat.

d. Oleh karena mesin-mesin, peralatan atau fasilitas produksi dapat berjalan dengan baik dan stabil, maka pengendalian kualitas proses akan berjalan dengan baik sehingga kualitas produksi akhir dapat dipertahankan dalam tingkat yang tinggi.

e. Dengan dapat dihindarkan kerusakan total dan peralatan produksi maka berarti perusahaan tidak menekan biaya pemeliharaan, oleh karena penggantian/perbaikan kecil-kecilan ini biayanya lebih murah daripada kerusakan fatal.

f. Apabila peralatan berjalan dengan baik maka penyerapan bahan baku juga berjalan dengan lancar dan normal. Hal ini berarti dengan adanya pemeliharaan yang baik maka penyimpangan penyerapan bahan baku dapat ditekan seminimal mungkin.

g. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi yang ada di dalam perusahaan, maka pembebanan mesin dan peralatan produksi yang ada akan semakin berkurang . Hal ini disebabkan karena perencanaan beban bagi masing-masing mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan dapat direalisasikan dengan sebaik-baiknya.

Sofjan Assauri (2004:96) berpendapat bahwa “Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dalam suatu perusahaan dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a) Preventive maintenance (pemeliharaan)

Preventive maintenance adalah suatu kegiatan pemeliharaan dan perawatan

yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi. Dengan demikian semua fasilitas produksi yang mendapat preventif maintenance akan terjamin kelancarannya dalam bekerja dan selalu diusahakan dalam kondisi siap digunakan setiap saat, sehingga perlulah dibuat suatu rencana dan schedule pemeliharaan yang cermat dan rencana produksi yang tepat. Dalam prakteknya preventive maintenance yang dilakukan perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Routine maintenance

Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang

dilakukan secara rutin misalnya kegiatan pembersihan, pelumasan atau pengecekan olie serta pengecekan isi bahan bakar.

2) Periode maintenance

Periodik maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodik/jangka waktu tertentu.

b) Corrective/breakdown maintenance

Corrective/breakdown maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan

perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelakuan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelalaian pada fasilitas atau perawatan sehingga dapat berfungsi dengan baik. Perbaikan yang dilakukan

karena kerusakan tersebut biasanya merupakan suatu akibat dari tidak dilakukannya atau kurang optimalnya kegiatan preventive maintenance.

Dalam hal ini Joseph G. Monks (1987:631) mengemukakan bahwa :

We typically associate maintenance activities with building upkeep, servicing equipment replacing worn-out parts, or doing emergency repair. These are central concerns to any organization, for poorly maintained facilities can be unsafe to operate and can create high cost in the form of delays and idle (lost) time. (Kita menghubungkan pemeliharaan dengan

memperbaiki peralatan dan mengganti bagian yang rusak, atau melakukan perbaikan darurat. Hal ini merupakan masalah yang utama bagi setiap perusahaan, untuk pemeliharaan fasilitas yang buruk akan beresiko pada saat perusahaan akan beroperasi dan akan menimbulkan biaya yang besar pada saat penundaan dan waktu (hilang) menganggur.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan yang buruk akan berpengaruh terhadap penundaan atau kelancaran proses produksi. Seperti yang dikatakan oleh Sofyan Assauri, (2004:7) “Proses produksi adalah hasil dari kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan barang atau jasa untuk kegiatan yang mana dibutuhkan faktor-faktor produksi ke dalam ekonomi berupa modal, tenaga kerja dan lain-lain”. Dalam mencapai kelancaran proses produksi tersebut, Sofyan Assauri (2004:77) juga mengatakan bahwa:

“Suatu kegiatan untuk mengurangi kemacetan pada saat menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang terdiri dari; tenaga kerja, modal, bahan baku, mesin,pasar, sehingga kegiatan produksi tidak terganggu.”

Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa pelaksanaan pemeliharaan akan sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara pengurangan masalah yang berkaitan dengan kelancaran proses produksi, sehingga perusahaan memiliki competitive

sesuai dengan target perusahaan dan waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan. S. Buffa yang dikutip oleh Sujadi Prawirosentono (2000:64) mengatakan: “Proses produksi merupakan serangkaian proses yang ditujukan untuk menciptakan barang dan jasa”. Sedangkan, Sofjan Assauri (2004:7) pendapat lain dengan mengatakan bahwa “Proses produksi adalah hasil dari kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan barang atau jasa untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi ke dalam ekonomi berupa modal, tenaga kerja dan lain-lain”. Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran tersebut, maka kaitan variabel bebas X (pemeliharaan) dengan variabel terikat Y (kelancaran proses produksi) dapat dilihat dalam Gambar 2.7 di bawah ini:

Kelancaran Proses Produksi

Evaluasi /Feed Back Penjadwalan Persediaan Manajemen & Rantai Suplai Manusia & sistem kerja Desain Tata Letak Seleksi lokasi

Desain proses & Kapasitas Desain Barang &

Jasa Mutu Manajemen Operasional Pemeliharaan Penggantian Komponen Mesin (Breakdown Maintenance) Perawatan Mesin (Preventive Maintenance)

Sumber: Modifikasi dari; Render and Heizer (2001:32)

Keterangan:

Variabel yang diteliti = Pengaruh =

Variabel yang tidak diteliti = Feedback =

Gambar 2. 7

Pengaruh Pelaksanaan Pemeliharaan Mesin Terhadap Kelancaran Proses Produksi

Gambar 2. 8 Paradigma Penelitian Pelaksanaan Pemeliharaan (X) Preventive Maintenance (Perawatan Mesin)

Kelancaran Proses Produksi (Y)

2.3 Hipotesis

Arikunto (2002:64), mengemukakan hipotesis sebagai “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.

Berdasarkan definisi tersebut, maka hipotesis merupakan jawaban teoritis terhadap rumusan masalah yang ada, tetapi belum merupakan jawaban yang bersifat empirik.

Berdasarkan rumusan penelitian dan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang penulis ajukan adalah: “Terdapat Pengaruh Positif Pelaksanaan Pemeliharaan Mesin Terhadap Kelancaran Proses Produksi”.

Dokumen terkait