• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Kerangka Pemikiran

Bagaimana implementasi kebijakan pembiayaan pendidikan di era otonomi daerah di Kabupaten/Kota dilihat dari aspek regulasi dan mekanisme penyalurannya? Reformasi pendidikan merupakan sebuah langkah strategis sebagai respons sekaligus penguatan terhadap reformasi politik yang ditempuh Pemerintah Indonesia yaitu perubahan sistem pemerintahan dari sistem sentralistik menjadi desentralistik dengan memberikan otonomi kepada daerah.

Pemberian otonomi ini dimaksudkan untuk lebih memandirikan daerah dan memberdayakan masyarakat sehingga lebih leluasa dalam mengatur dan melaksanakan kewenangannya atas prakarsa sendiri. Hal yang esensial dari otonomi daerah adalah semakin besarnya tanggung jawab Daerah untuk mengurus tuntas segala permasalahan yang tercakup di dalam pembangunan masyarakat di daerahnya, termasuk bidang pendidikan (Supriadi, 2010). Dengan memberikan peluang yang besar kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan pelayanan dasar dan menengah kepada masyarakat.

Kewenangan besar yang dimiliki oleh Daerah dengan Undang-undang otonomi daerah tentu saja hanya akan bermanfaat apabila diikuti dengan kapasitas pemerintah Kabupaten/Kota untuk membuat kebijakan-kebijakan yang akurat yang diarahkan untuk meningkatkan input dan proses pembelajaran. Tentang bagaimana mekanisme penyusunan anggaran pendidikan, sumber-sumber anggaran pendidikan dan alokasi pengeluaran

commit to user

pendidikan? Ini tentunya disesuaikan dengan kemampuan APBD Kabupaten /Kota masing-masing.

Disamping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.

Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah merupakan tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik, seperti gedung, mebeler, dan peralatan sekolah lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan pra sarana sekolah (Weda; 2006).

Dalam manajemen ini perlu dibuat program perawatan preventif di sekolah dengan cara pembentukan tim pelaksana, membuat daftar sarana dan pra sarana, menyiapkan jadwal kegiatan perawatan, menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian dan memberikan penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran merawat sarana dan prasarana sekolah.

Sedangkan untuk pelaksanaannya dilakukan : pengarahan kepada tim pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif untuk seluruh warga sekolah, dan membuat program lomba perawatan

commit to user

terhadap sarana dan fasilitas sekolah untuk memotivasi warga sekolah. Agar program dapat dimonitor dan ditindaklanjuti maka perlu melibatkan

semua pihak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan partisipatif ialah suatu cara pengambilan keputusan yang terbuka dan demokratis yang melibatkan seluruh stakeholders di dewan sekolah. Asumsinya jika seseorang diundang untuk pengambilan keputusan, maka ia kan merasa dihargai, dilibatkan, memiliki, bertanggung jawab. Pelibatan stakeholders didasarkan keahlian, batas kewenangan, dan relevansinyan dengan tujuan pengambilan keputusan.

Gambar 2.1 Model Pemikiran

Otonomi daerah Peraturan Perundang-undangan Implementasi kebijakan pembiayaan pendidikan feedback

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian studi kasus karena meneliti keberadaan sistem penyaluran dana BOS dengan mengevaluasi kinerja pemerintah Kabupaten selaku pelaksana di daerah dan sekolah sebagai objek penerima dana bantuan pemerintah pada Kabupaten Dompu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyaluran dana BOS di Kabupaten dan Kota. Oleh karena itu, studi kasus adalah media yang tepat untuk melakukan penelitian ini karena studi kasus adalah strategi dipilih untuk menjawab pertanyaan “bagaimana” dan “mengapa”, ketika peneliti memiliki kendali yang sedikit terhadap suatu peristiwa dan ketika fokus berada dalam fenomena terkini dalam konteks nyata.

B. Jenis dan Sumber Data

Metode pengumpulan data untuk studi kasus ini terdiri dari dokumen, wawancara, pengamatan langsung, dan pengamatan Peneliti menggunakan,

wawancara, analisis dokumen, archival report perusahaan dan voice call untuk

mengumpulkan data.

Wawancara. Penelitian ini menggunakan metode wawancara

terstruktur dan tidak terstruktur, keduanya digunakan untuk mendapatkan informasi selengkap mungkin dari departemen/bidang pendidikan menengah

commit to user

pelaporan penyaluran dana BOS. Selain itu juga wawancara dengan kepala sekolah SDN No. 43 Woja sebagai salah satu sekolah penerima dana BOS.

Analisis dokumen. Dokumen Dinas Pendidikan Kabupaten dan SDN

43 Woja merupakan sumber data yang didapat langsung oleh peneliti untuk mendukung penelitian ini. Dokumen yang dikumpulkan untuk studi kasus meliputi dokumen administratif yang berkaitan dengan penelitian. Sedangkan

archival report atau catatan perusahaan (dinas dan sekolah) adalah segala pernyataan yang tertulis yang dipersiapkan oleh atau untuk individu atau organisasi dengan tujuan untuk membuktikan suatu kejadian atau menyediakan catatan.

C.Setting Penelitian

Setting penelitian ini adalah SDN No. 43 Woja Alasan pemilihan sekolah ini karena terkait dengan Sekolah Dasar sebagai salah satu penerima dana BOS namun belum memiliki struktur administrasi yang memadai sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I Permendiknas No 37 Tahun 2010 tentang petunjuk teknis penyaluran dana BOS 2011 yang mengalami perubahan mekanisme penyaluran yang semula dari skema APBN menjadi dana perimbangan yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk dana penyesuaian untuk BOS sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No 10 Tahun 2010 tentang APBN 2011.

Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kabupaten Dompu ditunjuk sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam membantu pelaksanaan dan penyaluran dana BOS di Kabupaten Dompu. Memantau apakah mekanimenya telah sesuai dengan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh pemerintah.

commit to user

D.Analisis Data

1. Metode Pengumpulan Data yang Digunakan dalam Penelitian

Sebagian besar data dari penelitian ini diperoleh dari wawancara. Namun, untuk meningkatkan kredibilitas temuan penelitian maka digunakan metode pengumpulan data yang lain yaitu pengamatan langsung dan analisis dokumen serta catatan. Peneliti juga menggunakan media telepon dalam hal

cross chek informasi yang telah didapat dalam wawancara. Kombinasi dari metode-metode tersebut memungkinkan peneliti untuk menjelaskan bagaimana penyaluran dana BOS yang benar yang sesuai dengan juknis pada SDN No. 43 sebagai salah satu sekolah penerima dana BOS.

Pertama, wawancara dilakukan dengan menggunakan kombinasi dua metode wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan tak terstruktur. Subjek yang diwawancara khususnya Manajer Tim Manajemen BOS Kabupaten sebagai salah satu tim pelaksana BOS di Dinas Pendidikan Kabupaten, staf

Dinas Pendidikan Kabupaten, Kepala Sekolah SDNNo. 43 yang memegang

wewenang dan tanggung jawab pengelolaan dana BOS di sekolah dan seorang guru yang ditunjuk untuk menjadi bendahara BOS pada SDN 43 Woja.

Wawancara dilakukan secara individu dengan durasi antara tiga puluh menit sampai dua jam. Untuk wawancara yang berdurasi cukup singkat dicatat secara manual, terutama pertanyaan yang diajukan adalah seputar pendataan siswa sekolah penerima BOS, penetapan alokasi dana BOS untuk tiap sekolah, dan mekanisme pelaksanaan penyaluran dana BOS di sekolah. Di lain pihak, wawancara dengan individu terkait dilakukan

commit to user

untuk mengetahui sejauh mana aplikasi yang benar sesuai buku panduan

atau juknis BOS 2011 dan peraturan perundang-undangan yang terbaru. Yang terakhir adalah untuk mengetahui implementasi kebijakan pembiayaan pendidikan pada program BOS yang dilakukan oleh SDN 43 Woja. Kepada Kepala Sekolah dan bendahara sekolah kami tanyakan dan meminta untuk di tunjukkan laporan penerimaan dan pengeluaran dana BOS, laporan pertanggungjawaban dan dokumen-dokumen lain yang sekiranya kami butuhkan dalam penelitian.

Kedua, analisis annual report dan dokumen internal lainnya. Annual

report ini didapat langsung dari Kepala Sekolah SDN 43 Woja yaitu Bapak Syahriar, S.Pd dan beberapa data pendukung lain didapat dari ibu Mulyati, A.Ma selaku guru yang merangkap sebagai bendahara BOS di SDN 43 Woja yang menjalankan fungsi pengadministrasian dan pelaporan keuangan sekolah tersebut. Peneliti melihat tanggal penyampaian laporan apakah dilakukan dengan tepat waktu. Ada batasan-batasan tertentu yang ditentukan oleh sekolah untuk pengambilan data-data tersebut yang bertujuan untuk menjaga kerahasiaan.

Selain itu, penelitian itu juga menggunakan dokumen-dokumen yang berisi tentang program BOS yang diperoleh dari buku dan interpretasi yang didapat dari perpustakaan serta beberapa file tentang BOS dari internet sehingga dapat dijadikan acuan untuk mengetahui sejauh mana mekanisme penyaluran BOS yang dilakukan di Kabupaten Dompu. Dari sejumlah laporan keuangan sekolah yang ada diarsip sekolah kemudian kami teliti dan analisis lebih lanjut. Kami mencoba mencocokkan laporan

commit to user

serapan dana yang dari Dinas Pendidikan Kabupaten dengan laporan keuangan SDN 43 Woja.

Ketiga, observasi. Observasi dilakukan untuk mendukung data dari wawancara dan analisis dokumen. Peneliti melakukan observasi tentang pengadministrasian laporan keuangan penggunaan dana serta dokumen pelaporan lainnya sesuai panduan (petunjuk teknis) BOS 2011 yang didapat dari Dinas Pendidikan Kabupaten. Kami juga melakukan observasi ke sekolah apakah telah dilakukan pencantuman laporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOS yang harus ditempelkan pada dinding sekolah.

2. Menarik Kesimpulan

Langkah terakhir ketika semua data telah dianalisis, kemudian ditarik kesimpulan dan dilakukan uji pemahaman, dimana data tersebut dipresentasikan dalam sebuah laporan kemudian peneliti meminta informan untuk membaca kembali semua informasi tersebut. Langkah terakhir ini biasanya paling komprehensif untuk menguji apakah semua informasi yang diberikan informan dipahami secara benar oleh peneliti.

commit to user

BAB IV

ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN No. 43 Woja Kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat. Tepatnya di Dusun Mada Fanda, Ria Desa Mumbu Kecamatan Woja Dompu. SDN No. 43 Woja ini dibangun dan mulai beroperasi pada tahun 2006 sampai sekarang. Saat ini SDN 43 Woja memiliki 2 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang digunakan untuk Kantor Kepala

Sekolah /Tata Usaha dan kantor dewan guru. Jumlah siswa 106 dan 8 orang

guru, 1 orang penjaga sekolah serta 1 orang Kepala Sekolah. Seluruh gurunya berstatus Pegawai Tidak Tetap termasuk penjaga sekolah kecuali Kepala Sekolah sebagai satu-satunya pegawai tetap di sekolah ini. Sekolah ini juga dilengkapi dengan 1 unit PC komputer untuk administrasi sekolah.

B. Evaluasi Sistem Penyaluran BOS

1. Peraturan Pemerintah No 48 Tahun 2008

Pemerintah Kabupaten Dompu selaku pemerintah daerah yang bertanggung jawab dalam pendanaan pendidikan telah menganggarkan dan menerima transfer dana dari pemerintah pusat untuk pendanaan pendidikan dengan tepat waktu. Dana BOS yang disediakan oleh pemerintah daerah sekitar 21 milyar untuk SD dan SMP negeri dan swasta di Kabupaten Dompu. Sebanyak Rp 13. 692.133.000,- untuk SD negeri, Rp 121.085.000,- untuk SD swasta. Untuk tingkat SMP masing-masing untuk

commit to user

swasta. Anggaran dana BOS untuk sekolah-sekolah swasta dianggarkan oleh daerah, dalam hal ini adalah pemerintah Kabupaten Dompu. Mulai tahun 2011 daerah diikutkan untuk menganggarkan pendanaan BOS 20 % dari APBD daerah tersebut.

Evaluasi Pendanaan

Hasil observasi yang kami lakukan bahwa pemerintah daerah Kabupaten Dompu pada tahun 2011 telah menganggarkan dana BOS dalam APBD dan menyalurkan ke sekolah-sekolah swasta di Kabupaten seperti yang diamanatkan dalam PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.

2. Administrasi Keuangan

a) Sistem Administrasi Keuangan Dana BOS

SDN 43 Woja menyusun rencana keuangan yang dituangkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) disusun untuk kemudian dikirm ke Pusat atau Kementerian Pendidikan

Nasional serta diarsip oleh sekolah 1 rangkap menurut tanggal (Date).

Sekolah juga menyiapkan LKIS (Lembar Kegiatan Individu Sekolah) yang diserahkan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Dompu. LKIS menjadi dasar dalam pembuatan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu sekolah untuk kemudian dikirim ke KPA dalam menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM). SPM diserahkan ke Bendahara Umum Daerah (BUD) Kabupaten Dompu

commit to user

penyerahan/transfer dana oleh pihak Dinas Pendidikan Kabupaten. Sekolah lalu mencairkan dana di Bank Daerah. Semua penerimaan dan pengeluaran dicatat dalam Buku Kas. Dari Buku Kas Pembantu menjadi dasar menyusunan laporan realisasi penggunaan dana dan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) sekolah untuk dikirim ke Kementerian Pendidikan Nasional. Salah satu kewajiban lain yang harus dilakukan sekolah yaitu menempelkan laporan penggunaan dana BOS pada dinding sekolah sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada masyarakat. Dari hasil observasi di lapangan, SDN 43 Woja tidak menempelkan laporan penggunaan dana pada dinding sekolah. Dinas Pendidikan Kabupaten kemudian membuat laporan keuangan triwulan untuk disampaikan ke Kementerian Pendidikan Nasional. Kementerian Pendidikan Nasional merekap hasil kegiatan untuk kemudian dibuatkan laporan hasil kegiatan yang disampaikan ke Kementerian Keuangan Cq. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan.

Di SDN 43 Woja seluruh pelaksanaan administrasi keuangan

dana BOSdilakukan oleh bendahara program yang memiliki tugas dan

fungsi bertanggung jawab dalam pengadministrasian keuangan. Bendahara program yang ditunjuk tidak lain adalah guru yang sehari-harinya mengajar di sekolah tersebut. Tentu saja ini tidak sesuai akitivitas pengendalian dalam sistem pengendalian intren. Aktivitas pengendalian digolongkan menjadi: pengendalian pengolahan informasi dan pemisahan fungsi yang memadai. Bila tidak ada pemisahan fungsi

commit to user

yang memadai tentu akan sangat menyulitkan dalam aktivitas pengendalian.

Pelaksanaan tugas bendahara tidak ditetapkan pada waktu khusus, tetapi lebih mengikuti kondisi bagaimana program sedang berjalan. Pengadministrasian keuangan program BOS meliputi pengadministrasian dana BOS pada buku kas, pencatatan penerimaan dan pengeluaran, Surat Pertanggungjawaban Pengeluaran (SPJ), pelaporan dan pengarsipan. Penerimaan dan penggunaan keuangan BOS dibuatkan laporannya dan dikirim langsung ke Kementerian Pendidikan Nasional. Keseluruhan laporan ini disimpan pada file khusus laporan triwulanan BOS oleh Dinas Pendidikan Kabupaten.

Pengadministrasian dana BOS di SDN 43 Woja telah dicatat pada Buku Kas mulai dari periode Januari-Maret 2011 sampai periode akhir yaitu triwulan ke keempat 2011. Setiap penerimaan dicatat di lembaran sebelah kiri dan pengeluaran dicatat di lembaran sebelah kanan. Untuk setiap pengeluaran didukung oleh bukti pengeluaran yang telah disusun sesuai dengan tanggal pengeluaran. Seluruh bukti pengeluaran tersimpan pada file map yang di dalamnya terdapat penjepit seluruh berkas.

b) Evaluasi Sistem Administrasi Keuangan Dana BOS

Dari observasi yang telah dilakukan, peneliti menemukan beberapa hal dalam sistem administrasi keuangan dana BOS pada SDN 43 Woja, antara lain: tidak adanya pemisahan tugas yang cukup baik. Guru merangkap menjadi bendahara BOS sehingga akan sangat

commit to user

diragukan independensi bendahara/guru tersebut. Misalnya untuk pembelian buku atau alat peraga sekolah, guru tersebut akan lebih memprioritaskan pada mata pelajaran yang diajarkannya sekalipun hal tersebut tidak terlalu perlu. SDN 43 Woja juga tidak menempelkan laporan penggunaan dana BOS-nya pada dinding sekolah.

3. Pengalokasian Dana BOS

a) Sistem Pengalokasian Dana BOS

Sistem pengalokasian dana BOS tahun 2011 dapat kami jelaskan

sebagai berikut: Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota dengan

koordinasi Tim Manajemen BOS Provinsi menyerahkan data jumlah

siswa tiap sekolah kepada Kementerian Pendidikan Nasional. Atas

dasar data jumlah siswa tiap sekolah, Kementerian Pendidikan Nasional membuat alokasi dana BOS tiap kabupaten/kota, untuk selanjutnya dikirim ke Kementerian Keuangan.

Oleh Kementerian Keuangan ditetapkan alokasi anggaran sementara per kabupaten/kota melalui Peraturan Menteri Keuangan. Alokasi prognosa definitif BOS akan ditetapkan, setelah Kementerian Keuangan menerima data rekonsiliasi mengenai jumlah sekolah dan jumlah siswa tahun ajaran baru (2011-2012) dari Kementerian Pendidikan Nasional. Alokasi dana BOS per sekolah negeri ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional, sedangkan alokasi per sekolah swasta ditetapkan oleh pemerintah daerah (melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah) atas usulan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota berdasarkan data jumlah siswa. Alokasi dana BOS per sekolah untuk

commit to user

periode Januari-Juni 2011 didasarkan jumlah siswa tahun pelajaran 2010-2011, sedangkan periode Juli-Desember 2011 didasarkan pada data tahun pelajaran 2011-2012.

b) Evaluasi Sistem Pengalokasian Dana BOS

Dari observasi yang kami lakukan, peneliti menemukan beberapa hal dalam sistem pengalokasian dana BOS tahun 2011 pada SDN 43 Woja. Sekolah ini telah melakukan pengisian LKIS untuk dikirimkan ke Kementerian Pendidikan yang berisi data siswa. Atas dasar data siswa Kementerian menetapkan alokasi dana tiap kabupaten/kota untuk dikirimkan ke Kementerian Keuangan. SDN 43 Woja mendapatkan alokasi dana BOS sebesar jumlah siswa dan data kebutuhan sekolah lainnya.

4. Penyaluran Dana BOS

a) Sistem PenyaluranDana BOS

Penyaluran dana BOS dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama berupa penyaluran dana BOS dari kas umum negara ke kas umum daerah. Dana BOS disalurkan tiap triwulan, jadi selama tahun 2011 ada empat triwulan periode penyalurannya. Pada triwulan keempat penyalurannya merupakan selisih alokasi prognosa definitif BOS dengan jumlah dana yang telah disalurkan dari Triwulan Pertama sampai dengan Triwulan Ketiga.

Tahap kedua berupa penyaluran dari kas daerah ke sekolah. Bendahara Pengeluaran Pembantu mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada KPA setiap triwulan sesuai alokasi

commit to user

anggaran per sekolah yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional. KPA menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) yang disampaikan kepada BUD untuk diterbitkan SP2D. Bendahara Pengeluaran Pembantu di Dinas Pendidikan mentransfer Dana BOS yang diterima dari BUD langsung ke PBPP untuk pembayaran kegiatan BOS di masing-masing sekolah. PBPP melaporkan realisasi penggunaan dana yang diterimanya per triwulan dengan melampirkan rekap SPJ dan dokumen bukti pertanggungjawaban yang sah kepada

Bendahara Pengeluaran Pembantu di Dinas Pendidikan sebelum

berakhirnya setiap triwulan. Laporan realisasi penggunaan dana

dilengkapi dengan penjelasan tentang kelebihan atau kekurangan alokasi dana BOS berdasarkan jumlah murid di sekolah dengan melampirkan data jumlah murid. Realisasi penggunaan dana BOS sesuai dengan jumlah dan bukti-bukti yang sah dicatat dalam Buku Kas Umum oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu di KPA-SKPD Pendidikan berikut pengelompokan realisasi anggaran per jenis belanja. Pencairan triwulan kedua dan seterusnya diajukan oleh bendahara pengeluaran pembantu dengan memperhatikan perubahan alokasi per sekolah yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional SKPD Pendidikan melaporkan kekurangan atau kelebihan dana BOS per sekolah berdasarkan jumlah murid di masing-masing sekolah kepada Kementerian Pendidikan Nasional untuk dilakukan penyesuaian alokasi per sekolah.

commit to user

b) Evaluasi Penyaluran Dana BOS

Indikator kinerja program pada komponen penyaluran dana mencakup tersalurkannya dana BOS melalui Bank Daerah penyalur ke sekolah-sekolah di Kabupaten Dompu dengan tepat waktu.

Selama empat triwulan penyaluran, SDN 43 Woja mendapat dana BOS sesuai dengan waktu yang ditentukan. Tanpa ada kesulitan yang berarti pada proses penyaluran/pencairan yang baru tahun 2011 yang lebih singkat dari pada tahun-tahun sebelum. Dengan mendapat dana tepat waktu tentu SDN 43 Woja dapat segera menggunakan dana untuk membiayai kegiatan-kegiatan sekolah juga tepat waktu. Di akhir triwulan sekolah membuatkan laporan pertanggungjawaban untuk dikirimkan ke Kementerian Pendidikan Nasional. Berdasarkan observasi yang kami lakukan, seluruh penyaluran dan pelaporan SDN 43 Woja dilakukan tepat waktu.

5. Penggunaan Dana BOS

a) Sistem Penggunaan Dana BOS

Sejak awal perencanaan penggunaan dana BOS sudah menjadi materi pembahasan dalam pertemuan/musyawarah baik dengan guru, komite sekolah SDN 43 Woja maupun dengan orang tua siswa secara langsung. Bila diakhir periode terdapat sisa dana di masing-masing rekening sekolah, maka akan dikumpulkan kembali ke rekening Dinas Pendidikan Kabupaten yang kemudian akan disetorkan ke Kas Negara atau kemudian disimpan dan disalurkan kembali pada periode yang akan datang.

commit to user

b) Evaluasi Sistem Penggunaan Dana BOS

Indikator kinerja program mencakup penggunaan dana yang sesuai dengan Petunjuk Teknis penggunaan dana BOS 2011. Telaahan terhadap dokumen penggunaan dana diperoleh informasi bahwa dana BOS di SDN 43 Woja digunakan untuk pembayaran :

Tabel 4.1 Matriks Penggunaan Dana BOS pada SDN 43 Woja No Kegiatan dibiayai dana

BOS (sesuai juknis)

Kegiatan sekolah dibiayai dana BOS

Kesimpulan

1. Kegiatan penerimaan siswa baru Pembiayaan Penerimaan Siswa Baru (PSB) Sesuai Juknis 2. Pembelian/penggandaan

buku teks pelajaran

Pembelian buku pelajaran Sesuai Juknis 3. Pembiayaan kegiatan pembelajaran · Pembiayaan kegiatan pembelajaran (remedial dan pengayaan, pemantapan persiapan ujian)

· Pembelian rapor dan foto copy dokumen

· Membiayai tim urusan kurikulum, kesiswaan, humas, sarana dan prasarana

§ Pembelian alat olah raga

· Pembiyaan uji coba dan ujian nasional

Sesuai Juknis

Sesuai Juknis

Sesuai Juknis Sesuai Juknis

4. Pembelian bahan habis pakai Belanja ATK, materai Sesuai Juknis 5. Pembiayaan langganan daya

dan jasa

Biaya daya dan jasa listrik Sesuai Juknis 6. Pembiayaan perawatan sekolah Perawatan dan pengelolaan sekolah Sesuai Juknis 7. Pembayaran honorarium Honorarium guru dan

tenaga kependidikan

Sesuai Juknis 8. Pengembangan profesi guru Tidak ada 9. Biaya transportasi siswa

miskin Tidak ada 10 Pembiayaan pengelolaan BOS Biaya pengelolaan dana BOS Sesuai Juknis 11. Pembelian komputer/PC, printer

Belanja modal (printer) Sesuai Juknis 12. Kegiatan pengembangan /

pembinaan kesiswaan

Pengembangan diri dan pembinaan kesiswaan

Dokumen terkait