• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Kerangka Pemikiran

Sayuran hidroponik ialah sayuran yang dalam proses penanamannya tidak menggunakan pestisida dan bahan kimia lainnya, menjadi pilihan dari berbagai

pilihan konvensional lainnya menimbulkan beberapa faktor selain kesehatan sebagai keputusan konsumen untuk membeli sayuran hidroponik.

Banyak banyak faktor-faktor yang mnempengaryuhi keputusan konsumen dalam membeli sayuran hidroponik,seperti pendapatan, pendidikan, umur, jumlah pengeluaran,umur maupun pengalaman membeli.

Menurut Beverlyet. al (2008)Umur seseorang dapat menurunkan kemampuan daya ingat (working memory capacity), serta kemampuan untuk mengolah informasi yang diterima. Hal ini dapat mempengaruhi kreativitas seseorang untuk menerima dan mengembangkan ide-ide baru yang lebih kreatif. Selain itu, Beverly juga mengatakan, seseorang yang berumur lebih muda, dapat menukan ide (invention) dan merespon masalah lebih cepat. Pada umur 20-an seseorang biasanya mengalami transformasi dari remaja menjadi dewasa muda. Meski tak luput dari kesalahan, akan lebih baik jika Anda menjadikannya sebagai pelajaran.

Itu mengapa umur 20-an jadi saat yang tepat untuk menyetop kebiasaan buruk dan memulai hidup yang lebih sehat, baru yang lebih kreatif.

Tingkat pendidikan dan pengetahuan sejalan dimana informasi yang didapat dari dua hal tersebut dapat jadi pertimbangan untuk membeli sesuatu barang. Dimana pengambil keputusan memiliki segala informasi yang di dapatkannya sebagai penimbang keputusan untuk membeli atau tidak.

Pendapatan keluarga menjadi hal yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dimana pendapatan cukup tinggi konsumen berpeluang untuk membeli yang tinggi juga dan tidak dapat di pungkiri pendapat keluarga berkaitan

21

dengan jumlah anggota keluarga. Untuk itu banyak pertimbangan didalam pendapatan keluarga agar dapat digunakan seefisien dan seefektif mungkin.

Peran anggota keluarga dalam pengambilan keputusan adalah sebagai inisiator, pemberi pengaruh (influencer), penyaring informasi, pengambilan keputusan (decider), pembeli (buyer), dan pengguna (user ) dan jumlah anggota keluarga itu sendiri menjadi pengaruh terhadap pengambil keputusan untuk memeutuskan membeli atau tidaknya sebuah barang.

Dan untuk lebih memudahkan mengarahkan penelitian ini, maka disusun kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 1

.

Skema Kerangka Pemikiran 2.5 Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah, maka di ambil hipotesis penelitian yaitu:

umur, pendidikan, pendapatan keluarga, pengetahuan dan jumlah anggota keluarga berpengaruh nyata terhadap keputusan konsumen dalam membeli sayuran hidroponik dikota Medan.

Pengetahuan Pendapatan Keluarga

Tingkat Pendidikan Umur

Keputusan Membeli

Jumlah Anggota Dalam Keluarga

: Adanya hubungan : Mempengaruhi

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode penentuan daerah penelitian ditentukan secara purposive (sengaja), artinya daerah penelitian dipilih berdasarkan tujuan penelitian. Tempat yang menjadi daerah penelitian yaitu Pasar Buah Pondok Indah, Berastagi Supermarket, Transmart, SmarCo yang berada di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Pertimbangan ini didasarkan karena pada Pusat Pasar tersebut yang menyediakan sayuran hidroponik, yakni masyarakat kota Medan . Dimana hasil penelitian di lokasi tersebut dapat bermanfaat untuk menentukan faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli sayuran hiroponik.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode Accidental Sampling.Sampel merupakan konsumen yang sedang berbelanja, baik konsumen yang membeli dan tidak membeli sayuran hidroponik Dilakukannya Accidental Sampling karena jumlah populasi konsumen sayuran hidroponik di Kota Medan yang tidak terdata. Setiap responden yang akan dipilih dan diwawancarai tidak ditetapkan sebelumnya. Jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian adalah 80 responden. Dengan alas an menganalisis respon dan deskripsi konsumen yang berbelanja. (Supriana, 2016)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data di lakukan dengan wawancara yang di lakukan di pusat pemberlanjaan dengan memberikan kuesioner yang berisi pertanya untuk

23

mengetahui data primer konsumen yang ideal seperti data umur, tingkat pendidikan, pendapatan, dan seputar tentang sayuran hidroponik yang ideal dengan penelitian ini.

Data sekunder yang di kumpulkan antara lain gambaran umum daerah penelitian, data demografi, data produksi sayuran hidroponik. Data tersebut di peroleh dari instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik, dinas terkait, buku literature serta media internet yang sesuai dengan penelitian.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk membahas identifikasi masalah, dianalisis dengan menggunakan metode analisis regresi logistik biner. Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner, akan ditabulasikan kemudian dianalisis. Data tersebut akan diuji dengan metode regresi logistik. Menurut Gujarati (2012), model logistik adalah prosedur permodelan yang diterapkan untuk memodelkan variabel respon (Y) yang bersifat kategori berdasarkan satu atau lebih variabel prekdiktor (X), baik itu yang bersifat kategori maupun kontiniu.

( )Persamaan model logistik yang digunakan:

ln = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4 X4 + β5 X5

Dimana :

Pi = Peluang konsumen membeli sayuran hidroponik 1-Pi = Peluang konsumen tidak membeli sayuran hidroponik ln = Keputusan Konsumen (Membeli Y=1 , Tidak Membeli Y=0) 𝑥1 = Umur (tahun)

𝑥2 = Tingkat pendidikan (tahun) 𝑥3 = Pendapatan (Rp/bln) 𝑥4 = Pengetahuan

𝑥5 = Jumlah Aggota Keluarga

𝛽0, 𝛽1, 𝛽2, 𝛽3, 𝛽4, 𝛽5 adalah Parameter.

Kriteria Uji

a. Uji Hosmer and Lemeshow

H0 : (1-B) = 0, B (distribusi frekuensi estimasi/observasi) = 1. Artinya tidak ada perbedaan antara distribusi obeservasi dengan distribusi frekuensi estimasi, sehingga model dinyatakan layak digunakan.

H1 : ada perbedaan antara distribusi observasi dengan distribusi frekuensi estimasi.

Sig. > 0,05 ; tolak H1, terima H0 Sig. ≤ 0,05 ; terima H1, tolak H0

b. Uji seluruh model (uji G)

H0 : 𝛽1 = 𝛽2 = 𝛽3 = 𝛽4 = 𝛽5 = 𝛽6 = 0, dimana tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat.

H1 : 𝛽1 = 𝛽2 = 𝛽3 = 𝛽4 = 𝛽5 = 𝛽6 ≠ 0, sekurang-kurangnya terdapat satu variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat.

Sig. > 0,05 ; tolak H1, terima H0 Sig. ≤ 0,05 ; terima H1, tolak H0

c. Uji Wald

25

𝑎,1 𝑎,1

Uji ini untuk menguji signifikansi setiap variabel bebas.

H0 : βj = 0 untuk suatu j tertentu; j = 1, 2, 3, 4, 5, 6..p maka tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

H1 : βj ≠ 0 maka ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Wj ≤ χ2 atau Sig. > 0,05; terima H0, tolak H1 Wj > χ2 atau Sig. < 0,05; terima H1, tolak H0

d. Efek Marginal

Efek marginal dapat melihat rata-rata perubahan dengan cara menghitung suatu variabel bebas sementara variabel lain dianggap konstan. Untuk model logit, tingkat perubahan probabilitas dari keterjadian sebuah peristiwa adalah sebagai berikut :

Efek Marjinal = β. P. (1 - P) Dimana :

P = probabilitas konsumen membeli sayuran hidroponik β = koefisien dari variabel independen

3.5 Definisi & Batasan Operasional

Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut:

3.5.1 Definisi Operasional

1. Hidroponik merupakan sebutan untuk sebuah teknologi bercocok tanam menggunakan aliran air.

2. Sampel adalah responden yang membeli sayuran hidroponik dan tidak membeli sayuran hidroponik.

3. Keputusan Konsumen yang dimaksud adalah keputusan konsumen dalam membeli sayuran hidroponik. Keputusan pembelian ini merupakan tahap dimana konsumen membuat keputusan membeli ataupun tidak membeli sayuran hidroponik.

4. Umur adalah usia masyarakat sampel dari mulai lahir hingga pada saat penelitian dilaksanakan dinyatakan dalam tahun.

5. Tingkat pendidikan masyarakat sampel adalah jumlah tahun pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh sampel, yang dinyatakan dalam satuan tahun.

6. Pendapatan adalah pendapatan keluarga sampel yang didapatkan dari setiap anggota keluarga yang bekerja dan menghasilkan. Dinyatakan dalam satuan rupiah/bulan.

7. Pengetahuan adalah pengetahuan konsumen terhadap sayuran hidroponik yang di dapatkannya dari lingkungan ataupun media lain.

8. Jumlah anggota keluarga ada jumlah keluarga yang masih tinggal bersama dalam satu rumah dan menjalani interaksi tiap hari dengan responden .

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

2. Sampel adalah konsumen yang memutuskan untuk membeli dan tidak membeli sayuran hidroponik di Kota Medan.

3. Waktu Penelitian adalah bulan Juni 2018.

27

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTI SAMPEL

4.1.1 Geografis

Penelitian dilakukan di Kota Medan yang merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Utara.Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' BujurTimur. Kota Medan beradap ada ketinggian 2,5-37,5 meter di atas permukaan laut. Secara administratif, batas w ilayah Kota Medan berbatasan langsung dengan Kabupaten Deliserdang di sebelah utara, selatan, barat dan timur.

Kota Medan merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265.10 km2, yang secara administrasi dibagi atas 21 kecamatan yang mencakup 151 kelurahan. Sebagian besar w ilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.

Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun Sampali berkisar 23,30C- 24,40C dan suhu maksimum berkisar antara 30,90C- 33,60

C.Hari hujan di Kota Medan menurut Stasiun Sampali rata- rata perbulan 19 hari dengan rata- rata curah hujan per bulannya 171,2 mm.

4.1.2 Tata Guna Tanah/Lahan

Pola penggunaan tanah di Kota Medan sangat beragam jenisnya.Penggunaan tanah terdiri dari bangunan-bangunan yang menjulang tinggi dan sangat besar yaitu mulai dari bangunan pemukiman, perkantoran, pemerintahan, tempat ibadah,

pusat-pusat perbelanjaan modern, pasar-pasar tradisional, fasilitas umum, bangunan pendidikan, tempat rekreasi, restoran, hotel dan lahan pertanian di pinggiran kota. Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia sehingga keadaan bangunan sangat padat dan rapat dengan jumlah penduduk yang banyak 4.1.3 Keadaan Penduduk

4.3.1. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan

Penduduk Kota Medan berjumlah 2.097.610 orang dengan rumah tangga yang terbesr di setiap kecamatan dan kelurahan di Kota Medan. Jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki. Tabel 1 menunjukkan bahwa usia non produktif (0-14 tahun) yang terdiri dari bayi, balita, anak-anak dan remaja berjumlah 574.129 jiwa (27,37 %). Jumlah usia produktif (15-54 tahun) yaitu orang dewasa sebesar 1.337.435 jiwa (63,76%). Dan jumlah manula (≥ 55 tahun) sebesar 186.046 jiwa (8,87%).

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai jumlah dan persentase penduduk Kota Medan berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1.

29

4.1. Penduduk

Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tabel 4.1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk di Kota Medan adalah 2.210.624 jiwa dengan rincian laki-laki 1.091.937 (49,70 %) dan perempuan 1.118.687 (50,30%) menunjukkan bahwa di Kota Medan jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki.

Tabel 4.1. menunjukkan jumlah penduduk yang paling tinggi adalah kelompok umur 15-19 tahun sebanyak 238.504 jiwa (11,71%) dan jumlah penduduk yang paling rendah adalah kelompok umur 60- 64 tahunsebanyak41.279 jiwa (2,03%).

4.3.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Komposisi penduduk Kota Medan dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Kota Medan menurut Jenis Pekerjaan Kelompok

Umur (Tahun)

Laki-Laki Perempuan Jumlah

(Jiwa)

No Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

Sumber: BPS, Medan dalam Angka 2016

Tabel 4.2.Menunjukan penduduk Kota Medan yang memiliki pekerjaan dengan jumlah terbesar adalah sebagai tenaga pengajar yaitu sebesar 43.551jiwa(11,38%), pegawai negeri sebesar 18.670 jiwa (4,88%), dan pegawai swasta sebesar 14.570 jiwa (3,81%). Dan lain-lainnya sebesar 300.000 (78,37%) yang tidak diketahui apa yang menjadi pekerjaannya.

Sedangkan penduduk Kota Medan yang memiliki pekerjaan dengan jumlah terendah adalah sebagai Tenaga Kerja bagian Kesehatan yaitu sebesar 2.399 jiwa (0,63%). Hal tersebut menyatakan sedikitnya peminat masyarakat di Kota Medanyang bekerja di bagian kesehatan.

4.3.3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Komposisi penduduk Kota Medan berdasrka tingkat pendidikan terdiri dart tamat SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi.

Untuk mengetahui lebih jelas dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.3.Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase

(%)

1 SD 412.893 21,51

2 SLTP 626.617 32,65

3 SLTA 6705.97 39,94

4 PerguruanTinggi 209.246 10,90

Jumlah 1.919.353 100

Sumber : BPS, Medan dalam Angka 2016

31

Tabel 4.3. menunjukkan tingkat pendidikan Kota Medan berada pada tingkat pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebesar 670.597 orang (39,94%), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebesar 626.617 orang (32,65%), Sekolah Dasar berjumlah 412.893 orang (21,51%) dan PerguruanTinggi sebanyak 209.246 orang (10,90%). Jumlah penduduk Kota Medan menurut tingkat pendidikan paling terbanyak adalah pada tingkat pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebesar 670.597 orang (39,94). Dan jumlah penduduk Kota Medan menurut tingkat pendidikan yang paling rendah adalah pada tingkat pendidikan Perguruan Tinggi sebesar 209.246 orang (10,90). Hasil tersebut menunjukkan masih minimumnya tingkat pendidikan sarjana di Kota Medan.

Tabel 4.4. Jumlah Pusat Pemberlanjaan Kota Medan dan Status Ketersediaan Sayuran Hidroponik

No Pusat Pembelanjaan Ketersediaan

1 Berastagi Supermarket Ada

2 Carefour Citra Garden Tidak Ada

3 Centre Point Tidak Ada

Sumber : Data Primer , Januari 2018

Dari Tabel 4.4. dapat dilihat bahwa hanya sedikit pusat perbelanjaan yang menyediakan dan menjual sayuran hidroponik. Hanya ada 4 pusat pemberlanjaan yaitu Berastagi Supermarket, TransMart , SmarCo, dan Pondok Indah Pasar Buah.

4.1.4 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Semakin baik sarana dan prasarana akan mempercepat laju pembangunan. Sarana dan prasaran di Kota Medan saat ini sangat baik, hal ini dapat kita lihat dari kesehatan, trasnsportasi dan pasar yang sudah cukup memadai.Sarana transportasi di Kota Medan sangat lengkap baik di dalam kota, keluar kota maupun keluar negeri. Transportasi yang tersedia yaitu darat (Bus, Angkutan Kota, KeretaApi), laut (Kapal) serta udara (pesawat). Untuk transportasi di dalam kota, sebagian besar memanfaatkan jasa angkutan kota (angkot) dengan trayek yang bermacam- macam. Untuk transporta silaut, pelabuhan yang terkenal di Kota Medan adalah Pelabuhan Belawan. Untuk transportasi udara, di Kota Medan terdapat Bandara Polonia Medan dan Bandara Internasional Kuala Namu Medan. Untuk mengetahui lebih jelas sarana dan prasarana di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Sarana dan Prasarana Kota Medan

No Sarana dan Prasarana Satuan Jumlah

1 Sekolah

b.JalanSedang Km 446,15

c. JalanRusak Km 128,37

4 Pasar

a. PasarTradisional Unit 56

b. PasarSwalayan Unit 30

Sumber : BPS, Medan dalamAngka 2016

33

Tabel 4.5. menunjukkan sarana pendidikan di kota Medan sangat lengkap mulai dari yang terendah hingga tertinggi sehingga status skolah pun beragam mulai dari negeri, swasta, maupun sekolah luar negeri yang tersebar di setiap sudut dan pelosok kota Medan.

Sarana kesehatan sangat diperlukan oleh penduduk kota besar seperti KotaMedan yang berpenduduk besar. Sarana Kesehatan yang ada yaitu BPU 375 unit, rumah bersalin 270 unit, rumah sakit 68 unit dan puskesmas 39 unit yang tersebar di seluruh kecamatan KotaMedan.

Sarana tempat ibadah di Kota Medan sangat memadai.Tempat- tempat ibadah berdiri megah di setiap sudut kota sesuai dengan agama yang dianut masing- masing masyarakat. Adapun tempat ibadah yang ada di Kota Medan adalah Mesjid rumah ibadah untuk agama Islam, Gereja sebagai rumah ibadah agama Kristen, Wihara sebagai rumah ibadah agama Budha dan Kuil sebagai rumah ibadah agama Hindu.

Pasar- pasar atau pusat perbelanjaan di kota Medan juga sangat banyak dan sangat cukup memadai. Pasar- pasar yang ada di kota Medan dapat digolongkan menjadi pasar tradisional dan pasar swalayan. Pasar tradisional identik dengan bangunan- bangunan yang biasa saja, atau tidak terlalu megah.Sedangkan pasar swalayan identik dengan bangunan- bangunan yang besar dan megah.

4.2.Karakteristik Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen sayuran yang mengkonsumsi atau sedang membeli sayuran hidroponik di Berastagi Supermarket, SmarCo, Transmart Plaza Medan Fair, Pondok Indah Pasar Buah.Karakteristik sampel yang

dimaksud adalah umur, tingkat pendidikan, pendapatan, pengetahuan, jumlah anggota keluarga.

4.2.1.Umur

Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli semasa hidupnya.Umur berhubungan dengan selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi.

Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Tingkat pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh usianya.

Keadaan umur sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel diberikut.

Tabel 4.6. Komposisi Sampel Berdasarkan Umur

No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 19-29 51 63,75

46,6

2 30-40 16 20

31

3 41-51 4 5

4 52-62 9 11,25

Jumlah 80 100

Diolah dari Lampiran

Tabel 4.6.menunjukkan jumlah sampel yang paling tinggi adalah sampel kelompok umur19-29 tahun sebanyak 51 orang (63,75%), dan yang paling rendah adalah sampel kelompok umur 41-51 tahun sebanyak 4 orang(5%).

Hal tersebut menunjukkan penduduk Kota Medan paling dominan sebagai konsumen sayuran hidroponik adalah di kisaran umur 19-29 tahun .

4.2.2.Tingkat Pendidikan

Pendidikan seseorang sangat mempengaruhi pilihannya. Apabila pendidikan responden tinggi maka akan lebih memilih barang yang berkualitas baik, tingkat

35

pendidikan dapat dilihat dari pendidikan terakhir responden.

Tingkat pendidikan masyarakat sampel dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 4.7. Komposisi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 SD 0 0

2 SMP 0 0

3 SMA 24 30

4 Diploma 17 21,25

5 S-1 39 48,75

Jumlah 80 100

Data diolah dari Lampiran

Tabel 4.7. menunjukkan jumlah tingkat pendidikan sampel yang paling tinggiadalah S-1 sebanyak 39 orang (48,75%) dan yang paling rendah adalah Diploma sebanyak 17 orang (21,25%). Pendidikan responden sangat erat hubungannya dengan pengetahuan terhadap suatu produk baikdari segi kualitas maupun manfaatnya. Sehingga sangat penting pendidikan di tingkatkan dalam kehidupan sostial maupun ekonomi masyarakat kota Medan.

4.2.3.Pendapatan Keluarga

Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat.Tinggi ataurendah nya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan akan suatu produk. Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada uang yang sedikit untuk dibelanjakan sehingga masyarakat akan membelanjakan lebih sedikit uang untuk beberapa produk dan mungkin pula terhadap sayuran hidroponik.

Pendapatan masyarakat sampel dapat dilihat pada table di bawah ini

Tabel 4.8. Komposisi Samel Berdasarkan Total Pendapatan Keluarga

No Pendapatan (Rp) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 2.000.000 ≤ X < 5.000.000 37 46,25

2 5.000.000 ≤ X < 8.000.000 15 18,75

3 8.000.000 ≤ X < 11.000.000 17 21,25

4 > 15.000.000 11 13,75

Jumlah 80 100

Data diolah dari Lampiran

Tabel 4.8. menunjukkan jumlah pendapatan yang paling banyak adalah Rp.2.000.000 -Rp5.000.000 sebanyak 37 orang (46,25) dan paling sedikit adalah>Rp. 15.000.000 sebanyak 11 orang (13,75%).

Pendapatan penduduk di Kota Medan banyak diperoleh dari pekerjaan utama maupun pekerjaan sampingan. Dan termasuk kota yang penduduknya memiliki pendapatan yang relatif besar dibandingkan daerah lain yang ada di provinsi Sumatera Utara.

4.2.4. Jumlah Anggota Keluarga

Keluarga adalah organisasi yang terbentuk untuk mencapai fungsi tertentu yang lebih efektif dibandingkan individu yang hidup sendiri. Walaupun analisis konsumen mungkin tidak mempunyai opini mengenai apakah keluarga harus mempunyai anak atau tidak. Konsekuensi ekonomi dengan hadirnya anak menciptakan struktur permintaan akan pakaian, makana, perbot, rumah, perawatan kesehatan, pendidikan dan produk lain. Anak di dalam keluarga dapat menyebabkan menurunnya permintaan akan produk lain, seperti perjalanan, restoran, pakaian orang dewasa, dan banyak barang yang bebas pilih.

37

Tabel 4.9. Komposisi Sampel Berdasarkan Jumlah Aggota Keluarga Jumlah anggota

keluarga Total (Keluarga) Persentase (%)

2 6 7,5

3 7 8,75

4 22 27,5

5 23 28,75

6 15 18,75

7 6 7,5

8 1 1,25

Total 80 100

Data diolah dari Lampiran

Tabel 4.9. Menunjukan jumlah anggota kelompok yang paling banyak ada 23 jumlah keluarga yang beranggotakan 5 orang, dan anggota kelompok yang paling sedikit ada 1 anggota keluarga yang memiliki anggota keluarga sebanyak 8 orang.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan terhadap konsumen sayuran hidroponik yang sedang membeli sayuran hidroponik di pussat pemberlanjaan Berastagi Supermarket, TransMart, SmarCo, dan Pondok Indah Pasar Buah di Kota Medan. Pada penelitian ini ditetapkan 80 sampel.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya, faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan keputusan konsumen yaitu umur konsumen, tingkat pendidikan konsumen, pendapatan keluarga konsumen, jumlah keluarga, pengetahuan konsumen. Oleh karena itu untuk mengetahui bagaimana hubungan dari semua faktor-faktor tersebut terhadap pengambilan keputusan konsumen untuk menkonsumsi sayuran hidroponik maka digunakan pengujian dengan Logistik Biner.

Untuk lebih jelas mengetahui hubungan faktor umur konsumen, tingkat pendidikan konsumen, pendapatan keluarga konsumen, jumlah keluarga, pengetahuan konsumen terhadap pengambilan dalam memilih untuk menoknsumsi sayuran hidroponik dapat dilihat pada penjelasan berikut ini.

5.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Membeli Sayuran Hidroponik di Kota Medan

5.1.1. Distribusi Keputusan Konsumen dalam Membeli Sayuran Hidroponik di Kota

Medan

Distribusi keputusan konsumen untuk membeli sayuran hidroponik di kota Medan dapat dilihat dari Tabel 5.1

39

Tabel 5.1. Distribusi Keputusan Konsumen dalam Membeli Sayuran Hidroponik

Keputusan Keputusan untuk Membeli Sayuran Hidroponik Total (orang) Persentase (%)

Ya 54 67,5

Tidak 26 32,5

Total 80 100

Sumber: Data diolah dari Lampiran 1

Tabel 5.1. memperlihatkan jumlah persentase keputusan konsumen di daerah penelitian dalam memilih sayuran hidroponik, yaitu sebanyak 54 sampel atau sebesar 67,5%, konsumen di Kota Medan memilih sayuran hidroponik . Sedangkan sisanya yaitu sebanyak 26 sampel atau sebesar 32,5%, konsumen di kota Medan memilih untuk tidak membeli sayuran hidroponik dan lebih menkonsumsi sayuran konvensional. Adapun kuesioner yang disebarkan adalah sebanyak 80 kuesioner.

Tabel 5.2. Operasional Variabel

Operasional variable bias kita lihat di table di bawah ini:

5.1.2. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Konsumen dalam membeli Sayuran Hidroponik di Kota Medan

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli sayuran hidroponik dengan menggunakan regresi model logistik biner. Analisis ini bertujuan untuk melihat peluang variabel bebas yaitu umur konsumen, tingkat

Tingkat Pendidikan X2 Ordinal Tahun

Total Pendapatan X3 Ordinal Rupiah

Pengetahuan X4 Nominal Tau Atau Tidak

Jumlah Anggota Keluarga X5 Ordinal Jiwa

pendidikan konsumen, pendapatan keluarga konsumen, jumlah keluarga dan pengetahuan konsumen apakah memiliki pengaruh atau tidak terhadap variabel terikat yaitu keputusan konsumen dalam membeli sayuran hidroponik (1) dan keputusan konsumen untuk tidak membeli sayuran hidroponik (0). Melalui uji yang dianalisis dengan software SPSS 17.0 maka didapatkan hasil pada Tabel 5.2

Tabel 5.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsumen dalam Membeli Sayuran Hidroponik

Negelkerke R-square = 0,473 G = 33.080 (sig = 0,000) Chi-square = 7.665 (sig = 0,467

Persamaan Logit :

Adapun rumus dari metode logit ini adalah:

ln = - 6,667 + 0,051 + 0,174X2 + 0,000X3 + 22,722X4 + 0,391X5 Dimana :

Pi = Peluang konsumen membeli sayuran hidroponik (Y=1) 1-Pi = Peluang konsumen tidak membeli sayuran hidroponik (Y=0) Y = Keputusan konsumen

𝑥1 = Umur (tahun)

Variabel B Sig. Exp(B)

Umur -0,051 0,042 0,950

Tingkat Pendidikan -0,174 0,363 0,840

Total Pendapatan 0,000 0,357 1,000

Pengetahuan -22,722 0,999 0,000

Jumlah Anggota Keluarga -0,391 0,115 0,676

Constant 6,667 0,068 785,829

41

𝑥2 = Tingkat pendidikan (tahun) 𝑥3 = Pendapatan Keluarga (Rp/bln) 𝑥4 = Pengetahuan

𝑥5 = Jumlah Anggota Keluarga a. Uji Hosmer and Lemeshow

Hasil uji Hosmer Lemeshow Test dapat ditunjukkan pada Tabel berikut:

Tabel 5.4.Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 7.665 8 0,467

Data diolah dari Lampiran

Dari hasil perhitungan pada Tabel 5.3. dapat dilihat bahwa nilai Chi-square yang diperoleh adalah sebesar 7.665 dengan tingkat signifikansi sebesar 0 ,467. Tingkat signifikansi yang diperoleh > 0,05, sehingga H0 tidak bisa di tolak. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat

Dari hasil perhitungan pada Tabel 5.3. dapat dilihat bahwa nilai Chi-square yang diperoleh adalah sebesar 7.665 dengan tingkat signifikansi sebesar 0 ,467. Tingkat signifikansi yang diperoleh > 0,05, sehingga H0 tidak bisa di tolak. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat

Dokumen terkait