• Tidak ada hasil yang ditemukan

Koperasi merupakan salah satu kelembagaan ekonomi yang dapat menghimpun kekuatan UMKM. Koperasi sangat berperan dalam memunculkan berbagai keunggulan yang dimiliki UMKM serta mengupayakan kesejahteraan anggotanya. Koperasi juga berperan sebagai salah satu lembaga yang menyediakan kredit yang didasarkan pada bentuk usaha yang mengembangkan komoditas potensial dan berpeluang besar. Berbagai peran koperasi lainnya yaitu dapat memberikan pelatihan dan pembinaan kepada para pengusaha dan mengorganisir pelaku-pelaku usaha di pedesaan agar memiliki daya saing dengan yang lain.

Pada kenyataannya, pengembangan dan peningkatan kualitas koperasi saat ini masih menghadapi berbagai kendala seperti tingkat kemampuan, keterampilan, keahlian, manajemen sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran, keuangan, dan yang lainnya. Jumlah koperasi yang tinggi khususnya di daerah Bogor pun belum dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemajuan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan lemahnya kualitas sumberdaya manusia, kegiatan koperasi berjalan hanya atas keinginan pengurus, tanpa melihat kebutuhan anggota, rendahnya partisipasi anggota, penyalahgunaan bantuan dari pemerintah, serta peranan koperasi hanya untuk simpan pinjam khususnya di pedesaan. Berdasarkan berbagai permasalahan tersebut, dianjurkan untuk melakukan optimalisasi koperasi agar tercapainya tujuan yang diinginkan. Penguatan koperasi perlu dilakukan untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi kemajuan ekonomi (Prawoto 2012). Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan fungsi koperasi khususnya KUD Sumber Alam dan koperasi Al Banna, dalam rangka pemberdayaan UMKM untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi untuk mencapai hasil dan manfaat yang maksimal.

Pentingnya koperasi telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Indarti dan Wardana (2013) yang menunjukkan bahwa apabila sekelompok nelayan bergabung membentuk kerjasama koperasi, maka mereka dapat meraih manfaat dari pencapaian skala ekonomi dan penguatan daya tawar di pasar input dan output. Mildawati (2006) menyatakan bahwa koperasi perlu diberdayakan untuk menciptakan keunggulan dalam bersaing seperti menghasilkan produk-produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan memuaskan keinginan konsumen. Ruwaida dan Setyawati (2010) menunjukkan hasil kajian meta risetnya bahwa konsep pemberdayaan yang diaplikasi dalam studi-studi punya kecenderungan yang sama, yaitu sebagai upaya penguatan dan pembinaan sektor UMKM yang bersifat kelembagaan dan mencakup enam aspek: produksi, teknologi, pemasaran, manajerial, modal, dan kewirausahaan.

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam optimalisasi koperasi ini yaitu analisis kondisi baik melalui kajian secara empiris maupun kajian pustaka. Analisis tersebut meliputi analisis potensi koperasi, analisis tingkat peemberdayaan koperasi, peranan dinas terkait, serta berfokus pada peningkatkan fungsi koperasi dalam memenuhi kebutuhan dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Analisis potensi koperasi dan peningkatan fungsi koperasi diarahkan ke konsep pemberdayaan. Penelitian ini secara khusus mendalami pemberdayaan

pada dua koperasi yaitu KUD Sumber Alam dan koperasi Al Banna. Kerangka penelitian secara keseluruhan disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3 Kerangka penelitian mengenai pengembangan kelembagaan koperasi Kelembagaan KUD Sumber Alam dan koperasi Al Banna dimaksudkan untuk menggerakkan perekonomian masyarakat agar berjalan secara baik dan memberikan dampak kepada peningkatan pendapatan masyarakat sebagai upaya program pengentasan kemiskinan pemerintah daerah. Peran pemerintah daerah

Potensi koperasi Konsentrasi peningkatan fungsi koperasi Peran Dinas Koperasi dan UMKM

Peranan koperasi

Optimalisasi koperasi

Analisis kondisi Kajian

empiris Kajian pustaka Metode tabulasi silang

Peran KUD Sumber Alam dan koperasi Al Banna

Pemberdayaan koperasi

Metode deskriptif kualitatif

Kelembagaan KUD Sumber Alam dan koperasi Al Banna yang mampu meningkatkan akses

usaha produktif UMKM

Implementasi program: KUD Sumber Alam dan koperasi Al Banna berperan menggerakkan perekonomian masyarakat

daerah

Metode SWOT dan arsitektur

berdasarkan paradigma baru perlu dikembangkan yaitu peranan pemberdayaan UMKM melalui koperasi. Pemerintah daerah selain memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat, juga harus memberdayakan masyarakatnya agar bisa memenuhi kebutuhan hidup yang layak. Pemberdayaan sebagai konsep sosial budaya yang implementatif dalam pembangunan berpusat pada masyarakat dalam menumbuh dan mengembangkan nilai tambah ekonomi yaitu menggerakkan perekonomian masyarakat dengan memperhatikan aspek sosial dan budaya.

4

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di dua desa di Kabupaten Bogor yaitu Desa Bantarkambing, Kecamatan Rancabungur dan Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga. Penentuan desa tersebut dilakukan secara purposive yaitu secara sengaja yang bertujuan untuk menentukan lokasi yang relevan dengan tujuan penelitian serta akses terhadap desa tersebut mudah karena sudah terjalin hubungan kerja dengan peneliti. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan April 2015.

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan sekumpulan metode-metode yang dipilih untuk selanjutnya digunakan dalam teknik pengumpulan data, teknik analisis, dan interpretasi data. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan metode deskriptif kualitatif, dimana analisis deskriptif merupakan analisis yang bertujuan untuk menyajikan gambar yang menyeluruh suatu gejala atau peristiwa atau kondisi pada suatu objek penelitian, dalam hal ini adalah masyarakat, yang disusun dalam bentuk naratif (Patton dan Michael 2009).

Unit analisis dalam penelitian ini yaitu pengurus dan anggota koperasi, lembaga pemberdayaan masyarakat, dinas koperasi dan UMKM, dan lembaga swadaya masyarakat. Pengurus dan anggota koperasi merupakan orang yang memiliki UMKM (pelaku UMKM).

Metode Penentuan Responden

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah koperasi yang berada di kecamatan Rancabungur dan Kecamatan Dramaga. Penentuan daerah ini berdasarkan hasil diskusi peneliti dan rekomendasi dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Bogor.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi atau kondisi sosial penelitian (Sugiyono 2009). Penentuan responden untuk pengambilan data kuesioner pada penelitian ini dilakukan dengan Multi stage sampling. Multi stage sampling merupakan teknik kombinasi beberapa teknik sampling yang ada. Kombinasi teknik sampling ini terkait dengan kondisi populasinya, sehingga akan tepat menjaring subjek penelitian.

Objek penelitian ini adalah KUD Sumber Alam di Kecamatan Dramaga dan koperasi Al Bana di Kecamatan Rancabungur. Penentuan lokasi ini dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa kondisi kedua koperasi pada saat ini mempunyai cukup banyak kendala yang sedang dihadapi. Dasar pemilihan objek penelitian ini juga karena adanya program pemberdayaan ekonomi masyarakat dari pihak eksternal Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), dari kedua objek ini diharapkan dapat mewakili dalam penyusunan strategi pemberdayaan di Kabupaten Bogor. Jumlah sampel dalam penelitian ini dijelaskan pada Tabel 1.

Tabel 1 Teknik penentuan sampel penelitian

Kecamatan Koperasi Jumlah populasi (orang)

Persentase Jumlah subjek terpilih (orang) Dramaga Sumber Alam 150 30% 45 Rancabungur Al Banna 120 30% 36 Jumlah sampel

(orang)

81

Menurut Sugiyono (2007), bahwa ukuran sampel yang layak untuk dijadikan sampel penelitian adalah sebesar 30% dari total jumlah populasi yang ada. Menurut Idrus (2007), pengambilan ukuran sampel 30% tidak mutlak digunakan oleh peneliti, tetapi dilihat berapa jumlah populasi yang ada. Jika jumlah populasi di bawah seratus, maka belum memenuhi representasi dari penelitian tersebut.

Jumlah sampel untuk kegiatan wawancara adalah menyesuaikan kondisi di lapangan yaitu dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah metode pengambilan responden yang dilakukan secara sengaja namun dengan pertimbangan tertentu. Dikarenakan tujuan wawancara yang dilakukan adalah untuk mendapatkan data-data yang bersifat kualitatif, sehingga wawancara dapat dianggap cukup apabila telah didapatkan data yang mampu menjawab pertanyaan penelitian yang dikemukakan. Responden kualitatif dalam penelitian ini terdiri dari pihak internal dan pihak eksternal. Pihak internal meliputi pengurus koperasi, anggota koperasi dan bagian pengawas koperasi. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa responden tersebut dapat mewakili koperasi dan memiliki wewenang dalam memberikan informasi serta data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Pihak eksternal yang dipilih sebagai responden dalam penelitian ini berasal dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Bogor, pemerintah desa tempat koperasi domisili, dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa. Pemilihan responden eksternal ini dilakukan dengan alasan bahwa pihak tersebut mengetahui kebijakan tentang pengembangan pemberdayaan UMKM di Kabupaten Bogor. Untuk memberikan masukan lainnya, pemilihan responden eksternal juga dilakukan dengan metode Convenience Sampling (berdasarkan kemudahan) yang ditujukan kepada lembaga pemberdayaan non pemerintah

seperti LSM dan perguruan tinggi untuk mendukung analisis lingkungan internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan koperasi. Adanya keterlibatan pihak eksternal dalam penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari responden yaitu anggota dan pengurus koperasi, dan informan dari lembaga pemberdayaan masyarakat, aparat dinas koperasi dan UMKM, dan lembaga swadaya masyarakat. Data sekunder bersumber dari database desa, laporan perkembangan koperasi, buku administrasi masing-masing koperasi, serta studi literatur dari publikasi lainnya yang relevan.

Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa teknik yaitu observasi, wawancara dan Focus Group Discussion (FGD), studi dokumen, berperan serta dalam pertemuan rutin anggota koperasi, serta analisis SWOT. Uraian teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.

1. Observasi, digunakan untuk mendukung informasi tentang aspek lingkungan fisik maupun sosial, pranata sosial yang ada, pemanfaatan sumberdaya lokal, dan pengorganisasian serta keberdayaan komunitas.

2. Wawancara mendalam, wawancara ini dilakukan secara informal untuk mengetahui ide, pendapat, perasaan, dan harapan-harapan yang dimiliki responden dengan keberadaan dan manfaat koperasi. Wawancara secara formal dan terstruktur dilakukan terhadap pengurus koperasi untuk mengetahui pedoman kerja dalam pelayanan koperasi kepada anggotanya, permasalahan yang dihadapi, dan upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Wawancara secara formal juga dilakukan kepada lembaga pemberdayaan masyarakat, dinas koperasi dan UMKM, dan lembaga swadaya masyarakat untuk mengetahui alasan munculnya koperasi, maksud dan tujuan, kendala, serta peran serta lembaga-lembaga tersebut terhadap koperasi.

3. Focus Group Discussion (FGD), dilakukan jika permasalahan sudah fokus dan disepakati oleh responden untuk diperbincangkan secara lebih mendalam yang bertujuan untuk mendapatkan data dalam waktu yang relatif singkat tanpa mengurangi kualitas data terhadap pengenalan dan pemahaman masalah yang disadari dan dirasakan bersama oleh responden berdasarkan orientasi dan cara-cara responden memikirkannya.

4. Studi dokumen, melakukan penelurusan terdapat data potensi wilayah dan kependudukan, serta perkembangan kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan dokumen yang ada.

Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut: 1. Tahap pra lapangan dan persiapan instrumen penelitian

a) Kajian literatur, melakukan pendalaman literatur dan teori-teori mengenai pengembangan kapasitas pemberdayaan masyarakat, dan teori-teori mengenai evaluasi dan indikator –indikator pemberdayaan.

b) Penyusunan desain penelitian, sebagai pegangan dalam melaksanakan penelitian.

c) Observasi awal, untuk mengetahui secara sepintas kondisi lapangan penelitian, kondisi sosial dan aktivitas masyarakat di lokasi penelitian.

Gambar 4 Tahapan penelitian pengembangan kelembagaan koperasi

Pengumpulan data Observasi dan

Pengumpulan data sekunder

Wawancara mendalam

Kuesioner

Analisis dan Interpretasi data

Pengolahan Data Kualitatif

1. Reduksi data 2. Penyajian data

3. Penarikan kesimpulan data

Pengolahan Data Kuantitatif

1. Pengkategorian Data 2. Distribusi frekuensi 3. Kontrol data (cross-tab) Pra Penelitian 1. Kajian literatur 2. Desain penelitian 3. Observasi awal Validasi data Analisis deskriptif kuantitatif Analisis deskriptif kualitatif

Kesimpulan Hasil Analisis

Penulisan Laporan Penelitian

Validasi data

Dokumen terkait