• Tidak ada hasil yang ditemukan

hjj

Hambatan investasi X1

Suku bunga X2

Indekx bursa efek X9

Estimasi kebutuhan dana X8

Struktur usia penduduk X7

Resiko investasi X6

Pajak X5

Kurs valuta asing X3

Inflasi X4

Upah tenaga kerja X11

Lahan dan tempat X12

Ketersedian tenaga kerja X13

Sumber daya manusia X14

Kelakyakan investasi X15

Laporan keuangan X10

Distribusi X17 Infrastruktur X20 Kualitas pelayanan X18 Ekspektasi ekonomi X19 Bahan baku X16 Stabilitas politik X21 Teknologi X22 Faktor Budaya X23 Kondisi Investasi X24 Pasar Produk X26 Kondisi Keamanan X25

Target Hasil Investasi X29

Birokrasi X28

Pendapatan Perkapita X27

Struktur Ekonomi X30

2.8 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian tersebut diatas maka hipotesis sebagai berikut :

1. Diduga terdapat beberapa variabel dominan yang mempengaruhi keputusan untuk berinvestasi.

2. Diduga terdapat beberapa variabel yang tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi Di Surabaya.

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Suatu hal yang sangat penting dalam penelitian adalah menentukan waktu dan lokasi penelitian. Pengumpulan data pada penelitian ini berlangsung selama tiga bulan dari bulan maret sampai dengan mei 2013.

Kota Surabaya adalah kota dimana tempat penelitian dijalankan.Disini peneliti mengambil sampel dari beberapa tempat di antaranya di bidang UMKM, antara lain Perdagangan, Industri, Jasa-jasa,Otomotif dan Usaha Mikro Kecil Menengah lainnya. serta peneliti mengambil sampel pada beberapa yang dimana terdapat para investor berinvestasi di Surabaya serta peneliti tidak lupa mengambil sampel dari beberapa masyarakat yang dinilai oleh peneliti layak dan mampu berinvestasi. Berdasarkan penelitian terbagi dalam beberapa UMKM, dan kalangan masyarakat yang tersebar dalam lima area, yaitu pada area Surabaya Pusat, Surabaya Utara, Surabaya Timur, Surabaya Selatan dan area Surabaya Barat. Dimana lokasi tersebut adalah lokasi yang dianggap mewakili sampel penelitian yang dilakukan.

3. 2 Populasi dan Sampel

Menurut Anto Dajan (1996) populasi merupakan keseluruhan unsur– unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karakteristik yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah pelaku usaha di Surabaya yang tersebar

di lima area (Surabaya Pusat, Surabaya Utara, Surabaya Timur, Surabaya Selatan, Surabaya Barat) dengan pengambilan sampel sebanyak 100 sampel. Adapun sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya (Sugianto,dkk, 1998).

Teknik sampling yang digunakan dalam pemilihan lokasi adalah teknik

purposive sampling. Teknik purposive sampling menurut Narbuko dan Achmadi (2001: 116) merupakan suatu teknik yang berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang diperkirakan mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang spesifik yang dilihat dalam populasi. Sedangkan menurut Sutopo (2002: 36), Pemilihan sampel berdasarkan teknik ini adalah diarahkan pada sumber data yang dipandang memiliki data yang penting yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

Ciri-ciri purposive sampling menurut Moleong (2004: 224) adalah sampel tidak dapat ditarik terlebih dahulu, pemilihan sampel secara berurutan, penyesuaian berkelanjutan dari sampel, dan pemilihan sampel berakhir jika sudah terjadi pengulangan. Sesuai dengan pengertian dan ciri-ciri purposive sampling diatas maka sampel dalam penelitian adalah para investor dan masyarakat umum yang dinilai layak.

Pengambilan sampel adalah dilakukan secara acak sederhana (Simple Random Sampling) di tingkat masyarakat pada setiap area sebanyak sampel yang ditentukan. Dalam metode ini pengambilan sampel dilakukan secara random, artinya semua populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk

dipilih sebagai sampel, berdasarkan karakteristik yang dimaksud, siapapun, dimana dan kapan saja dapat ditemui yang selanjutnya dijadikan responden.

3.3 J enis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) mengenai presepsi responden terhadap 30 variabel pertanyaan.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi-instansi terkait yakni dari Badan Pusat Statistik (BPS) meliputi berbagai data sosial ekonomi penduduk, dan data yang diperoleh dari buku-buku acuan dan berbagai artikel.

3. 4 Model Analisis

3.4.1 Model Analisis Deskriptif Komparatif

Untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode analisis deskriptif untuk mengungkapkan atau menggambarkan mengenai keadaan atau fakta yang akurat dari obyek yang diamati, yaitu pendapatan, pola konsumsi dan potensi tabungan yang disesuaikan dengan teori atau dalil yang berlaku dan diakui. Baik yang

menyangkut data primer dan data sekunder akan dilakukan untuk memperoleh informasi.

3.5 Batasan variabel

Untuk lebih mengarahkan dalam pembahasan ini, maka penulis memberikan batasan variabel yang meliputi:

Keputusan investasi (Y1)

Merupakan kegiatan investasi yang di rencanakan dan di laksanakan sepenuhnya di Surabaya dengan tujuan untuk mendapatkan kemanfaatan dan fasilitas dari pemerintah dan pengukurannya dinyatakan dalam satuan juta Rp (Rp juta).

1. Hambatan investasi (X1)

Suatu permasalahan yang terjadi akibat biaya yang tinggi di dalam pelaksanaan birokrasi yang berbelit seperti perizinan dan pemakaian lahan. 2. Suku bunga (X2)

Merupakan tingkat bunga transaksi yang menjadi patokan dalam menentukan tingkat bunga pinjaman dengan tujuan untuk memudahkan para pelaku bisnis di dalam perkembangan dana investasi, yang dinyatakan dalam prosentase (%)

3. Kurs valuta asing (X3)

Nilai tukar mata uang suatu Negara terhadap mata uang Negara tertentu.yang pengukurannya dengan membandingkan nilai harga (harga) antara mata uang Amerika serikat terhadap mata uang Indonesia yang

dinyatakan dalam bentuk rupiah.nilai Tukar U$ (Dollar AS) terhadap satuan rupiah (Rp).

4. Inflasi (X4)

Merupakan kenaikan harga umum barang-barang secara terus menerus selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase(%).

5. Pajak (X5)

Merupakan iuran wajib yang di pungut oleh pemerintah dari masyarakat, wajib pajak tanpa balas jasa yang dapat di nikmati wajib pajak secara langsung.

6. Resiko investasi( X6)

Merupakan ketidak pastian dari hasil investasi yang di kaitkan dengan kemungkinan terjadinya kerugian.

7. Struktur usia penduduk(X7)

Merupakan penggolongan penduduk berdasarkan kriteria usia penduduk produktif dan non produktif,penduduk usia muda dan dewasa.

8. Estimasi kebutuhan dana(X8)

Merupakan perkiraan biaya atau dana yang di perlukan untuk pengembangan usaha di masa datang.

9. Index bursa efek (X9)

Suatu rangkaian informasi histories mengenai pergerakan harga saham gabungan sampai tanggal tertentu. Index harga saham gabungan mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukur kinerja suatu saham gabungan di bursa efek,pengukuran dinyatakan dalam point.

10.Laporan keuangan (X10)

Merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi- transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan yang di miliki responden.

11.Upah tenaga kerja (X11)

Besarnya upah minimum regional yang di perlakukan di Surabaya pada tahun yang bersangkutan.

12.Lahan dan tempat (X12)

Ketersediaan lahan dan tempat usaha serta harga sewa atau beli dari lahan dan tempat usaha di Surabaya.

13.Ketersedian tenaga kerja (X13)

Merupakan perkiraan tentang jumlah tenaga kerja beserta kualifikasinya yang ada dan di perlukan bagi perusahaan di masa yang akan datang. 14.Sumber Daya Manusia (X14)

Tingkat kualitas dan kompetensi SDM dan ketersediaannya dalam mendukung pengambangan usaha di Surabaya.

15.Kelakyakan investasi (X15)

Merupakan penilain pendahuluan untuk mengetahui kelayakan proyek investasi yang dihitung berdasarkan data sekunder dan asumsi-asumsi. Perhitungan yang di lakukan hanya berdasarkan perhitungan aspek aspek financial dan ekonomi saja.

Merupakan bahan yang membentuk bagian integral produk jadi.(bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat di peroleh dari pembelian local,pembelian import atau dari pengolahan sendiri.

17.Ketersediaan Sarana Distribusi Barang dan jasa (X17)

Ketersediaan dan kelancaran sarana distribusi barang dan jasa dari produsen ke konsumen di Surabaya.

18.Kualitas Pelayanan (X18)

Kualitas layanan publik untuk kegiatan investasi di Surabaya. 19.Ekspektasi ekonomi (X19)

Harapan pelaku investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Surabaya pada masa yang akan datang.

20.Infrastruktur (X20)

Ketersediaan infrastruktur investasi di Surabaya. 21.Stabilitas politik(X21)

Kondisi politik nasional,jawa timur dan Surabaya serta dampak terhadap kegiatan ekonomi dan bisnis.

22.Teknologi (X22)

Ketersediaan teknologi yang di butuhkan dalam pengembangan usaha di Surabaya.

23.Faktor budaya (X23)

Budaya khas masyarakat Surabaya sebagai masyarakat perkotaan dengan segala sisi positif dan negatifnya.

24.Kondisi investasi (X24)

Peluang usaha dan bisnis di Surabaya dari berbagai sector dan jenis usaha. 25.Kondisi keamanan (X25)

Rasa aman yang dirasakan oleh pelaku usaha di Surabaya dari ancaman kegiatan yang bersifat kriminal.

26.Pasar produk (X26)

Besarnya potensi daya beli masyarakat terhadap produk yang di hasilkan investor.

27.Pendapatan perkapita (X27)

Besarnya pendapatan rata – rata penduduk di Surabaya Pertahun. 28.Birokrasi (X28)

Pelayanan yang diberikan pemerintah kepada pelaku usaha di Surabaya. 29.Target hasil investasi (X29)

Perkiraan hasil investasi yang dilakukan di Surabaya di bandingkan dengan daerah lain.

30.Struktur ekonomi (X30)

Kontribusi sektoral dalam membentuk PDRB di Surabaya yang dapat di kelompokan dari sector pertanian industry dan perdagangan.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dilakukan melalui uji validitas dan uji Reliabilitas dengan n = 20

a. Uji Validitas

Validitas sebagai ukuran seberapa akurat alat ukur yang digunakan. Semakin tinggi nilainya maka tes-tes tersebut semakin mengenai sasaran dan semakin menunjukan apa apa yang seharusnya ditunjukan. Pengujian validitas ini dimulai dengan melakukan internal validity, dimana kriteria yang dipakai berasal dari dalam tes itu sendiri dan masing-masing item tiap variabel dikorelasikan dengan nilai total yang diperoleh dari koefisien korelasi product moment. Jika korelasi rendah dan tidak signifikan, maka item yang bersangkutan gugur. Taraf signifikan yang digunakan sebesar 5% perhitungan korelasi pada masing-masing variabel dengan skor total menggunakan teknik korelasi product moment dengan formulasi sebagai berikut :

r = Korelasi

n = Jumlah Responden X = Sekor tiap-tiap Variabel Y = Skor total tiap responden

b. Uji Reabilitas

1. Uji merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat diandalkan. Dalam hal ini peneliti

2. Cara mencari reliabilitas untuk seluruh item adalah dengan mengkorelasikan angka yang diperoleh dengan menggunakan rumus:

r

ıı

=

dimana :

rıı =

Reliabilityainstrument

k =

Banyaknya butir pertanyaan

∑σЬ² = Jumlah varians butir σt² = Varians total

setiap variabel yang dihipotesiskan akan diukur korelasinya dan dibandingkan dengan melihat angka kritisnya. Cara melihat angka kritisnya dengan melihat n pada tabel r product moment.

3.5. Teknik Analisis Data

Tenik analisis yang digunakan adalah analisis faktor, yaitu suatu teknik analisis statistik multivariate yang digunakan untuk mengurangi dan menyimpulkan variabel-variabel menjadi faktor-faktor (Malhotra, 1996: 645). Dalam upaya mengolah data guna menarik kesimpulan peneliti maka penelitian menggunakan bantuan aplikasi komputer melalui program SPSS 10.0.

Model analisis faktor secara umum sebagai berikut : Xi = Ai₁F₁ + Ai₂F₂ + Ai₃F₃ + AIM + ViUi Dimana :

Xi = standarisasi variabel ke-1

Ai = steandarisasi koefisien regresi berganda variabel 1 pada common faktor

F = common faktor

Vi = standarisasi koefisien regresi dari variabel 1 pada unit fsn Ui = Faktor unit variabel 1

Faktor unik tidak berkorelasi dengan faktor-faktor unik lainnya dan juga terhadap common faktor. Common faktor itu sendiri sebenarnya dapat diekspresikan sama bagi kombinasi linier dari variabel-variabel yang diobservasi. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

Fi = Wi₁Xi₁ + Wi₂X₂ + Wi₃X₃ + ….. + WiKXK Fi = estimasi faktor ke-1

W = bobot atau sekor koefisien faktor K = jumlah variabel

Secara umum langkah-langkah pengujian dalam analisis faktor meliputi : 1. Perumusan masalah

2. Menyusun matriks korelasi

Langkah ini secara spesifikasi menguji tingkat korelasi yang berfungsi untuk menentukan apakah variabel memiliki kesamaan umum (homogen/common) atau tidak dan menguji tingkat kecukupan sampel. Menurut malhotra (1996 : 646) terdapat beberapa kunci statistik yang berhubungan dengan analisis faktor :

Tes yang digunakan untuk menguji interdepensi atara butir-butir yang menjadi indikator suatu variabel atau faktor. Analisis ini bermaksud tidak berkorelasi satu dengan yang lainnya (colinearity) dalam populasi. Apabila ternyata terbukti ada variabel yang ternyata berkorelasi maka salah satu dari variabel tersebut tidak perlu dianalisis. Caranya: apabila nilai bartlett’s test of sphericity signifikan dibawah 0,5 maka menandakan model yang dibentuk layak digunakan.

2. Correlation matrixs

Yaitu matrik korelasi yang merupakan hasil korelasi antar butir yang menunjukan koefisien (r) antar butir yang satu dengan butir yang lainnya, yang mungkin dapat atau tidak dimasukkan kedalam analisis. 3. Communality

Yaitu jumlah fariansyang diberikan oleh tiap-tiap butir dalam butir lain yang dipertimbangkan. Koefisien communality tersebut cukup efektif apabila bernilai 50%. Apabila terdapat communality 50% maka harus dipertimbangkan besarnya muatan faktor.

4. Eigenvalue

Yaitu nilai yang menunjukan jumlah varians yang berasiasi dengan masing-masing-masing faktor. Faktor yang mempunyai eigenvalue 1 dimasukkan dalam model, sedangkan yang nilainya kurang dari 1 merupakan faktor yang tidak dimasukkan kedalam model.

Merupakan koefisien korelasi antar variabel-variabel dengan faktor-faktornya. Faktor loading yang bernilai lebih besar menunjukan besarnya pengaruh variabel observasi terhadap faktor.

6. Faktor Matrik

Yaitu faktor yang berisi muatan faktor dari semua variabel pada semua faktor yang telah dipilih. Dari faktor matriks ini dapat dilihat pengaruh dari variabel terhadap faktor.

7. Kaiser-Mayor-Olkin (KMO) test

Measure of sampling adequacy, adalah angka indek untuk membandingkan antara besarnya koefien korelasi observasi dengan besarnya koefisien parsial. Jika nilai KMO kurang dari 0,5 menunjukan bahwa koreasi antara variabel tidak dapat menjelaskan variabel lain dan analisis faktor tidak sesuai untuk diterapkan.

8. Percentage of variance

Yaitu percentage dari total variance explained atribut-atribut dari masing-masing faktor.

3. Model atau teknik Analisis Faktor

Menggunakan Principal Componen (PAC). Dimana analisis ini digunakan bertujuan untuk memperoleh jumlah minimum dari faktor-faktor yang menghasilkan variance maksimum dari data-data untuk digunakan dalam analisis multivariance selanjutnya. Untuk menentukan berapa faktor yang dapat diterima secara empirik dapat dilihat dari besarnya eigen value (nilai

eigen). Apabila nilai eigen lebih besar dari 1(>1) maka semakinrepresentatif faktor tersebut mewakili variabel.

4. Rotasi Faktor

Tujuan rotasi faktor adalah agar matrix faktor menjadi lebih sederhana sehingga lebih mudah untuk diinterpretasikan. Variabel-variabel yang termasuk kedalam suatu faktor harus memiliki loading faktor diatas 0,5 sedangkan dibawah 0,5 dibuang atau dimasukkan kedalam faktor.

5. Interpretasi Faktor

Tujuan langkah ini adalah menentukan variabel mana yang dapat masuk dalam suatu faktor dan yang tidak masuk dalam suatu faktor. Variabel-variabel yang masuk dalam suatu faktor harus memiliki loadingfaktor diatas 0,5 sedangkan dibawah 0,5 akan dibuang atau tidak dimasukan dalam faktor.

6. Penentuan Model yang Tepat

Tujuan langkah ini adalah untuk menentukan model faktor yang dihasilkan apakah baik tau tidak. Caranya adalah dengan melihat pada nilai residual, apabila terdapat dibawah 50% nilai residual yang kecil maka nilai tersebut naik atau layak dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.

Tahap-tahap analisis sebagai berikut : 1. Penentuan tujuan analisis faktor

Tujuannya adalah mengkonfirmasi komponen-komponen yang di anggap dapat mewakili seperangkat variabel yang diteliti.

2. Desain analisis faktor

Korelasi yang akan dicari menggunakan analysis faktor ini adalah komponen-komponen yang mendasari korelasi dimana variabel-variabel yang ada (R type faktor analysis), sehingga nantinya didapat beberapa komponen (variabel) yang bisa dianggap mewakili semua variabel yang ada.

3. Menurunkan faktor-faktor yang menduga kesesuaian

Metode yang dipergunakan adalah common faktor analysis, metode dimana faktor laten yang kita inginkan tidak ditentukan terlebih dahulu (secara apriori), jadi kita biarkan data dengan sendirinya mengelompok menjadi beberapa faktor.

4. Inter pretasi faktor

Dengan menggunakan program SPSS, kita langsung dapat menginterpretasikan hasil-hasil perhitungan, dengan cara sebagai berikit:

a. Menentukan nilai MSA melalui tabel KMO dan Barlett’s Test b. Menentukan jumlah komponen yang dipertahankan dengan

menggunakan nilai Eigenvalue melalui tabel Total Variance atau analisa Scatter Plot dari komponen yang didapat.

c. Menentukan atau menilai besarnya penjelasan (variance), serta unique variance masing-masing variabel terhadap yang dipertahankan melalui tabel Communalitas.

d. Menentukan kriteria signifikansi faktor loading, yaitu menentukan faktor loading yang layak untuk dipertimbangkan.

e. Melakukan rotasi varimax, langkah ini diperlukan jika dalam rotasi variabel terdapat korelasi variabel terhadap dua atau lebih yang nilainya hampir sama.

4.1. DISKRIPSI HASIL PENELITIAN

Dokumen terkait