• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.7 Kerangka Pemikiran

2.9. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011:70), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena, jawaban yang

Tingkat Pendapatan (X1)

Tingkat Pendidikan(X2)

Tingkat Kesehatan (X3)

Kesejahteraan Rumah tangga Miskin (Y)

diberikan melalui hipotesis baru didasarkan teori, dan belum menggunakan fakta. Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan, atau pengamatan dengan teori. Hipotesis mengemukakan pernyataan tentang harapan peneliti mengenai hubungan-hubungan antara variabel-variabel dalam persoalaan.Oleh sebab itu rumusan masalah penelitian ini biasanya disusundalam kalimat pernyataan.

Dugaan sementara dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh positif antara tingkat pendapatan dengan kesejahteraan rumah tangga miskin.

2. Terdapat pengaruh positif antara tingkat pendidikan dengan kesejahteraan rumah tangga miskin.

3. Terdapat pengaruh positif antara tingkat kesehatan dengan kesejahteraan rumah tangga miskin.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kemiskinan merupakan keadaan dimana seseorang atau kelompok yang memiliki kurang dari standart tingkat pendapatan yang ditetapkan dan salah satu persoalan yang paling mendasar menjadi pusat perhatian pemerintahan sejak jamaan dahulu kala, tidak hanya di Indonesia, tapi juga hampir di seluruh belahan dunia dan menjadi salah satu penyakit di dalam perekonomian di hampir setiap negara,terlebih lagi di negara berkembang seperti Indonesia yang masih memiliki tingkat kemiskinan yang cukup tinggi dengan negara-negara yang bersebelahan dengan Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin Indonesia pada bulan September 2014 mencapai 27,73 juta orang atau 10,96 persen dari jumlah penduduk. Jumlah penduduk miskin terbanyak berada di daerah pedesaan yaitu mencapai 17,37 juta orang atau 13,76 persen, sedangkan jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan tercatat sebanyak 10,36 juta orang atau 8,16 persen. Pulau Jawa menjadi penyumbang jumlah penduduk miskin terbanyak yaitu 15,1 juta orang, diikuti Sumatera sebesar 6,07 juta orang, Sulawesi sebesar 2,05 juta orang, Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 2 juta orang dan Maluku dan Papua sebesar 1,4 juta orang. BPS juga mencatat selama periode tersebut, garis kemiskinan naik 3,17 persen, dari

sebelumnya Rp302.735 per kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp312.328 per kapita per bulan pada September 2014.

Ada tiga sebab terjadinya kemiskinan yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh kondisi badan dan mental seseorang, kemiskinan karena adanya bencana alam, dan kemiskinan buatan. Seperti yang diketahui, kemiskinan yang diakibatkan oleh kondisi badan dan mental serta akibat bencana alam, memang harus diterima. Sedangkan kemiskinan buatan bukan berarti seseorang atau masyarakat itu secara sengaja membuat dirinya miskin, tapi lebih disebabkan oleh sikap mental dan struktur dalam masyarakat yang membuat dirinya menjadi miskin, Dalam hal ini bahwa kemiskinan merupakan masalah yang tidak bisa dipisahkan apabila kita hendak membicarakan mengenai kesejahteraan.

Mempunyai kehidupan yang layak dan Sejahtera adalah harapan semua orang. Sejahtera dalam pendapatan, pendidikan, Kesehatan serta faktor yang lainnya. Masyarakat yang ingin memiliki kehidupan sejahtera akan bekerja dan berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Kelayakan hidup masyarakat dapat dilihat dari pekembangan pembangunan ekonomi yang digunakan sebagai salah satu faktor pencapaian suatu negara. Dalam Undang-Undang dasar 1945 mengatakan tujuan utama bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia. Tujuan dalam Undang-Undang tersebut tercapai jika dengan adanya peran pemerintah pusat atau daerah dalam membantu meningkatkan

standar kehidupan masyarakat yang sejahtera, tetapi karena luasnya wilayah Negara ini menyebabkan ketidakmerataan dalam menunjang kesejahteraan tersebut.

Kesejahteraan adalah keamanan, keselamatan dan kemakmuran. Dalam undang-undang No.11 Tahun 2009 juga tertulis tentang kesejahteraan masyarakat, kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Dari undang-undang tersebut dapat kita ambil kesimpulan dari kesejahteraan bahwa dalam kesejahteraan rumah tangga dapat kita hubungkan kedalam pendapatan rumah tangga tersebut yang akan mewujudkan kebutuhan akan sandang, pangan, papan dan kesehatan.

Kota Binjai adalah salah satu daerah tingkat II di Provinsi Sumatera Utara, posisi kota ini cukup strategis karena menjadi lintas sumatera, kota Binjai berjarak 22km dr kota Medan (Ibukota Provinsi Sumatera Utar ) kota Binjai terbagi atas 5 kecamatan yaitu Binjai Kota,Binjai Timur,Binjai Barat,Binjai Utara, dan Binjai Selatan. Kota Binjai berjumlah penduduk sekitar 252.263 jiwa yang terdiri dari 125.917 laki-laki dan 126.345 perempuan . Kota Binjai juga merupakan salah satu kota yang memiliki jumlah penduduk miskin yang rendah yaitu Pada tahun 2012 jumlah penduduk miskinnya menurun menjadi 17.200 ribu jiwa. Pada 2013 jumlah penduduk miskin bertambah menjadi 17.500 ribu jiwa.

Di zaman modern sekarang ini sangat berbanding terbalik dari kesejahteraan yang telah ada, bahwa ternyata sangat banyak persoalan yang dihadapi masyarakat

adalah bersumber dari jumlah kebutuhan yang tidak terbatas. Setiap keluarga mempunyai skala kebutuhan yang dipengaruhi oleh pendapatan mereka sendiri,kondisi pendapatan seseorang/keluarga akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga. Semakin tinggi pendapatannya semakin baik tingkat kesejahteraannya sebaliknya semakin sedikit pendapatannya maka semakin rendah tingkat kesejahteraanya. Pada rumah tangga/keluarga yang miskin dan masih rendah pendapatannya, sebagian besar pendapatan digunakan untuk membeli makanan, Kebanyakan rumah tangga miskin berpengahasilan rendah hanya memikirkan apa yang mereka makan hari ini dan tidak memikirkan apa yang mereka makan besok. Tingkat Kesejahteraan yang masih rendah dan kehidupan tidak memadai telah menyadarkan masyarakat untuk berusaha mencapai taraf hidup yang lebih tinggi. Pemerintah daerah juga mempunyai peran untuk mensejahterakan masyarakatnya terwujud memalui penyusunan dan pendapatan Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah(APBD). APBD menjelaskan sumber pemasukan dan pengeluaran daerah untuk setiap sektor dalam jangka satu tahun. Setiap ketetapan yang ditetapkan akan berpengaruh secara luas dalam suatu komunitas masyarakat.

Jika dilihat dari segi tingkat pendidikan pemerintah sudah menyediakan dan wajibkan untuk menempuh pendidikan wajib 12 tahun(SMA/sederajat) melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Masyarakat yang kurang mampu biasanya akan dibantu melalui dan BOS atau beasiswa siswa berprestasi dengan demikian pemerintah juga merupakan turut membantu dalam segi pendidikan akan tetapi sangat banyak rumah

tangga kekurangan informasi atau diluar dari bantuan itu untuk memenuhinya rumah tangga miskin akan berpikir memasukkan anak kejenjang pendidikan karena memikirkan diluar yang diterapkan pemerintah seperti baju,sepatu,peralatan sekolah lainnya. Kepala rumah tangga yang pendidikan rendah terkadang sampai tidak mengingat pentingnya suatu pendidikan untuk dirinya.Padahal pendidikan yang tinggi dan baik akan dapat meningkatkan keahlian dan sumber daya manusia. Kepala rumah tangga tersebut dapat meningkatkan penghasilannya melalui peningkatan pendidikan. Setiap naik ke jenjang sekolah lebih tinggi berarti meningkatkan kemampuan kerja dan tingkat penghasilan seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi maka perekonomiannya akan semakin membaik dan hal ini akan diikuti dengan meningkatnya kesejahteraan rumah tangga ataupun mendapatkan pengakuan kesejahteraan sosial dari masyarakat.

Peningkatan dari bidang kesehatan juga mencakup dalam kesejahteraan, maka dalam hal ini yang dimaksud sehat adalah kesehatan fisiknya, kesehatan mentalnya dan kesehatan sosialnya atau terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri. Dalam upaya meningkatkan pembangunan kualitas kesehatan masyarakat banyak upaya yang dilakukan pemerintah seperti melakuka pembrantasan penyakit menular, imunisasi untuk balita, perbaikan gizi masyarakat, penyediaan fasilitas rumah sakit, puskesmas, juga tenaga kesehatan yang mmenuhi standart dan professional dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Hal diatas menjadi dasar ketertarikan penulis mengadakan penelitian dengan rumah tangga miskin yang mempunyai pendapatan yang rendah sehingga tidak mampu meningkatkan kesejahteraannya. Peneliti juga ingin menganalisia seberapa besar pengaruh pendapatan, pendidikan,kesehatan dan jumlah tanggungan anggota keluarga terhadap kesejahteraannya.

Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin menganalisa lebih lanjut mengenai kesejahteraan pada rumah tangga miskin,maka penulis tertarik menulis judul skripsi dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Rumah Tangga Miskin di Kota Binjai”

Dokumen terkait