• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terdapat banyak faktor yang saling memengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Salah satunya yaitu ketepatan dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran.

Problem based learning merupakan model pembelajaran yang menekankan pada pemberian stimulus kepada siswa berupa penyajian suatu masalah kontekstual yang harus dipecahkan dengan mengeksplor pengetahuan dan pengalaman siswa. Penggunaan model problem based learning mampu mengaktifkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Guru tidak berperan sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi guru berperan sebagai fasilitator. Adapun langkah-langkah penerapan model problem based

30

learning yaitu (1) membimbing siswa menentukan masalah, (2) membantu siswa dalam merumuskan masalah, (3) membantu siswa merumuskan hipotesis, (4) mendorong siswa untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, (5) membantu siswa menguji hipotesis, (6) membantu siswa menentukan pilihan penyelesaian.

Penerapan model problem based learning akan lebih maksimal jika dipadukan dengan media pembelajaran yang relevan, yaitu media grafis. Media grafis yaitu salah satu bentuk dari media visual yang dapat menyampaikan pesan melalui gambar dan kata-kata. Penggunaan media grafis ditujukan untuk dapat menarik perhatian siswa, serta memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Melalui perpaduan antara penggunaan model problem based learning dengan media grafis, diharapkan guru mampu menciptakan pembelajaran aktif dengan mengoptimalkan keterlibatan siswa. Oleh sebab itu maka diharapkan terdapat pengaruh pada hasil belajar IPA siswa.

Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini adalah:

Gambar 2.1 Skema kerangka pikir peneliti

Hasil belajar IPA rendah

Proses

Terdapat pengaruh pada hasil belajar IPA siswa

Output Input

Aktivitas pembelajaran melalui penerapaan model problem based

31

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, dan tujuan penelitian maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan model problem based learning dengan media grafis terhadap hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen.

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2010: 3), metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Selanjutnya, Syaodih (2007: 52) menjelaskan bahwa metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Fraenkel dkk (dalam Sanjaya, 2013: 87) menyatakan bahwa the basic idea underlying of experimental research is really quite simple: try something and systematically observe what happens. Sugiyono (2010: 107) menjelaskan bahwa metode penelitian eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendalikan.

Peneliti menggunakan bentuk penelitian semu (quasi experimental design). Pemilihan penggunaan quasi experimental design ini didasari karena sulitnya mengontrol semua variabel-variabel luar yang ikut mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi experimental design terdiri dari dua bentuk yaitu time series design dan nonequivalent control group design.

33

Adapun jenis design yang dipilih dalam penelitian ini yaitu nonequivalent control group design. Pada desain ini terdapat dua kelompok yang tidak dipilih secara random, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum kelompok eksperimen diberikan perlakuan (treatment), kedua kelompok tersebut diberikan pre-test untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pre- test yang baik adalah jika nilai kedua kelompok hampir sama atau tidak berbeda secara signifikan.

Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

O1 X O2 O3 O4

Sumber: Sugiyono (2010: 116) Keterangan:

X : perlakuan (treatment)

O1 : pre-test sebelum diberi perlakuan pada kelompok eksperimen

O2 : post-test setelah diberi perlakuan pada kelompok eksperimen

O3 : pre-test pada kelompok kontrol

O4 : post test pada kelompok kontrol

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakterisitk tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 117).Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 79 siswa. Data populasi dalam penelitian ini yaitu:

34

Tabel 3.1 Jumlah siswa kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara tahun pelajaran 2014/2015

No. Kelas Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan

1 IV A 27 13 14

2 IV B 26 13 13

3 IV C 26 13 13

Jumlah 79 siswa 39 40

Sumber: TU SD Negeri 4 Metro Utara tahun pelajaran 2014/2015

Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa kelas IVA berjumlah 27 siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan, kelas IVB dan IVC masing-masing berjumlah 26 siswa terdiri dari 13 siswa laki- laki dan 13 siswa perempuan.

Selanjutnya berdasarkan tabel 1.1 mengenai data hasil belajar siswa, diketahui bahwa di kelas IVA siswa yang mampu mencapai KKM yaitu berjumlah 10 siswa atau sekitar 37,04%, di kelas IVB siswa yang mampu mencapai KKM berjumlah 7 siswa atau sekitar 26,92%, dan di kelas IVC siswa yang mampu mencapai KKM yaitu berjumlah 9 siswa atau sekitar 34,62%. Berdasarkan data tersebut maka diketahui bahwa kelas IVB memiliki data hasil belajar yang paling rendah di antara yang lainnya.

2. Sampel

Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data di mana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi (Siregar, 2013: 30). Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive. Sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2010: 124).

35

Dari populasi sebanyak 3 kelas dengan jumlah 79 siswa, peneliti mengambil sampel kelas IVC berjumlah 27 siswa sebagai kelas kontrol dan kelas IVB berjumlah 26 siswa sebagai kelas eksperimen.

Pemilihan sampel tersebut berdasarkan pada pertimbangan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IVB pada tanggal 23 Nopember 2014 menunjukkan bahwa ketercapaian hasil belajar siswa tergolong paling rendah di antara kedua kelas lainnya. Selain itu dalam proses pembelajaran siswa terkesan pasif. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka peneliti menentukan sampel kelas IVB sebagai kelas eksperimen.

C. Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas (Independen)

Menurut Sugiyono (2010: 61) variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen/terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah model problem based learning dengan media grafis.

1) Model Problem Based Learning

Problem based learning adalah model pembelajaran yang menekankan pada pemberian stimulus kepada siswa berupa penyajian suatu masalah kontekstual yang harus dipecahkan dengan mengeksplor pengetahuan dan pengalaman siswa.

36

2) Media Grafis

Media grafis yaitu salah satu bentuk dari media visual yang dapat menyampaikan pesan melalui gambar dan kata-kata. Media grafis terdiri dari gambar, grafik, bagan, poster, diagram, sketsa, foto, dan papan planel. Penggunaan media grafis ditujukan untuk dapat menarik perhatian siswa, serta memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran secara lebih konkrit.

b. Variabel Terikat (Dependen)

Menurut Sugiyono (2010: 61) variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar.

 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bentuk perubahan prilaku seseorang setelah mengalami kegiatan belajar. Indikator hasil belajar tidak dilihat secara terpisah, melainkan komprehensif mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi suatu variabel dengan mengkategorikan sifat-sifat menjadi elemen-elemen yang dapat diukur. Berikut adalah definisi operasioanl variabel yang digunakan dalam penelitian ini:

37

a. Model Problem Based Learning

Problem based learning adalah model pembelajaran yang menekankan pada pemberian stimulus kepada siswa berupa penyajian suatu masalah kontekstual yang harus dipecahkan dengan mengeksplor pengetahuan dan pengalaman siswa. Adapun langkah- langkah penerapan model problem based learning (1) membimbing siswa menentukan masalah, (2) membantu siswa dalam merumuskan masalah, (3) membantu siswa merumuskan hipotesis, (4) mendorong siswa untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, (5) membantu siswa menguji hipotesis, (6) membantu siswa menentukan pilihan penyelesaian. Penerapan model problem based learning dapat diukur menggunakan Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG) dengan rentang skor 1-4.

b. Media Grafis

Media grafis yaitu salah satu bentuk dari media visual yang dapat menyampaikan pesan melalui gambar dan kata-kata. Media grafis terdiri dari gambar, grafik, bagan, poster, diagram, sketsa, foto, dan papan planel. Pada penelitian ini media grafis yang digunakan yaitu berupa media gambar.

Indikator media gambar yang baik yaitu memperjelas sajian ide, memuat ringkasan visual suatu proses, mudah untuk diperoleh dan digunakan, serta dapat menarik perhatian siswa dengan tampilan gambar berwarna. Penggunaan media grafis dapat diukur menggunakan Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG) dengan

38

rentang skor 1-4. Kriteria untuk mengukur indikator media yang digunakan yaitu 1 = kurang baik, 2 = cukup baik, 3 = baik, 4 = sangat baik.

c. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bentuk perubahan prilaku seseorang setelah mengalami kegiatan belajar. Indikator hasil belajar tidak dilihat secara terpisah, melainkan komprehensif yang mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif siswa diukur menggunakan instrumen tes yang diberikan pada akhir pembelajaran. Tes yang diberikan yaitu dalam bentuk tes pilihan jamak dengan jumlah butir tes sebanyak 20 soal. Setiap jawaban benar mendapat skor 1 dan untuk jawaban salah mendapat skor 0. Sedangkan ranah afektif dan psikomotor siswa diukur menggunakan instrumen non tes berupa lembar observasi.

Aspek yang diamati pada ranah afektif yaitu 1) mengikuti pembelajaran dengan tekun, 2) menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan percaya diri, 3) mengajukan pendapat dengan percaya diri, 4) membangun sikap kerjasama dalam kelompok, dan 5) menyelesaikan tugas kelompok dengan penuh tanggung jawab. Selanjutnya aspek yang diamati pada ranah psikomotor yaitu 1) mengumpulkan data berdasarkan pengamatan, 2) merumuskan masalah, 3) membuat hipotesis, 4) menarik kesimpulan berdasarkan percobaan yang dilakukan, 5) mengomunikasikan hasil percobaan dengan singkat dan jelas.

39

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data. Pada penelitian ini, data yang berkaitan dengan penelitian dikumpulkan melalui dua teknik, yaitu teknik tes dan nontes.

1. Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk memperoleh data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif siswa. Tes yang diberikan yaitu dalam bentuk tes pilihan jamak. Tes diberikan kepada kedua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen masing-masing sebanyak dua kali yaitu pada pre-test dan post-test.

Suatu tes dapat dikatakan baik jika soal-soal yang terkandung dalam butir tes tersebut dapat mewakili isi materi pembelajaran yang akan diukur. Oleh sebab itu diperlukan penyusunan kisi-kisi instrumen soal yang dapat dijadikan pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi tes.

Tabel 3.2 Kisi-kisi tes hasil belajar IPA

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Pokok Bahasan Indikator Ranah Kognitif Nomor Butir Sebelum Validasi Nomor Butir Setelah Validasi Memahami berbagai bentuk energi dan cara peng- gunaannya dalam kehi- dupan sehari-hari Mendeskrip- sikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifat- nya Energi dan Penggu- naannya 1. Menyebutkan sumber- sumber energi bunyi 2. Menjelaskan adanya perpin dahan panas 3. Menjelaskan bahwa bunyi merambat melalui benda padat, cair dan gas 4. Menyimpul- C1 C2 C2 12, 19,23,24 1, 6, 15, 17, 20, 22, 29 9, 14, 25, 30 8, 13 1, 11, 14, 15, 19 7, 9, 16, 20

40 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Pokok Bahasan Indikator Ranah Kognitif Nomor Butir Sebelum Validasi Nomor Butir Setelah Validasi kan bahwa bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar 5. Menentukan contoh sum- ber energi panas C2 C3 8, 11, 16, 18, 23, 26, 28 3, 5, 7, 10, 13, 21,27 6, 10, 12, 17, 18 2, 3, 4, 5 2. Teknik Non-tes

Teknik non-tes digunakan untuk mengukur data kualitatif berupa skala afektif, psikomotor, dan kinerja guru. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik non-tes berupa observasi. Melalui observasi diharapkan peneliti dapat memperoleh data sesuai yang diharapkan. a. Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen penilaian afektif

No Indikator Ranah

Indikator

1 Mengikuti pembelajaran dengan tekun A1 2 Menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan percaya diri A2 3 Menyumbangkan ide, usul, dan saran dengan percaya diri A3 4 Membangun sikap kerjasama dalam kelompok A4 5 Menyelesaikan tugas kelompok dengan tanggung jawab A5

b. Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen penilaian psikomotor

No Indikator Ranah Indikator

1 Mengumpulkan data berdasarkan

pengamatan P1

2 Merumuskan masalah P2

3 Membuat hipotesis P2

4 Menarik kesimpulan berdasarkan

percobaan yang dilakukan P3

5 Mengomunikasikan hasil percobaan

41

E. Instrumen Penelitian

1. Uji Persyaratan Pengumpulan Data a. Uji Validitas

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas tes ini menggunakan product moment sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

n = Jumlah responden x = Skor variabel

Y = Skor total dari variabel Keputusan uji:

Jika r-tabel = item soal tersebut valid Jika r-tabel = item soal tersebut tidak valid (Adaptasi dari Siregar, 2013: 48)

Di bawah ini akan disajikan hasil perhitungan uji validitas instrumen soal dengan nilai r tabel sebesar 0,388.

Tabel 3.5 Hasil uji validitas soal

Nomor Butir r hitung Keputusan Uji

1. 0,447 Valid 2. 0,514 Valid 3. 0,051 T.Valid 4. 0,421 Valid 5. 0,571 Valid 6. 0,209 T.Valid 7. 0,422 Valid 8. 0,427 Valid 9. 0,432 Valid 10. 0,000 T.Valid 11. 0,438 Valid 12. 0,449 Valid 13. -255 T.Valid 14. 0,445 Valid 15. 0,070 T.Valid

42

Nomor Butir r hitung Keputusan Uji

16. 0,481 Valid 17. 0,395 Valid 18. 0,396 Valid 19. -0,025 T.Valid 20. 0,487 Valid 21. 0,000 T.Valid 22. 0,097 T.Valid 23. 0,585 Valid 24. 0,198 T.Valid 25. 0,454 Valid 26. 0,440 Valid 27. 0,000 T.Valid 28. 0,452 Valid 29. 0,437 Valid 30. 0,511 Valid

Berdasarkan tabel di atas, maka diketahui bahwa dari 30 butir soal yang diuji cobakan, terdapat 20 butir soal yang tergolong valid dan 10 butir soal tergolong tidak valid. Seluruh butir soal yang valid akan digunakan sebagai instrumen tes pada pre-test maupun post- test.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan beberapa teknik. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik spearman brown belahan ganjil genap dalam melakukan uji reliabilitas, yaitu dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: reliabilitas instrumen x = belahan ganjil y = belahan genap Keputusan uji:

Jika r-tabel = item soal tersebut tidak reliabel Jika r-tabel = item soal tersebut reliabel (Adaptasi dari Siregar, 2013: 68)

43

Setelah dilakukan uji validitas, maka selanjutnya yaitu dilakukan uji reliabilitas. Berikut ini akan disajikan hasil perhitungan uji reliabilitas dengan nilai r tabel sebesar 0,388.

Tabel 3.6 Hasil uji reliabilitas

r hitung Keputusan Uji Kriteria

0,834 Reliabel Tinggi

Berdasarkan tabel di atas, maka diketahui bahwa instrumen soal yang telah diuji tersebut reliabel, sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Uji Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas perlu dilakukan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Peneliti menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS 20.0 untuk menguji normalitas data.

1) Hipotesis

H0: Data berdistribusi normal

Ha : Data tidak berdistribusi normal

2) Kaidah pengujian

Jika probabilitas (sig.) > 0,05 maka H0 diterima.

Jika probabilitas (sig.) < 0,05 maka H0 ditolak

44

Hasil perhitungan uji normalitas data pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut ini.

Tabel 3.7 Hasil perhitungan uji normalitas

Kelas Sig. Kesimpulan

Hasil belajar siswa Eksperimen 0,099 Normal

Kontrol 0,200

Berdasarkan tabel di atas, maka diketahui bahwa data berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Jika sampel berasal dari distribusi normal, maka selanjutnya akan diuji kesamaan dua varians atau disebut uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan dengan membandingkan antara varians terbesar dan varians terkecil. Peneliti melakukan uji homogenitas dengan bantuan SPSS 20.0.

1) Rumusan Hipotesis

Ho : Populasi mempunyai varians yanghomogen

Ha : Populasi mempunyai varians yang tidak homogen

2) Kaidah Pengujian

Jika probabilitas (sig.) > 0,05 varian setiap sampel homogen Jika probabilitas (sig.)<0,05 varian setiap sampel tidak homogen (Adaptasi dari Gunawan, 2013: 87)

Hasil perhitungan uji homogenitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini.

45

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas

Kelas Sig. Kesimpulan

Hasil belajar siswa Eksperimen 0,519 Varian homogen Kontrol

2. Analisis Data Kinerja Guru

N=

x 100

Keterangan:

N = nilai yang dicari/diharapkan R = skor mentah yang diperoleh

SM = skor maksimum ideal yang diamati 100 = bilangan tetap

(Adaptasi dari Purwanto, 2008: 102)

3. Analisis Data Hasil Belajar

a. Sikap (afektif)

Nilai = x 100

(Adaptasi dari Kunandar, 2013: 129) b. Keterampilan (psikomotor)

Nilai = x 100

(Adaptasi dari Kunandar, 2013: 273) c. Pengetahuan (kognitif)

S = x 100 Keterangan:

S = nilai yang dicari/diharapkan

R = jumlah skor/item yang dijawab benar N = skor maksimum dari tes

100 = bilangan tetap

46

Nilai persentasi ketuntasan belajar siswa secara klasikal diperoleh dengan rumus:

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui perbandingan data antara sebelum dan sesudah perlakuan, serta membandingkan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji hipotesis ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus t-test.

a. Uji Hipotesis

Perhitungan dalam pengujian hipotesis ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan independent sampel t-test dalam program statistik SPSS 20.0. Independent sampel t-test digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata dari dua kelompok data atau sampel yang independen (Priyatno, 2010: 93).

b. Rumusan Hipotesis

Hipotesis statistik

H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan pada penerapan model

problem based learning dengan media grafis terhadap hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen.

Ha: Ada pengaruh yang signifikan pada penerapan model problem based learning dengan media grafis terhadap hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen.

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

“Terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan model problem based learning dengan media grafis terhadap hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen. Rerata hasil belajar siswa kelas eksperimen yaitu 73,27, di mana nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan rerata hasil belajar kelas kontrol yaitu sebesar 67,88.”

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan model problem based learning dengan media grafis, maka ada beberapa saran yang dapat dikemukakan oleh peneliti, antara lain:

1. Bagi Siswa

Disarankan kepada siswa agar mempersiapkan bahan materi yang akan dibahas sebelum melaksanakan pembelajaran, berperan aktif dalam diskusi kelompok, berani mengemukakan pendapat, menjalin kerja sama dalam kelompok, mengumpulkan data yang dibutuhkan sesuai dengan

87

permasalahan yang ada, dan memilih penyelesaian masalah berdasarkan data yang diperoleh.

2. Bagi Guru

Guru harus mengetahui pemahaman siswa tentang materi pembelajaran yang akan digunakan, sebagai bekal siswa dalam memecahkan masalah sebelum proses pembelajaran, sehingga agar masalah yang akan dipecahkan tidak terlalu membebani siswa atau terlalu sukar untuk dipecahkan. Selain itu, sebaiknya guru dapat mengatur waktu dengan cermat, agar materi pembelajaran dapat dibahas dengan tuntas.

3. Bagi Sekolah

Sekolah diharapkan mampu meningkatkan fasilitas dan sarana pembelajaran guna mendukung tercapainya tujuan pembelajaran terlaksana dengan baik.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini menerapkan model problem based learning dengan media grafis pada materi energi dan penggunaannya bagi siswa kelas IV. Pada penelitian selanjutnya dapat menerapkan model sejenis pada materi dan/atau kelas yang berbeda.

88

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Refika ADITAMA. Bandung

Andayani. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka. Jakarta

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta ______.2011. Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar. http://jasafadilah

ginting.blogspot.com/2011/09/upaya-peningkatan-aktivitas-belajar.html (diakses pada tanggal 16 Nopember 2014)

______.2013. Jenis Karakteristik Media Pembelajaran. https://fzil. wordpress.com/2013/04/18/jenis-karakteristik-media-pembelajaran/

(diakses pada tanggal 9 Desember 2014)

Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains. Depdiknas. Jakarta

Daryanto. 2014. Pembelajaran Saintifik. GAVA MEDIA. Yogyakarta

Dewi, Ni L Kd Listya. 2014. Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Tahun Pelajaran 2013/2014 di SD Segugus 1 Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan. UPG. Singaraja

Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. PT RINEKA CIPTA. Jakarta

Djojosoediro, Wasih. 2007. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. http://tpardede.wikispaces.com/file/view/ipa_unit_1.pdf (diakses pada tanggal 15 Desember 2014)

Fitriani. 2013. Pengertian Media Pembelajaran. http://fitrianielektronika. blogspot.com/2013/04/pengertian-media-pembelajaran-menurut.html (diakses pada tanggal 15 Nopember 2014)

89

Gunawan, Ali Muhammad. 2013. Statistik untuk Penelitian Pendidikan. Pratama Publishing. Yogyakarta

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Pustaka Belajar. Yogyakarta

Latuheru. 2010. Media Pembelajaran. http://fitrianielektronika.blogspot.com /2010/07/11/media-pembelajaran.html (diakses pada tanggal 10 Desember 2014)

Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual. Refika ADITAMA. Bandung

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Mamat, SB. 2005. Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Dirjen Bagais Depag RI http://ptkmakalah.wordpress.com/2009/06/19/ makalah- kurikulum-ktsp/ (diakses pada tanggal 12 Juni 2014)

Muchlis, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter. PT. Bumi Aksara. Jakarta

PERMEN 22. 2006. Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI. BNSP Depdiknas. Jakarta

Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Diva Press. Yogyakarta

Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS. Gava Media. Yogyakarta

Purwanto, Ngalim. 2004. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

______. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta Sadiman, Arief S dkk. 2006. Media Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi

Kurikulum 2013. PT. Bumi Aksara. Jakarta

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta

90

______. 2013. Penelitian Pendidikan. KENCANA. Jakarta

______. 2014. Media Komunikasi Pembelajaran. Kencana. Jakarta

Sastrawan, I Kd Marga. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran PBL Berbantuan Media Visual Animasi Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Sd Gugus II Tampaksiring Gianyar. UPG. Singaraja

Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Kencana. Jakarta Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. ALFABETA. Bandung Sumaji, dkk. 2003. Pendidikan Sains yang Humanistis. Kanisius. Yogyakarta Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Pustaka Belajar. Yogyakarta Sutrisno, Leo. Dkk. 2008. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Dirjen Dikti

Depdiknas. Jakarta

Syaodih, Nana. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung

______. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. Bandung Tan. Karakteristik Problem Based Learning http://www.google.com/search?q=

karakteristik+problem+based+learning&btnG=Telusuri (diakses pada tanggal 11 Juni 2014)

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta

Yamin, Martinis. 2013. Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran.

Dokumen terkait