• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 METRO UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 METRO UTARA"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 METRO UTARA

Oleh

DEWI RENITA SARI

Masalah penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 79 siswa hanya 25 siswa yang mampu mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 67. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model problem based learning dengan media grafis terhadap hasil belajar siswa.

Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan jenis penelitian quasi experiment. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara dengan sampel kelas IVB sebagai kelas eksperimen, dan IVC sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampling purposive. Analisis data menggunakan independent sample t test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan model problem based learning dengan media grafis terhadap hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen.

(2)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 METRO UTARA

Oleh

DEWI RENITA SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

Judul Skripsi : PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 METRO UTARA

Nama :

Dewi Renita Sari

Nomor Pokok Mahasiswa : 1113053030

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan IlmuPendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Alben Ambarita, M.Pd. Dra. Hj. Yulina H., M.Pd.I.

NIP 19570711 198503 1 004 NIP 19540722 198012 2 001

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

,

Dr. Riswanti Rini, M.Si.

(4)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Alben Ambarita, M.Pd. ……….

Sekretaris : Dra. Hj. Yulina H., M.Pd.I. .………

Penguji Utama : Drs. Siswantoro, M. Pd ..………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini.

Nama : Dewi Renita Sari

NPM : 1113053030

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Jurusan/Program Studi : Ilmu Pendidikan/Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar

pustaka.

Bandar Lampung, 1 April 2015

Dewi Renita Sari

(6)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di desa Batangharjo, Kecamatan

Batanghari, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung,

pada tanggal 15 Oktober 1993. Peneliti merupakan anak

ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Kodam dan

Ibu Sunarmi.

Pendidikan formal peneliti dimulai dari SD Negeri 2 Batangharjo, Kecamatan

Batanghari, Lampung Timur pada tahun 1999–2005. Peneliti melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Batanghari dan selesai pada tahun 2008. Pendidikan

Sekolah Menengah Atas ditempuh di SMK Negeri 1 Metro dan selesai pada tahun

2011. Selanjutnya pada tahun 2011 peneliti terdaftar sebagai mahasiswa

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(FKIP) Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan

(7)

Motto

“Tidak ada yan

g dapat menolak takdir kecuali

do’a

, dan tidak ada

yang menambah umur kecuali kebaikan.”

(HR. At-Tirmidzi)

Semua niat baik, tindakan baik, dan

do’a

yang baik

akan memberikan hasil yang terbaik.

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah Swt, aku persembahkan

karya istimewa ini untuk:

Ayah dan Ibuku tercinta yang senantiasa dengan tulus ikhlas mendidik

dan membimbingku, memberikanku limpahan kasih sayang, serta

memanjatkan do

a dalam setiap sujudnya

demi menantikan keberhasilanku.

Kedua kakakku Siti Nurjanah dan Dian Puspitasari yang selalu

mengingatkanku untuk tetap semangat dalam

menghadapi semua kesulitan yang ada.

Keponakanku tercinta Keisha Zafira Ardiansyah yang selalu

memberikan keceriaan di sela hari-hariku.

Keluarga besarku yang tak henti mendoakan dan mendorongku agar

menjadi seseorang yang sukses dan menjadi

kebanggaan keluarga.

(9)

SANWACANA

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning dengan Media Grafis Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara

Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Dengan kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hi. Sugeng P. Hariyanto, M.S., selaku Rektor Universitas

Lampung yang telah memberikan kontribusi untuk memajukan Universitas

Lampung untuk menjadi lebih baik.

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung yang telah memfasilitasi dan memberikan

dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan

sumbangsih untuk kemajuan program studi PGSD.

4. Bapak Dr. Hi. Darsono, M. Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unversitas

Lampung yang telah berkontribusi memajukan program studi S1 PGSD dan

menyetujui judul-judul skripsi hingga terwujudnya skripsi ini.

5. Bapak Drs. Siswantoro, M.Pd., Koordinator Kampus B Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, sekaligus sebagai penguji yang

telah memberikan masukan dan saran yang membangun dan bermanfaat,

(10)

6. Ibu Dra. Hj. Yulina H, M.Pd.I, Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing

II yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta saran dalam membantu

penyusunan skipsi ini.

7. Bapak Dr. Alben Ambarita, M. Pd., Pembimbing I yang telah membantu,

membimbing, memberikan arahan dan nasehat dengan penuh ketulusan baik

selama kuliah maupun dalam menyelesaikan skripsi.

8. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah

memberikan masukan dan membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

9. Ibu Herawati, S.Pd.I, Kepala SD Negeri 4 Metro Utara yang telah memberi

izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

10.Ibu Jariah, A.Ma.Pd., guru kelas IVB, dan Ibu Eka Prasetyawati, S.Pd., guru

kelas IVC yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada peneliti

untuk melakukan penelitian di kelas IVB dan IVC.

11.Sahabat-sahabatku tercinta (Tiwi, Tata, Umi, Tavi, Kak Tri, Ana, Astri,

Nanda, Fitri, Melin, Debi, Heni) yang senantiasa memberiku semangat dan

motivasi dalam keadaan apapun.

12.Teman-teman satu kelompok KKN (Risa, Dianty, Nurlita, Dona, Dara, Cumai,

Ahmad, dan Ryan).

13.Teman-teman seperjuangan PGSD angkatan 2011 khususnya kelas B. Semoga

kita dapat mewujudkan mimpi-mimpi kita.

14.Saudara Amri Adly yang senantiasa sabar dan meluangkan waktunya untuk

membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

15.Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan namun sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua.

Metro, 13 Mei 2015

(11)
(12)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 METRO UTARA

Oleh

DEWI RENITA SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(13)
(14)
(15)
(16)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di desa Batangharjo, Kecamatan

Batanghari, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung,

pada tanggal 15 Oktober 1993. Peneliti merupakan anak

ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Kodam dan

Ibu Sunarmi.

Pendidikan formal peneliti dimulai dari SD Negeri 2 Batangharjo, Kecamatan

Batanghari, Lampung Timur pada tahun 1999–2005. Peneliti melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Batanghari dan selesai pada tahun 2008. Pendidikan

Sekolah Menengah Atas ditempuh di SMK Negeri 1 Metro dan selesai pada tahun

2011. Selanjutnya pada tahun 2011 peneliti terdaftar sebagai mahasiswa

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(FKIP) Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan

(17)

Moto

“Tidak ada yan

g dapat menolak takdir kecuali

do’a

, dan tidak ada

yang menambah umur kecuali kebaikan.”

(HR. At-Tirmidzi)

Semua niat baik, tindakan baik, dan

do’a

yang baik

akan memberikan hasil yang terbaik.

(18)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, aku persembahkan

karya sederhana ini untuk:

Ayah dan Ibuku tercinta yang senantiasa dengan tulus ikhlas mendidik

dan membimbingku, memberikanku limpahan kasih sayang, serta

memanjatkan doa dalam setiap sujudnya

demi menantikan keberhasilanku.

Kedua kakakku Siti Nurjanah dan Dian Puspitasari yang selalu

mengingatkanku untuk tetap semangat dalam

menghadapi semua kesulitan yang ada.

Keponakanku tercinta Keisha Zafira Ardiansyah yang selalu

memberikan keceriaan di sela hari-hariku.

Keluarga besarku yang tak henti mendoakan dan mendorongku agar

menjadi seseorang yang sukses dan menjadi

kebanggaan keluarga.

(19)

SANWACANA

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning dengan Media Grafis Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara

Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Dengan kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hi. Sugeng P. Hariyanto, M.S., selaku Rektor Universitas

Lampung yang telah memberikan kontribusi untuk memajukan Universitas

Lampung untuk menjadi lebih baik.

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung yang telah memfasilitasi dan memberikan

dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan

sumbangsih untuk kemajuan program studi PGSD.

4. Bapak Dr. Hi. Darsono, M. Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unversitas

Lampung yang telah berkontribusi memajukan program studi S1 PGSD dan

menyetujui judul-judul skripsi hingga terwujudnya skripsi ini.

5. Bapak Drs. Siswantoro, M.Pd., Koordinator Kampus B Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, sekaligus sebagai penguji yang

telah memberikan masukan dan saran yang membangun dan bermanfaat,

mulai dari seminar proposal hingga ujian skripsi.

6. Ibu Dra. Hj. Yulina H, M.Pd.I, Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing

II yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta saran dalam membantu

(20)

7. Bapak Dr. Alben Ambarita, M. Pd., Pembimbing I yang telah membantu,

membimbing, memberikan arahan dan nasehat dengan penuh ketulusan baik

selama kuliah maupun dalam menyelesaikan skripsi.

8. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah

memberikan masukan dan membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

9. Ibu Herawati, S.Pd.I, Kepala SD Negeri 4 Metro Utara yang telah memberi

izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

10.Ibu Jariah, A.Ma.Pd., guru kelas IVB, dan Ibu Eka Prasetyawati, S.Pd., guru

kelas IVC yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada peneliti

untuk melakukan penelitian di kelas IVB dan IVC.

11.Sahabat-sahabatku tercinta (Tiwi, Tata, Umi, Tavi, Kak Tri, Ana, Astri,

Nanda, Fitri, Melin, Debi, Heni) yang senantiasa memberiku semangat dan

motivasi dalam keadaan apapun.

12.Teman-teman satu kelompok KKN (Risa, Dianty, Nurlita, Dona, Dara, Cumai,

Ahmad, dan Ryan).

13.Teman-teman seperjuangan PGSD angkatan 2011 khususnya kelas B. Semoga

kita dapat mewujudkan mimpi-mimpi kita.

14.Amri Adly yang senantiasa meluangkan waktunya dan membantu peneliti

dalam menyelesaikan skripsi ini.

15.Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan namun sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua.

Metro, 13 Mei 2015

Peneliti

(21)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Ruang Lingkup Penelitian... 7

II. KAJIAN TEORI ... 8

A. Model Pembelajaran ... 8

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 8

2. Jenis-jenis Model Pembelajaran ... 9

3. Pengertian Problem Based Learning (PBL) ... 10

4. Langkah-langkah Penerapan Problem Based Learning ... 11

5. Karakteristik Problem Based Learning ... 13

6. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning .... 14

B. Media Pembelajaran... 16

1. Pengertian Media Pembelajaran.. ... 16

2. Fungsi Media Pembelajaran ... 17

3. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 18

4. Media Grafis ... 19

C. Belajar dan Pembelajaran ... 21

1. Belajar ... 21

2. Pembelajaran ... 22

D. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)... 23

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 23

2. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 24

3. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 25

E. Hasil Belajar... 26

F. Penelitian yang Relevan ... 28

(22)

iii H. Hipotesis Penelitian ... 31

III. METODE PENELITIAN ... 32

A. Desain Penelitian ... 32 B. Populasi dan Sampel ... 33 1. Populasi ... 33 2. Sampel... ... 34 C. Variabel Penelitian ... 35 1. Variabel Penelitian ... 35 2. Definisi Operasional Variabel ... 36 D. Teknik Pengumpulan Data ... 39 1. Teknik Tes ... 39 2. Teknik Non-tes ... 40 E. Instrumen Penilaian ... 41 1. Uji Persyaratan Pengumpulan Data ... 41 F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 43 1. Uji Persyaratan Analisis ... 43 2. Analisis Data Kinerja Guru ... 45 3. Analisis Data Hasil Belajar ... 45 4. Uji Hipotesis ... 46

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47 A. Profil Sekolah... 47 B. Pelaksanaan Penelitian ... 49 1. Proses Pembelajaran pada Kelas Eksperimen ... 49 2. Proses Pembelajaran pada Kelas Kontrol ... 57 C. Hasil Penelitian ... 62 1. Deskripsi Data Penelitian ... 62 2. Hasil Belajar ... 63 D. Kinerja Guru ... 82 1. Kelas Eksperimen ... 82 2. Kelas Kontrol ... 83 E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 84

 Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning dengan Media Grafis terhadap Hasil Belajar IPA Siswa ... 84

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 86

A. KESIMPULAN ... 86 B. SARAN ... 86

(23)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Data nilai hasil belajar ipa siswa pada mid semester ganjil kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara tahun pelajaran 2014/2015 ... 3 3.1 Jumlah siswa kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara tahun pelajaran

2014/2015 ... 34 3.2 Kisi-kisi tes hasil belajar IPA ... 39 3.3 Kisi-kisi instrumen penilaian afektif ... 40 3.4 Kisi-kisi instrumen penilaian psikomotor ... 40 3.5 Hasil uji validitas soal ... 41 3.6 Hasil uji reliabilitas ... 43 3.7 Hasil perhitungan uji normalitas ... 44 3.8 Hasil perhitungan uji homogenitas ... 45 4.1 Jadwal penelitian ... 49 4.2 Data persentase ketuntasan hasil belajar berdasarkan nilai pre-test

kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 63 4.3 Data persentase ketuntasan hasil belajar berdasarkan nilai post-test

kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 65 4.4 Penggolongan nilai n-gain siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 66 4.5 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas eksperimen. 68 4.6 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas kontrol ... 69 4.7 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas eksperimen. 70 4.8 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas kontrol ... 71 4.9 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas eksperimen. 72 4.10 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas kontrol ... 73 4.11 Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal kelas

eksperimen ... 74 4.12 Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal kelas kontrol 75 4.13 Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal kelas

(24)

v 4.15 Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal kelas

eksperimen ... 78 4.16 Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal kelas kontrol 78 4.17 Persentase hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

(25)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(26)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. SURAT

a. Keterangan dari fakultas ... 91 b. Penelitian pendahuluan dari fakultas ... 92 c. Izin penelitian dari fakultas ... 93 d. Keterangan penelitian ... 94 e. Pernyataan dari teman sejawat ... 95 f. Pernyataan dari teman sejawat ... 96

2. PERANGKAT PEMBELAJARAN

a. Analisis pemetaan SK/KD kelas eksperimen ... 97 b. Silabus kelas eksperimen ... 99 c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas eksperimen ... 102 d. Analisis pemetaan SK/KD kelas kontrol ... 110 e. Silabus kelas kontrol ... 112 f. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas kontrol ... 115 g. Instrumen soal ... 124

3. ANALISIS KINERJA GURU

a. Instrumen Penilaian Kinerja Guru kelas eksperimen... 127 b. Instrumen Penilaian Kinerja Guru kelas kontrol ... 130

4. ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA

a. Rekapitulasi hasil belajar kognitif kelas eksperimen ... 133 b. Instrumen penilaian hasil belajar afektif kelas eksperimen

pertemuan 1 ... 134 c. Instrumen penilaian hasil belajar afektif kelas eksperimen

pertemuan 2 ... 136 d. Rekapitulasi hasil belajar afektif kelas eksperimen ... 138 e. Instrumen penilaian hasil belajar psikomotor kelas eksperimen

pertemuan 1 ... 139 f. Instrumen penilaian hasil belajar psikomotor kelas eksperimen

(27)

viii g. Rekapitulasi hasil belajar psikomotor kelas eksperimen ... 143 h. Rekapitulasi hasil belajar kognitif kelas kontrol ... 144 i. Instrumen penilaian hasil belajar afektif kelas kontrol pertemuan 1 . 145 j. Instrumen penilaian hasil belajar afektif kelas kontrol pertemuan 2 . 147 k. Rekapitulasi hasil belajar afektif kelas kontrol ... 149 l. Instrumen penilaian hasil belajar psikomotor kelas kontrol

pertemuan 1 ... 150 m. Instrumen penilaian hasil belajar psikomotor kelas kontrol

pertemuan 2 ... 152 n. Rekapitulasi hasil belajar psikomotor kelas kontrol ... 154 o. Rekapitulasi hasil belajar siswa kelas eksperimen... 155 p. Rekapitulasi hasil belajar siswa kelas kontrol ... 156

5. UJI STATISTIK

a. Uji normalitas dan uji homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 157 b. Uji hipotesis ... 158

6. DOKUMENTASI

(28)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Data nilai hasil belajar ipa siswa pada mid semester ganjil kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara tahun pelajaran 2014/2015 ... 3 3.1 Jumlah siswa kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara tahun pelajaran

2014/2015 ... 34 3.2 Kisi-kisi tes hasil belajar IPA ... 39 3.3 Kisi-kisi instrumen penilaian afektif ... 40 3.4 Kisi-kisi instrumen penilaian psikomotor ... 40 3.5 Hasil uji validitas soal ... 41 3.6 Hasil uji reliabilitas ... 43 3.7 Hasil perhitungan uji normalitas ... 44 3.8 Hasil perhitungan uji homogenitas ... 45 4.1 Jadwal penelitian ... 49 4.2 Data persentase ketuntasan hasil belajar berdasarkan nilai pre-test

kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 63 4.3 Data persentase ketuntasan hasil belajar berdasarkan nilai post-test

kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 65 4.4 Penggolongan nilai n-gain siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 66 4.5 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas eksperimen. 68 4.6 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas kontrol ... 69 4.7 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas eksperimen. 70 4.8 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas kontrol ... 71 4.9 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas eksperimen. 72 4.10 Persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal kelas kontrol ... 73 4.11 Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal kelas

eksperimen ... 74 4.12 Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal kelas kontrol 75 4.13 Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal kelas

(29)

v 4.15 Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal kelas

eksperimen ... 78 4.16 Persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal kelas kontrol 78 4.17 Persentase hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

(30)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. SURAT

a. Keterangan dari fakultas ... 91 b. Penelitian pendahuluan dari fakultas ... 92 c. Izin penelitian dari fakultas ... 93 d. Keterangan penelitian ... 94 e. Pernyataan dari teman sejawat ... 95 f. Pernyataan dari teman sejawat ... 96

2. PERANGKAT PEMBELAJARAN

a. Analisis pemetaan SK/KD kelas eksperimen ... 97 b. Silabus kelas eksperimen ... 99 c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas eksperimen ... 102 d. Analisis pemetaan SK/KD kelas kontrol ... 110 e. Silabus kelas kontrol ... 112 f. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas kontrol ... 115 g. Instrumen soal ... 124

3. ANALISIS KINERJA GURU

a. Instrumen Penilaian Kinerja Guru kelas eksperimen... 127 b. Instrumen Penilaian Kinerja Guru kelas kontrol ... 130

4. ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA

a. Rekapitulasi hasil belajar kognitif kelas eksperimen ... 133 b. Instrumen penilaian hasil belajar afektif kelas eksperimen

pertemuan 1 ... 134 c. Instrumen penilaian hasil belajar afektif kelas eksperimen

pertemuan 2 ... 136 d. Rekapitulasi hasil belajar afektif kelas eksperimen ... 138 e. Instrumen penilaian hasil belajar psikomotor kelas eksperimen

pertemuan 1 ... 139 f. Instrumen penilaian hasil belajar psikomotor kelas eksperimen

(31)

viii g. Rekapitulasi hasil belajar psikomotor kelas eksperimen ... 143 h. Rekapitulasi hasil belajar kognitif kelas kontrol ... 144 i. Instrumen penilaian hasil belajar afektif kelas kontrol pertemuan 1 . 145 j. Instrumen penilaian hasil belajar afektif kelas kontrol pertemuan 2 . 147 k. Rekapitulasi hasil belajar afektif kelas kontrol ... 149 l. Instrumen penilaian hasil belajar psikomotor kelas kontrol

pertemuan 1 ... 150 m. Instrumen penilaian hasil belajar psikomotor kelas kontrol

pertemuan 2 ... 152 n. Rekapitulasi hasil belajar psikomotor kelas kontrol ... 154 o. Rekapitulasi hasil belajar siswa kelas eksperimen... 155 p. Rekapitulasi hasil belajar siswa kelas kontrol ... 156

5. UJI STATISTIK

a. Uji normalitas dan uji homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 157 b. Uji hipotesis ... 158

6. DOKUMENTASI

(32)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(33)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa

yang akan datang. Menurut Purwanto (2004: 11) pendidikan ialah usaha

orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk perkembangan

jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.

Secara lebih rinci, definisi pendidikan yang tercantum dalam UU No. 20

Tahun 2003 bab 1 pasal 1 tentang Sisdiknas, menyebutkan bahwa pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan nasional sebagai salah satu sektor pembangunan nasional

dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya

sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk

memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi

(34)

2

zaman yang selalu berubah. Makna manusia yang berkualitas, menurut UU

No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia

terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga

negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan

nasional harus berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam

pembangunan bangsa dan karakter.

Berdasarkan landasan tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa

melalui pendidikan seseorang dapat mengembangkan kualitas pribadinya

sesuai dengan minat dan bakatnya, sehingga hal tersebut akan berdampak

terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada. Pendidikan

merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap tumbuh

kembangnya suatu bangsa dan negara. Selain itu, pendidikan juga harus

memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa dengan segala

aspeknya yang mencerminkan karakter bangsa masa kini. Pembentukan

karakter yang berkualitas dapat dilakukan melalui pendidikan formal di

sekolah. Oleh sebab itu, maka pembelajaran di sekolah harus terlaksana

secara optimal.

Pelaksanaan pendidikan pada jenjang SD/MI khususnya di SD Negeri 4

Metro Utara mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dilaksanakan per mata pelajaran. Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) pada jenjang pendidikan dasar memuat 8 mata pelajaran,

(35)

3

Berdasarkan hasil prasurvei dan observasi yang dilakukan tanggal 23

Nopember 2014 di SD Negeri 4 Metro Utara, peneliti memperoleh informasi

bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV semester ganjil tahun pelajaran

[image:35.595.137.512.249.364.2]

2014/2015 masih tergolong rendah. Hal itu dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 1.1 Data nilai hasil belajar IPA siswa pada mid semester ganjil kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara tahun pelajaran 2014/2015

No Kelas Interval Nilai Jumlah Siswa

< 67 67

1 IVA 17 10 27

2 IVB 19 7 26

3 IVC 18 8 26

Jumlah Siswa 54 25 79

Persentase 68,35 % 31,65 % 100 %

Sumber: Buku daftar nilai MID semester ganjil kelas IV

Berdasarkan tabel 1.1, diketahui bahwa dengan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang telah ditentukan yakni 67, hanya 25 siswa atau sekitar

31,65% dari 79 siswa yang tergolong tuntas. Sehingga diketahui bahwa

secara keseluruhan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara

pada mata pelajaran IPA masih tergolong rendah.

Selanjutnya berdasarkan hasil observasi di kelas IV SD Negeri 4 Metro

Utara diketahui bahwa hasil belajar siswa yang tergolong rendah disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu 1) pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher

centered), 2) kurang adanya variasi pembelajaran sehingga pembelajaran

terkesan membosankan, 3) kurangnya penggunaan media pembelajaran oleh

guru sehingga siswa sulit dalam memahami materi yang diberikan, dan 4)

belum diterapkannya model problem based learning dalam pembelajaran IPA

(36)

4

Oleh sebab itu, maka perlu adanya variasi baru dalam proses

pembelajaran. Beberapa alternatif yang dapat digunakan sebagai solusi dalam

mengatasi hal tersebut yaitu dengan menggunakan model dan media

pembelajaran yang variatif. Seorang guru harus mampu memilih dan

menyesuaikan model pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas guna

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Terdapat beberapa

model pembelajaran yang efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran, salah

satunya yaitu model problem based learning.

Menurut Trianto (2010: 91) problem based learning merupakan model

pembelajaran berdasarkan masalah yang terdiri dari menyajikan kepada siswa

situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan

kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Model

problem based learning tentunya sejalan dengan salah satu tujuan pendidikan

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu agar siswa mampu menggunakan metode

ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Menurut

Sutrisno, dkk. (2008: 23) pengetahuan IPA dibangun melalui penalaran

inferensi berdasarkan data yang tersedia. Kebenaran diuji lewat pengamatan

nyata. Oleh sebab itu, maka model problem based learning menjadi salah satu

model pembelajaran yang cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA.

Melalui model problem based learning siswa akan berperan aktif dalam

pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Selanjutnya

yaitu penggunaan media pembelajaran menjadi sangat penting untuk

memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan.

(37)

5

grafis. Melalui media grafis diharapkan pembelajaran menjadi lebih konkrit

sehingga siswa lebih mudah dalam menerima dan memahami materi yang

disampaikan.

Model problem based learning dengan media grafis diharapkan mampu

mempengaruhi dan meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan model

problem based learning dengan media grafis diperlukan sebagai upaya

perbaikan pembelajaran yang bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti menganggap perlunya

penelitian menggunakan metode penelitian eksperimen mengenai “Pengaruh

Penerapan Model Problem Based Learning dengan Media Grafis Terhadap

Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara Tahun Pelajaran

2014/2015”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah

yang berkaitan dengan hasil belajar adalah sebagai berikut:

1. Guru mendominasi proses pembelajaran sehingga pembelajaran berpusat

pada guru (teacher centered).

2. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi, sehingga

pembelajaran terkesan membosankan.

3. Kurangnya penggunaan media pembelajaran, sehingga siswa sulit

mamahami materi yang diberikan.

(38)

6

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

“Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan model problem

based learning dengan media grafis terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV

SD Negeri 4 Metro Utara Tahun Pelajaran 2014/2015?”

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

“Mengetahui pengaruh penerapan model problem based learning dengan

media grafis terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 4 Metro

Utara Tahun Pelajaran 2014/2015.”

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Siswa mendapatkan pembelajaran bermakna serta dapat berpengaruh

terhadap peningkatan hasil belajarnya dalam tiga ranah yaitu

pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

2. Bagi Guru

Memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam menggunakan

model dan media pembelajaran khususnya dalam pembelajaran IPA.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan mutu pembelajaran

(39)

7

4. Bagi Peneliti

Menambah wawasan, serta pengalaman dalam dunia pendidikan

khususnya mengenai model problem based learning dengan media grafis

yang diterapkan dalam pembelajaran, sehingga dapat dijadikan bekal

mengajar di kemudian hari.

F. Ruang Lingkup Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 4 Metro Utara. Sekolah ini

terletak di jalan Dr. Sutomo 28 Purwosari, Kelurahan Purwosari,

Kecamatan Metro Utara, Kota Metro.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dengan lama

penelitian 5 bulan, terhitung dari bulan Nopember 2014 sampai dengan

(40)

8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran

Ketercapaian tujuan pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor,

salah satunya yaitu ketepatan dalam memilih model pembelajaran.

Abidin (2014: 118) mengemukakan bahwa model pembelajaran yaitu

suatu rencana atau pola yang digunakan untuk menyusun kurikulum,

mengatur materi pembelajaran, dan memberikan petunjuk kepada

pengajar di dalam kelas berkenaan dengan proses belajar mengajar yang

akan dilaksanakan.

Joyce dan Weill (dalam Huda, 2013: 73) mendeskripsikan bahwa

model pembelajaran sebagai rencana atau pola yang tepat digunakan

untuk membentuk kurikulum, mendesain materi-materi instruksional, dan

memandu proses pengajaran di ruang kelas atau setting yang berbeda.

Lebih lanjut, Yulaenawati (dalam Abidin, 2014: 117) menyatakan bahwa

model pembelajaran menawarkan struktur dan pemahaman desain

pembelajaran dan membuat para pengembang pembelajaran memahami

masalah, merinci masalah, ke dalam unit-unit yang mudah diatasi, dan

(41)

9

Huda (2013: 76) menyatakan bahwa model-model pengajaran

memberi kesempatan kepada guru untuk mengadaptasikannya dengan

lingkungan ruang kelas yang mereka huni. Komalasari (2011: 57)

menjelaskan bahwa model pembelajaran pada dasarnya merupakan

bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang

disajikan secara khas oleh guru.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa model pembelajaran merupakan suatu rancangan khusus yang

menggambarkan pembelajaran secara utuh dengan menyesuaikan kondisi

kelas yang ada, serta memahami masalah-masalah yang timbul dalam

pembelajaran dan menyelesaikannya guna tercapainya tujuan

pembelajaran.

2. Jenis-jenis Model Pembelajaran

Menurut Bern dan Erickson (dalam Komalasari, 2011: 55) model

pembelajaran teridiri dari beberapa model yaitu pembelajaran berbasis

masalah (problem based learning), pembelajaran kooperatif (cooperative

learning), pembelajaran berbasis proyek (project based learning),

pembelajaran pelayanan (service learning), dan pembelajaran berbasis

kerja (work based learning).

Peneliti memilih salah satu model pembelajaran berdasarkan

pendapat di atas. Model pembelajaran yang dipilih yaitu model problem

based learning. Melalui model problem based learning diharapkan

pembelajaran berjalan dengan lebih optimal.

(42)

10

3. Pengertian Problem Based Learning (PBL)

Daryanto (2014: 29) mengemukakan bahwa problem based learning

merupakan suatu model pembelajaran yang menantang peserta didik

untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk

mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.

Delisle (dalam Abidin, 2014: 159) menyatakan bahwa problem

based learning merupakan model pembelajaran yang dikembangkan

untuk membantu guru mengembangkan kemampuan berpikir dan

keterampilan memecahkan masalah pada siswa selama mereka

mempelajari materi pembelajaran. Selanjutnya Abidin (2014: 159)

menjelaskan bahwa model ini memfasilitasi siswa untuk berperan aktif di

dalam kelas melalui aktivitas memikirkan masalah yang berhubungan

kehidupan sehari-harinya, menemukan prosedur yang diperlukan untuk

menemukan informasi yang dibutuhkan, memikirkan situasi kontekstual,

memecahkan masalah, dan menyajikan solusi masalah tersebut.

Menurut Sani (2014: 127) problem based learning merupakan

pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan

suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan,

dan membuka dialog. Dewey (dalam Trianto, 2010: 91) mengemukakan

bahwa belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus

dengan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan

lingkungan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2007: 213) bahwa

belajar bukan semata-mata proses menghafal sejumlah fakta, tetapi suatu

(43)

11

Yamin (2013: 62) menyatakan bahwa problem based learning

merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang memberi

kondisi belajar aktif kepada siswa dalam kondisi dunia nyata.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan

bahwa problem based learning adalah model pembelajaran yang

menekankan pada pemberian stimulus kepada siswa berupa penyajian

suatu masalah kontekstual yang harus dipecahkan dengan mengeksplor

pengetahuan dan pengalaman siswa. Melalui problem based learning

siswa akan lebih aktif dan termotivasi untuk belajar karena akan

meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam menyelesaikan suatu

permasalahan.

4. Langkah-langkah Penerapan Problem Based Learning

Setiap model pembelajaran memiliki sintaks terstruktur dalam

pelaksanaannya. Sintaks pembelajaran berisi langkah-langkah praktis

yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu kegiatan. Menurut

Sani (2014: 157) terdapat 5 langkah utama dalam penerapan model

problem based learning yaitu:

1. Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa. Menyajikan permasalahan, membahas tujuan pembelajaran, memaparkan kebutuhan logistik untuk pembelajaran, memotivasi siswa untuk terlibat aktif.

2. Mengorganisasikan siswa untuk penyelidikan.

Membantu siswa dalam mendefinisikan dan mengorga-nisasikan tugas-tugas belajar atau penyelidikan untuk menye-lesaikan permasalahan.

3. Pelaksanaan investigasi.

(44)

12

Membantu siswa dalam merencanakan produk yang tepat dan relevan, seperti laporan, rekaman video, dan sebagainya untuk keperluan penyampaian hasil.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses penyelidikan.

Membantu siswa melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses yang mereka lakukan.

Sedangkan Sanjaya (2006: 218) menjelaskan langkah-langkah model

problem based learning yaitu sebagai berikut:

1. Menyadari masalah

Pada tahap ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai siswa pada tahap ini adalah siswa dapat menentukan kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada.

2. Merumuskan masalah

Rumusan masalah sangat penting, sebab selanjutnya akan berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data apa yang harus dikumpulkan untuk menyelesaikannya.

3. Merumuskan hipotesis

Kemampuan siswa yang diharapkan pada tahap ini adalah siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan. Melalui analisis sebab akibat inilah pada akhirnya siswa diharapkan dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah.

4. Mengumpulkan data

Sebagai proses berpikir empiris, keberadaan data dalam proses berpikir ilmiah merupakan hal yang sangat penting. Sebab, menentukan cara penyelesaian masalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan data yang ada. 5. Menguji hipotesis

Berdasarkan data yang dikumpulkan akhirnya siswa dapat menentukan hipotesis mana yang diterima dan ditolak. Kemampuan siswa yang diharapkan muncul pada tahap ini adalah kecakapan menelaah data sekaligus membahasnya untuk melihat hubungannya dengan masalah yang dikaji.

6. Menentukan pilihan penyelesaian

(45)

13

Peneliti menyimpulkan bahwa problem based learning adalah model

pembelajaran yang menekankan pada pemberian stimulus kepada siswa

berupa penyajian suatu masalah kontekstual yang harus dipecahkan

dengan mengeksplor pengetahuan dan pengalaman siswa. Adapun

langkah-langkah penerapan model problem based learning yang

digunakan yaitu berdasarkan pendapat Sanjaya (2006: 218):

a. membimbing siswa menentukan masalah, b. membantu siswa dalam merumuskan masalah, c. membantu siswa merumuskan hipotesis,

d. mendorong siswa untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, e. membantu siswa menguji hipotesis,

f. membantu siswa menentukan pilihan penyelesaian.

5. Karakteristik Problem Based Learning

Menurut Gijbelc et al (dalam Yamin, 2013: 63) model problem

based learning memiliki beberapa karakteristik umum sebagai berikut:

a. Pelajaran dimulai dengan mengangkat suatu permasalahan atau satu pertanyaan yang nantinya menjadi focal point untuk keperluan usaha-usaha investigasi siswa;

b. Siswa memiliki tanggung jawab utama dalam menyelidiki masalah-masalah dan memburu pertanyaan-pertanyaan. Tanggung jawab sangat penting, baik secara instruksional maupun secara motivasional, karena siswa dalam problem based learning secara literal melakukan learning by doing.

c. Guru berperan sebagai fasilitator. Sebagai kebalikan dari model-model yang lebih berorientasi pada konten (content-oriented models) di mana guru secara aktif menyebarkan informasi, pembelajaran berbasis masalah justru mengharuskan guru untuk lebih membantu secara tidak langsung dengan mengemukakan masalah atau pertanyaan-pertanyaan yang bermanfaat.

Menurut Sani (2014: 133) karkteristik problem based learning yaitu:

a. belajar dimulai dengan mengkaji permasalahan,

b. permasalahan berbasis pada situasi dunia nyata yang kompleks, c. siswa bekerja berkelompok,

(46)

14

e. siswa megidentifikasi, menemukan, dan menggunakan sumber daya yang sesuai,

f. belajar secara aktif, terintegrasi, kumulatif, dan terhubung.

Sedangkan Abidin (2014: 161) mengemukakan bahwa problem

based learning memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Masalah menjadi titik awal pembelajaran

b. Masalah yang digunakan dalam masalah yang bersifat kontekstual dan otentik

c. Masalah mendorong lahirnya kemampuan siswa berpendapat secara multiperspektif

d. Berorientasi pada pengembangan belajar mandiri

e. Masalah yang digunakan dapat mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan serta kompetensi siswa

f. Memanfaatkan berbagai sumber belajar

g. Dilakukan melalui pembelajaran yang menekankan aktivitas kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif

h. Menekankan pentingnya pemerolehan keterampilan meneliti, memecahkan masalah, dan penguasaan pengetahuan

i. Mendorong siswa agar mampu berpikir tingkat tinggi: analisis, sintesis, dan evaluatif

j. Diakhiri dengan evaluasi, kajian pengalaman belajar, dan kajian proses pembelajaran

Peneliti menyimpulkan bahwa karakteristik model problem based

learning adalah adanya penyajian masalah yang berorientasi pada

permasalahan dunia nyata, pembelajaran berpusat pada siswa, serta siswa

bekerja secara berkelompok dengan menekankan pada aktivitas

kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif dalam upaya pemecahan

masalah.

6. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, oleh

sebab itu tidak ada model pembelajaran yang dianggap sempurna.

Trianto (2010: 96-97) mengemukakan kelebihan model problem based

(47)

15

a. Realistik dengan kehidupan siswa. b. Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa. c. Memupuk sifat inquiri siswa.

d. Retensi konsep jadi kuat.

e. Dan memupuk kemampuan problem solving.

Menurut Abidin (2014: 162) problem based learning memiliki

beberapa keunggulan yaitu:

a. mampu mengembangkan motivasi belajar siswa, b. mendorong siswa untuk mampu berpikir tingkat tinggi,

c. mendorong siswa mengoptimalkan kemampuan metakognisinya, d. pembelajaran menjadi bermakna sehingga mendorong siswa memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan mampu belajar secara mandiri.

Sedangkan Sanjaya (2007: 221) mengemukakan kekurangan

problem based learning adalah sebagai berikut:

a. Manakalah siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba. b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving

membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

Trianto (2010: 96-97) mengemukakan kekurangan model problem

based learning sebagai berikut:

a. Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks. b. Sulitnya mencari problem yang relevan.

c. Sering terjadi miss-konsepsi.

d. Konsumsi waktu, di mana model ini memerlukan waktu yang cukup dalam proses penyelidikan, sehingga terkadang banyak waktu yang tersita untuk proses tersebut.

Peneliti menyimpulkan bahwa problem based learning adalah model

pembelajaran yang menekankan pada pemberian stimulus kepada siswa

berupa penyajian suatu masalah kontekstual yang harus dipecahkan

(48)

16

langkah-langkah penerapan model problem based learning yaitu (1)

membimbing siswa menentukan masalah, (2) membantu siswa dalam

merumuskan masalah, (3) membantu siswa merumuskan hipotesis, (4)

mendorong siswa untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, (5)

membantu siswa menguji hipotesis, (6) membantu siswa menentukan

pilihan penyelesaian.

B. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting yang

berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Menurut

Sanjaya (2012: 57) media adalah perantara dari sumber informasi ke

penerima informasi, contohnya video, televisi, komputer dan lain-lain.

Arsyad (2011: 3) mengemukakan bahwa media dalam proses belajar

mengajar diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis

untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual

atau verbal. Gerlach, Gagne (dalam Sanjaya, 2012: 60) menyatakan

bahwa media pembelajaran adalah berbagai komponen yang ada dalam

lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

Sedangkan Latuheru (2010) menjelaskan bahwa media pembelajaran

adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi

antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya

(49)

17

Peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu mencakup alat, bahan, serta lingkungan yang dapat digunakan

untuk membantu merangsang siswa dalam proses pembelajaran guna

tercapainya tujuan pembelajaran.

2. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki banyak manfaat terhadap keberhasilan

proses belajar mengajar. Hamalik (dalam Arsyad, 2011: 15)

mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses

belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan

membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Kemp & Dayton (dalam Arsyad, 2007: 19) menyatakan bahwa

media pembelajaran memenuhi tiga fungsi utama, yaitu:

a. memotivasi minat atau tindakan,

b. menyajikan informasi, dan

c. memberi instruksi.

Sanjaya (2014: 73-74) menjelaskan bahwa penggunaan media

pembelajaran memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi komunikatif, memudahkan komunikasi antara penyampai pesan dan penerima pesan.

b. Fungsi motivasi, memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran sehingga dapat lebih meningkatkan gairah siswa untuk belajar.

(50)

18

d. Fungsi penyamaan persepsi, menyamakan persepsi setiap siswa, sehingga setiap siswa memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang disuguhkan.

e. Fungsi individualitas, melayani kebutuhan setiap individu yang memiliki minat, dan gaya belajar yang berbeda.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa media

pembelajaran memiliki banyak manfaat terhadap keberhasilan proses

belajar mengajar. Fungsi utama media pembelajaran yaitu sebagai

perantara atau alat bantu dalam penyampaian pesan dari komunikator

(guru) kepada komunikan (siswa). Melalui media pembelajaran, guru

lebih mudah dalam menyampaikan materi atau bahan ajar, selain itu

siswa akan lebih termotivasi dan bergairah dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar karena mendapatkan pengalaman belajar yang lebih

bermakna.

3. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran terdiri dari berbagai jenis dengan karakteristik

yang berbeda satu sama lain. Menurut Djamarah & Zain (2006: 124),

dilihat dari jenisnya, media pembelajaran dibagi ke dalam:

a. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam.

b. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam, seperti film rangkai, slides, foto, gambar, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar bergerak, seperti film bisu.

c. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Misalnya, film bingkai, video-cassette.

Sedangkan Sanjaya (2014: 119-120) mengelompokkan media

(51)

19

a. Media grafis, yaitu media yang menyampaikan fakta, ide, gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka, simbol. Misalnya, grafik, diagram, bagan, sketsa, poster, papan flanel. b. Media bahan cetak, yaitu media visual yang pembuatannya

melaui proses pencetakan, printing atau offset. Misalnya, buku tes, modul, bahan pengajaran terprogram.

c. Gambar diam, yaitu media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi, misalnya foto.

Peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki

beragam jenis dengan fungsi dan karakteristik yang beragam pula.

Beberapa jenis media pembelajaran tersebut dapat digunakan oleh guru

untuk membantu pelaksanaan proses pembelajaran. Salah satu jenis

media yang dapat digunakan yaitu media grafis yang tergolong mudah

dalam pemerolehan dan penyajiannya.

4. Media Grafis

a. Pengertian Media Grafis

Media grafis merupakan salah satu media pembelajaran yang

dapat digunakan dalam membantu pelaksanaan proses pembelajaran.

Menurut Sanjaya (2014: 157) media grafis yaitu media yang dapat

mengomunikasikan data dan fakta, gagasan serta ide-ide melalui

gambar dan kata-kata, media grafis tidak hanya berisi gambar atau

kata-kata saja akan tetapi bisa keduanya, oleh karena sifatnya media

grafis termasuk pada media visual, yakni media yang dapat dilihat.

b. Jenis-jenis Media Grafis

Media grafis terdiri dari beberapa jenis. Arsyad (2011) dalam

menjelaskan bahwa media grafis mempunyai beberapa bentuk yaitu

(52)

20

Sedangkan Sanjaya (2014: 159) mengemukakan bahwa media grafis

terdiri dari bagan, poster, karikatur, grafik, serta gambar dan foto.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa media grafis yaitu salah satu bentuk dari media visual yang

dapat menyampaikan pesan melalui gambar dan kata-kata. Media

grafis terdiri dari gambar, grafik, bagan, poster, diagram, sketsa,

foto, dan papan planel. Penggunaan media grafis ditujukan untuk

dapat menarik perhatian siswa dan memudahkan guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran.

c. Fungsi Media Grafis

Menurut Rusman (2012: 274) media grafis digunakan untuk

mengungkapkan fakta atau gagasan melalui penggunaan kata-kata,

angka, serta bentuk simbol (lambang). Selanjutnya Sadiman (2006:

28) mengemukakan bahwa fungsi media grafis yaitu untuk menarik

perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi

fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak

digrafiskan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa fungsi

media grafis yaitu untuk menyampaikan pesan melalui gambar dan

kata-kata yang diharapkan dapat mengurangi kesulitan belajar siswa,

membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, serta dapat

(53)

21

d. Karakteristik Media Grafis

Media grafis memiliki beberapa karakteristik yang membedakan

dengan jenis media lainnya. Menurut Arsyad (2011: 23) media grafis

memiliki karakteristik berikut:

1) bersifat kongkret

2) dapat mengatasi batasan ruang dan waktu,

3) dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada tingkat usia berapa saja,

4) murah harganya dan mudah mendapatkan serta menggunakannya,

5) terkadang memiliki ciri abstrak (pada jenis media diagram), 6) merupakan ringkasan visual suatu proses,

7) mengandung pesan yang bersifat interpretatif.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media

grafis yaitu salah satu bentuk dari media visual yang dapat

menyampaikan pesan melalui gambar dan kata. Media grafis terdiri

dari gambar, grafik, bagan, poster, diagram, sketsa, foto, dan papan

planel. Pada penelitian ini media grafis yang digunakan yaitu media

gambar. Indikator media gambar yang baik yaitu memperjelas sajian

ide, memuat ringkasan visual suatu proses, mudah untuk diperoleh

dan digunakan, serta dapat menarik perhatian siswa dengan tampilan

gambar berwarna.

C. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar

Sebagian besar proses perkembangan berlangsung melalui kegiatan

belajar. Seseorang yang belajar akan mengalami perubahan pada dirinya,

baik direncanakan atau tidak. Perubahan tersebut dapat dipengaruhi oleh

(54)

22

Komalasari (2010: 2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses

perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan

yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dan dengan syarat bahwa

perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh adanya kematangan

ataupun perubahan sementara karena suatu hal. Selanjutnya Witherington

(Syaodih 2007: 155) mengemukakan bahwa belajar merupakan

perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola

respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan,

pengetahuan dan kecakapan.

Perubahan ini terjadi melalui proses yang sengaja diciptakan, serta

berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Sejalan dengan pendapat

Hamalik (2008: 27) yang mengemukakan bahwa belajar merupakan

suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar

bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.

Berdasarkan beberapa uraian teori di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang

mencakup tiga aspek yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan

berdasarkan pengalaman yang ada.

2. Pembelajaran

Komalasari (2011: 3) menyatakan bahwa pembelajaran yaitu suatu

sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang

direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara

sistematis agar subjek didik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran

(55)

23

bahwa pembelajaran dapat diartikan sebagai proses modifikasi dalam

kapasitas manusia yang bisa dipertahankan dan ditingkatkan levelnya.

Sedangkan Abidin (2014: 6) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil belajar tertentu di bawah bimbingan, arahan, dan motivasi guru. Pembelajaran adalah proses yang menuntut siswa secara aktif kreatif melakukan sejumlah aktivitas sehingga siswa benar-benar membangun pengetahuannya secara mandiri dan berkembang pula kreativitasnya.

Peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah serangkaian

aktivitas yang mendorong terjadinya interaksi antara siswa, guru, dan

lingkungan. Aktivitas ini merupakan upaya membelajarkan subjek didik

sesuai dengan perencanaan dan desain yang telah ditentukan, guna

tercapinya hasil belajar yang diharapkan.

D. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Pengertian IPA merujuk pada kajian yang memusatkan perhatiannya

pada ilmu-ilmu alamiah (natural sciences). Fokus pengkajian IPA adalah

alam dan proses yang ada di dalamnya. Menurut Djojosoediro (2012: 18)

IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan

berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan

melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.

Menurut A.N. Whitehead (dalam Sumaji, dkk., 2003: 31) Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dibentuk karena pertemuan dua orde

pengalaman. Orde pertama didasarkan pada hasil observasi terhadap

(56)

24

manusia mengenai alam semesta (orde konsepsional). Lebih lanjut

Sutrisno, dkk. (2008: 19) mengemukakan bahwa IPA merupakan usaha

manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat

(correct) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true),

dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan

kesimpulan yang betul (truth).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa lmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

tentang alam semesta beserta isinya, yang diperoleh melalui kegiatan

pengamatan (observasi) dan penelitian, serta dijelaskan dengan penalaran

yang sahih.

2. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Wasih Djojosoediro (2007) menjelaskan bahwa karakteristik IPA

adalah sebagai berikut:

a. IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya.

b. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

c. IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.

d. IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut.

(57)

25

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik

IPA yaitu bersifat ilmiah dan pengetahuan teoritis diperoleh dengan

melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,

dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara

yang lain, serta IPA mengandung empat unsur, yaitu produk, proses,

aplikasi dan sikap.

3. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 menjelaskan bahwa tujuan

pembelajaran IPA, yaitu agar siswa memiliki kemampuan berikut:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

Zubaedi (2012: 292) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu:

a. Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang alam

b. Mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh dan mengolah pengetahuan baru

c. Mengembangkan sikap-sikap positif

Rustaman dan Rustaman (dalam Zubaedi, 2012: 293) menjelaskan

(58)

26

a. Meningkatkan kesadaran dan kelestarian lingkungan, kebanggaan nasional, dan kebesaran serta kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa

b. Mengembangkan daya penalaran untuk memecahkan masalah sehari-hari

c. Mengembangkan keterampilan proses untuk memperoleh konsep-konsep IPA dan menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah d. Menerapkan konsep dan prinsip IPA untuk menghasilkan karya

teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

IPA memiliki beberapa tujuan, diantaranya yaitu (a) mengembangkan

pengetahuan dan pemahaman siswa tentang konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (b)

mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran siswa

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat, (c) mengembangkan

keterampilan proses siswa untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan

masalah dan membuat keputusan, (d) meningkatkan kesadaran siswa

untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan

lingkungan alam. Berdasarkan kemampuan tersebut maka siswa dapat

mengembangkan keterampilan yang dimiliki untuk memperoleh dan

mengolah pengetahuan baru, serta dengan menerapkan konsep dan

prinsip IPA siswa dapat menghasilkan karya teknologi sederhana yang

berkaitan dengan kebutuhan manusia.

E. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Hasil

belajar merupakan bentuk interpretasi dari proses pembelajaran yang telah

(59)

27

Benjamin S. Bloom (dalam Suprijono, 2009: 6) menyebutkan bahwa terdapat tiga ranah (domain) hasil belajar, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, preroutine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

Sedangkan Kunandar (2013: 253) menjelaskan bahwa dalam ranah

keterampilan terdapat lima jenjang proses berpikir, yaitu imitasi, manipulasi,

presisi, artikulasi, dan naturalisasi.

Suprijono (2009: 7) menambahkan bahwa hasil belajar adalah perubahan

perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi

kemanusiaan saja. Artinya hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para

pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara

fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.

Menurut Hamalik (2008: 30), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku

Gambar

Tabel 1.1 Data nilai hasil belajar IPA siswa pada mid semester ganjil kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara tahun pelajaran 2014/2015
Gambar 2.1 Skema kerangka pikir peneliti
Tabel 3.1 Jumlah siswa kelas IV SD Negeri 4 Metro Utara tahun pelajaran 2014/2015
Tabel 3.2 Kisi-kisi tes hasil belajar IPA
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tidak ada perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa yang signifikan pada penerapan model problem based learning menggunakan media komik dengan hasil

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan model Problem Based

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas antara model Problem Based Learning dan Inquiry Learning terhadap hasil belajar IPA siswa

Hasil penelitian dengan implementasi Model Problem Based Learning pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 8 Kesiman telah berhasil sehingga

Dengan demikian dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01

Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan model discovery learning melalui media nyata terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pembelajaran IPA kelas

Penerapan Model Problem based learning (PBL) pada Pembelajaran Matematika dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 Semester II Sekolah Dasar

38 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PKN PESERTA DIDIK KELAS XII IPA