• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang, peningkatan kualitas pendidikan harus memperhatikan semua aspek untuk menyempurnakan kualitas pendidikan. Salah satu aspek yang harus dipertimbangkan adalah sarana dalam bentuk buku teks. Buku teks ini adalah salah satu alat pembelajaran yang sangat penting. Pemilihan buku teks yang benar dan berkualitas akan membantu proses pembelajaran lebih optimal. Buku Teks ini menempati posisi penting dalam proses pembelajaran, ini karena buku teks adalah alat utama dalam memberikan materi pengajaran yang terkandung dalam kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam buku teks buku teks adalah sumber atau bahan pembelajaran dalam metode apa pun. Holding of TextBooks yang digunakan di sekolah dinilai oleh Badan Pendidikan Standar Nasional untuk

menetapkan kelayakan aspek-aspek konten, bahasa, presentasi dan grafis (Sitepu, 2012).

Posisi buku teks dalam pelajaran adalah salah satu sumber pembelajaran yang selalu dalam metode pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diminta oleh kurikulum. Buku Ini adalah salah satu fasilitas belajar penting untuk mendukung proses belajar mengajar di sekolah.

Buku berkualitas akan mendukung belajar dengan baik. Sebagian besar buku teks kelas X Fisika belum diketahui bagaimana kualitas jenjang kognitif soalnya serta berapa besar presentase kemunculan C1-C6. Untuk alasan ini, penelitian diperlukan mengenai buku ini. Penelitian dilakukan dengan menganalisis jenjang kognitif soal latihan fisika SMA kelas x terbitan Erlangga yang dijadikan sampel berdasarkan beberapa kriteria dan instrumen yang telah disusun. Secara sederhana, kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada seperti berikut:

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir Buku Teks

Hasil Penelitian

1. Mengingat 2. Memahami 3. Mengaplikasikan 4. Menganalisis 5. Mengevaluasi 6. Mencipta

Soal Evaluasi

Indikator jenjang kognitif

36 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut Arikunto (2013) penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dimaksud untuk menyelidiki keadaaan, kondisi atau hal-hal lain yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Sementara itu, menurut Sukmadinata (2011) penelitian deskriptif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena atau perbandingan berbagai variable. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif, karena dalam penelitian ini dilakukan analisis untuk menggambarkan atau mendeskripsikan tingkatan Taksonomi atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Karakteristik yang dimiliki oleh penelitian deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa data-data atau gambar yang bukan angka-angka (Moleong, 2009).

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2021-Mei 2021. Analisis dilakukan terhadap buku teks fisika SMA kelas X pada materi besaran dan gerak berbasis kurikulum 2013.

C. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah buku teks pembelajaran fisika SMA dikelas X pada materi besaran dan gerak berdasarkan kurikulum 2013

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002).

Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik multistage sampling (penarikan sampel penelitian dengan beberapa tahap) adapun dalam penelitian ini yang di jadikan sampel adalah buku yang digunakan dikelas X.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah- langkah yang akan dilaksanakan dalam penelitian secara berurutan dan sistematis guna memperoleh data yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan secara sistematis. Adapun prosedur penelitian yang dilakukan untuk mendapat data yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi soal-soal evaluasi materi besaran dan gerak pada buku fisika SMA kelas X kurikulum 2013

2. Mendeskripsikan setiap kemampuan kognitif yang digunakan dalam proses penyelesaian tersebut.

3. Menggolongkan tingkat kognitif untuk masing-masing kemampuan kognitif yang muncul dalam penyelesaian soal tersebut berdasarkan revisi Taksonomi Bloom menurut Anderson.

4. Menganalisis kategori level kemampuan kognitif.

5. Menghitung jumlah soal untuk masing-masing level kognitif .

6. Melakukan analisis persentase soal untuk masing-masing level kognitif

7. Kemudian, persentase tersebut dibandingkan dengan proporsi yang mendukung pencapaian KD.

8. Membuat kesimpulan dan saran.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini berfokus pada bagaimana mengetahui kategori tingkat taksonomi bloom di setiap item dalam buku mata pelajaran fisika. Setelah itu menghitung persentase di setiap tingkat taksonomi bloom. Data yang diperoleh dalam penelitian ini kemudian digunakan untuk menggambarkan tingkat taksonomi bloom sesuai dengan tujuan penelitian yang ditentukan. Langkah-langkah analisis data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: Mengkategorikan soal pada buku teks Fisika Kelas X pada materi Besaran dan Gerak. Pada penelitian ini, analisis data dilakukan dengan cara mendeskripsikan isi dokumen secara objektif dan sistematis melalui pendekatan kuantitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa angka-angka yang merupakan hasil perhitungan melalui suatu proses untuk mendapatkan persentase. Analisis data yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis soal mengacu pada Tabel 3.1 berdasarkan taksonomi revisi bloom 2. Klasifikasi pertanyaan berdasarkan tingkat kognitif yang direvisi.

3. Menghitung persentase tingkat proses kognitif di bidang studi Fisika kelas X kurikulum 2013 Berdasarkan taksonomi bloom yang direvisi menggunakan rumus di bawah ini:

𝑃𝑖 = × 100%

Pi = Persentase dari jumlah pertanyaan yang dikategorikan dalam tingkat kognitif kepada saya berdasarkan taksonomi bloom yang direvisi. (I = Tingkat proses kognitif C1, C2, C3, C4, C5, dan C6)

Ni = Jumlah pertanyaan yang dikategorikan dalam tingkat proses kognitif berdasarkan revisi taksonomi bloom (I = tingkat proses kognitif C1, C2, C3, C4, C5, dan C6). Jika ada masalah ketika dianalisis ternyata menjadi kategori kategori C2 (pemahaman) dan C4 (analisis) maka pertanyaannya termasuk dalam kategori C4 (analisis) karena pertanyaan untuk kategori C4 (Menganalisis) lebih tinggi dari C2 (pengertian). Jika pertanyaannya termasuk dalam kategori C4 (analisis) sudah mengalami proses C2 (pemahaman) tetapi untuk pertanyaan dalam kategori C2 (pemahaman) belum tentu melalui proses C4 (analisis).

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi indikator analisis jenjang kognitif soal yang di adopsi dari Agustina (2018)

Tabel 3.1 Lembar Identifikasi Indikator Jenjang Kognitif Kategori dan Proses

Kognitif Nama-Nama Lain Definisi 1. Mengingat Mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang

1.1 Mengenali Mengidentifikasi

Kembali Mengambil Mengambil

pengetahuan yang

relevan dari memori jangka Panjang 2. Memahami Mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis dan digambar oleh guru

2.1 Menafsirkan 2.7 Menjelaskan Membuat model

Membuat model sebab-akibat dalam sebuah system 3. Mengaplikasikan Menerapkan atau menggunakan sutau prosedur dalam keadaan tertentu 4. Menganalisis materi masuk ke bagian-bagian dari persiapan dan menentukan hubungan antara bagian-bagian dan hubungan antara bagian-bagian ini dan struktur atau tujuan secara keseluruhan 4.1 Membedakan

tidak relevan bagian 5. Mengevaluasi Mengambil keputusan berdasarkan kriteria atau standar

5.2 Mengkritik Menilai

Menemukan

prosedur untuk menyelesaikan masalah

6. Mencipta adalah Memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal

6.1 Merumuskan Membuat Hipotesis

Membuat

hipotesis-hipotesis berdasarkan criteria 6.2 Merencanakan Mendesain

Merencanakan prosedur untuk menyeleaikan suatu tugas

6.3 Memproduksi Mengkonstruksi Menciptakan suatu produk

Tabel 3.2 Identitas Buku kelas X yang digunakan sebagai sampel penelitian Kode

buku Penulis Penerbit Tahun

Terbit Sampel Bab

Bab II: Besaran Fisika Dan Pengukuannya

Bab II: Besaran Fisika Dan Pengukuannya

Bab II: Besaran Fisika Dan Pengukuannya

Bab II: Besaran Fisika Dan Pengukuannya

Bab IV: Gerak Lurus E Bambang Ruwanto Yudhistira 2016

Bab II: Besaran Fisika Dan Pengukuannya

Bab IV: Gerak Lurus

44 BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data hasil penelitian analisis jenjang kognitif soal buku teks fisika SMA kelas X pada materi besaran dan gerak meliputi: 1) Proporsi dimensi kognitif buku fisika karangan Pujianto et al. (2016) diterbitkan oleh Intan Pariwara. 2) Proporsi dimensi kognitif buku fisika karangan Sudar et al. (2016) diterbitkan oleh Erlangga. 3) Proporsi dimensi kognitif buku fisika karangan Budi Purwanto (2016) diterbitkan oleh PT. Wangsa Jatra Lestari. 4) Proporsi dimensi kognitif buku fisika karangan Nugroho et al. (2016) diterbitkan oleh Mediatama 5) Proporsi dimensi kognitif buku fisika karangan Bambang Ruwanto diterbitkan oleh Yudhistira (2016).

1. Presentase Kemunculan Soal Berdasarkan Jenjang Kognitif

a. Proporsi Dimensi Kognitif Buku Fisika Karangan Pujianto et al. (2016) Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi

Taksonomi revisi sebagai alat evaluasi membagi kemampuan berpikir peserta didik menjadi enam tingkatan, yaitu: mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6).

Proporsi dimensi kognitif pada buku fisika karangan Pujianto et al. (2016) pada materi Besaran dan Gerak berdasarkan taksonomi bloom dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah

Tabel 4.1 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Buku Fisika Karangan Pujianto et al.

(2016) pada materi Besaran dan Gerak

Dimensi Kognitif Besaran Gerak

Jumlah Soal Persentase Jumlah Soal Persentase

Mengingat (C1) 2 10% fisika karangan Pujiato et al. (2016). Soal besaran pada buku teks ini dapat mengukur dimensi kognitif peserta didik. Untuk dimensi mengingat (C1) 2 butir soal, memahami (C2) 7 butir soal dan menganalisis (C4) 11 butir soal. Selanjutnya deskripsi proporsi dimensi kognitif pada soal materi gerak pada buku fisika karangan Pujianto et al. (2016) diperoleh proporsi dimensi kognitif soal gerak pada buku fisika karangan Pujianto et al. (2016) Soal gerak pada buku ini dapat mengukur dimensi kognitif peserta didik. untuk dimensi mengaplikasikan (C3) 2 butir soal, menganalisis (C4) 17 butir soal dan mengevaluasi (C5) 1 butir soal.

b. Proporsi Dimensi Kognitif Buku Fisika Karangan Sudar et al. (2016) Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi

Taksonomi revisi sebagai alat evaluasi membagi kemampuan berpikir peserta didik menjadi enam tingkatan, yaitu: mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6).

Proporsi dimensi kognitif pada buku fisika karangan Sudar et al. (2016) pada materi

besaran dan gerak berdasarkan taksonomi bloom dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah

Tabel 4.2 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Buku Fisika Karangan Sudar et al. (2016) pada materi Besaran dan Gerak

Dimensi Kognitif Besaran Gerak

Jumlah Soal Persentase Jumlah Soal Persentase

Mengingat (C1) 4 16%

Memahami (C2) 12 48%

Mengaplikasikan (C3) 2 8% 3 12%

Menganalisis (C4) 5 20% 17 68%

Mengevaluasi (C5) 2 8% 5 20%

Mencipta (C6)

Jumlah 25 100% 25 100%

Dari Tabel 4.2 diperoleh proporsi dimensi kognitif soal besaran pada buku fisika karangan Sudar et al. (2016). Soal besaran pada buku teks ini dapat mengukur dimensi kognitif peserta didik. Untuk dimensi mengingat (C1) 4 butir soal, memahami (C2) 12 butir soal, mengaplikasikan (C3) 2 butir soal, menganalisis (C4) 5 butir soal dan mengevaluasi (C5) 2 butir soal. Selanjutnya deskripsi proporsi dimensi kognitif pada soal materi gerak pada buku fisika karangan Sudar et al. (2016) diperoleh proporsi dimensi kognitif soal gerak pada buku fisika karangan Sudar et al.

(2016). Soal gerak pada buku teks ini dapat mengukur dimensi kognitif peserta didik.

untuk dimensi mengaplikasikan (C3) 3 butir soal, menganalisis (C4) 17 butir soal dan mengevaluasi (C5) 5 butir soal. Sedangkan untuk mengingat (C1), memahami (C2) dan mencipta (C6) tidak terdapat pada buku fisika karangan Sudar et al. (2016) pada materi gerak.

c. Proporsi Dimensi Kognitif Buku Fisika Karangan Purwanto (2016) Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi

Taksonomi revisi sebagai alat evaluasi membagi kemampuan berpikir peserta didik menjadi enam tingkatan, yaitu: mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6).

Proporsi dimensi kognitif pada buku teks praktis belajar fisika karangan Purwanto (2016) pada materi besaran dan gerak berdasarkan taksonomi bloom dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah

Tabel 4.3 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Buku Fisika Karangan Purwanto (2016) pada Materi Besaran dan Gerak

Dimensi Kognitif Besaran Gerak

Jumlah Soal Persentase Jumlah Soal Persentase

Mengingat (C1) 4 16% 1 4% dimensi kognitif peserta didik. untuk dimensi mengingat (C1) 4 butir soal, memahami (C2) 12 butir soal, mengaplikasikan (C3) 2 butir soal dan menganalisis (C4) 7 butir soal. Sedangkan untuk mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6) tidak terdapat pada buku fisika karangan Purwanto (2016) pada materi besaran. Selanjutnya, proporsi dimensi kognitif soal gerak pada buku fisika karangan Purwanto (2016). Soal gerak pada buku ini dapat mengukur dimensi kognitif peserta didik. Untuk dimensi mengingat (C1) 1 butir soal, memahami (C2) 5 butir soal, mengaplikasikan (C3) 2

butir soal menganalisis (C4) 14 butir soal dan mengevaluasi (C5) 1 butir soal sedangkan mencipta (C6) tidak terdapat pada buku fisika karangan Purwanto (2016) pada materi gerak.

d. Proporsi Dimensi Kognitif Buku Fisika Karangan Nugroho et al (2016) Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi

Taksonomi revisi sebagai alat evaluasi membagi kemampuan berpikir peserta didik menjadi enam tingkatan, yaitu: mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6).

Proporsi dimensi kognitif pada buku teks praktis belajar fisika karangan Purwanto (2016) pada materi besaran dan gerak berdasarkan taksonomi bloom dapat dilihat pada Tabel 4.4 dibawah

Tabel 4.4 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Buku Fisika Karangan Nugroho (2016) pada Materi Besaran

Dimensi Kognitif Besaran Gerak

Jumlah Soal Persentase Jumlah Soal Persentase

Mengingat (C1) 1 7% 1 10% fisika karangan Nugroho (2016). Soal besaran pada buku ini dapat mengukur dimensi kognitif peserta didik. untuk dimensi mengingat (C1) 1 butir soal, memahami (C2) 6 butir soal dan menganalisis (C4) 8 butir. Sedangkan untuk mengaplikasikan (C3), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6) tidak terdapat pada buku fisika karangan

Nugroho (2016) pada materi besaran. Selanjutnya, proporsi dimensi kognitif soal gerak pada buku fisika karangan Nugroho (2016). Soal gerak pada buku ini dapat mengukur dimensi kognitif peserta didik. Untuk dimensi mengingat (C1) 1 butir soal, memahami (C2) 1 butir soal, mengaplikasikan (C3) 2 butir soal dan menganalisis (C4) 6 butir soal. Sedangkan untuk mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6) tidak terdapat pada buku fisika karangan Nugroho (2016) pada materi gerak.

e. Proporsi Dimensi Kognitif Buku Fisika Karangan Ruwanto (2016) Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi

Taksonomi revisi sebagai alat evaluasi membagi kemampuan berpikir peserta didik menjadi enam tingkatan, yaitu: mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6).

Proporsi dimensi kognitif pada buku teks praktis belajar fisika karangan Purwanto (2016) pada materi besaran dan gerak berdasarkan taksonomi bloom dapat dilihat pada Tabel 4.5 dibawah

Tabel 4.5 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Buku Fisika Karangan Ruwanto (2016) pada Materi Besaran

Dimensi Kognitif Besaran Gerak

Jumlah Soal Persentase Jumlah Soal Persentase

Mengingat (C1) 3 17% 2 10% fisika karangan Ruwanto (2016). Soal besaran pada buku ini dapat mengukur dimensi

kognitif peserta didik. untuk dimensi mengingat (C1) 3 butir soal, memahami (C2) 10 butir soal, menganalisis (C4) 4 butir soal dan mengevaluasi (C5) 1 butir. Sedangkan untuk mengaplikasikan (C3) dan mencipta (C6) tidak terdapat pada buku fisika karangan Nugroho (2016) pada materi besaran. Selanjutnya, proporsi dimensi kognitif soal gerak pada buku fisika karangan Ruwanto (2016). Soal gerak pada buku ini dapat mengukur dimensi kognitif peserta didik. Untuk dimensi mengingat (C1) 2 butir soal, memahami (C2) 2 butir soal, mengaplikasikan (C3) 1 butir soal, menganalisis (C4) 12 butir soal dan mengevaluasi (C5) 3 butir sedangkan untuk dimensi mencipta (C6) tidak terdapat pada buku fisika karangan Ruwanto (2016) pada materi gerak.

Secara keseluruhan, dimensi kognitif untuk 5 buku fisika SMA kelas X dapat dilihat pada Tabel 4.6 dibawah

Tabel 4.6 Dimensi kognitif untuk 5 buku fisika SMA kelas X

Dimensi Kognitif Buku I Buku II Buku III Buku IV Buku V

Untuk dimensi kognitif mengingat (C1) dengan persentase rata-rata sebesar 10%, untuk dimensi kognitif memahami (C2) dengan persentase rata-rata sebesar 26,85%, untuk dimensi kognitif mengaplikasikan (C3) dengan persentase rata-rata sebesar 18%. Sementara itu untuk dimensi kognitif menganalisis (C4) dengan persentase rata-rata sebesar 51,2%, untuk dimensi kognitif mengevaluasi (C5) dengan

persentase rata-rata sebesar 5,75%. Sedangkan untuk dimensi kognitif mencipta (C6) dengan persentase 0%. Berdasarkan hasil diperoleh bahwa persentase rata-rata terbesar adalah pada dimensi kognitif menganalisis (C4) dan tidak ada persentase pada dimensi mencipta (C6).

2. Perbandingan Jenjang Kognitif Buku Fisika SMA Kelas X

Secara keseluruhan, analisis jenjang kognitif soal fisika untuk semua buku dapat dilihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Persentase perbandingan jenjang kognitif untuk semua buku fisika

NO BUKU PERSENTASE JENJANG

KOGNITIF

5. Bambang Ruwanto Yudhistira 48,75 51,25

Adapun perbandingan jenjang kognitif untuk semua buku fisika yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (1) Untuk buku fisika karangan Pujianto et al. (2016) terbitan Intan Pariwara untuk Low Order Thinking sebesar 27,50% dan High Order Thinking sebesar 72,50%. Ini menunjukan bahwa persentase jenjang kognitif High Order Thinking lebih besar dari Low Order Thinking. (2) Untuk buku fisika Sudar et.al. (2016) terbitan Erlangga untuk Low Order Thinking sebesar

42,00% dan High Order Thinking 58,00%. Ini menunjukan bahwa persentase jenjang kognitif High Order Thinking lebih besar dari Low Order Thinking. (3) Untuk buku fisika karangan Purwanto (2016) terbitan PT. Wangsa Jastra Lestari untuk Low Order Thinking sebesar 53,50% dan High Order Thinking sebesar 46,50%. Ini menunjukan bahwa persentase jenjang kognitif Low Order Thinking lebih besar dari High Order Thinking. (4) Untuk buku fisika karangan Nugroho et al. (2016) terbitan Mediatama untuk Low Order Thinking sebesar 43,50% dan High Order Thinking sebesar 56,50%. Ini menunjukan bahwa persentase jenjang kognitif High Order Thinking lebih besar dari Low Order Thinking. (5) Untuk buku fisika karangan Ruwanto (2016) terbitan Yudhistira untuk Low Order Thinking sebesar 48,75% dan High Order Thinking sebesar 51,25%. Ini menunjukan bahwa persentase jenjang kognitif High Order Thinking lebih besar dari Low Order Thinking.

Untuk lebih jelasnya perbandingan jenjang kognitif buku fisika SMA kelas X dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Jenjang Kognitif Buku Fisika

Secara keseluruhan, perbandingan jenjang kognitif untuk 5 buku fisika SMA kelas X dimana jenjang Low Order Thinking sebesar 43,05% dan jenjang High Order Thinking sebesar 56,95%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar soal-soal pada buku fisika yang digunakan di SMA Kelas X menggunakan jenjang kognitif HOTS sesuai yang diinginkan oleh Kurikulum Nasional Tahun 2013.

B. Pembahasan

Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif untuk menganalisis Jenjang Kognitif Soal pada Buku Fisika SMA kelas X untuk materi Besaran dan Gerak. Peneliti secara random memilih 5 (lima) buku fisika SMA berdasarkan kurikulum yang berlaku saat ini yaitu K13. Adapun buku fisika yang dianalisis adalah Pujianto et al. (2016) terbitan Intan Pariwara, Sudar et al. (2016) terbitan Erlangga, Purwanto (2016) terbitan PT. Wangsa Jatra Lestari, Nugroho (2016) terbitan

LOTS 27,50 42,00 53,50 43,50 48,75

HOTS 72,50 58,00 46,50 56,50 51,25

27,50

Perbandingan Jenjang Kognitif Buku Fisika

LOTS HOTS

Mediatama, Ruwanto (2016) terbitan Yudhistira. Peneliti menggunakan Taksonomi Bloom Revisi untuk menganalisis jenjang kognitif soal pada buku fisika tersebut dimana mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6). Tiga tahapan pertama (terbawah) merupakan Low Order Thinking sedangkan tiga tahapan berikutnya (teratas) merupakan High Order Thinking.

Pada buku yang menjadi sampel penelitian, memuat banyak soal dengan dua macam jenis soal, yaitu pilihan ganda dan essay serta terdiri dari berbagai variasi tingkatan soal ranah kognitif baik dari dimensi proses kognitif maupun dimensi pengetahuan.

Hasil penelitian menunjukan untuk dimensi kognitif mengingat (C1) dengan persentase rata-rata sebesar 10%, untuk dimensi kognitif memahami (C2) dengan persentase rata-rata sebesar 26,85%, untuk dimensi kognitif mengaplikasikan (C3) dengan persentase rata-rata sebesar 18%. Sementara itu untuk dimensi kognitif menganalisis (C4) dengan persentase rata-rata sebesar 51,2%, untuk dimensi kognitif mengevaluasi (C5) dengan persentase rata-rata sebesar 5,75%. Sedangkan untuk dimensi kognitif mencipta (C6) dengan persentase 0%. Berdasarkan hasil diperoleh bahwa persentase rata-rata terbesar adalah pada dimensi kognitif menganalisis (C4) dan tidak ada persentase pada dimensi mencipta (C6).

Soal dan kegiatan pada buku ini terdapat kedalaman dan kelengkapan level kognitif sudah cukup baik. Kecuali pada buku karangan Purwanto (2016) terbitan PT.

Wangsa Jastra Lestari, soal dan kegiatan lebih mengarah kepada level kemampuan berpikir tingkat rendah (low order thinking skills). Mayoritas soal dan kegiatan pada

rata-rata buku terdapat pada level kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills) ini sudah sesuai dengan penerapan kurikulum 2013 yang lebih mengutamakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Tingkat kognitif erat hubungannya dengan level atau bobot suatu soal.

Semakin tinggi tingkat kognitifnya (menurut taksonomi Bloom revisi) maka semakin tinggi pula kualitas soal tersebut. Banyaknya soal yang termuat dalam buku ajar Fisika memungkinkan banyaknya variasi soal yang juga terdapat pada buku itu sendiri. Adapun analisis ranah kognitif dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk kombinasi dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan serta dalam bentuk jumlah soal dan persentase yang diperoleh dari pengkategorian tingkat kognitif soal berdasarkan taksonomi Bloom revisi. Hasil analisis secara rinci setelah dilakukan pengkategorian untuk keseluruhan soal

Berdasarkan hasil analisis pada gambar 4.1, menunjukkan bahwa nilai persentase kemunculan soal terbanyak ditempati oleh soal dengan kategori soal menganalisis (C4) yang merupakan bagian dari high order thinking pada dimensi pengetahuan prosedural yaitu dengan total persentase kemunculan soal sebesar 307,2%. Pada tingkat C4-prosedural diharapkan peserta didik dapat menyelesaikan suatu prosedur rutin, membedakan, mengorganisasi dan mengantribusi metode untuk memecahkan suatu masalah. Soal high order thinking lainnya yaitu terdapat pada soal C5-evaluasi dengan besar persentase 34,5%. Soal yang termasuk kriteria low order thinking terdapat pada kategori tingkat soal C1-konseptual dengan besar presentase 54%, C2-pemahaman presentasinya 161,1% an untuk C3-penerapan dengan besar persentase 54%.

Sementara itu, hasil analisis juga mendapatkan bahwa untuk buku fisika karangan Pujianto et al. (2016) terbitan Intan Pariwara untuk LOTS sebesar 27,50%

dan HOTS sebesar 72,50%. Ini menunjukan bahwa persentase jenjang kognitif HOTS lebih besar dari LOTS. Untuk buku fisika Sudar et al. (2016) terbitan Erlangga untuk LOTS sebesar 42,00% dan HOTS 58,00%. Ini menunjukan bahwa persentase jenjang kognitif HOTS lebih besar dari LOTS. Sementara itu, untuk buku fisika karangan Purwanto (2016) terbitan PT. Wangsa Jastra Lestari untuk LOTS sebesar 53,50% dan HOTS sebesar 46,50%. Ini menunjukan bahwa persentase jenjang kognitif LOTS lebih besar dari HOTS. Untuk buku fisika karangan Nugroho et al. (2016) terbitan Mediatama untuk LOTS sebesar 43,50% dan HOTS sebesar 56,50%. Ini menunjukan bahwa persentase jenjang kognitif HOTS lebih besar dari LOTS. Untuk buku fisika karangan Ruwanto (2016) terbitan Yudhistira untuk LOTS sebesar 48,75% dan HOTS sebesar 51,25%. Ini menunjukan bahwa persentase jenjang kognitif HOTS lebih besar dari LOTS.

Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Eriyanti et al. (2020) yang mendapatkan bahwa persentase kemunculan soal yang mengembangkan keterampilan berpikir tingkat rendah (LOTS) terbilang besar yaitu C1-konseptual 2,9%, C2-konseptual 5,2%, C3-konseptual 0,6%, dan C3-prosedural 66,9%, sedangkan pada kategori soal yang mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) persentase tertinggi terdapat pada kategori soal C4-prosedural sebesar 23,8% dan untuk C4-konseptual hanya 0,6%. Selain tingkatan soal di atas, maka persentase kemunculan tingkat soal lainnya sebesar 0%. Sehingga, persentase kemunculan soal yang mengembangkan keterampilan tingkat tinggi masih rendah dan masih perlu ditingkatkan.

Sementara itu, penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muslimah (2018) yang mendapatkan bahwa terjadi peningkatan pada ranah tingkat kognitif C4 (Analisis) dan C2 (pemahaman). Sedangkan C1 (pengetahuan), C3 (penerapan), C5 (sintesis) pada C6 (evaluasi) tidak terjadinya peningkatan atau persentasenya dibawah 50%.

58 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya maka, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dimensi kognitif mengingat (C1) dengan persentase rata-rata sebesar 10%, untuk dimensi kognitif memahami (C2) dengan persentase rata-rata sebesar 26,85%, untuk dimensi kognitif mengaplikasikan (C3) dengan persentase rata-rata sebesar

1. Dimensi kognitif mengingat (C1) dengan persentase rata-rata sebesar 10%, untuk dimensi kognitif memahami (C2) dengan persentase rata-rata sebesar 26,85%, untuk dimensi kognitif mengaplikasikan (C3) dengan persentase rata-rata sebesar

Dokumen terkait