• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber- sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit), atau suatu aktivitas yang mengeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil (return) di waktu yang akan datang, dapat direncanakan, dibiayai, dilaksanakan sebagai satu unit. Aktivitas suatu proyek selalu ditujukan untuk mencapai suatu tujuan (objective) dan mempunyai suatu titik tolak (starting point) dan suatu titik akhir (ending point) (Kadariah et al, 1999).

Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Dalam arti sempit, keberhasilan ini ditafsirkan sebagai manfaat ekonomis. Jika penelitian dari investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi pelaku investasi maka pelaku akan menjalankan kegiatan investasi tersebut. Sebaliknya jika kerugian yang akan dihasilkan dari investasi, maka kegiatan tersebut akan ditinggalkan (Husnan dan Suwarsono, 2000).

Dalam arti luas, studi kelayakan investasi diartikan sebagai suatu penelitian tentang dapat tidaknya proyek investasi dilaksanakan secara menguntungkan dengan indikasi adanya manfaat bagi masyarakat luas yang bisa terwujud dari penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah ataupun manfaat untuk pemerintah berupa penghematan atau penambahan devisa (Husnan dan Muhammad, 2000). Pengertian ini mengandung makna bahwa sebuah proyek investasi tidak hanya menguntungkan secara ekonomis, melainkan menguntungkan secara makro bagi daerah dimana lokasi investasi tersebut dilaksanakan.

Tujuan analisis proyek adalah untuk memperbaiki pemilihan investasi. Hal ini dikarenakan sumber-sumber bagi pembangunan sifatnya terbatas, oleh karena itu diperlukan pemilihan dari berbagai macam proyek . Kesalahan dalam memilih proyek dapat mengakibatkan pengorbanan terhadap sumber-sumber langka (Kadariah et al. 1999).

21 3.1.2. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Proyek

Gittinger (1986) menyatakan bahwa dalam melakukan studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan secara seksama untuk menentukan bagaimana manfaat yang akan diperoleh dari suatu investasi tertentu dan harus dipertimbangkan pada setiap tahap dalam perencanaan proyek dan siklus pelaksanaan. Secara umum aspek-aspek yang diteliti dalam studi kelayakan proyek meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek finansial.

3.1.2.1. Aspek Pasar

Pengkajian aspek pasar penting untuk dilakukan karena tidak ada proyek yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau jasa yang dihasilkan oleh proyek tersebut. Menurut Husnan dan Muhammad (2000) aspek pasar mempelajari:

1) Permintaan

Lipsey (1995) menyatakan bahwa jumlah komoditi total yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut jumlah yang diminta untuk komoditi tersebut. Variabel penting yang mempengaruhi permintaan, yaitu harga komoditi itu sendiri, harga komoditi yang berkaitan, pendapatan, selera, dan besarnya populasi.

2) Penawaran

Menurut Lipsey (1995) jumlah komoditi yang akan dijual oleh perusahaan merupakan kuantitas yang ditawarkan untuk komoditi itu. Jumlah komoditi yang bersedia diproduksi dan ditawarkan oleh perusahaan untuk dijual dipengaruhi variabel : harga komoditi itu sendiri, harga input, tujuan perusahaan, dan perkembangan teknologi.

3) Program Pemasaran

Menurut Kotler (2005) program pemasaran yang sering disebut bauran pemasaran (marketing-mix) terdiri dari empat komponen, yaitu produk (product), harga (price), distribusi (distribution), dan promosi (promotion). 4) Pangsa Pasar yang Dikuasai Perusahaan

Pangsa pasar (market share) merupakan proporsi (sebagian) dari keseluruhan pasar potensial yang diharapkan dapat diraih oleh proyek yang bersangkutan. Pasar potensial adalah keseluruhan jumlah produk atau sekelompok produk

22 yang mungkin dapat dijual dalam pasar tertentu pada satu periode tertentu di bawah pengaruh set kondisi tertentu. Satu set kondisi tertentu ini meliputi variabel : marketing mix dan kemampuan manajemen lainnya, serta variabel yang tidak dapat dikontrol oleh calon investor (Husnan dan Muhammad, 2000).

3.1.2.2. Aspek Teknis

Menurut Husnan dan Muhammad (2000), aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan secara teknis dan pengoperasiaannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek teknis antara lain:

1) Lokasi Proyek

Lokasi proyek untuk perusahaan industri mencakup dua pengertian, yaitu lokasi dan lahan pabrik serta lokasi bukan pabrik. Pengertian lokasi bukan pabrik mengacu pada lokasi untuk kegiatan yang secara langsung tidak berkaitan dengan proses produksi, yaitu lokasi bangunan administrasi perkantoran dan pemasaran. Terdapat beberapa variabel yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi proyek. Variabel ini dibedakan ke dalam ke dalam dua golongan besar, yaitu variabel utama (primer) dan variabel bukan utama (sekunder). Penggolongan ke dalam dua kelompok ini tidak mengandung kekakuan, artinya dimungkinkan untuk berubah golongan sesuai dengan ciri utama output dan proyek yang bersangkutan. Variabel- variabel utama (primer) tersebut yaitu ketersediaan bahan mentah, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air, supply tenaga kerja, serta fasilitas transportasi. Sedangkan variabel-variabel bukan utama (sekunder) terdiri dari hukum dan peraturan yang berlaku, iklim dan keadaan tanah, sikap dari masyarakat setempat (adat istiadat) dan rencana masa depan perusahaan. 2) Skala Operasi atau Luas Produksi

Skala operasi dan luas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai keuntungan yang optimal. Pengertian kata

“seharusnya” dan “keuntungan yang optimal”, mengandung maksud untuk

mengkombinasikan faktor eksternal dan faktor internal perusahaan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan luas produksi yaitu batasan

23 permintaan, persediaan kapasitas mesin-mesin, jumlah dan kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi, kemampuan finansial, dan manajemen serta kemungkinan adanya perubahan teknologi produksi di masa yang akan datang.

3) Layout

Layout merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang dimiliki suatu perusahaan. Dengan demikian, pengertian layout mencakup layout site ( layout lahan lokasi proyek), layout

pabrik, layout bangunan bukan pabrik, dan fasilitas-fasilitasnya. Dalam

layout pabrik terdapat dua tipe utama, yaitu layout fungsional (layout process) dan layout produk (layout garis).

4) Pemilihan Jenis Teknologi dan Peralatan

Patokan umum yang dapat digunakan dalam pemilihan jenis teknologi adalah seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan, disamping kriteria lain yaitu ketepatan jenis teknologi yang dipilih dengan bahan mentah yang digunakan, keberhasilan penggunaan jenis teknologi tersebut di tempat lain yang memiliki ciri-ciri mendekati lokasi proyek, kemampuan pengetahuan penduduk (tenaga kerja) setempat dan kemungkinan pengembangannya serta petimbangkan kemungkinan adanya teknologi lanjutan sebagai salinan teknologi yang akan dipilih sebagai akibat keusangan.

3.1.2.3. Aspek Manajemen

Pengkajian aspek manajemen pada dasarnya menilai para pengelola proyek dan struktur organisasi yang ada. Proyek yang dijalankan akan berhasil apabila dijalankan oleh orang-orang yang profesional mulai dari merencanakan, melaksanakan, sampai dengan mengendalikan agar tidak terjadi penyimpangan. Demikian pula dengan struktur organisasi yang dipilih harus sesuai dengan bentuk dan tujuan proyeknya. Hal-hal yang dipelajari dalam aspek ini, antara lain:

1) Manajemen dalam Masa Pembangunan Proyek

Manajemen proyek adalah sistem untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi pembangunan proyek dengan efisien. Manajemen proyek harus dapat menyusun rencana pelaksanaan proyek dengan mengkoordinasikan

24 berbagai aktivitas atau kegiatan proyek dan penggunaan sumber daya agar secara fisik proyek dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen masa pembangunan proyek, yaitu pelaksanaan proyek tersebut, jadwal penyelesaian proyek, dan pihak yang melakukan studi masing-masing aspek.

2) Manajemen dan Operasi

Manajemen ini meliputi bentuk organisasi atau badan usaha yang dipilih, struktur organisasi, deskripsi dan spesifikasi jabatan, anggota direksi, serta tenaga kunci serta jumlah tenaga kerja yang akan digunakan.

3.1.2.4. Aspek Hukum

Aspek hukum terdiri dari bentuk badan usaha yang akan digunakan, jaminan-jaminan yang dapat diberikan apabila hendak meminjam dana, serta akta, sertifikat, dan izin yang diperlukan dalam menjalankan usaha.

3.1.2.5. Aspek Sosial dan Lingkungan

Analisis terhadap aspek sosial dan lingkungan merupakan suatu analisis yang berkenaan dengan implikasi sosial yang lebih luas dari investasi yang diusulkan, dimana pertimbangan-pertimbangan sosial tersebut harus dipikirkan secara cermat agar dapat menentukan ketanggapan suatu proyek terhadap keadaan sosial yang terjadi (Gittinger, 1986). Contoh pengaruh proyek terhadap kondisi sosial dan lingkungan diantaranya adalah perluasan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan petani, serta dampak limbah proyek terhadap lingkungan sekitar.

3.1.2.6. Aspek Finansial

Aspek keuangan mempelajari kebutuhan dan sumber dana meliputi bagaimana menghitung kebutuhan dana, baik dana untuk aktiva tetap maupun dana untuk modal kerja (Husnan dan Muhammad, 2000). Kemudian juga diteliti seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika proyek dijalankan, lama pengembalian investasi yang ditanamkan, sumber pembiayaan proyek, dan tingkat suku bunga yang berlaku. Hal-hal yang mendapat perhatian dalam penelitian aspek ini antara lain:

25 1) Biaya Kebutuhan Investasi

Investasi dilakukan dalam berbagai bentuk yang digunakan untuk membeli aset-aset proyek. Aset-aset ini biasanya berupa aset tetap yang dibutuhkan oleh perusahaan mulai dari pendirian hingga dapat dioperasikan. Secara umum kompnen biaya investasi terdiri atas biaya pra investasi dan biaya pembelian aktiva tetap (Husnan dan Muhammad, 2000). Aktiva tetap atau aktiva jangka panjang terdiri dari tanah dan pengembangan lokasi, bangunan dan perlengkapannya, pabrik dan mesin, dan aktiva tetap lainnya.

2) Sumber-Sumber Dana

Husnan dan Muhammad (2000) menyatakan bahwa dana yang dibutuhkan dalam investasi dapat diperoleh dari berbagai sumber dana yang ada, yaitu modal milik sendiri maupun modal pinjaman. Pada dasarnya pemilihan sumber dana bertujuan untuk memilih sumber dana yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi dengan biaya yang terendah dan tidak menimbulkan kesulitan likuiditas bagi proyek atau perusahaan yang mensponsori proyek tersebut (artinya jangka waktu pengembalian sesuai dengan jangka waktu penggunaan dana). Sumber-sumber dana yang utama terdiri dari modal sendiri yang disetor oleh pemilik perusahaan, penerbit saham biasa atau saham preferen di pasar modal, obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal, kredit bank, leasing (sewa guna) dari lembaga non bank dan project finance.

3) Aliran Kas (Cash flow)

Cash flow merupakan arus kas yang ada di perusahaan, baik arus kas masuk (in flow) maupun arus kas keluar (out flow). Aliran kas penting digunakan dalam akuntansi karena laba dalam pengertian akuntasi tidak sama dengan kas masuk bersih, dan yang relevan bagi para investor adalah kas bukan laba. Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu aliran kas permulaan (initial cash flow), aliran kas operasinal (operational cash flow), dan aliran kas terminal (terminal cash flow). Pengeluaran-pengeluaran untuk investasi pada awal periode merupakan initial cash flow. Aliran kas yang timbul selama proyek disebut

26 proyek berakhir disebut terminal cash flow. Pada umumnya initial cash flow

bernilai negative, sedangkan operational dan terminal cash flow benilai positif. Aliran-aliran kas ini harus dinyatakan dengan dasar setelah pajak (Husnan dan Muhammad, 2000).

Menurut Kadariah et al. (1999), dalam mencari ukuran menyeluruh tentang baik tidaknya suatu proyek diperlukan pengukuran menggunakan beberapa kriteria. Kriteria ini tergantung dari kebutuhan akan keadaan masing- masing proyek. Setiap kriteria memiliki kebaikan serta kelemahan masing- masing, sehingga dalam penilaian kelayakan suatu proyek hendaknya digunakan beberapa metode sekaligus. Hal ini bertujuan untuk memberikan hasil yang lebih sempurna. Kriteria yang biasa digunakan antara lain:

a) Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value)

Net Present Value (NPV) merupakan nilai sekarang dari selisih antara manfaat (benefit) dengan biaya (cost) pada tingkat suka bunga tertentu. b) Tingkat Pengembalian Investasi (Internal Rate of Return)

Internal Rate of Return (IRR) merupakan discount rate yang dapat membuat arus penerimaan bersih sekarang dari suatu proyek (NPV) sama dengan nol.

c) Rasio Manfaat-Biaya Bersih (Net Benefit-Cost Ratio)

Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) merupakan angka perbandingan antara jumlah net present value (NPV) yang positif dengan jumlah net present value (NPV) yang negatif.

d) Pengembalian Investasi (Payback Period)

Payback Period (PP) merupakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi yang didanai dengan aliran kas.

3.1.3. Analisis Nilai Pengganti (Switching Value)

Menurut Kadariah et al. (1999), analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi terhadap hasil analisis proyek jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau benefit. Dalam analisis sensitivitas, setiap kemungkinan harus dicoba, yang berarti setiap kali harus dilakukan analisis kembali. Hal ini perlu karena analisis proyek

27 biasanya didasarkan pada proyeksi yang mengandung banyak ketidakpastian dan perubahan yang akan terjadi di masa depan.

Proyek pada sektor pertanian dapat berubah-ubah akibat dari empat permasalahan utama, yaitu perubahan harga jual produk, keterlambatan pelaksanaan proyek, kenaikan biaya, dan perubahan volume produksi. Permasalahan ini timbul karena banyak faktor yang tidak terkendali. Setiap kemungkinan perubahan atau kesalahan dalam dasar perhitungan sebaiknya dipertimbangkan dalam analisis sensitivitas (Gittinger, 1986).

Suatu variasi dari analisis sensitivitas adalah analisis nilai pengganti (switching value). Menurut Gittinger (1986), pengujian ini dilakukan sampai dicapai tingkat minimum dimana proyek dapat dilaksanakan dengan menentukan berapa besarnya proporsi manfaat yang akan turun akibat manfaat bersih sekarang menjadi nol (NPV = 0). NPV sama dengan nol akan membuat IRR sama dengan tingkat suku bunga dan Net B/C sama dengan 1.

Dokumen terkait