• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Pemikiran

2006-2010 46 11 Perkembangan rasio profitabilitas PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010

I.5. Ruang Lingkup Penelitian.

3.1. Kerangka Pemikiran

Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan seberapa berhasil suatu perusahaan dalam menjalankan roda usahanya. Dengan begitu, perusahaan dapat membuat keputusan atau kebijakan yang tepat sesuai dengan kondisi perusahaan pada khususnya dan kondisi ekonomi pada umumnya. Penilaian kinerja keuangan terhadap PT. Petrosea, Tbk ini dilakukan melalui analisis laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang digunakan adalah neraca dan laporan laba rugi. Neraca menunjukkan posisi finansial suatu perusahaan pada suatu waktu, sedangkan laporan laba rugi menunjukkan hasil operasi selama periode tertentu. Melalui analisis laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis Rasio dan analisis Du Pont dapat diketahui informasi mengenai kinerja keuangan serta faktor-faktor yang mempengaruhi. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Bagan kerangka pemikiran

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Petrosea, Tbk yang beralamat di Jl. Taman Kemang No.32B Kemang Jakarta Selatan . Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu tiga bulan dimulai dari bulan Desember 2011 dengan Februari 2012.

PT. Petrosea, Tbk 

Laporan Keuangan 

Neraca  Rugi/Laba 

Analisis Kinerja Keuangan 

Analisis Trend  Analisis Rasio Analisi Du Pont  Faktor‐faktor yang  mempengaruhi kinerja 

keuangan perusahaan 

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data primer adalah data yang diperoleh melalui konfirmasi dengan pihak manajemen perusahaan. Sedangkan data sekunder adalah data pelengkap yang didapatkan dari pihak- pihak terkait dengan penelitian ini, diantaranya adalah dokumen-dokumen perusahaan yang relevan dengan penelitian ini.

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diantaranya:

a. Data gambaran umum perusahaan meliputi sejarah, lokasi, visi dan misi, struktur organisasi dan lain-lain

b. Data keuangan berupa laporan keuangan meliputi neraca dan laporan laba rugi kurun waktu 5 periode yaitu 2006 sampai dengan 2010.

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis data

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dengan data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Metode analisis yang digunakan:

a. Analisis Trend

Analisis trend bertujuan untuk mengetahui tendensi atau kecenderungan keadaan keuangan di masa yang akan datang, baik kecenderungan naik, turun atau tetap. Analisis trend mempunyai tujuan untuk mengetahui perkembangan perusahaan melalui data historis untuk merencanakan situasi di masa yang akan datang. Analisis ini merupakan pelengkap dari analisis rasio, dimana hasil dari analisis trend tersebut akan dijadikan dasar dalam melakukan analisis rasio. Dalam analisis ini yang dijadikan tahun dasar adalah tahun 2006 karena merupakan tahun paling awal dari periode yang dianalsis. Setiap pos yang terdapat terdapat dalam laporan keuangan yang dipilih sebagai tahun dasar diberikan angka index 100, sedangkan pos-pos yang sama dari periode-periode yang dianalisis dihubungkan dengan pos yang sama dalam laporan keuangan tahun dasar dengan cara membagi jumlah rupiah tiap-tiap pos dalam periode yang dianalisis dengan jumlah rupiah dari pos yang sama dalam laporan keuangan tahun

dasar. Sehingga dapat dilihat kenaikan atau penurunan nilai persentase tiap pos. Analisis trend dapat dirumuskan sebagai berikutnya:

x100% Px0

Pxi

Rxi ...(1) b. Analisis Rasio

Suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Analsisi rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik mengenai kondisi keuangan perusahaan dan prestasi perusahaan dibandingkan degan analisis yang hanya didasarkan pada data keuangan yang tidak berbentuk rasio. Analisis rasio yang dapat digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas.

1. Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahan untuk memenuhi seluruh kewajiban keuangannya yang sudah jatuh tempo. Analisis rasio ini dapat digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, serta membantu manajemen untuk mengecek modal kerja yang digunakan dalam perusahaan. Rasio-rasio yang digunakan adalah:

a. Current Ratio

Kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar. Rasio lancar yang tinggi menunjukkan ketidakmampuan perusahaan dalam mengoptimalkan aktiva yang ada untuk menghasilkan laba.

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

b. Quick Ratio

Rasio cepat menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan. Persediaaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah sehingga sulit untuk direalisasikan menjadi uang kas dalam waktu yang singkat. Jadi rasio ini dinilai lebih baik dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

Quick Ratio = ...(3)

c. Cash Ratio

Rasio yang dihitung dari penjumlahan atas kas dan efek yang dibagi dengan hutang lanacar. Rasio menunjukan kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

Cash Ratio = ...(4) 2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya. Kondisi keuangan yang baik dalam jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi keuangan yang baik juga dalam jangka panjang. Rasio-rasio yang umum digunakan dalam rasio solvabilitas antara:

a. Total Debt to Capital Assets

Mengukur sejauh mana kewajiban perusahaan digunakan untuk mendanai pembelian, investasi atau aktiva perusahaan. Semakin besar nilai rasio berarti semakin besar resiko yang ditanggung perusahaan. Semakin kecil nilainya berarti semakin baik karena

jumlah aktiva yang dibiayai dengan hutang semakin kecil. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

Total Debt to Capital Assets = ...(5) b. Total Debt to Equity Ratio

Perbandingan antara jumlah seluruh hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan jumlah modal sendiri perusahaan. Bila nilai rasio lebih besar dari satu, maka kemampuan modal sendiri untuk menjamin hutang semakin rendah demikian pula sebaliknya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

Total Debt to Equity Ratio = ...(6) c. Long Term Debt to Equity Ratio

Perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Semakin besar nila rasio ini, maka kemampuan modal sendiri untuk menjamin hutang jangka panjang semakin rendah demikian juga sebaliknya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

Long Term Debt to Equity Ratio = (7)

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya. Rasio aktivitas terdiri dari:

a. Total Assets Turnover Ratio

Memberikan gambaran relatif mengenai efisiensi perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Dengan kata lain adalah kecepatan berputarnya total aktiva dalam satu periode tertentu. Semakin cepat perputarannya yang ditunjukkan dengan angka rasio yang lebih besar adalah semakin baik karena perusahaan dapat memanfaatkan total aktivanya dengan efisiensi untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

b. Receivable Turnover Ratio

Rasio ini mengukur perbandingan penjualan perusahaan dan besarnya piutang yang belum ditagih. Perusahaan yang mempunyai kesulitan dalam penagihan, berarti perusahaan mempunyai saldo piutang yang besar dan rasio yang rendah. Sebaliknya, jika perusahaan mempunyai kebijakan kredit dan prosedur penagihan yang baik, maka saldo piutangnya rendah dan rasionya tinggi. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

Receivable Turnover Ratio = ...(9) c. Average Collection Period

Memberikan gambaran tentang berapa periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

Average Collection Period = ...(10) d. Inventory Turnover

Memberikan gambaran tentang kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam suatu periode tertentu. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

Inventory Turnover = ...(11) 4. Rasio Profitabilitas

Rasio profabilitas menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan-keputusannya. Rasio profitabilitas terdiri dari:

a. Gross Profit Margin

Rasio ini mengukur ukuran persentase dari hasil sisa penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik dan secara relative semakin rendah harga pokok barang yang dijual dan mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisiensi. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

Gross Profit Margin =   ………..(12) 

b. Net Profit Margin

Rasio ini mencerminkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba setelah harga pokok penjualan, beban operasi /usaha, beban lain-lain dan pajak sehubungan dengan penjualan. Rasio ini merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

Net Profit Margin = 

 

………...…...(13) c. Rate of Return an Total Assets

Menggambarkan tentang kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (pemegang obligasi + saham). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: 

Return an Total Assets = 

 

………..…...(14) d. Rate of Retur on Net Worth (ROE)

Menggambarkan tentang kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferan dan saham biasa.Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: 

ROE = ...(15) c. Analisis Du Pont

Analisis Du Pont menggabungkan rasio-rasio aktivitas dan profit margin dan menunjukkan bagaimana rasio-rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitas aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika rasio perputaran aktiva dikalikan dengan margin laba penjualan hasilnya adalah tingkat pengembalian aktiva (ROA) atau sering disebut juga tingkat pengembalian investasi (ROI). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

Aktiva Total Penjualan Penjualan Bersih Laba Aktiva Total Perputaran Laba Margin ROA     ...(16)

ROA harus dibagi dengan pengurangan satu dengan rasio hutang terhadap total aktiva untuk menetapkan ROE. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: Hutang Rasio 1 ROA ROE   ...(17)

4.1. Gambaran Umum PT.Petrosea Tbk

PT.Petrosea Tbk didirikan pada tahun 1972 dan semula dikenal sebagai PT.Petrosea International Indonesia, berdasarkan akta notaris Djojo Mulyadi LLM, di Jakarta tertanggal 21 Februari 1972. PT.Petrosea Tbk merupakan perusahaan multidisiplin yang bergerak dalam sektor:

a) Pertambangan

PT.Petrosea Tbk menyediakan jasa pertambangan batubara dengan tehnik penambangan terbuka dan limbah pertambangan serta operasi tambang untuk perusahaan batubara di Indonesia di semua tahapan produksi, termasuk desain tambang, pemilihan alat berat, perencanaan tambang dan penjadwalan, optimalisasi jadwal tambang, optimalisasi pembuangan, optimalisasi jarak angkut, reklamasi dan rehabilitasi lokasi penambangan, jasa manajemen limbah. Selain itu, PT.Petrosea Tbk juga memasok peralatan pertambangan dan transportasi, beserta tenaga terampil yang diperlukan untuk mengoperasikan dan memelihara peralatan tersebut. b) Rekayasa dan Konstruksi

PT.Petrosea Tbk juga menyediakan jasa rekayasa dan konstruksi untuk sector infrastruktur dan pertambangan di Indonesia dengan fokus pada industry pertambangan, termasuk uji tuntas teknis, studi kelayakan, desain rekayasa front-end, rekayasa dan desain secara rinci, program dan manajemen proyek, procurement support, commissioning support, construction maintenance dan operation support.

c) Pangkalan Logistik Lepas Pantai Petrosea (POSB)

Pangkalan Logistik Lepas Pantai Petrosea (POSB) telah beroperasi di Tanjung Batu, Kalimantan Timur sejak tahun 2006. Fokus dari sektor ini pada logistik dan layanan pendukung terkait termasuk fasilitas dermaga.

Pada tahun 1984 perusahaan ini diakuisisi oleh perusahaan internasional yang berbasis di Australia Clough Group. Selanjutnya pada tanggal 15 Maret 1990 Petrosea menjadi perusahaan konstruksi pertama yang tercatat di bursa efek dengan kode perdangan PRTO, kemudian perusahaan mengubah namanya menjadi PT.Petrosea Tbk. Akhirnya pada tanggal 6 Juli 2009 PT.Petrosea Tbk diakuisi oleh Indika Energy. Kantor pusat PT.Petrosea Tbk berlokasi di Jalan Taman kemang nomor 32B Kemang Jakarta Selatan 12730 dan juga memiliki kantor perwakilan di Balikpapan dan Tanjung Batu, Kalimantan Timur serta di Timika, Papua.

4.1.1. Visi dan Misi

Visi PT.Petrosea Tbk adalah :

“Menjadi perusahaan berstandar internasional yang menyediakan layanan dengan solusi lengkap untuk sektor pertambangan”

Misi PT.Petrosea Tbk adalah :

“Menjadi perusahaan nasional pilihan yang memberikan nilai tambah berdasarkan pada keunggulan operasional”

4.1.2. Struktur Organisasi

Pada suatua organisasi, semua tindakan yang dilakukan harus sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan dan setiap individu harus mendelegasikan kekuasaan mereka untuk menjalankan tugas masing-masing dengan sebaik mungkin. Dalam hubungannya dengan pelaksanaan tugas pada suatu organisasi maka diperlukan suatu struktur organisasi yang menggambarkan garis-garis hubungan kerja sama di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian, ataupun posisi-posisi yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda pada suatu organisasi. Struktur organisasi pada PT. Petrosea Tbk dapat dilihat pada Gambar 3.

                           

Gambar 3 . Struktur organisasi PT.Petrosea Tbk Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Komite Manajemen resiko Komite Sumber Daya Manusia Komite Audit

Komite Tata Kelola  Perusahaan  Presiden Direktur Audit Internal Divisi Kepastian Mutu Sekretaris Perusahaan dan Divisi Hukum Korporat Divisi Perencanaan Korporat Kepala Divisi Penyediaan Direktur Sumber Daya Manusia Direktur Hubungan Eksternal POSB TKCM Direktur Keuangan Direktur Operasional Direktur Sumber Daya Energi Manajamen Aset Pertambangan Rekayasa dan Konstruksi K3LH

4.2. Perkembangan Keuangan PT.Petrosea Tbk

Laporan keuangan suatu perusahaan sangat penting bagi perusahaan sebagai bentuk dari gambaran sampai sejauh mana pencapain yang telah dilakukannya. Dengan melihat laporan keuangan salama beberapa periode tertentu sehingga daapat menghasilkan informasi tentang perkembangan yang terjadi selama itu.

Untuk dapat mengetahui perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun dengan melihat kecenderungan pergerakan pos-pos dalam laporan keuangan yang dibandingkan dengan pos-pos yang pada tahun dasar maka dapat menggunakan analisis trend. Melalui analisis trend ini, kita dapat mengetahui kecenderungan yang terjadi pada pos-pos keuangan .

Pada penelitian ini, periode pengamatan adalah lima tahun, yaitu tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 dimana tahun 2006 menjadi tahun dasar dalam pengamatan penelitian ini untuk mengetahui perkembangan dari keuangan perusahaan. Tabel hasil dari analisis trend terhadap laporan neraca dan laporan rugi laba dapat dilihat pada Lamipran 70 dan Lampiran 71.

4.2.1 Perkembangan Neraca

Analisis trend pertama adalah analisis trend terhadap neraca perusahaan, ini dilakukan terhadap kompen-komponen yang digunakan untuk melihat perkembangan keuangan perusahaan pada jangka pendek dan jangka panjang. Perkembangan pada aktiva perusahaan PT.Petrosea Tbk periode 2006 sampai dengan 2010 dapat dilihat pada Gambar 4.

Pada Gambar 4 dapat dilihat perkembangan aktiva perusahaan PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010. Melihat Gambar 4, pada tahun 2007 dan 2008 aktiva lancar perusahaan mengalami peningkatan dari tahun dasar yaitu tahun 2006. Dimana pada tahun 2007 naik sebesar 20,36 persen dari tahun 2006 yaitu dari USD 75.161.000 menjadi USD 90.463.000 dan pada pada tahun 2008 hanya naik sedikit dari tahun 2007 yaitu sebesar 1,03 persen menjadi USD 90.969.000. Pada tahun 2007, peningkatan tersebut disebabkan oleh adanya kenaikkan pada kas, piutang, persediaan, dan beban dibayar dimuka walaupun terdapat penurunanan pada efek tersedia untuk dijual, nilai kotor, pajak dibayar dimuka, dan uang muka dan jaminan pada pihak ketiga. Namun

penurunan tersebut masih dapat ditutupi sehingga aktiva lancar pada tahun 2007 naik. Pada tahun 2008 peningkatan hanya terjadi pada uang muka dan jaminan pada pihak ketiga yang naik drastis sehingga dapat menutupi penurunan yang terjadi pada yang lainnya.

Gambar 4. Perkembangan aktiva PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010

Setelah tahun 2008, aktiva lancar PT.Petrosea Tbk mengalami penurun sampai pada tahun akhir pengamatan yaitu tahun 2010. Pada tahun 2009 mengalam penurunan sebesar 11,78 persen terhadap tahun 2008 dimana aktiva lancar menjadi USD 82.116.000. Hal ini terjadi karena kenaikkan pada kas, pajak dibayar dimuka, dan beban dibayar dimuka tidak dapat menutupi penurunan yang terjadi pada piutang dan uang dan jaminan pada pihak ketiga. Begitu juga hal nya pada tahun 2010 mengalami penurunan dimana aktiva lancar menjadi USD 68.742.000. Penurunan ini disebabkan oleh kas dan pajak dibayar dimuka.

Pada bagian aktiva tidak lancar PT.Petrosea Tbk terus mengalami kenaikkan dari tahun ke tahunnya. Hal ini disebabkan karena investasi yang dilakukan perusahaan pada gedung, alat berat, peralatan, kendaraan, dan tanah. Selain itu investasi perusahaan pada perusahaan asosiasi yaitu PT.Santan Batubara dan PT.Tirta Kencana terus meningkat selama lima tahun tersebut. 2010 2009 2008 2007 2006 350 300 250 200 150 100 Tahun Pe rs e n ta s e Ak tiv a Lancar Ak tiv a Tidak Lancar

Variable Analisis Tre nd te rhada Aktiva Lancar dan Aktiva Tidak Lancar

Gambar 5. Perkembangan Kewajiban dan Ekuitas PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010

Gambar 5 ini memperlihatkan analisis trend terhadap kewajiban dan ekuitas PT.Petrosea Tbk selama periode 2006-2010. Kewajiban jangka pendek PT.Petrosea Tbk bergerak naik secara keseluruhan. Kenaikkan ini terjadi pada komponen hutang bank, kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun, dan hutang lain-lain. Mulai pada tahun 2008 muncul berupa hutang bank yaitu perusahaan melakukan pinjaman terhadap Bank HSBC yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan. Pada tahun 2008 hutang bank perusahaan sebesar USD 2.504.000 dan naik di tahun 2009 menjadi USD 5.500.000. Pada kewajiban sewa jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun kenaikkan tajam terjadi pada tahun 2008 dimana kewajiban ini menjadi USD 12.227.000 dari USD 6.495.000 dimana kewajiban sewa ini muncul karena perusahaan melakukan sewa terhadap mesin-mesin operasi perusahaan.

Pada bagian kewajiban jangka panjang PT.Petrosea Tbk berdasarkan Gambar 5 mengalami trend naik secara keseluruhan. Kenaikkan yang tajam terjadi pada tahun 2009 dimana sangat dipengaruhi oleh kenaikkan kewajiban imbalan kerja menjadi USD 1.876.000 menjadi USD 4.332.000.

Selain itu, pada Gambar 5 juga memperlihatkan analisis trend terhadap ekuitas PT.Petrosea Tbk periode 2006-2010. Trend ekuitas PT.Petrosea Tbk

2010 2009 2008 2007 2006 450 400 350 300 250 200 150 100 Tahun Pe rs e n ta s e

Kew ajiban Jangk a Pendek Kew ajiban Jangk a Panjang Ek uitas

Variable

bergerak naik secara keseluruhan selama pengamatan. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan terus terhadap laba ditahan perusahaan. Kenaikkan tajam laba ditahan terjadi pada akhir tahun pengamatan yaitu tahun 2010 dimana naik menjadi USD 87.327.000 dari USD 46.573.000.

4.2.2. Perkembangan Rugi Laba

Dalam analisis trend terhadap laporan rugi laba perusahaan dilakukan pada komponen-komponen yang digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan. Komponen-komponen tersebut yaitu Pendapatan, beban usaha langsung, beban penjualan dan administrasi, laba usaha, dan laba bersih.

Gambar 6. Perkembangan Laporan Rugi Laba PT.Petrosea Tbk periode 2006- 2010.

Pada Gambar 6 terlihat bahwa pendapatan usaha terus meningkat sampai pada tahun 2008 sebesar 94,65 persen dari tahun pengamatan dimana hal ini dipicu oleh terus meningkat nya pendapatan usaha dari sektor pertambangan dan malah sempat turun di tahun 2009 sebesar 32,21 persen dari tahun 2008. Hal ini sejalan dengan perkembangan beban usaha langsung dimana perkembangan beban usaha langsung naik sampai pada tahun 2008 dan juga turun di tahun 2009, ini dapat berati bahwa pendapatan usaha yang diperoleh perusahaan berbanding dengan beban usaha langsung yang menjadi pengurang dari pendapatan usaha perusahaan.

2010 2009 2008 2007 2006 700 600 500 400 300 200 100 0 Tahun Pe rs e n ta s e Pendapatan usaha Beban usaha langsung Beban penj ualan dan adm inistras Laba usaha

Laba bersih V ariable

Pada komponen beban penjualan dan administrasi terjadi peningkatan beban setiap tahunnya. Yang paling meningkat di setiap tahunnya bila dibandingakn dengan yang lainnya adalah beban imbalan jasa bantuan teknik oleh Clough Group di tahun 2006, beban jasa hukum dan professional di tahun 2007 dan 2009, dan beban penempatan pemindahan di tahun 2008.

Dengan meningkatnya pendapatan yang dapat menutupi beban penjualan dan administrasi sampai pada tahun 2009 ini menghasilkan bahwan laba usaha meningkat menjadi sebesar 487,26 persen di tahun 2009. Tetapi langsung turun di tahun berikutnya di tahun 2010 sebesar 14,82 persen dari tahun lalu menjadi 472,44 persen, hal ini dipicu karena meningkatnya beban usaha langsung dan beban penjualan dan administrasi tidak sebanding dengan meningkatnya pendapatan usaha sehingga laba usaha menjadi turun.

Laba bersih yang didapatkan PT.Petrosea Tbk bergerak fluktuatif, tetapi terdapat bergerak naik yang cukup tajam di tahun 2010. Hal ini disebabkan adanya penerimaan atas laba bersih perusahaan asosiasi terutama dari PT.Santan Batubara.

Berdasarkan dari uraian diatas, jika melihat atas pergerakan dari laba usaha PT.Petrosea Tbk tanpa memasukkan penerimaan laba bersih dari perusahaan asosiasi, maka perusahaan belum dapat meminimumkan biaya- biaya dari segi beban usaha langsung maupun beban penjualan dan administrasi. Hanya saja jika melihat dari perkembangan laba bersih PT.Petrosea Tbk yang selalu meningkat dari tahun ke tahun nya dikarenakan adanya tambahan laba bersih dari perusahaan asosiasi.

4.3. Analisis Rasio Keuangan PT.Petrosea Tbk

Gambaran tentang bagaimana kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari bagaimana keuangan perusahaan tersebut. Untuk melihat hal itu, salah satu caranya dapat menggunakan dengan analisis rasio. Analisis rasio adalah metode analisis yang menghitung dan menginterpretasikan rasio keuangan perusahaan. Pada analisis rasio keuangan, dibuat perbandingan dari laporan keuangan perusahaan selama periode pengamatan untuk mengetahui arah pergerakannya. Analisis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini

Dokumen terkait